Share

BAB 129. Perusahaan Erlan Terpuruk.

Penulis: Bayang Cermin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-07 21:32:09

"Pak, apa bapak kenal nama Nadine?" kata Ricky berbisik di telpon.

"Darimana anda tahu Nama itu?" tanya Erlan mengerutkan keningnya.

"Ibu Nesya itu namanya Nadine Pak. Coba Bapak lihat foto-foto yang saya kirim."

Erlan memutuskan sambungan telpon, matanya langsung memandang satu persatu foto-foto yang dikirim oleh Ricky.

Ini kan Mama Alena? Dan ini Aldiano. Dua orang ini siapa? anaknya Mama Alena kan cuma Nadine aja. Berarti Nesya itu Nadine? Ah, bodohnya aku."

Erlan mencoba chat Nesya.

"Nes, boleh kita ketemu nanti malam?"

Lebih dari 10 menit, tidak ada balasan dari Nesya. "Aku harus memiliki Nadine dan meminta maaf."

Jari Erlan kembali mengetik.

"Aku tahu kamu adalah Nadine. Maafin aku. Maafin salah aku. Aku sudah salah menuduh kamu dengan keji."

Hanya ada tanda warna biru, yang berarti Nadine sudah membaca chat Erlan. Karena rasa kesal, ia menelpon Ricky.

"Halo Pak."

"Ricky, kamu ikuti terus Nesya ya. Saya mau tahu, dia pergi kemana aja," titah Erlan.

"Baik Pak."

Erlan kembali mem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   bab 142. Mencari Bukti

    Di ruang tamu, Aldiano mengajak Nadine duduk di sampingnya. Ia mempersilahkan Mang Asep duduk di hadapannya."Ada apa yah Den? Apa mamang sudah bikin salah sama Aden?""Kok mamang bisa tanya begitu? Apa Mamang sendiri yang merasa salah sama saya?" tanya Aldiano mulai curiga."Perasaan Mamang gak pernah buat salah Den? Tapi kok tumben-tumbenan Aden mau bicara serius sama saya?"Aldiano menghella nafas dalam. Hening sesaat. Pria itu menatap tajam wajah Mang Asep. Seolah ia sedang menyelidiki, apakah ada kelainan dari sikap Mang Asep. Menjadikan Mang Asep tertunduk menunggu ucapan yang tidak menyenangkan. Aldiano meraih dan menghidupkan layar laptopnya. Mencari aplikasi CCTV.Klik file video terbuka. Aldiano mempercepat tayangan video cctv itu. Pada hari dan jam, dimana saat itu tampilan dirinya sedang duduk di depan laptop."Sekarang coba Mamang lihat ini. Apa Mamang kenal perempuan ini?"Sontak saja mata Mang Asep terbelalak lebar. 'Ini Lilis, mantuku? Apa aku harus bilang? Kalau aku b

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 141. Kembali ke Puncak.

    "Keluar kalian!" teriak Delia menghampiri mobil Nadine.TOK!TOK!TOK!Delia menggedor-gedor kaca mobil Nadine. "Buka kataku! Apa kau tuli!""Nad, gimana ini Nad. Darko nanti bisa di ambil lagi sama Delia?" ujar Eli merasa takut sambil memeluk Darko erat.Kamu jangan buka pintu. Biar aku telpon Aldiano dulu."TOK!TOK!TOK!"Buka!" teriak Delia sarkasBelum sempat Nadine, mencari kontak Aldiano, Kontak Aldiano memanggil muncul berdering."Halo Al! Kamu dimana?""Kamu disitu aja. Jangan ada yang keluar. Ok? Aku ada di belakang kamu!" tukas Aldiano sambil turun ke mobil.Pria itu menghampiri Delia, lalu menegur wanita itu."Ada apa lagi? Sebaiknya anda pergi dari sini!" tegur Aldiano berdiri di samping Delia."He! Gak perlu belain dia yah? Dia itu Penculik anak saya! Itu anak saya ada di dalam mobil!""Oooh... begitu ya? Anak darimana?"Bukannya Anda sudah menyerahkan anak anda ke Nadine?" Jadi anda sudah nggak punya hak lagi!""Heh! Anda itu siapa yah? Apa urusannya dengan anda!" kata D

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 140 Aldiano vs Erlan

    "Pak Erlan! Lebih baik bapak pergi dari sini! Toh Delia besok udah bebas dari penjara. Lebih baik bapak kembali aja sama Delia!" pekik Eli kesal."Ya, lebih baik kamu kembali dengan Delia, istri kesayangan kamu itu! Aku udah gak mau sama kamu!" seru Nadine membalas tatapan Erlan.Erlan menelan ludah, menahan emosinya yang terus terpancing dengan kedua wanita ini. Sungguh posisi seperti ini memang tidak menyenangkan. Giginya gemeletuk. terlebih kata-kata Nadine yang terdengar menjatuhkan harga dirinya."Kamu itu udah gak punya apa-apa seperti aku dulu. Lebih baik nikmati saja kekurangan kamu itu!" lanjutnya."Kurang aja kamu Nad!"Erlan mengangkat tangannya untuk melampiaskan kemarahannya. Tangan tangannya siap untuk menampar wajah Nadine. Nadine mundur selangkah. Namun tangan kekar mencengkeramnya dari belakang."Jangan coba-coba menyentuh kulitnya. Sedikit aja kamu sentuh kulitnya, aku gak segan-segan memberimu pelajaran.Jangan ada yang menyakiti calon istriku!" ucap Aldiano pelan, t

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 13 Pertemuan Nadine dan Erlan

    "Nadine, Nadine ... Aku pikir kamu Nesya. Ternyata kamu Nadine yang aku cinta, yang selama ini aku cari-cari!" ucap Erlan tersenyum mencibir."Darimana kamu tahu itu?" tanya Nadine ketus sambil mencoba mendiamkan Darko yang terus menangis karena lapar."Nadine, aku mencintai kamu. Aku sama Delia itu karena dijebak. Aku gak mencintai perempuan toxic itu. Aku mau kita rujuk lagi sayang.""Jangan mimpi Erlan! Aku sudah gak mencintai kamu lagi! Dan tidak ada sedikitpun niat aku untuk kembali ke kamu!" suara Nadine meninggi"Nadine, bukankah waktu itu kamu udah terima waktu aku tembak kamu. Kenapa sekarang kamu ingkar?""Ya, Memang itu aku sengaja. untuk sakiti hati kamu Er! Seperti sakit hatiku saat hidup sama kamu dan keluargamu!""Aku benci bukan sama kamu aja, tapi sama keluargamu juga. Mereka sudah meremehkan aku dan menjatuhkan aku! Bahkan main fisik!" sambung Nadine sambil mendiamkan sang bayi yang terus menangis."Lantas apa mau kamu Nad?""Aku udah nggak mau apa-apa dari kamu. Dan

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 138. Menemui Eli di rumahnya.

    Pagi itu, Nadine bangun lebih awal. Bukan karena alarm yang berbunyi. Tapi dering telpon dari Eli menyambutnya."Nadine, saya tahu, kamu adalah Nadine. Saya tahu dari Pak Erlan.""Kamu? Kamu sudah tahu? Pak Erlan sudah tahu? Lantas? Ada perlu apa kamu nelpon saya?""Saya ingin kembalikan Darko sama kamu, karena sampai sekarang Darko belum bisa ke beli susu. Dia nangis dari semalam.""Astaga Darko! Dimana Darko sekarang?""anak ini sama aku Nad. Dan semua ini atas permintaan Pak Erlan. Nanti akan saya ceritakan setelah ketemu," jawab Eli."Jadi saya harus menemui kamu di mana?""Biar aku Sherlock sekarang ," ujar Eli mematikan sambungan telponnya. Lalu memberi letak lokasinya ke Nadine.Nadine buru-buru masuk ke kamar mandi. Jam dinding menunjukkan pukul 6 pagi. Setelah siap, ia meraih tas kecilnya di dalam lemari. Langsung melangkah cepat keluar kamar."Kamu? Kamu udah bangun sepagi ini Nadine? Kamu mau cepat-cepat ke puncak yah? Apa kamu udah gak sabaran?" tanya Pamela melihat Nadine

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 137. Detik-detik terakhir

    "Ma, Mama kenapa? Mama harus sembuh yah." ucap Nadine menahan tangis.Alena tersenyum memandang Nadine, Stev, Pamela dan Aldiano. Suara mesin pemantau detak jantung terdengar menakutkan di ruang ICU, seolah menghitung detik yang tersisa. Mata Nadine mulai berkaca-kaca menggenggam erat tangan Alena, ibu yang sudah membesarkannya dengan tulus. Walaupun tubuh Alena terbaring lemah, namun ia masih dapat berkata-kata dengan ucapan yang tersisa."Sayang, banyak orang-orang yang sayang sama kamu. Termasuk Mama." ucap Alena tersenyum tipis menahan sakit dadanya."Mama pernah bilang sama kamu. Mama sangat senang apa bila melihat kamu sukses. Dan terlebih lagi, kamu sudah menemukan keluarga kamu. Mama ninggalin kamupun tenang. Mama bisa memejamkan mata dengan damai.""Mama jangan ngomong gitu Ma. Nadine masih gak mau kehilangan Mama. Nadine masih butuh mama," tangis Nadine memeluk Alena.Wanita yang dipanggilnya Mama selama hidupnya, Kini terbaring lemah dengan selang oksigen terpasang di hidu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status