Share

BAB 174. Pekerjaan untuk Mantan Mertua.

Penulis: Bayang Cermin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-26 20:29:09

"Tuan, Nyonya ... Ada tamu," kata Bi Ani pagi itu di ruang makan.

Nadine langsung berdiri. "Ma, Pa, aku lupa kasih tahu, kalau aku ambil pembantu untuk di rumah ini." kata Nadine meletakkan sendok garpunya di atas piring.

"Pembantu?" Suara suami istri itu berbarengan saling pandang.

"Memangnya masih kurang tenaga di rumah ini Nad?" tanya Pamela bingung.

"Ma, Pa, pembantunya adalah ibunya Erlan. Dia minta kerjaan karena buat kebutuhan. Ya, aku masukin aja ke rumah ini jadi pembantu Ma."

"He, kamu gak salah pilih Nak?" tanya Stev. Bayangannya ingat saat mencari Nadine, dengan sombongnya wanita itu mengusir dari rumahnya.

Nadine mendekati Stev lalu berbisik. "Kita akan punya mainan baru Pa."

Bisikan Nadine membuat Stev tercengang. Nadine hanya tersenyum.

"Bi, suruh mereka masuk."

"Baik Non."

Tidak lama kemudian, Erlan dan Rubia masuk menemui mereka yang masih menikmati sarapan paginya.

"Selamat pagi Pak, Bu. Nadine, aku bawa Mama aku kesini. Untuk bekerja disini," ujar Erlan.

Tidak ada k
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 175. Mencari Kado

    "Del, kamu ingat gak, besok hari apa?" tanya Nadine saat Delia memijat pundaknya di ruangan kantor sore itu. "Emangnya hari apa Nad?" tanya Delia menghentikan pijatannya. "Masa yang pernah lahir lupa sama ulang tahun anak yang pernah keluar dari rahimnya." Sekejap detak jantung Delia melonjak. Dengan penuh pengorbanan ia melahirkan seorang anak, tapi karena anaknya yang cacat, ia tidak terima kehadiran anak itu. Tapi saat ini, ia merasa bersalah. Darko sudah menjadi milik Nadine. Dia harus merelakan demi hidup dan masa depan sang anak. "Oh iya, Nad. Aku—aku benar-benar lupa. Besok ya? Besok kebetulan hari sabtu. Berarti aku bisa datang di hari ulang tahun Darko. Terima kasih kamu udah mengasuh Darko dengan baik Nad." "Iya, gak perlu berterima kasih. Oh iya, jam 3 sore kamu datang ya. Beberapa karyawan yang penting-penting aja udah aku undang kok," jawab Nadine sambil merapikan kerah kemejanya. "Udah, kamu kembali kerja. Hari senin kamu gak usah kerja disitu lagi. Aku perlu satu

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 174. Pekerjaan untuk Mantan Mertua.

    "Tuan, Nyonya ... Ada tamu," kata Bi Ani pagi itu di ruang makan.Nadine langsung berdiri. "Ma, Pa, aku lupa kasih tahu, kalau aku ambil pembantu untuk di rumah ini." kata Nadine meletakkan sendok garpunya di atas piring."Pembantu?" Suara suami istri itu berbarengan saling pandang."Memangnya masih kurang tenaga di rumah ini Nad?" tanya Pamela bingung."Ma, Pa, pembantunya adalah ibunya Erlan. Dia minta kerjaan karena buat kebutuhan. Ya, aku masukin aja ke rumah ini jadi pembantu Ma.""He, kamu gak salah pilih Nak?" tanya Stev. Bayangannya ingat saat mencari Nadine, dengan sombongnya wanita itu mengusir dari rumahnya.Nadine mendekati Stev lalu berbisik. "Kita akan punya mainan baru Pa."Bisikan Nadine membuat Stev tercengang. Nadine hanya tersenyum."Bi, suruh mereka masuk.""Baik Non."Tidak lama kemudian, Erlan dan Rubia masuk menemui mereka yang masih menikmati sarapan paginya."Selamat pagi Pak, Bu. Nadine, aku bawa Mama aku kesini. Untuk bekerja disini," ujar Erlan.Tidak ada k

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 173. Pekerjaan

    "Iiiih, apaan sih kamu! Kok gara-gara aku? Gara-gara mama kamu tuh yang mata duitan!" kata Delia dengan mata mendelik. Wanita itu memang dulu terobsesi dengan Erlan karena tampan. Dulu dia sosok yang menggoda. Bayangan sosok Erlan yang selalu melekat di matanya. Tapi setelah ia tahu, ibunya yang matre dan menipunya masalah rumah Delia yang dijual, juga hancur perusahaannya saat dia di dalam penjara. Rasa cinta itu sudah terkikis bersama air yang mengalir jauh. Rasa itu sudah tak ada lagi. "Emang bener sih gara-gara kamu. Udah tau aku udah punya istri, pake jebak-jebak aku pake obat perangsang!" jawab Erlan tak mau kalah. "Siapa juga yang jebak kamu pakai obat perangsang. Itu idenya Sandra, bukan ide aku. Jadi aku nurut aja sama ide gila itu," jawab Delia pun tak mau kalah. "Sudah, sudah kalian jangan ribut. Semuanya udah masa lalu, nggak perlu diingat-ingat lagi! Yang terpenting kita harus melangkah ke depan, jangan ke belakang." "Dan kamu Erlan, aku udah nggak punya perasaan a

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 172. Pertemuan Nadine dan Erlan.

    "Sekarang uang darimana lagi Ma? Aku udah gak bisa kasih Sandra buat kuliah. Lebih baik berhenti kuliah, langsung aja kawin sama orang kaya!" gerutu Erlan saat Rubia menuntut biaya Sandra, adiknya yang masih kuliah."Kalau kamu gak kerja, tabungan udah habis, darimana kita mau makan?" pekik Rubia kesal memikirkan biaya hidup semakin sulit.Wanita paruh baya itu mendengus kesal. Dipikirannya dia harus kerja. Karena Erlan sulit mendapatkan pekerjaan. Atau dirinya yang akan kerja walau menjadi pembantu sekali pun. Air matanya menetes pelan menatap lantai yang retak dan kursi yang robek. Tapi satu minggu lagi, mereka harus meninggalkan rumah ini, karena tidak ada lagi uang untuk membayar kontrakan rumah ini. Tidak tahu harus tinggal di mana.Ingatannya saat masa-masa ada Nadine, dirinya tidak kekurangan suatu apa pun. Malah bagian uang Nadine yang diberikan Erlan, dirampasnya. Sehingga mantan menantunya itu kesulitan uang, Rubia tidak peduli.Dengan seenaknya Rubia menghina. Tidak mau tah

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 171. Kenalan Baru

    "Diam aja kamu manis, hahaha!" ujar seorang pria itu di pintu mobil."Toloooong! Siapa pun tolong aku, Haaaa!"Malam yang gelap hari ini kembali menjadi malam yang menakutkan. Panik dan tangis mulai berbaur.Tapi di sana ada sosok Erlan yang memperhatikan sejak tadi. "Malam ini aku harus menjadi super Hero bagi Nadine. Hahaha."Sejak Nadine keluar dari kantor bersama Delia tadi sore, Erlan memang sengaja mengikuti mereka. Dia sengaja memanggil dua orang temannya untuk bersandiwara seolah ingin melecehkan Nadine disaat wanita itu sendiri. Dan malam ini adalah saatnya untuk Erlan menjadi penolong Nadine, sehingga dia tidak selalu menjadi ketus.Tapi disaat langkahnya ingin maju, pandangan matanya melihat sosok pria dengan postur tubuh yang tinggi, menarik salah seorang preman yang sedang menunggu di depan pintu mobil. Lalu meninju wajahnya.Lalu dengan cepat, pria itu menarik keluar dengan paksa preman yang ada di dalam mobil. Lalu meninju perutnya hingga terjungkal. Dengan cepat pria i

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 170 Pelecehan di Jalan.

    "Udah, kamu ambilin aku minum gih. Teh manis pake es batu. Haus banget rasanya," tukas Nadine. "Ok, siap. Aku ambil dulu yah," ujar Delia melangkah keluar ruangan menuju dapur. Nadine diam-diam memperhatikan Delia. Dan dia memandang wanita dari dari punggungnya meninggalkan ruangan. 'Sebetulnya aku nggak tega sama kamu Delia.tapi aku ingin memberi kamu pelajaran untuk menghilangkan kesombongan kamu. Aku nggak akan menguji kamu terlalu berat,' Nadine menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum. "Sepertinya kamu sudah mulai berubah," gumamnya. Setelah beberapa saat Delia, kembali masuk membawa dua gelas berisi es teh manis. Satu untuk Nadine, dan satu untuknya. Dia meletakkan dua gelas itu di atas meja. "Gak apa-apa kan, kalau aku juga ikut minum? Aku juga haus. Jangan takut, abis ini aku segera bekerja lagi," tanya Delia mengambil gelas dan meminumnya. "Oke, kamu di sini aja ngobrol-ngobrol sama aku sampe sore." "Sampai sore? Lalu siapa nanti yang ngepel dan membereskan semua di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status