Share

Bab 20

Masuk ke dalam ruangan yang sunyi senyap. Sang pemimpin menghadap ke jendela kaca. Mereka berdua merasakan aura yang tak enak. Baru kali ini, Bram menunjukkan sikap dingin ketika seseorang terdengar memasuki ruangannya.

Diam dengan wajah datar ketika singgasananya memutar badan. Rani dan Arfan menunduk, menghormati Bram.

"Dari mana saja kalian?" Keduanya mendongak segera dan saling melempar pandangan.

"Maaf, Om. Kami selesai istirahat di kafe sebelah. Itu pun dengan jalan kaki. Ada apa, ya, Om?" Arfan mewakili jawaban Rani.

"Arfan." Bram berdiri. Mengitari separuh mejanya dan tepat di depan mereka langkah terhenti. "Kamu tahu, Rani ini adalah istri sepupumu. Tolong, jaga jarak kalian. Hargai Fatih sebagai suami Rani." Beralih pada menantunya. "Dan kamu, Rani, hormati suamimu. Kasihan Fatih, tadi makan siang sendirian dan terlihat kesepian."

Rani hanya diam. Terus menundukkan kepala.

"Memang Om meminta kamu untuk menikah dengan dia bukan tanpa alasan. Semua karena amanah yang kamu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status