Kedua mata Jared membola karena terkejut mendengar ucapan Rio barusan. Tapi, setelah itu dia kembali tertawa bahkan lebih keras dari yang tadi. Anak buahnya pun saling pandang tak percaya dengan apa yang pria itu ucapkan. Seolah wajah mereka mengatakan, “Apa pria ini cari mati?”Jared manggut-manggut sambil menyugar rambutnya ke belakang.“Hahaha! Besar sekali nyalimu itu, Bung!” ucapnya lalu meraih gelas dan menghabiskan minumannya.Rio sudah bertekad. Jadi dia tidak akan mundur lagi setelah melangkah sejauh ini.“Aku serius dengan ucapanku, Tuan. Aku ingin dia mati!” ucap Rio dengan penuh penekanan.Jared menyeringai dan itu terlihat seram di mata Rio. Dia bertanya sekali lagi. “Apa kau tidak tahu siapa Nona Kayla?” Rio mengangguk mantap. “Tentu aku tahu siapa dia. Tapi, aku yakin Tuan Jared bisa membantuku. Semua temanku bilang kalau Tuan adalah orang yang tepat untuk melakukan hal itu,” ungkapnya dengan yakin.Jared memegang dagunya dan merasa melayang mendapatkan pujian seperti
Sementara itu di parkiran, Nora heran karena tidak melihat Kayla di dekat mobil mereka.Alis wanita itu berkerut. “Ke mana Nona Kayla? Apa dia pulang duluan?”Marco mengedarkan pandangan ke sekeliling.“Mungkin Nona Kayla naik taksi, Bos.”Nora manggut-manggut paham. “Sepertinya tidak, Marco. Dia pasti dijemput pacarnya. Ya sudah, kita pulang saja!”“Baik, Bos!”Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil dan tidak curiga sama sekali. Setelah beberapa menit perasaan Nora jadi tidak enak, apalagi tadi jelas-jelas Kayla akan menunggu mereka selesai bersiap. Rasa cemas mulai menyelimuti wanita itu mengingat kejadian belakangan ini.“Aku telepon saja dulu!” gumamnya pelan.Lalu saat panggilan ke nomor Kayla terhubung setelah itu tiba-tiba terputus. Nora heran lalu menelpon sekali lagi ternyata ponselnya sudah tidak aktif.“Kenapa? Tumben sekali!” ucapnya kesal.Nora tahu ponsel Kayla tidak mungkin kehabisan daya. ‘Apa dia memang bersama kekasihnya?’ Dia pun yakin dengan dugaannya kali ini. K
Kayla merasa pusing dan susah untuk bernapas. Udara di ruangan ini benar-benar buruk membuatnya sesekali terbatuk. Baru saja dia bisa bernapas lega saat kain penutup di kepalanya terbuka, tapi pria itu langsung menutup mulutnya dengan lakban dan memaksanya untuk duduk di kursi besi. Mengikat kedua tangannya ke belakang dan juga kakinya.“Hmmm! Hmmmm!”Hanya gumaman yang tidak jelas keluar dari mulutnya. Tidak ada yang peduli padanya. Penampilannya pun sudah tidak beraturan dengan rambut yang sudah acak-acakan. Keringat mengucur deras dari dahi dan punggungnya. Bahkan sepatunya sudah hilang entah kemana. Terasa sakit dan perih karena telapak kakinya lecet.Mata Kayla memindai sekeliling. Dia yakin kalau sedang disekap di gudang kosong. Tempat ini sepertinya sudah lama ditinggalkan.‘Siapa sebenarnya mereka? Apa mereka musuh yang diam-diam kemari dan dicari Nora?’ Berbagai pertanyaan bermunculan di kepalanya. Apalagi sekarang hanya lima orang yang mengawasinya, dia bisa menebak sisany
Rasa takut tiba-tiba merayapi tubuhnya ketika seseorang itu sudah semakin mendekat.“Ja-jangan! Pergi!” ucapnya lemah dan terbata.Orang itu berjongkok di depannya dan langsung memperhatikan luka di tangan Kayla.“Syukurlah! Nona Kayla baik-baik saja!” ucapnya merasa lega.Kayla berusaha memfokuskan pandangan meskipun masih terasa pusing. Dia memicingkan matanya menatap pemuda itu dengan lekat.“Siapa kamu? Jangan sentuh aku! Pergi dari sini!” usirnya lagi sambil mengibaskan tangan.Pemuda itu tersenyum tipis. “Jangan khawatir, Nona. Aku adalah anggota Black Snake. Namaku Deddy,” jawabnya kalem.Kayla menggelengkan kepalanya cepat. “A-aku tidak percaya! Kamu adalah teman mereka. Jangan ganggu aku!”“Ayo, saya bantu berdiri, Nona!” ucapnya tak peduli dan berusaha untuk memapah tubuh wanita itu.Kayla merasa tidak berdaya jadi kali ini sudah pasrah dan mengikut saja.“Aku melihat mereka membawa Nona, jadi aku mengikuti mobilnya sampai kemari. Mereka sudah aku atasi,” jelasnya tanpa ragu
Deddy hanya bisa mengangkat sebelah tangannya dengan sedikit berjinjit untuk menahan tubuh Kayla supaya tidak jatuh.“Jangan tembak! Aku bukan orang jahat!” ucapnya sedikit takut melihat begitu banyak orang yang mengarahkan senjata padanya.“Diam!” teriak Niko semakin maju ke depan dengan senjata di tangannya.Tentu saja Niko masih belum bisa percaya karena menurutnya bisa saja pemuda itu ingin membawa Kayla lari dari sini dan memindahkan ke tempat lain.Nora dan Marco berlari dari arah belakang mendekat ke arah mereka.“Siapa kamu? Jangan sentuh Nona Kayla!” teriaknya sambil menunjuk pemuda itu.“A-aku yang melaporkan soal Nona Kayla ke markas, Nona Nora!” jawabnya cepat sambil menundukkan kepala.Nora dibantu Marco mengambil alih Kayla dan memapahnya bersamaan. Dua anak buah langsung membantu mereka untuk membawa Kayla masuk ke dalam mobil.Niko pun tersentak lalu memastikan lagi.“Tahan senjata!” titahnya memberi aba-aba. Dia pun maju selangkah lagi. “Sebutkan nama dan nomor anggo
Satu jam sebelumnya …, Nora meletakkan mangkuk berisi bubur yang masih ada separuh di atas nampan. “Makan yang banyak, Nona. Biar cepat sembuh!” ucapnya sambil duduk kembali ke kursi. Melihat wajah Kayla yang masih pucat dia merasa tidak tega. Kayla mencebikkan bibirnya dengan kesal. “Tidak enak!” Nora hanya bisa menghela napas kasar. “Nanti Nyonya marah padaku loh!” desahnya lagi. Kayla tidak peduli dan membuang pandangan ke arah jendela. “Kamu pergi kerja sana! Aku mau sendiri dulu,” ujarnya pelan. “Tapi, Nona. Kondisimu ma-” Kayla kembali menoleh. “Aku baik-baik saja, Kak. Berhentilah mencemaskan aku karena ini bukan salahmu, oke? Kasian Carlo kalau harus mengurus proyek sendirian,” sanggahnya panjang lebar. Nora pun mengatupkan bibirnya karena tidak bisa lagi membantah kalau Kayla sudah memanggilnya seperti itu. “Lagipula sebentar lagi mama dan papa juga datang. Kamu tidak usah khawatir. Aku tidak apa-apa kok,” sambungnya lagi dengan suara yang lebih ceria. Nora menatap
Kayla sampai termenung setelah mendengar ucapan Nora barusan. Dia berharap telinganya cuma salah dengar.Tangannya meremas kertas kecil yang berisi nomor Gio yang diminta Nora dari resepsionis di apartemen mereka. Kayla tidak hafal nomor Leon jadi hanya nomor asistennya itu yang bisa diharapkan. Sekarang malah kehilangan jejak seperti ini.Kayla berpikir sebentar. ‘Jadi, ini maksud ucapan Leon hari itu? Dia benar-benar pergi dan tidak mendengarkanku!’ Leon tidak menggubrisnya meskipun Kayla sudah memohon. Sekarang hanya kehampaan karena tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan dari kota mana Leon berasal wanita itu tidak sempat tahu. Belum pasti karena lelaki itu tidak bicara jujur sepenuhnya.Nora merasa situasi tidak enak kalau diam begini. Dia pun celingak-celinguk melihat sekeliling.“Mana Nyonya?” tanya Nora memecah kesunyian.“Aku meminta mereka pergi makan, biar bisa menelpon Leon. Karena kamu ke sini jadi mereka mau. Kalau tidak, ya susah!” jawabnya dengan lesu.Nora pun mengang
Kedatangan mereka yang begitu mencolok menarik perhatian semua pengunjungm.Bagi yang kenal siapa Black Snake, mereka memilih kabur atau pura-pura sibuk agar tidak menarik perhatian. Hanya pelanggan yang tidak mengenal mereka yang tetap bersikap biasa saja meskipun sedikit tidak nyaman karena aura gelap yang terpancarkan.Dua anggota memimpin jalan di depan menuju ke ruangan VIP khusus lalu Nora dan Kayla berada di belakangnya diikuti anggota yang lain.Braakkkk!!!Pintu ruangan terbuka lebar setelah ditendang oleh pria bertubuh besar karena tidak dikunci jadi suaranya terdengar menggema di seluruh lorong.Jared yang sedang duduk pun pura-pura terkejut saat melihat mereka masuk begitu juga dengan anak buahnya yang langsung menundukkan kepala.“Wah! Lihat siapa yang datang? Semua Kakakku yang cantik rupanya,” ucapnya tersenyum lebar menutupi kegugupannya.Jared bangkit dan menyambut mereka dengan ramah.“Ada angin apa ini, Kak Kayla? Ayo, duduk dulu!” sambungnya lagi.Nora menatap taja
Kayla terbelalak dengan mulut membulat. “Apa maksudmu, Sayang? Kamu mau meninggalkan aku di sini dan pergi sendiri?!” tanya wanita itu dengan suara yang mulai meninggi.Leon pun kelabakan dan salah tingkah karena hampir salah bicara. “Bu-bukan begitu maksudku, Kayla!” sanggahnya cepat sambil melirik Kevin dengan takut.Kayla berdecak kesal sambil melipat kedua tangannya.Leon pun menarik napas dalam dan mulai menjelaskan lagi.“Kamu kan penerus kelompok keluargamu. Aku tidak mungkin membawamu pergi ke Kota Sahara. Aku tidak enak dengan Papa karena kamu putri satu-satunya,” ungkapnya jujur.Kayla jadi luluh dan rasa marahnya menguap entah kemana mendengar itu.Kevin pun manggut-manggut. “Aku paham maksudmu, Leon. Untuk sementara kalian nikmati saja waktu di sini, lalu Kayla akan ikut menemanimu di sana. Nanti beberapa bulan saat Kayla aku resmikan sebagai pemimpin kelompok yang baru, kalian baru pulang kemari. Kamu sebagai suami,s
Laura tertawa geli melihat itu dan sangat puas sekali. Sementara Kevin melempar selembar roti pada temannya itu sambil tertawa dengan suara keras. Tidak peduli kalau orang melihatnya seperti itu.Jarang sekali dia tertawa!Nora menatap semua makanan enak di depannya dengan mata berbinar karena sangat lapar.“Nona Nora? Mau makan bersamaku?”Nora menoleh lalu ekspresi wajahnya berubah cepat. Tanpa menjawab dia pun berlalu begitu saja meninggalkan Gio yang berdiri terpaku di sana.Gio pun hanya bisa pasrah lalu menarik napas dalam.“Apalagi salahku?” gumamnya pelan sedikit kesal.Nora kembali cuek dan dingin padam padahal semalam mereka sudah setuju untuk berdansa, tapi gagal lagi.“Ini semua gara-gara minuman sialan itu!” umpatnya geram lalu berjalan dengan gontai kembali ke mejanya.Di kamar, pasangan suami istri itu masih setia dalam satu selimut dan sepertinya masih tidak ingin beranjak dari sana.
Gio terkejut saat mendengar suara wanita yang sangat dikenalnya. Dia pun dengan cepat balik badan dan langsung melihat Nora yang ada di depannya.“Nona Nora? Ini benar kamu ‘kan?”Gio merasa seperti mimpi karena wanita itu tiba-tiba saja menghampirinya duluan. Ini tidak mungkin!Dia pun dengan cepat bangkit dari kursi bar dan menggenggam tangan Nora dengan erat.“Ayo, kita dansa!” ucapnya bersemangat.Nora hanya tersenyum tipis lalu mengikuti pria itu yang menggandengnya menuju ke area dansa.Di tengah jalan Gio merasa pandangannya mulai kabur dan terasa pusing, tapi tetap memaksa untuk berdiri tegak.Dia pun menatap Nora dengan lekat lalu merangkul pinggangnya dan bergerak sedikit agresif. “Nona sangat cantik!”Nora merasa heran dengan tingkah pria itu yang tidak biasanya.‘Apa dia mabuk?’Baru saja mereka akan mulai berdansa Gio pun dengan berani mendaratkan kecupan lembut di bibir Nora. Belum sem
Semua tamu undangan memberikan berbagai respon yang beragam mendengar ucapan wanita itu. Yang mengenal tentu tahu kalau ini tidak ada sangkut pautnya dengan Kayla, tapi bagi yang tidak tahu langsung menatap aneh pada Kayla karena yakin ucapan wanita itu benar.Leon pun berdiri dari duduknya begitu juga dengan Kayla. Pria itu langsung pasang badan melindungi istrinya.“Apa maksudmu? Memangnya kalau ada yang mati itu tanggung jawab kami?” ucapnya tetap tenang.Kayla merasa tersentuh karena Leon membelanya, tapi kali ini dia sendiri yang akan menyelesaikan semuanya. Ini adalah biang masalah dari masa lalu jadi harus dituntaskan sampai habis ke akarnya.“Sayang, biarkan aku bicara dengannya!”Leon menggeleng cepat. “Tidak perlu. Wanita itu cuma datang mengacau,” jawabnya tegas.Kayla mengelus lengan suaminya untuk tenang. “Tidak apa-apa. Aku bisa kok!”Leon pun hanya bisa menghela napas kasar.Kayla pun maju dua langkah dan anak buahnya dengan sigap berdiri tak jauh di sisinya untuk mence
Saat tiba di lantai lima dan keluar dari lift. Matanya langsung memindai sekeliling untuk memastikan bahwa dia berada tepat di pesta Kayla. Meskipun banyak penjaga di sana kakinya tetap melangkah mendekati pintu masuk.“Berhenti! Silahkan tunjukan kartu undangan Anda!” ucap salah satu petugas.“Ah, aku lupa bawa. Tapi, kalian tidak perlu khawatir karena aku dan Nona Kayla berteman dengan baik. Ijinkan aku masuk!” ucapnya selembut mungkin.Pria itu menatap temannya lalu memindai tubuhnya dan hasilnya aman.“Anda tetap tidak dibolehkan masuk. Silahkan pergi!” ucapnya tegas.Wanita itu mengepalkan kedua tangannya erat.“Panggil saja, Nona Nora! Aku akan mengatakan padanya kalau kalian kurang ajar padaku!” desaknya lagi.Kedua pria itu saling pandang. Lalu salah satunya menghubungi Marco melalui interkom.“Pak, ada seorang wanita yang memaksa masuk. Bisa kemari sebentar? Oke!”Lalu pria berbadan besar itu beralih pada wanita tadi. “Tunggu di sini!”Wanita itu meneguk ludahnya kasar. Entah
Besok paginya, setelah bersiap Gio pun pamit dengan Leon dan Kayla untuk kembali ke Kota Sahara dan mengurus pekerjaan yang tertunda. Anak buah mereka juga harus segera dikirim ke berbagai tempat karena Leon tidak mau lagi melanjutkan kelompok yang dibentuk papanya. Dia akan berdiri sendiri kali ini.Gio ingin membuka pintu mobil, tapi masih ada hal yang mengganjal dan membuatnya ragu. Dia belum berpamitan pada Nora!Namun setelah dipikirkan lagi pria itu tidak mau merusak suasana wanita itu. Apalagi di tengah situasi persiapan pernikahan seperti ini. Dia pun dengan cepat masuk ke mobil.Setelah mobil yang membawa pria itu ke bandara melaju meninggalkan halaman mansion. Nora melihatnya dari arah balkon kamar ayahnya. Di sinilah tempat yang pas untuk memantau keadaan area depan. Ekspresi wajahnya tidak bisa terbaca sama sekali.Ya, Nora yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka saat di kamar. Laura memintanya untuk memberitahu sudah waktunya makan siang. Dia pun pergi dan datang l
Leon tersenyum miring dengan tatapan nakal ke arah Kayla yang hanya memakai baju tidur tipis. Tentu wanita itu mengerti kemana arah pikiran lelaki itu.“Aku kangen, Honey!” ucapnya dengan wajah memelas.Leon pun memeluk tubuh kekasihnya dengan erat dan langsung mendaratkan satu kecupan lembut pada bibir yang menjadi candunya. Kedua mata Kayla terbelalak karena gerakan pria itu yang begitu cepat sampai tidak sadar ciumannya kini mulai menuntut dengan lumatan yang dalam.“Leon!” Kayla melepaskan tautan bibir mereka. “Kalau ada orang yang melihatmu masuk kemari bagaimana? Papa bisa murka!” ucapnya dengan suara pelan.Lelaki itu terkekeh pelan. “Tenang saja, Honey. Semua orang sudah tidur jadi tidak akan ada yang mengganggu kita!” sahutnya bangga.“Tapi, Sayang!”Sebelum Kayla kembali protes Leon langsung menggendong Kayla menuju ranjang. Wanita itu akhirnya cuma bisa pasrah dengan mengalungkan lengannya di leher pria itu.Dengan perlahan Leon menurunkan tubuh Kayla dan langsung mendaratk
Kayla mengangguk dengan antusias. “Iya, Sayang!”Leon mengajaknya untuk duduk. Meskipun keadaan sempat tegang, sekarang semua orang terfokus pada mereka berdua.Dia menggenggam tangan Kayla dengan erat.“Aku ingin menikah denganmu, Kayla. Atas dasar keinginan hatiku dan juga aku harap ini bisa menjadi penebus dosa-dosa orang tuaku,” ucapnya tegas.Leon pun membuka kotak cincin yang sudah disiapkan secara mendadak itu kemari. Dia mengambilnya dan langsung memasangkan ke jari manis Kayla.“Will you be mine?” tanya lelaki itu dengan senyuman manis yang mengembang.“Yes!” Kayla langsung memeluk pria itu dengan air mata yang berlinang. Ini adalah hal yang sudah lama wanita itu inginkan. Dilamar dengan layak dan disaksikan oleh keluarganya. Meskipun sudah pernah menikah, dia merasa ini adalah pertama kalinya diajak menikah dengan sungguh-sungguh.Laura mengelap air matanya dengan sapu tangan karena merasa terharu dengan kejadian malam ini. Dia tersenyum senang bergantian menatap anak dan
Wajah semua orang terlihat terkejut dan panik. Bahkan Gio sendiri tidak menyangka kalau tuannya akan melakukan hal gila seperti ini.“Aarghhh! Tidak, Leon! A-apa yang kamu lakukan?!” teriak Kayla histeris.Leon tetap tidak bergeming dan sedang bersiap untuk menarik pelatuknya.“Aku memang datang membawa cincin dan melamarmu hari ini, Kayla,” ucapnya dengan mengatupkan rahang. “Tapi, aku tidak bisa membiarkan pembunuh papaku hidup!” teriaknya lagi.Nora menggeleng cepat dengan napas tertahan. “Tidak! Jangan sentuh Ayahku!”Perasaan Kayla antara senang dan takut sekarang. Dia pun bangkit dari duduknya dan menahan tangan Leon supaya turun.“Jangan, Leon. Ini hari kebahagiaan kita, aku mohon!” pintanya dengan air mata yang sudah berlinang.Leon bahkan diam saja tidak peduli dan tidak mau menatap wajah Kayla di sampingnya. Kedua matanya tetap terfokus pada Damar.Laura menatap Kevin dengan wajah panik. “Papa, lakukan sesuatu!” ucapnya ketus dengan perasaan was-was karena suaminya itu masih