Share

BAB 55. Kecantikan Yang Memukau

Author: Bayang Cermin
last update Last Updated: 2025-06-09 15:42:57

Mobil Alphard berwarna hitam perlahan berhenti Di pelataran gedung pencakar langit. Mobil-mobil mewah pun terlihat terparkir di tempat yang khusus.

Calista dengan setelan jas hitam turun dari mobil, membuka pintu penumpang dengan rasa hormat. Nadine yang kini berpakaian rapih terlihat penuh kharisma, bergegas keluar dari mobil.

"Silakan nona," ucap Calista mempersilahkan Nadine turun.

"Terima kasih Calista," jawab Nadine dengan senyum Lesung pipitnya.

Suara sepatu high heels tinggi menyentuh permukaan lantai marmer berwarna abu kehitaman mengkilap. Ia melangkah masuk ke dalam gedung yang dijaga kedua security yang pernah menahannya, yaitu Pak Riko dan Pak Deny.

Melihat Nadin melewatinya, kedua security itu menunduk hormat.

"Selamat pagi Bu Nadine," suara mereka berbarengan.

"Yah, pagi juga bapak-bapak."

Sosok Nadine yang kini menjadi pusat perhatian para karyawan lainnya. Mereka semua menaruh rasa hormat dan menunduk saat berpapasan.

Beberapa karyawan secara serempak mengucapkan sela
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 59. Di Kamar Delia

    "Mas! Jangan Mas! Jangan! Aku gak mau Mas!" teriak Nadine sambil menangis keras. "Kenapa? Aku suamimu! Gak pantas kamu menolak aku! Cepat!" Erlan menarik tangan Nadine keras, masuk ke dalam kamarnya. Brakkk! Ceklekkk! Pintu terkunci rapat. Tidak ada cela untuk Nadine lari. Erlan menghempaskan tubuh Nadine yang kurus ke atas ranjang. Nadine semakin teriak memenuhi ruangan. "Mas! Aku gak mau! Lepasin aku Mas!" Tidak ada suara sahutan dari Erlan. Hanya suara dengus nafasnya yang terdengar semakin menderu. Mengoyak pakaian Nadine, melemparkan ke lantai. Kini tubuh itu polos. Mata Erlan semakin membulat. Tenaga Erlan yang kuat, membuat Nadine tidak dapat melakukan apa-apa. Ia hanya menangis dibalik dengus nafas Erlan yang memburu. Di luar kamar, Sinta menggedor-gedor pintu. "Keluar kalian! Ini kamar aku! Keluar!" Gedoran yang sangat kuat, hingga tangannya terasa sakit. Tidak di hiraukan oleh Erlan. Sinta menangis. Hatinya begitu nyeri. "Makanya Del, kalau mau melakuka

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 58. Kalian Mau Apa!

    "Mama kamu itu ada sakit kanker, umurnya mungkin gak lama. Kamu akan menyesal dikemudian hari!" ujar Rubia mencoba membuat Nadine yakin dengan suara lantang.Nadine tertegun, seolah sedang memikirkan sesuatu. Apa yang Mama Alena ceritakan sangat berbeda dengan wanita yang baru ia temui ini.'Tapi dia sedang sakit. Bagaimana kalau ternyata dia benar Mama aku. Pastinya aku menyesal seumur hidup.'"Iya nak, benar. Mama Memang sedang sakit. Apa kamu tega membiarkan mama sakit sendirian? Dengan umur Mama yang gak lama lagi ini," kata wanita itu sambil menangis."Apa Ibu sudah ke dokter?" tanya Nadine pelan."Mama sudah berkali-kali ke dokter Nak, tapi hasilnya percuma. Sebetulnya Mama mau ke rumah sakit herbal, tapi biayanya mahal. Uang mama nggak cukup untuk itu.""Berapa yang Ibu butuhkan untuk berobat disana?""Nggak usah Nak, berobat ke sana mahal sekali. Mama nggak mau merepotkan kamu sayang,""Gak apa-apa Bu. Kalau Ibu memang benar-benar butuh, saya akan kasbon di kantor.""Teman Ma

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 57. Siapa Wanita Itu?

    "Nadine! Aku mau bicara sama kamu," ujar Delia ke Nadine Pagi itu, di rumah baru Delia, yang baru ditempati 2 minggu lalu. Mereka semua tinggal di rumah Delia yang terlihat lebih besar dari rumah Rubia. Kamar utama ditempati Delia dan Erlan. Walau begitu, Erlan lebih suka tidur di kursi panjang. seperti biasa, dari pada tidur di ranjang bersama istri keduanya. Sedangkan kamar-kamar lain yang cukup besar, ditempati Sandra dan Rubia. Nadine bersama Alena ibunya satu kamar yang terletak di kamar belakang. "Mau bicara apa Del?" tanya Nadine di pagi hari itu. Lalu Delia membawa Nadine ke taman belakang. Mereka berdua duduk di kursi taman berhadapan. Mata Delia tajam memandang wajah Nadine. "Apa yang mau kamu bicarakan Del?" suara Nadine lirih. Delia menghembuskan nafasnya. seakan mencari kata untuk bicara dengan Nadine. "Ini tentang Erlan. Selama kami menikah, dia gak mau bersetubuh dengan aku. kenapa? Apa kamu yang hasut dia?" suara Delia mulai meninggi. Sebenarnya Nadi

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 56 Pamela Mengundang Makan

    Drrrrt! Drrrrt! Drrrrrt! Suara getar pada ponsel Nadine menjadikannya menatap layar itu sebentar. Tertulis nama Pamela. "Halo, selamat sore Bu." "Selamat sore Nadine. Bagaimana kabarmu hari ini di kantor? Baik-baik aja kan? Nggak ada masalah?" "Hari ini tidak ada masalah Bu. Sebagian sudah saya pahami, termasuk penyiapan dokumen dan jadwal rapat dengan para pihak pimpinan dan external. Semoga minggu ini sudah bisa saya pahami semuanya," jawab Nadine sangat hati-hati. "Bagus kalau begitu. Semoga kamu cepat pahami semuanya," ujar Pamela merasa senang mendengar suara Nadine. "Kamu tunggu si lobi kantor. Calista akan mengantar kamu ke restauran seafood mandala. Kami tunggu disana yah. Aku ingin mengundang kamu makan bersama," lanjut Pamela sebelum menutup sambungan telponnya. Nadine menatap layar ponselnya beberapa saat. Ia Mencoba memahami beberapa hari ini yang terasa begitu aneh dengan sikap Pamela dan Stev suaminya, yang terasa agak berlebihan memanjakan dirinya. 'Mungk

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 55. Kecantikan Yang Memukau

    Mobil Alphard berwarna hitam perlahan berhenti Di pelataran gedung pencakar langit. Mobil-mobil mewah pun terlihat terparkir di tempat yang khusus.Calista dengan setelan jas hitam turun dari mobil, membuka pintu penumpang dengan rasa hormat. Nadine yang kini berpakaian rapih terlihat penuh kharisma, bergegas keluar dari mobil."Silakan nona," ucap Calista mempersilahkan Nadine turun."Terima kasih Calista," jawab Nadine dengan senyum Lesung pipitnya.Suara sepatu high heels tinggi menyentuh permukaan lantai marmer berwarna abu kehitaman mengkilap. Ia melangkah masuk ke dalam gedung yang dijaga kedua security yang pernah menahannya, yaitu Pak Riko dan Pak Deny.Melihat Nadin melewatinya, kedua security itu menunduk hormat."Selamat pagi Bu Nadine," suara mereka berbarengan."Yah, pagi juga bapak-bapak."Sosok Nadine yang kini menjadi pusat perhatian para karyawan lainnya. Mereka semua menaruh rasa hormat dan menunduk saat berpapasan.Beberapa karyawan secara serempak mengucapkan sela

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 54. Kita Pindah Rumah

    'Sial! Baju kerjanya sudah menyamai aku. Cih! Kamu pikir, kamu bisa mengalahkan aku Nadine? Baru karyawan aja udah sombong! Tunggu aja," gumam hati Dela di meja makan. Hatinya panas melihat pakaian yang dikenakan Nadine pagi ini. Pagi itu Mentari baru saja menampakkan sinarnya di balik jendela. dimana mereka duduk di ruang makan sambil menunggu sarapan yang akan Nadine Dan Sandra hidangkan. Aroma bubur ayam dengan irisan bawang goreng, menguar di ruangan dapur, bercampur aroma melati teh panas, dan kopi tercium harum. Terdengar suara denting mangkuk dan sendok sibuk saling beradu. Nadine dan Sandra menyiapkan sarapan pagi. Delia membuka percakapan di meja makan. "Ma, ada yang mau aku bicarakan, sambil kita makan." *Mau bicara apa Del? Yaudah, kita sambil makan aja yah," ujar Rubia. Terdengar suara langkah kaki Nadine dan Sandra dari arah dapur melangkah ke ruang makan, sambil membawa sarapan bubur ayam bertaburkan daun bawang dan bawang goreng. Suasana pagi yang terasa hangat.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status