Share

Sebuah kebenaran

Bayan melepas pelukannya pada sang adik dan menaruhnya diantara rerumputan yang hijau di bawah pohon yang rimbun. Ia tidak ingin adiknya merasa tidak nyaman karena tanah yang keras ataupun sinar matahari yang panas ketika matahari timbul nanti. Setelah itu Bayan kembali mengambil golok miliknya dan berlari sambil menebas para prajurit Senggrala satu persatu.

Salah satu pemimpin Senggrala merasa takut atas keganasan Bayan, akan tetapi ia puas setelah membalaskan dendamnya.

"Sekarang kamu merasakan apa yang kami rasakan. Kamu telah kehilangan adikmu, bagaimana rasanya? Itulah yang kami rasakan ketika kamu membunuh Patih Muda kami!"

Mendengar hal tersebut, Bayan pun langsung mencibir. Ia tidak tau bahwa rivalnya itu memiliki bawahan yang begitu bodoh. Pantas saja dia begitu mudah dibunuh.

"Berapa lama kamu mengikuti Wira menjadi bawahan?"

Nama itu adalah nama kelahiran dari Patih Muda Senggrala. Hanya saja orang-orang jarang menyebut namanya karena tidak enak jika menyebutnya dengan nam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status