Beranda / Rumah Tangga / Istri Warisan Sahabat / 19. Cantik Menurut Haidar

Share

19. Cantik Menurut Haidar

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-11 16:52:18

Happy Reading

*****

"Sudah ... sudah nggak usah ribut. Makin siang nanti berangkat ke rumah Pak De. Sampai sana, Pak De udah kerja," kata Sania.

"Maaf, Bun," ucap Haidar.

Kejadian hari itu memupuk rasa kagum Aliyah pada suaminya. Walau terkesan cuek, nyatanya Haidar tidak pernah kasar pada perempuan. Lelaki itu begitu menghormati kaum Hawa, terutama bundanya dan juga Ruby.

*****

Mematut lekat penampilannya di cermin menjadi kegemaran Aliyah saat ini. Tersenyum sendiri setelah memakai jilbab, menurutnya tidak buruk berpenampilan seperti itu setiap hari apalagi ketika keluar rumah. Ujung kalimat yang disampaikan Haidar kemarin begitu membius hati Aliyah. Padahal suaminya, hanya mengatakan dengan ekspresi datar. Tanpa embel-embel senyum sedikitpun.

Itulah kekuatan cinta yang mampu membuat terbang seorang perempuan meski tanpa sayap. Menghilangkan logika karena rasa yang tercipta. Allah telah lebihkan perempuan dengan pendengarannya hingga ia mudah luluh. Luluh dengan kata-kata seorang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Warisan Sahabat   136. Sangat Asam

    Happy Reading*****Ketika semua sudah berkumpul Haidar mulai memimpin doa makan. Keinginannya untuk segera menyantap rujak itu harus ditahan sebentar, menunggu bunda dan mamanya mengambil makanan terlebih dahulu. Itulah adab yang Haidar selalu jaga sampai saat ini, mendahulukan yang lebih tua dan dia hormati. Demikian pula Aliyah dan Hazimah tidak ada yang mengambil buah-buahan itu sebelum para orang tua dan suaminya. Memang tidak ada kewajiban demikian, tetapi Haidar sudah menjalankan semua itu sejak masih kecil karena sang ayah yang mengajarkan demikian. Jadi, dia pun meneruskan ajaran tersebut kepada dua istrinya.Setelah kedua perempuan paruh baya itu mencocol mangga dengan bumbu gula merah, barulah Haidar dengan gerakan cepat mengambil buah-buahan yang ada di hadapannya. Sania dan Yana meringis merasakan kekecutan mangga muda itu dengan kompak mereka mengeluarkan kembali apa yang sudah dimakan."Aduh," kata Sania."Hmm," ucap Yana dengan ekspresi lucu bahkan matanya tertutup de

  • Istri Warisan Sahabat   135. Kecurigaan Yana

    Happy Reading*****Selalu saja, Yana begitu sensitif dengan keadaan anak-anak dan menantunya. Dulu, waktu Hazimah hamil, perempuan paruh baya itulah yang pertama kali merasakan keanehannya. Sekarang, ketika Haidar mengalami keanehan, dia menduga jika Aliyah yang tengah berbadan dua.Aliyah menatap suami dan mertuanya bergantian. Masih belum memahami maksud pertanyaan Yana."Kenapa Mama tanya tamu bulananku? Bulan ini, aku sudah dapet, kok," jawab Aliyah."Alhamdulillah kalau sudah datang bulan. Tinggal berapa kamu datang bulannya?"Rupanya, Yana masih penasaran dan berniat menanyakan lebih detail. Sepertinya, ada yang masih mengganjal di hati jika tidak bertanya demikian."Kayaknya baru dua minggu lalu, Ma. Kenapa, sih?" Aliyah yang awalnya biasa saja ditanya seperti itu kini mulai kepikiran. Benarkah dia selesai datang bulan dua Minggu lalu."Cuma tanya aja, Al. Mama kok kepikiran kalau kamu lagi isi." Yana mengelus perut istri pertama Haidar. "Semoga ada kehidupan baru di dalam sin

  • Istri Warisan Sahabat   134. Haidar yang Aneh

    Happy Reading*****Sesampainya di mall, Haidar langsung mengajak bunda dan istrinya ke super market dan mencari buah-buahan yang sejak dari rumah sudah diincar. Binar kebahagiaan lelaki itu terpampang nyata ketika melihat semua buah-buahan yang dia inginkan berjejer rapi di rak display super market."Sayang, lihat itu," tunjuk Haidar pada mangga muda. "Duh, ngiler lihatnya. Pengen segera tak makan saja. Seger pastinya."Aliyah bergidik ngeri membayangkan Haidar menggigit potongan buah mangga muda. "Apa nggak ngilu giginya, Mas. Aneh-aneh saja," ucapnya."Engga, Sayang. Pasti seger banget kalau makan mangga itu. Duh, apalagi itu kedondongnya. Hmm menggiurkan sekali," kata Haidar. Dia bahkan sampai menarik air liurnya sendiri. Membayangkan betapa lezatnya buah-buahan itu ketika bersatu dalam satu piring bersama bumbu buatan sang istri.Sania dan Aliyah cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat antusias Haidar untuk memakan buah-buahan tersebut."Biarkan saja dia mau ngomong apa, Nd

  • Istri Warisan Sahabat   133. Rujak Buah 2

    happy Reading*****Walau mulutnya mengucap sederet larangan pada Haidar, tetapi diam-diam Aliyah sudah mengirimkan pesan pada Hazimah. Dia menceritakan sikap aneh suaminya itu dan sang istri muda, hanya membalas dengan stiker tertawa keras. Bukan sekali dua kali, Haidar menunjukkan keanehan sikapnya, tetapi hampir tiap hari. "Terus, sekarang dia berulah apalagi, Al?" tanya Hazimah melalui chat yang dia kirim."Minta rujak buah dengan buah-buahan yang asam dan kecut. Aneh, kan?" balas Aliyah. Hazimah pun terbahak membaca balasan yang dikirimkan partnernya itu."Kenapa senyum sendiri, Nduk?" tanya Sania saat berpapasan dengan menantu pertamanya di ruang depan televisi. "Eh, Bunda. Ini lho, ayahnya Ilyas, Bun. Masak sudah sore gini minta dibeliin rujak buah yang banyak asamnya. Terus beliau menyebutkan buah-buahan yang semua kecut padahal beliau baru aja muntah-muntah di kamar mandi. 'Kan aneh? Dari kemarin mintanya aneh-aneh terus," jelas Aliyah. "Kenapa masmu gitu ya, Nduk? Azza 'k

  • Istri Warisan Sahabat   132. Rujak Buah

    Happy Reading*****Tri semester pertama kehamilan, Hazimah harus istirahat total. Segala aktifitas, dia limpahkan sepenuhnya pada Haidar sebagai suami. Riwayat kandungan lemah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi ibu muda itu dan juga keluarganya. Belum lagi jarak kehamilan yang terlalu dekat dengan kehamilan pertama. Memasuki bulan kedelapan kehamilan Hazimah, Haidar sempat dibuat pusing dengan keadaannya. Pasalnya tiap pagi, dia selalu merasakan mual. Dokter mengatakan hal itu wajar terjadi. Terkadang memang ada sebagian lelaki yang merasakan mual-mual saat istrinya tengah hamil, begitulah perkataan dokter ketika Haidar sempat bertanya. "Sayang, Mas kok agak aneh, ya," tanya Haidar pada Aliyah saat dia baru pulang mengecek resto."Aneh gimana, Mas?" jawab Aliyah. Dia membantu membukakan kancing baju suaminya. Terlihat jelas wajah Haidar yang memucat dari jarak dekat. "Mas, jadi sering mual dan pengen yang asam-asam terus." Haidar segera masuk ke kamar mandi. Namun, suara dari da

  • Istri Warisan Sahabat   131. Couple Ayah Anak

    Happy Reading*****Selesai dengan percakapan mereka, Hazimah keluar dari kamar Aliyah. Istri kedua Haidar tersebut mengambil paper bag yang sempat ditaruh oleh suaminya di rung tengah. "Sudah selesai, Mbak?" tanya Sania ketika melihat sang menantu."Sudah, Bun," jawab Hazimah dan langsung memindahkan Ilyas ke gendongannya. "Mbak jangan menggendong anak ganteng itu. Biar aku saja yang menggendongnya. Kamu lagi hamil muda, aku takut kenapa-kenapa," cegah Aliyah dari ambang pintu kamarnya."Bener kata Aliyah, Mbak. Tri semester pertama kehamilan sangat riskan apalagi dengan riwayat hamil sebelumnya. Sini biar bunda saja yang menggendong," ucap Sania yang mengambil kembali cucunya untuk digendong. "Terima kasih, Bun, Al. Padahal aku nggak masalah kalau cuma gendong dia sebentar.""Enggak usah keras kepala, Sayang. Kami semua enggak mau kamu kenapa-napa," sahut Haidar yang langsung mengambil alih si kecil ke gendongannya. "Beruntung sekali kamu, Nak. Disayang semua orang." Hazimah men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status