Share

78. Ditemukan Lokasi Terakhir

Penulis: Bayang Cermin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 10:03:22
"Wah, bapak Aldiano sudah bangun? Sebentar ya, Pak. Beberapa menit lagi." jawab Ronald, seolah ia pun sudah putus asa.

Harapannya sudah mulai redup. Namun ia tidak pernah jerah untuk memulai lagindan lagi. Semua itu hanya membuatnya rasa penasaran. 'Aku harus bisa" batinnya.

Sinar pagi mulai masuk lewat cela jendela.

'Aku akan mencobanya sekali lagi.' gumam hatinya.

jari jemari Ronal kembali mengetik di atas keyboard dan menunggu loading.

"Ayo cepat .... Cepat!" desis Ronal menggeser duduknya.

Beep!

Suara notifikasi dokumen muncul di layar. Mata Ronal membelalak. Suara itu pelan, tapi mampu membuatnya terkejut. Sebuah koordinat muncul dengan jelas.

Ronald buru-buru mengetik, memasukkan angka koordinat itu ke dalama peta. "Uhuuuuy! Akhirnya kita dapatkan lokasi terkini!" teriak Ronald senang.

"Beneran Pak? Sudah ditemukan?" Aldiano pun terkejut

"Iya, kita sudah menemukan lokasinya. Sepertinya ini di daerah puncak. Sudah masuk puncak gadog." Ronal memberikan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   78. Ditemukan Lokasi Terakhir

    "Wah, bapak Aldiano sudah bangun? Sebentar ya, Pak. Beberapa menit lagi." jawab Ronald, seolah ia pun sudah putus asa. Harapannya sudah mulai redup. Namun ia tidak pernah jerah untuk memulai lagindan lagi. Semua itu hanya membuatnya rasa penasaran. 'Aku harus bisa" batinnya. Sinar pagi mulai masuk lewat cela jendela. 'Aku akan mencobanya sekali lagi.' gumam hatinya. jari jemari Ronal kembali mengetik di atas keyboard dan menunggu loading. "Ayo cepat .... Cepat!" desis Ronal menggeser duduknya. Beep! Suara notifikasi dokumen muncul di layar. Mata Ronal membelalak. Suara itu pelan, tapi mampu membuatnya terkejut. Sebuah koordinat muncul dengan jelas. Ronald buru-buru mengetik, memasukkan angka koordinat itu ke dalama peta. "Uhuuuuy! Akhirnya kita dapatkan lokasi terkini!" teriak Ronald senang. "Beneran Pak? Sudah ditemukan?" Aldiano pun terkejut "Iya, kita sudah menemukan lokasinya. Sepertinya ini di daerah puncak. Sudah masuk puncak gadog." Ronal memberikan

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 78. Pencarian Lokasi

    "Baiklah, akan saya tunggu dan akan saya bayar kalau pekerjaan berhasil, silahkan," ujar Aldiano mempersilahkan Ronal masuk dan duduk di ruang tamu. Maka Ronaldo dan Darman duduk di ruang tamu. Ronald kembali ke laptopnya. Suara ketikan dan suara deru kipas pendingin laptop berputar terdengar lembut. Aldiano duduk di samping Ronald. Pintu terbuka pelan, Stev melangkah cepat menghampir mereka dengan hati gelisah dan panik. "Bagaimana Al? Bagaimana sama Nadine?" "Aku lagi coba dengan Pak Ronald ini Pa. Beliau seorang IT. Semoga aja kita temukan lokasinya. Karena HP Nadine mati," jawab Aldiano, matanya suntuk semalaman tidak bisa memejamkan mata. "Kalau begitu Papa mandi dulu. Kalau udah selesai, kasih tau Papa, Ok. Mama kamu udah tidur?" "Mama di kamar, mungkin udah tidur, karena lelah dari tadi nangis terus." jawab Aldiano "Yah sudah. Papa mandi dulu. Kamu kalau ngantuk tidur aja dulu." "Ok Pa." Sepeninggalan Stev, pikiran Aldiano memikirkan segala cara. Bagaimana i

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 77. Memanggil IT

    "Sabar ... Sabar Bos. Wanita kesayangan kau ini pasti selamat, asal ... ""Asal apa? Cepat katakan!"Suara Aldiano mulai emosi. Darah mulai naik mengalir di kepalanya. Ia tidak ingin terjadi apa pun dengan Nadine."Dengar baik-baik Tuan Aldiano. Satu hal yang perlu kau ingat. Jangan coba-coba lapor polisi, kalau tidak, kau akan menyesal seumur hidupmu! Mengerti kau!"Suara itu terdengar seperti terdistorsi, yang seolah menggunakan alat pengubah suara, atau mungkin hanya di balik masker tebal. Aldiano tidak pernah mengenal suara itu."Lantas? Apa maumu bajingan!"Pamela berbisik di telinga Aldiano untuk mengeluarkan suara dari speaker. Maka Aldiano mengeluarkan suara itu dari speaker."Saya cuma mau satu hal yang perlu kau berikan ke saya, yaitu, Perusahaan yang harus kau serahkan ke Helena."Mendengar itu, Pamela membelalakkan matanya. Aldiano pun tidak kalah terkejutnya. Ia melirik ke Pamela."Apa hubunganmu dengan Helena? Jangan bilang kau adalah kekasihnya, yang ingin memperalat He

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   Bab 76 Hilangnya Nadine.

    "Bagaimana Al? Apa gak diangkat juga?" tanya Pamela dengan tatapan berharap dipenuhi rasa panik. Aldiano diam sambil memegang ponsel-nya. "Belum Ma. Gak diangkat juga. Sebentar aku telepon Calista." Aldiano menekan kontak Calista. Suara wanita terdengar di sebrang telpon. "Selamat malam Pak. Ada yang bisa saya bantu." "Calista, apa kamu tahu tentang Nadine. Sekarang Nadine menghilang," tanya Aldiano. "Nona Nadine menghilang? Kapan Pak?" suara Calista terdengar terkejut. Karena baru saja sore tadi ia mengantar Nadine pulang. "Saya juga gak tahu pastinya kapan. Yang pasti, dia belum pulang sampai selarut malam ini. Jadi—jadi kamu gak tahu?" "Tidak Pak. Saya tidak tahu. Apa perlu saya bantu cari?" "Umm, gak perlu. Nanti kalau saya butuh kamu, saya telpon kamu lagi. Terima kasih." Aldiano menutup sambungan telpon, dan ia diam sejenak memikirkan sesuatu. 'Telpon Papa gak mungkin. Papa lagi sibuk dengan operasi bedah hari ini.' batinnya. Tiba-tiba matanya membelalak le

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 75. Hilangnya Nadine.

    "Tumben sepi sekali rumah ini?" gumam Pamela saat membuka pintu rumah perlahan. Malam telah larut dengan hembusan angin menerpa tubuhnya yang kelelahan, sehabis pulang arisan di rumah temannya. Hanya cahaya lampu ruang tengah yang masih menyala. Maka Pamela menghidupkan lampu yang mati di ruang tamu, lalu melepaskan sepatu. "Aldiano!" Wanita itu melihat Aldiano duduk di ruang tengah sedang menonton TV. Terlihat dari raut wajahnya tidak seperti biasanya. Lalu Pamela menghampiri dan duduk di samping Aldiano. "kamu kok sendirian Al? Kemana yang lain?" "Aku juga nggak tahu Ma. Calista kan hari ini Cuti 2 hari Tapi sejak sore tadi aku pulang nggak terlihat Nadine. Mungkin di kamarnya." jawab Aldiano. "Coba kamu panggil di kamarnya." "Bentar aku panggil." Aliando beranjak bangun bergegas melangkah ke kamar Nadine. Ia Mencoba mengetuk pintu itu berkali-kali, tapi tidak ada sambutan dari dalam, dan tidak ada tanda-tanda ada orang di dalam. Maka ia kembali menghampiri Pamela.

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 74. Akhirnya

    "I—ini gak salah kan. Mata aku gak salah lihat kan? Tu—tulisan ini kenapa ada nama aku? Kecocokan DNA aku dan Bapak Stev sama?"gumam Nadine.Bibirnya bergetar. Matanya membelalak. Namun, berkaca-kaca. Hatinya bergoncang diselingi nafas yang tersengal. Tangannya lemas, hampir saja surat itu jatuh dari tangannya. Beberapa langkah wanita itu mundur sambil menggelengkan kepalanya."Ini nggak mungkin, Ini pasti salah," kerongkongannya tercekat. Suaranya serak. Selama ini Nadine, hanya tahu kalau Pamela adalah istri Stev, pemilik perusahaan tempat ia bekerja. 'Tapi Kenapa di surat ini ada tertulis seperti ini?' kata hatinya."Jika memang iya, Kenapa selama ini mereka sembunyikan ini dari aku?"Air mata Nadine mulai membanjiri pipinya dengan deras. Ia mencoba mengingat kembali potongan-potongan masa lalu, tapi hal itu tidak ditemuinya. Kosong. Mungkin karena ia masih terlalu kecil. dan masih bayi yang baru bisa merangkak."Kenapa mereka tega meninggalkan aku saat itu? Meninggalkan aku di j

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status