Share

H.16

Kering sudah air mata kami, Farid mengajakku istirahat. Benar-benar tidur dengan ia yang terus memelukku. Rencana tinggal rencana, apa daya jika nyatanya Farid lebih memilih istri pertamanya. Inilah ruginya menjadi yang kedua walaupun keluarga lelaki yang meminang lebih sayang denganku. Sebelum tidur, kami membahas beberapa hal penting. Farid berkata jika asuransi pendidikan anak-anak sudah aman hingga Nazwa kuliah dan Arin SMA, ia juga bilang jika KPR rumah sudah hampir lunas, karena kemarin sempat mendapat proyek audit perusahaan besar dan fee yang dibayarkan untuknya cukup untuk mempercepat cicilan rumah.

“Siska tidak meminta uangmu, Rid?”

“ Tidak, dia punya uang sendiri.”

“Kamu kenapa memilih dia, bukannya kamu bilang lebih mencintaiku?”

Farid mengusap punggungku, kami bicara sambil merebahkan tubuh saling berhadapan di atas ranjang. “Dia hamil dan itu yang aku inginkan sejak dulu. Aku memang tidak bisa tegas menjadi laki-laki, aku akui aku bodoh dan salah.”

“Bagaimanapun, di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status