“Apakah Anda sudah mendengar berita yang sedang viral beberapa hari terakhir ini?” tanya Jimmy sambil menyerahkan dokumen yang menumpuk karena Richard tidak masuk kerja selama dua hari.“Berita tentang apa? apa itu berpengaruh terhadap saham perusahaan?” Richard balik bertanya.“Tidak Tuan, kenapa yang Anda pikirkan hanya melulu tentang perusahaan? dunia ini penuh warna.”“Karena selain tentang perusahaan, tidak ada yang lebih penting,” balas Richard enteng.“Ada situs kencan buta yang banyak memakan korban. Banyak wanita yang dijebak dengan memberi mereka obat perangsang, lalu melecehkannya. Mereka membuat video dari adegan tersebut dan menjualnya di situs dewasa, sudah ada dua wanita yang bunuh diri karena menjadi korban kencan tersebut karena malu dengan video mereka yang tersebut.”“Lalu apa urusanku? Lagi pula untuk apa orang-orang melakukan kencan buta? bukankah banyak pria dan wanita yang bisa mereka temui di dunia nyata yang bisa mereka ajak kencan?” balas Richard tanpa benar-
Setelah minuman datang, Kimberly meminum minumannya tanpa curiga. Pria yang dia kenal sebagai Boby itu terus mengajaknya mengobrol, tanpa dia tahu jika Boby sedang menunggu reaksi yang akan terjadi dari obat perangsang yang dimasukkan ke dalam minumannya.Tidak sampai 30 menit, reaksi yang Boby tunggu mulai terlihat. Kimberly memejamkan mata beberapa kali dengan kening berkerut tajam ketika pandangannya berkunang-kunang, tubuhnya terasa ringan dan kakinya seperti melayang.Mulut Kimberly terasa kering membuatnya menghabiskan minuman yang sudah tercampur obat perangsang dengan sekali teguk. Rasa haus yang dia rasakan bukannya hilang, namun tubuhnya malah terasa panas dan tenggorokannya terasa kering.Boby yang melihat gelagat Kimberly mulai aneh, tahu jika obat yang dia berikan sudah bereaksi sesuai dengan yang diharapkan. Dia pura-pura tampak peduli dengan bertanya kepada Kimberly.“Apakah kamu baik-baik saja? wajahmu memerah,” ujar Boby sambil mengusap pipi Kimberly dengan lembut.Se
Obat perangsang yang masuk ke tubuh Kimberly membuatnya kehilangan rasa malu, dengan senang hati dia menyodorkan diri kepada Richard. Ciuman mereka membuat gairahnya tersulut dengan cepat, miliknya memanas dan melembab meminta untuk dipuaskan.Richard yang tadinya hanya ingin menggertak istrinya karena sikap berani wanita itu, malah kehilangan kendali. Dia tak menyangka jika pengaruh Kimberly begitu kuat, membuatnya seakan ikut terpengaruh oleh obat perangsang yang Kimberly minum.Sambil memejamkan mata, dia menikmati bibir manis istrinya, tekstur kenyal dan lembabnya menjadi candu baru baginya, menggetarkan naluri prianya.Lidahnya menyapu permukaan bibir wanita itu, mengecap lalu membuka mulutnya, menelusup masuk menyentuh dinding mulut yang hangat dan basah. Lidah mereka saling bertemu dan menari bersama hingga suara cecapan menggema di kamar dan menjadi yang suara merdu.Erangan Richard lolos sebagai tanda dirinya terhanyut dalam tarian bibir yang menggoda, disambut oleh desahan
Richard bergerak pelan di dalam Kimberly ketika istrinya tersebut meledak dan meremas miliknya kuat. Dia mengerang sambil mengeratkan giginya, bertahan agar dirinya tidak ikut meledak.Desisan lirih lolos dari bibir Kimberly ketika suaminya melepas penyatuan mereka, desah kecewa mengiringinya karena dari kosong dan dingin di dalam inti miliknya.“Sabar, kita belum selesai,” ucap Richard sambil mengecup singkat bibir istrinya.Dia menegakkan tubuh untuk berpindah posisi. Hatinya berdesir aneh dengan emosi berkecamuk ketika matanya menatap noda di sprei bekas percintaan mereka, noda yang memberi tanda jika Kimberly telah melepas keperawanannya untuk dirinya.Richard memiringkan tubuh Kimberly dan berbaring di belakangnya. Tangannya mengusap punggung lembab wanita itu masih masih basah karena keringat.“Apa aku menyakitimu?” tanya Richard sambil mengecup bahu wanita itu lalu menggesekkan hidungnya di tengkuk Kimberly.Apa yang Richard lakukan membuat gairah Kimberly tersulut kembali. Dia
Richard duduk di kursi kerjanya dengan pikiran yang tak bisa lepas dari percintaannya semalam bersama Kimberly. Ada desiran aneh setiap kali teringat bagaimana dirinya menyentuh wanita itu, bahkan hanya dengan membayangkannya saja, gairahnya dengan mudah tersulut. “Shiittt ...!” umpatnya keras sambil memukul meja melampiaskan keanehan dirinya. Pikirannya terganggu dengan bayangan Kimberly yang menari-nari di kepala. Hal itu membuat konsentrasinya buyar sehingga tidak bisa bekerja dengan baik. Dia masih tak percaya jika bisa hilang kendali ketika menyentuh istrinya, hal yang tak pernah terjadi dalam hidupnya. Lamunannya buyar ketika pintu ruang kerjanya terbuka dan orang yang sangat tidak diharapkan masuk ke ruangannya. Richard seketika menegakkan posisi duduknya dan menatap orang tersebut dengan tatapan tajam dan dingin. “Untuk apa kamu ke sini?” tanya Richard sinis pada ibu tirinya. “Papamu menyuruhku menanyakan apakah kamu butuh bantuan dalam mempersiapkan acara ulang tahun peru
Pertengkarannya dengan Emma dan pembicaraannya dengan mamanya, membuat Kimberly merasa gelisah dan hatinya merasa tidak tenang. Rumah yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan teduh, kini terasa menyesakkan. Dia pun memutuskan untuk pergi dari rumah orang tuanya dan berjalan tanpa tujuan.Tatapan Kimberly kosong seakan jiwanya keluar dari tubuhnya. Matanya melihat ke depan tapi tidak benar-benar tahu apa yang dilewatinya. Hingga pekikkan kaget lolos dari bibirnya ketika dirinya menabrak seseorang dengan keras.“Maafkan aku,” reflek Kimberly tanpa melihat wajah orang yang dia tabrak.“Kimberly? Benarkah ini dirimu?” suara seorang pria membuat Kimberly menegakkan wajahnya.“Axton ...? kenapa kamu ada di sini?” tanya Kimberly dengan wajah heran.“Kebetulan aku ada urusan di kota ini dan berkunjung hanya beberapa hari,” jawab Axton.“Apakah urusan bisnis?”Bukannya menjawab, Axton hanya tersenyum lalu menggelengkan kepala. “Jika kamu bersedia minum kopi bersamaku, aku bisa menceritak
“Aku tidak pantas memakai gaun ini, Ma,” tolak Kimberly sambil berusaha melepas gaun yang Johana berikan padanya, tetapi dengan cepat Johana menahan tangan menantunya tersebut.“Kamu sangat cantik mengenakan gaun ini, aku tidak menyangka jika gaun ini akan sangat pas dipakai olehmu,” tegas Johana membantah penolakan Kimberly.“Gaun ini terlalu terbuka, aku tidak percaya diri memakainya. Aku khawatir penampilanku akan terlihat seperti wanita penggoda.”Johana tertawa menanggapi perkataan polos menantunya, lalu menarik tangan Kimberly untuk membawa wanita itu ke depan cermin besar yang berada di ruang ganti kamarnya. “Lihatlah! Apakah menurutmu penampilanmu seperti wanita penggoda? Kamu terlihat sangat cantik dan elegan. Aku sendiri terkejut melihat penampilanmu yang luar biasa, aku tidak menyangka jika menantuku sangat cantik,” ujar Johana yang membuat pipi Kimberly langsung merona merah.Seumur hidup, dia belum pernah mendapatkan pujian seperti apa yang Johana katakan. Dia kemudian me
“Aku tidak berbohong, aku memang tidak sedang hamil, itu hanyalah jawaban spontan mama yang ingin melindungimu karena gosip tidak sedap tentang pernikahan kita,” Kimberly berusaha membela diri.Seringai sinis tak percaya menghiasi bibir Richard. “Melindungiku? Omong kosong! Johana tidak pernah melindungiku, yang dia pedulikan hanyalah harta kekayaaan Jackson. Apa yang sebenarnya kamu dan Johana rencanakan atas kebohongan yang sedang kalian mainkan?”“Aku tidak merencanakan apapun, aku juga terkejut dengan jawaban mama saat seseorang bertanya tentang kenapa kamu datang bersama Emma, bukan denganku.”Richard terdiam sejenak merespon jawaban istrinya, menyembunyikan rasa bersalah dalam dirinya, lalu kembali bersuara. “Jangan pernah kamu bersekongkol dengan Johana untuk menghancurkan pestaku. Jika kalian melakukannya, aku akan membuat perhitungan dengan kalian,” ancam Richard sambil mengarahkan jari telunjuknya ke muka Kimberly.Wajah Kimberly seketika memucat merespon kemarahan suaminya,