Share

BAB 122. Suster Palsu.

Author: Bayang Cermin
last update Last Updated: 2025-07-04 18:34:55

"Ini suntik penenang ya, Bu. Supaya Ibu bisa rilex setelah kejadian tadi," ujar suster berpakaian putih sambil melirik Ke Vina, lalu menarik gagang spuit. Memasukkan jarum ke dalam sebotol ampul.

Setelah cairan coklat masuk ke dalam spuit, suster siap menyuntikkan jarumnya ke lengan kiri Vina.

Sontak saja mata Vina membelalak, menolak dan bergegas bangun.

"Suster! Kenapa suntiknya langsung ke lengan saya? Kenapa gak disuntik melalui selang infus Sus? Saya gak mau! Saya takut jarum suntik!"

"Tidak sakit kok. Ayo suntik duu. Kalau nggak disuntik, bagaimana harus sembuh?" bujuk suster sambil tersenyum. Walau Vina tahu, di dalam senyuman itu penuh misteri.

Vina mundur, wajahnya tegang. "Nggak! Saya gak mau di suntik langsung gini. Kalau suster mau suntik, silahkan suntik melalui selang infus!"

"Maaf Nona, kalau suntik melalui selang infus, nanti reaksinya lama. Kalau disuntik langsung ke lengan, pasti Nona cepat merasakan rilex." jawab suster sambil menarik tangan Vina.

Vina menepis tang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 169. Di Ruang Kerja Nadine

    "Sinta, tolong panggil Delia ke ruangan ku ya!" ucap Nadine di ruangannya.Dia melihat pekerjaannya selama ini sangat rajin. Nadine ingin menaikkan gajihnya. Walau bagaimana pun, Darko yang sudah menjadi anaknya, adalah dari rahim Delia. Nadine tidak mungkin tinggal diam atas penderitaan Delia. Tapi dia ingin Delia merasakan sakitnya apa yang dirasakannya saat menjadi istri Erlan.Beberapa saat pintu berderit terbuka. Sosok Delia berdiri di balik pintu. "Kamu panggil saya Nad?""Tolong kalau disini, jangan panggil aku nama. Panggil aku ibu. Sopan sedikit. Sini duduk di sebelahku!" tukas Nadine yang saat ini sedang duduk di kursi sofa khusus tamu."Ya, baiklah. Bu Nadine yang terhormat. Saya akan panggil kamu ibu. Tapi kenapa kamu panggil saya? Oh iya, bagaimana dengan anak saya? Apa dia baik?" tanya Delia sambil duduk di samping Nadine."Ya, dia baik-baik aja. Kamu gak perlu khawatirkan dia. Dia akan aman di tangan seorang ibu yang tepat untuknya," jawab Nadine tegas."Oke, apa boleh

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 168. Sosok Aldiano

    "Dokter! Dokter!" seru seorang pasien memanggil dari belakang, membuat Stev menoleh ke belakang." Iya, ada apa Bu?" tanya Stev memandang menelisik wanita separuh baya."Bagaimana dengan anak saya Dok? Apa dia bisa siuman dari komanya?""Oh, anak ibu yang di ruang ICU? Oh iya, begini ... " Stev menghentikan ucapannya.Matanya memandang 3 orang sedang naik ke dalam mobil berwarna putih, menjemput di depan lobi rumah sakit. Salah satunya dengan jelas ia melihat dari samping wajah pemuda itu."Aldiano? Al! Aldiano!" seru pria itu sambil berlari ke depan. Tapi sayangnya mereka semua sudah naik ke dalam mobil. Mobil melaju dengan cepat."Al! Itu pasti Aldiano. Aku gak mungkin salah lihat.""Dokter! Dokter Stev. Kenapa Dokter lari? Saya sedang bertanya!" Wanita itu mengejar Stev. "Apa Dokter gak bisa tangani anak saya?""Ah, maaf," kata Stev, tapi matanya sesekali memandang bayangan mobil yang sudah menjauh. Ia menghela nafas panjang. Ingin rasanya ia berlari menyusul kalau saja ibu pasien

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 167. Di Rumah Sakit

    Aldiano bersama Zarah, duduk di kursi rumah sakit Sehat Sehati Hospital, menunggu panggilan. Tertulis di muka pintu "Dr. Martin Nicholas Sp.Bs" Terlihat pandangan Aldiano kosong dalam pikirannya sendiri. Dia bagai orang yang sedang tersesat di suatu tempat. Walau luka fisik sudah membaik, dan tulang yang patah pun sudah pulih, tapi otaknya seperti ada kabut tipis yang menutupi pikirannya. "Pasien Rehan!" panggil suster keluar dari ruang praktek dokter. "Pasien Rehan!" Tapi Aldiano terdiam. Zarah segera menarik lengan Aldiano. "Ayo Rehan, udah dipanggil tuh." Pria itu bangkit pelan melangkah masuk ke ruang dokter bersama Zarah. Dokter Martin menyambutnya dengan senyum ramah. "Bagaimana kabarnya Bapak Aldiano? Ini rujukan dari dokter Kelwin dari rumah sakit Vista Hospital," ucap dokter Martin sambil membuka berkas medis pasien. "Seperti biasa Dok. Belum ada perubahan," Zarah yang menjawab. "Iya, Dok. Apa lagi kalau saya memandang diri saya sedang di cermin. Saya seolah melihat or

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 166. Cerita Catalina

    Malam menunjukkan pukul 7 malam. Suasana di dalam kantor mulai terlihat sepi. Hanya terdengar suara dengung pendingin ruangan. Nadine berdiri dari kursinya melangkah keluar ruangan."Pak Rusdi sudah pulang Pak?" tanya Nadine ke Pak Brata, security yang masih lembur menunggu Nadine pulang."Iya Bu, tinggal saya saja sambil nunggu ibu selesai.""Baik, sekarang Bapak sudah boleh pulang. Tolong semua di periksa lagi ya, Pak. Ini uang rokok buat Bapak," ucap Nadine memberikan dua lembar ratusan ribu."Oh iya, terima kasih Bu. Kalau begitu saya permisi, mau cek ke dalam lagi," jawab Pak Brata meninggalkan Nadine.Wanita itu meraih ponselnya yang berdering."Halo Catalina, aku baru aja selesai kerja.""Nadine, aku pikir kamu gak jadi. Oke, aku tunggu di sini yah. Kamu hati-hati di jalan," suara Catalina di seberang telpon."Iya, kamu tunggu aja. Aku udah mau jalan kok."Nadine menutup sambungan telpon dan melangkah keluar kantor menuruni anak tangga sambil memainkan anak kunci mobil di tanga

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 165. Aku Kembali.

    Drrrrt Drrrrrt Drrrrrt!Suara dering ponsel Mengusik ketenangan pagi di kamar Nadine. Selimut masih membungkus tubuh wanita itu yang masih malas untuk bergerak. Ia menggeliat sebentar sambil menguap. Tangannya meraih ponsel yang terus berdering lantang."Halo," sapa Nadine serak, suaranya masih khas bangun tidur."Hei, Nadine. Kamu masih tidur yah? Ini aku Catalina. Bangun, bangun! Udah pagi loh. Hahaha!"Suara ceria dari seorang wanita membuatnya beranjak bangun. Matanya dengan cepat membesar."Catalina? Pagi sekali kamu telpon aku? Ada berita penting kah?""Aku cuma mau telepon kamu aja Nad, nanti siang ketemuan yuk. Kamu kerja nggak?""Ya, kerja dong. Kalau siang aku nggak bisa. Bagaimana kalau malam?""Oke kalau gitu, siapa takut. Aku tunggu ya jam 7 malam di restauran aku kemarin,""Oke, see you."Sekali lagi Nadine menggeliat masih bermalas-malasan. "Di penjara, mana bisa aku tidur nyenyak. Dikit-dikit berisik, dikit-dikit dibangunin ama sipir. Huh," gerutunya sambil bangkit, da

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 164. Nadine Pulang Ke Rumah

    "Tapi kami akan menikah sebentar lagi." lanjut Erlan."Oooh, CLBK yah? Selamat ya. Hahaha!" Catalina tertawa terbahak.Terlihat wajah-wajah orang tua Nadine yang tidak suka dengan pembicaraan itu. Nadine paham akan situasi ini."Kamu itu apaan sih Er? Siapa juga yang mau nikah sama kamu?""Udah, udah. Sekarang kita pulang dulu yah. Sebentar papa ke kasir dulu,""Eits ... Nggak usah Om. Anggap aja ini persahabatan kita. Nanti kapan-kapan aku yang minta traktir sama om. Hehehe," tolak Catalina dengan halus."Wah wah wah, kita jadi bikin repot kamu kalau gitu," lanjut Stev merasa tidak enak hati."Ya gak apa kok Om. Kita ini kan sahabat baru. Salam buat keluarga Om semuanya di rumah.""Oke, kalau gitu Om mengucapkan terima kasih. Salam juga buat keluarga kamu di rumah.""Terima kasih ya Nak." tambah Pamela."Catalina, nanti sering-sering hubungi aku ya, kami pulang dulu," lanjut Nadine memeluk sahabat barunya.Mereka meninggalkan restauran itu melangkah masuk ke dalam mobil."Om, Tante,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status