Share

BAB 173. Pekerjaan

Author: Bayang Cermin
last update Huling Na-update: 2025-07-26 10:12:10

"Iiiih, apaan sih kamu! Kok gara-gara aku? Gara-gara mama kamu tuh yang mata duitan!" kata Delia dengan mata mendelik.

Wanita itu memang dulu terobsesi dengan Erlan karena tampan. Dulu dia sosok yang menggoda. Bayangan sosok Erlan yang selalu melekat di matanya.

Tapi setelah ia tahu, ibunya yang matre dan menipunya masalah rumah Delia yang dijual, juga hancur perusahaannya saat dia di dalam penjara. Rasa cinta itu sudah terkikis bersama air yang mengalir jauh. Rasa itu sudah tak ada lagi.

"Emang bener sih gara-gara kamu. Udah tau aku udah punya istri, pake jebak-jebak aku pake obat perangsang!" jawab Erlan tak mau kalah.

"Siapa juga yang jebak kamu pakai obat perangsang. Itu idenya Sandra, bukan ide aku. Jadi aku nurut aja sama ide gila itu," jawab Delia pun tak mau kalah.

"Sudah, sudah kalian jangan ribut. Semuanya udah masa lalu, nggak perlu diingat-ingat lagi! Yang terpenting kita harus melangkah ke depan, jangan ke belakang."

"Dan kamu Erlan, aku udah nggak punya perasaan a
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 174. Pekerjaan untuk Mantan Mertua.

    "Tuan, Nyonya ... Ada tamu," kata Bi Ani pagi itu di ruang makan.Nadine langsung berdiri. "Ma, Pa, aku lupa kasih tahu, kalau aku ambil pembantu untuk di rumah ini." kata Nadine meletakkan sendok garpunya di atas piring."Pembantu?" Suara suami istri itu berbarengan saling pandang."Memangnya masih kurang tenaga di rumah ini Nad?" tanya Pamela bingung."Ma, Pa, pembantunya adalah ibunya Erlan. Dia minta kerjaan karena buat kebutuhan. Ya, aku masukin aja ke rumah ini jadi pembantu Ma.""He, kamu gak salah pilih Nak?" tanya Stev. Bayangannya ingat saat mencari Nadine, dengan sombongnya wanita itu mengusir dari rumahnya.Nadine mendekati Stev lalu berbisik. "Kita akan punya mainan baru Pa."Bisikan Nadine membuat Stev tercengang. Nadine hanya tersenyum."Bi, suruh mereka masuk.""Baik Non."Tidak lama kemudian, Erlan dan Rubia masuk menemui mereka yang masih menikmati sarapan paginya."Selamat pagi Pak, Bu. Nadine, aku bawa Mama aku kesini. Untuk bekerja disini," ujar Erlan.Tidak ada k

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 173. Pekerjaan

    "Iiiih, apaan sih kamu! Kok gara-gara aku? Gara-gara mama kamu tuh yang mata duitan!" kata Delia dengan mata mendelik. Wanita itu memang dulu terobsesi dengan Erlan karena tampan. Dulu dia sosok yang menggoda. Bayangan sosok Erlan yang selalu melekat di matanya. Tapi setelah ia tahu, ibunya yang matre dan menipunya masalah rumah Delia yang dijual, juga hancur perusahaannya saat dia di dalam penjara. Rasa cinta itu sudah terkikis bersama air yang mengalir jauh. Rasa itu sudah tak ada lagi. "Emang bener sih gara-gara kamu. Udah tau aku udah punya istri, pake jebak-jebak aku pake obat perangsang!" jawab Erlan tak mau kalah. "Siapa juga yang jebak kamu pakai obat perangsang. Itu idenya Sandra, bukan ide aku. Jadi aku nurut aja sama ide gila itu," jawab Delia pun tak mau kalah. "Sudah, sudah kalian jangan ribut. Semuanya udah masa lalu, nggak perlu diingat-ingat lagi! Yang terpenting kita harus melangkah ke depan, jangan ke belakang." "Dan kamu Erlan, aku udah nggak punya perasaan a

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 172. Pertemuan Nadine dan Erlan.

    "Sekarang uang darimana lagi Ma? Aku udah gak bisa kasih Sandra buat kuliah. Lebih baik berhenti kuliah, langsung aja kawin sama orang kaya!" gerutu Erlan saat Rubia menuntut biaya Sandra, adiknya yang masih kuliah."Kalau kamu gak kerja, tabungan udah habis, darimana kita mau makan?" pekik Rubia kesal memikirkan biaya hidup semakin sulit.Wanita paruh baya itu mendengus kesal. Dipikirannya dia harus kerja. Karena Erlan sulit mendapatkan pekerjaan. Atau dirinya yang akan kerja walau menjadi pembantu sekali pun. Air matanya menetes pelan menatap lantai yang retak dan kursi yang robek. Tapi satu minggu lagi, mereka harus meninggalkan rumah ini, karena tidak ada lagi uang untuk membayar kontrakan rumah ini. Tidak tahu harus tinggal di mana.Ingatannya saat masa-masa ada Nadine, dirinya tidak kekurangan suatu apa pun. Malah bagian uang Nadine yang diberikan Erlan, dirampasnya. Sehingga mantan menantunya itu kesulitan uang, Rubia tidak peduli.Dengan seenaknya Rubia menghina. Tidak mau tah

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 171. Kenalan Baru

    "Diam aja kamu manis, hahaha!" ujar seorang pria itu di pintu mobil."Toloooong! Siapa pun tolong aku, Haaaa!"Malam yang gelap hari ini kembali menjadi malam yang menakutkan. Panik dan tangis mulai berbaur.Tapi di sana ada sosok Erlan yang memperhatikan sejak tadi. "Malam ini aku harus menjadi super Hero bagi Nadine. Hahaha."Sejak Nadine keluar dari kantor bersama Delia tadi sore, Erlan memang sengaja mengikuti mereka. Dia sengaja memanggil dua orang temannya untuk bersandiwara seolah ingin melecehkan Nadine disaat wanita itu sendiri. Dan malam ini adalah saatnya untuk Erlan menjadi penolong Nadine, sehingga dia tidak selalu menjadi ketus.Tapi disaat langkahnya ingin maju, pandangan matanya melihat sosok pria dengan postur tubuh yang tinggi, menarik salah seorang preman yang sedang menunggu di depan pintu mobil. Lalu meninju wajahnya.Lalu dengan cepat, pria itu menarik keluar dengan paksa preman yang ada di dalam mobil. Lalu meninju perutnya hingga terjungkal. Dengan cepat pria i

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 170 Pelecehan di Jalan.

    "Udah, kamu ambilin aku minum gih. Teh manis pake es batu. Haus banget rasanya," tukas Nadine. "Ok, siap. Aku ambil dulu yah," ujar Delia melangkah keluar ruangan menuju dapur. Nadine diam-diam memperhatikan Delia. Dan dia memandang wanita dari dari punggungnya meninggalkan ruangan. 'Sebetulnya aku nggak tega sama kamu Delia.tapi aku ingin memberi kamu pelajaran untuk menghilangkan kesombongan kamu. Aku nggak akan menguji kamu terlalu berat,' Nadine menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum. "Sepertinya kamu sudah mulai berubah," gumamnya. Setelah beberapa saat Delia, kembali masuk membawa dua gelas berisi es teh manis. Satu untuk Nadine, dan satu untuknya. Dia meletakkan dua gelas itu di atas meja. "Gak apa-apa kan, kalau aku juga ikut minum? Aku juga haus. Jangan takut, abis ini aku segera bekerja lagi," tanya Delia mengambil gelas dan meminumnya. "Oke, kamu di sini aja ngobrol-ngobrol sama aku sampe sore." "Sampai sore? Lalu siapa nanti yang ngepel dan membereskan semua di

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 169. Di Ruang Kerja Nadine

    "Sinta, tolong panggil Delia ke ruangan ku ya!" ucap Nadine di ruangannya.Dia melihat pekerjaannya selama ini sangat rajin. Nadine ingin menaikkan gajihnya. Walau bagaimana pun, Darko yang sudah menjadi anaknya, adalah dari rahim Delia. Nadine tidak mungkin tinggal diam atas penderitaan Delia. Tapi dia ingin Delia merasakan sakitnya apa yang dirasakannya saat menjadi istri Erlan.Beberapa saat pintu berderit terbuka. Sosok Delia berdiri di balik pintu. "Kamu panggil saya Nad?""Tolong kalau disini, jangan panggil aku nama. Panggil aku ibu. Sopan sedikit. Sini duduk di sebelahku!" tukas Nadine yang saat ini sedang duduk di kursi sofa khusus tamu."Ya, baiklah. Bu Nadine yang terhormat. Saya akan panggil kamu ibu. Tapi kenapa kamu panggil saya? Oh iya, bagaimana dengan anak saya? Apa dia baik?" tanya Delia sambil duduk di samping Nadine."Ya, dia baik-baik aja. Kamu gak perlu khawatirkan dia. Dia akan aman di tangan seorang ibu yang tepat untuknya," jawab Nadine tegas."Oke, apa boleh

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status