Share

Status Baru

Author: Ulie
last update Last Updated: 2023-12-27 13:09:39

“Selamat malam, Bu Dania,” sapa pria itu.

“Selamat malam. Maaf, Bapak ini siapa?” tanya Dania dengan suara serak karena dia banyak menangis.

Dania melihat ada sebuah sedan mewah berwarna hitam berhenti secara tiba-tiba di hadapannya. Dari mobil itu, keluar seorang pria menggunakan pakaian rapi dan perlente yang saat ini sudah berdiri di depan Dania.

“Perkenalkan, saya Bima. Saya datang ke sini untuk menjemput Bu Dania atas perintah Pak Haris.” Bima memperkenalkan diri.

‘Bima. Haris. Siapa mereka? Aku sama sekali gak kenal nama itu. Apa mereka orang jahat yang mau culik aku?’ gumam Dania yang kini malah menjadi takut.

Alih-alih menjawab pertanyaan Bima, Dania malah memilih kabur. Dia membawa koper kecilnya itu berlari menjauhi Bima karena dia takut Bima akan berbuat jahat kepadanya.

“Bu Dania. Tunggu, Bu.” Bima kaget saat mendapati Dania berlari begitu saja meninggalkannya.

Dengan mudahnya Bima segera menangkap Dania lagi. Dia memegang koper Dania untuk mencegah Dania kabur lagi darinya.

“Lepas! Lepasin!” bentak Dania berusaha melepaskan kopernya dari kuasa Bima.

“Bu, tolong ikut saya. Saya bukan orang jahat.” Bima berusaha meyakinkan Dania.

“Bagaimana mungkin saya percaya kamu gitu aja. Saya gak kenal kamu!”

“Saya datang ke sini atas perintah Pak Haris, Bu. Atas permintaan Pak Rudi. Rudi Sanjaya, kakek Ibu.”

Mendengar nama mendiang kakeknya di sebut oleh Bima, Dania malah kaget lagi. Dia makin heran, kenapa pria itu bisa tahu nama kakeknya juga.

“Dari mana kamu tau nama kakekku?” tanya Dania.

“Semua akan di jelaskan oleh Pak Haris, Bu. Sekarang Ibu ikut saya dulu. Ini sudah malam, gak enak di lihat orang,” bujuk Bima.

“Ikut kamu?”

“Iya. Saya sudah siapkan tempat tinggal untuk Bu Dania. Besok pagi, Pak Haris akan menemui Ibu untuk menjelaskan semuanya.”

Masih ada keraguan di hati Dania tentang pertemuan tiba-tibanya ini dengan Bima. Tapi saat melihat penampilan Bima, tampaknya pria ini bukanlah orang sembarangan.

“Ini kartu nama saya, Bu.” Bima menyodorkan kartu namanya agar Dania makin yakin kepadanya.

Dania mengambil kartu nama dari tangan Bima, “Media Grup? Ini kan perusahaan tempat Mas Restu kerja,” ucap Dania perlahan.

“Pak Haris adalah pemilik perusahaan Media Grup. Beliau menyuruh saya untuk menjemput Bu Dania. Mari Bu, saya antar ke tempat tinggal Ibu yang baru.”

Dania tidak punya pilihan lain. Dia memang membutuhkan tempat tinggal baru setelah dia di usir dari rumah mertuanya. Melihat Bima yang tampak bukan seperti orang jahat, apa lagi ada kartu nama yang membuktikan Bima bekerja di perusahaan besar, kini malah ada rasa penasaran di hati Dania.

Dia ingin tahu apa yang menyebabkan pemilik perusahaan besar itu ingin menemuinya. Padahal selama ini Dania tidak pernah bersinggungan dengan kantor tempat suaminya itu bekerja.

Dania masuk ke dalam mobil mewah itu. Bima juga masuk ke mobil dan duduk di kursi depan di samping sopir. Sepanjang perjalanan, Dania memilih berpegangan pada sabuk pengamannya dan juga melihat ke arah luar, mencoba menebak, ke mana Bima akan membawanya.

Mobil sedan hitam itu berbelok dan masuk ke dalam kawasan apartemen elit yang sering masuk berita sebagai salah satu hunian dengan harga jual fantastis. Masih dalam diam, Bima terus mengantarkan Dania hingga sampai ke unit yang akan ditempati oleh Dania.

“Malam ini silakan beristirahat dulu di sini, Bu. Kalau ada yang Ibu butuhkan, bisa hubungi saya di nomor tadi,” ucap Bima mempersilakan Dania masuk ke dalam apartemen itu.

“Sa-saya tinggal di sini?” Dania meragu.

“Iya, Bu. Ini kode pintunya. Di dalam sudah saya siapkan beberapa makanan, tapi kalau Ibu membutuhkan yang lain, Ibu boleh turun ke bawah. Di bawah ada supermarket dan tempat makan.” Bima menjelaskan pada Dania.

Dania terdiam. Dia masih bingung dengan semua keadaannya saat ini.

Dia yang tadinya bingung akan bermalam di mana setelah keluar dari rumah mertuanya, kini malah disediakan sebuah hunian mewah dari orang yang tidak dia kenal. Tentu saja perasaannya campur aduk, ada senang sekaligus takut.

“Bu Dania, apa ada yang perlu saya bantu lagi?” tanya Bima.

“Eng, enggak. Gak ada. Saya ngerti,” jawab Dania dengan senyum canggung.

“Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu, Bu. Selamat malam.”

“Malam.”

“Eh, tapi ....”

Bima menoleh lagi, “Iya Bu, ada apa?”

“Gak, gak papa. Gak papa.”

Dania segera masuk ke dalam unit apartemennya dan membiarkan Bima pergi begitu saja. Dia tidak bisa berpikir lagi saat ini, yang terpenting, dia malam ini punya tempat berlindung.

Dania berjalan masuk ke dalam apartemen itu. Ruangannya cukup luas dan didominasi warna putih. Perabotan yang ada di apartemen itu juga terlihat mahal, berbeda dengan yang ada di rumah mertuanya.

“Waah ... bagus banget. Ini beneran aku boleh tinggal di sini. Kok atasannya Mas Restu baik banget ya ama aku. Padahal aku belum pernah ketemu ama dia.”

“Kira-kira, dia mau apa ya dari aku? Ah ya udah lah, liat apa kata besok aja.”

Dania masuk ke salah satu kamar. Dia meletakkan koper kecilnya itu di dekat lemari yang berukuran besar lalu segera ke kamar mandi untuk sekedar membersihkan diri.

Ternyata apa yang dikatakan oleh Bima benar adanya. Semua kebutuhan Dania ada di tempat ini. Dan semua juga masih baru. Sepertinya ini memang di siapkan untuk dirinya.

Merasa sudah sangat lelah dan kepalanya sedikit pusing setelah kebanyakan menangis, Dania memilih tidur agar besok dia bisa segar kembali. Besok dia akan menemui pemilik dari Media Grup, jadi dia harus bisa mendengarkan semua yang akan dikatakan konglomerat itu dengan baik.

***

Dania baru saja menghabiskan sarapannya, sebelum dia mendengar ada suara bel di pintu. Dania yang mengira kalau tamunya adalah pimpinan Media Grup, segera membereskan meja makan lalu bergegas menuju ke pintu.

Dania melihat Bima berdiri di depannya bersama dengan seorang pria paruh baya. Sudah terlihat berumur, tapi masih terlihat gagah.

“Si-silakan masuk,” ucap Dania yang kemudian memberi ruang pada tamunya untuk masuk ke dalam.

Bima dan Haris segera masuk ke dalam apartemen. Mereka pun duduk di sofa santai yang ada di tengah ruangan.

Dania segera mengikuti tamunya itu. Aura orang kaya memang terasa sangat berbeda, dia sampai segan dan bingung harus melakukan apa.

“Gimana istirahatmu, nyaman?” tanya Haris sambil menatap Dania.

“Nyaman, Pak. Nyaman sekali,” jawab Dania sambil menunduk.

“Bagus. Apartemen ini akan jadi rumahmu saat ini.”

“Apa?!” Dania langsung mengangkat wajahnya karena kaget

“Kenapa? Apa tempatnya kurang bagus? Apa kamu mau pindah di tempat lain? Atau mau rumah aja. Sebut aja.”

“Eh, bukan. Bukan itu maksud saya, Pak. Saya ... saya cuma kaget dengan apa yang Bapak katakan tadi.”

“Oh, saya kira kamu gak suka sama tempat ini.”

“Suka. Suka kok, Pak.” Dania meringis canggung.

“Tapi, Pak. Maaf, kalo boleh saya tau, kenapa ya Bapak baik banget sama saya? Padahal kita gak pernah ketemu.” Dania memberanikan diri bertanya untuk memuaskan rasa penasarannya.

Haris menatap Dania. Dia kemudian menyandarkan tubuhnya dan tersenyum.

“Karena kamu." Haris tersenyum tipis tatapannya tetap serius, "Kamu adalah pemegang saham terbesar kedua Media Grup.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
jangan terlalu bego Dania
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Apa Yang Kamu Lakukan!

    Jenuh, kesal, bosan, semua perasaan bercampur aduk menjadi satu di hati Dania. Dia yang tadinya bersemangat untuk datang ke pesta bersama dengan Alex, kini malah ingin segera pulang.Bagaimana tidak, dia malah ditinggal begitu saja oleh Alex yang malah sibuk menemani teman lamanya yang tidak Dania kenal. Sikap manis Alex yang sejak kemarin muncul berbalut menyebalkan itu seolah menjadi menyebalkan secara totalitas.Dania kini hanya duduk sendiri di temani oleh segelas wine. Suaminya yang duduk di sebelahnya justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk membahas masa lalu tidak berguna dengan wanita yang tampaknya pernah sangat berarti di hidup Alex sebelumnya.Dania menoleh ke Alex dan menemukan punggung Alex. Ingin rasanya dia memukul keras punggung itu, agar pria yang kini sedang tertawa bersama dengan Sandra itu sadar kalau ada istrinya di balik punggung kokoh itu.“Lex,” bisik Dania di belakang punggung Alex.Alex berbalik dan melihat ke arah Dania, “Apa?” tanya Alex.“Ayo pulang

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Siapa Dia Sebenarnya

    “Alex.”Terdengar suara sapaan seorang wanita yang membuat Dania dan Alex menoleh ke arah orang itu. Dua orang itu kemudian saling berpandangan saat sudah tahu siapa yang menyapa mereka.Tampak di hadapan mereka, ada seorang wanita muda yang sedang melempar senyum kepada mereka. Demi menjaga kesopanan, pasangan itu pun segera membalas senyum itu dengan ramah. Oh tidak, tentu saja yang senyum hanya Dania, karena Alex adalah orang yang pelit senyum.“Siapa?” tanya Dania sedikit berbisik.“Entah,” jawab Alex datar.Dania menoleh ke Alex, “Entah?” ucap Dania yang lebih kaget dengan jawaban suaminya.“Hai Lex, apa kabar? Waah ... kamu gak berubah ya. Tetep aja menarik perhatian,” sapa wanita itu saat wanita itu datang mendekat.“Siapa ya?” tanya Alex datar tanpa ekspresi.“Siapa? Lex, kamu lupa ama aku?”Alex menyipitkan matanya. Dia seolah sedang mencoba mengingat siapa wanita yang saat ini sedang berdiri di hadapannya dan sangat ingin dikenali oleh Alex. Namun sayangnya, Alex tidak

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Tidak Ingin Mengecewakan

    Dania berdiri di depan sebuah cermin besar yang ada di kamar hotelnya. Dia sedang melihat tubuhnya sendiri yang saat ini sedang dibalut sebuah gaun berwarna hitam.Gaun yang memamerkan pundaknya secara total dan juga memiliki belahan kaki yang cukup tinggi, membuat dia sedikit tidak nyaman. Entah apa yang dipikirkan oleh Alex, sampai menyuruh Dania memakai gaun yang membentuk dan mengekspose tubuhnya itu malam ini.Memang mereka akan pergi ke pesta salah satu relasi mereka, tapi sepertinya tidak perlu juga memakai gaun yang seterbuka itu. Dania semakin tidak percaya diri melihat dirinya sendiri dengan gaun berharga mahal itu.“Udah siap belum?” tanya Alex saat dia masuk ke dalam kamar.“Alex, kamu yakin aku harus pake baju ini?” tanya Dania sambil melihat Alex dari pantulan cermin di depannya.Alex berdiri di belakang Dania dan melihat penampilan wanita itu dari pantulan cermin. Ada sedikit senyum tipis mengembang di bibir Alex, saat dia melihat Dania tampak sangat sempurna saat meng

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Jalankan Rencana Kedua

    Agenda siang hari ini yang akan di lakukan oleh pasangan yang sedang berbulan madu itu adalah pergi berjalan-jalan sebelum mereka akan pergi ke undangan salah satu klien Haris.Dania memilih mengajak Alex untuk berjalan-jalan sambil makan siang. Dia berharap akan bertemu barang-barang lucu yang bisa dia beli nanti untuk dia bawa ke Jakarta.Sebenarnya Alex malas mengikuti keinginan Dania, tapi karena dia merasa sedikit bersalah karena sudah menikmati tubuh Dania tanpa sepengetahuan si pemilik tubuh, akhirnya Alex pun dengan sangat terpaksa mengikuti keinginan dari istrinya itu. Hitung-hitung sebagai permintaan maaf meskipun hal itu dilakukan oleh Alex tanpa disadari oleh Dania.Dania pun senang karena sang suami seharian ini bersikap baik kepadanya pria yang biasanya lebih sering memarahi dia itu tampak lebih diam dan mengikuti saja keinginannya.“Kamu beneran nggak papa ikut aku jalan-jalan?” tanya Dania sekedar ingin memastikan.“Hem.” Alex hanya menjawab lewat deheman saja.“Seri

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Sumber Kebahagiaan

    Ada bekas darah di seprei itu. Sepertinya Bu Dania masih perawan,” jawab pelayan itu sambil sedikit tersenyum dan menyenggol lengan temannya.Ivan tersenyum dan mengangguk, “Bagus! Tapi selama kalian di sana tadi, Pak Alex gak curiga kan?”“Gak Pak, aman semuanya. Tapi kenapa kayak ada yang aneh ya, Pak.” Pelayan itu sedikit mengadu tentang kejanggalan yang mereka rasakan.“Aneh? Apanya yang aneh?” Ivan penasaran.“Itu loh Pak, tadi di kamar itu kan ada Pak Alex sama Bu Dania. Tapi yang keliatan beda itu Pak Alex, Pak.“Beda gimana maksudnya?”“Pak Alex keliatan agak gelisah dan cenderung menyuruh kami cepet pergi. Padahal Bu Dania biasa aja. Bu Dania kayak gak paham dengan apa yang terjadi, Pak. Tapi sepertinya Pak Alex tahu apa yang terjadi,” jelas pelayan itu.“Maksud kamu Pak Alex sadar dengan kejadian semalam?”“Sepertinya begitu, Pak. Apa mungkin semalam Pak Alex gak ikut makan ya, Pak? Soalnya semalam yang keliatan mau makan cuma Bu Dania pas saya masih di sana.”“Oh g

  • Istri Yang Kucampakkan Ternyata Presdir Kaya   Mata-Mata

    “Lex, kamu ngapain?” tanya Dania yang tiba-tiba sangat mengagetkan Alex.“Eh ... emm aku ....”“Aku mau cari pulpen aku,” jawab Alex asal.“Pulpen? Emang ada pulpen di kasur?” tanya Dania penuh dengan rasa curiga.“Ada. Tapi sekarang gak tau ke mana.”Dania mendekati Alex. Dia melihat ke arah Alex dengan tatapan cukup serius.“Kamu gak lagi boong kan, Lex? Kamu keliatan gugup,” tanya Dania yang melihat mata Sean terus bergerak, sangat berbeda dari biasanya.“Boong apaan sih! Gak ada aku boong. Lagian pulpennya juga gak ada.”“Ya jelas aja kamu gak akan nemuin pulpennya. Orang kamu salah tempat nyarinya kok.”Alex menoleh ke arah Dania, “Maksud kamu apa?” tanya Alex sedikit waspada, takut kalau Dania menyadari kebohongannya.“Kamu semalam tidurnya di sebelah sana. Ngapain juga kamu cari di sebelah sini, ya gak akan ketemu lah. Kecuali ....” Dania menggantung ucapannya.“Kecuali apa?”“Kecuali semalam kamu tidur mepet ke aku.” Tatapan Dania makin menelisik kejujuran di mata Al

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status