Home / Rumah Tangga / Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya / ๐—ฏ๐—ฎ๐—ฏ ๐Ÿณ. ๐—ž๐—ถ๐—ฟ๐—ถ๐—บ๐—ฎ๐—ป ๐—ฉ๐—ถ๐—ฑ๐—ฒ๐—ผ.

Share

๐—ฏ๐—ฎ๐—ฏ ๐Ÿณ. ๐—ž๐—ถ๐—ฟ๐—ถ๐—บ๐—ฎ๐—ป ๐—ฉ๐—ถ๐—ฑ๐—ฒ๐—ผ.

Author: Bayang Cermin
last update Huling Na-update: 2025-05-08 12:57:18

"Siapa lelaki yang udah antar kamu pulang ke rumahku?!"

"Ma, dia itu ... ?" Nadine memegang pipinya yang merah padam mulai terasa panas.

Tamparan keras tangan Rubia, membuat tubuh Nadine sedikit terhuyung kebelakang. Dada Rubia naik turun, matanya terbelalak lebar-lebar, bagai ingin menelan mangsanya hidup-hidup.

"Kamu pikir mama gak liat, kamu pulang sama siapa?! Ituโ€” Itu om-om yang beli badan kamu kan? Nginap dimana kamu semalam?!"

"Bukan Ma! Ituโ€”itu dokter yang menolong aku Ma. Aku habis kece ... "

"Diam! Menolong? Menolong apa?! Oh ... Menolong kamu dari kekurangan uang!"

Plakkk!

Rubia, sang mertua tidak memberi kesempatan untuk Nadine bicara. Ia kembali menampar wajahnya dengan keras tanpa peringatan. Wajah Nadine menoleh ke samping karena dorongan itu. Matanya berkaca-kaca. Dadanya sesak.

"Gak ada yang perlu dijelaskan! Dasar perempuan rendahan, gak tau malu! Semakin hari semakin jelas ulah kamu yah!"

"Ma, aku kecelakaan di jalan kemarin Ma. Pria itu dokter Ma!" ujar Nadine mencoba ingin menjelaskan. Tapi Rubia tidak memberi kesempatan untuk itu.

"Alasan! Kau pikir mama bodoh, ha?! Ouw, kamu ada main dengan dokter itu? Hebat ... Hebat! Kalau begitu, mana buat ganti gaun mama yang kamu hanguskan?"

"Tapi akuโ€”aku bicara benar Ma. Aku gak ada main dengan siapapun."

Tatapan mata memelas tidak merubah pikiran Rubia untuk merasa iba pada sang mantu. Ia justru makin menekan Nadin. "Kamu jangan bohong!"

Rubia merogoh pakaian yang dikenakan Nadine dari atas hingga bawah. Erlan keluar dari kamar.

"Ada apa Ma?"

Nadine merasa lega dengan adanya Erlan menghampiri. Pastinya Erlan akan membelanya, dan melepaskan tuduhan ibunya, pikirnya

"Mas.... akuโ€”aku kemarin ... "

"Diam kamu! Aku sedang bertanya sama mama, bukan sama kamu!" hardik sang suami menunjuk ke Nadine.

Pupus susah harapan Nadine. Dengan optimisnya ia mengira sang suami membelanya. Tapi ternyata, Erlan tidak ingin bicara padanya. Sudah kesekian kali, ia berharap Erlan, membelanya. Membelainya rambutnya, mencium keningnya. Tapi semua harapan itu kosong.

Senyum sinis Rubia melirik ke Nadine. "Istri kesayanganmu ini loh Er ... dia ini barusan pulang sama omo-om. Berani sekali dia membawa lelaki lain ke rumah ini."

"Nggak seperti itu Ma," jawab Nadine bermaksud membela diri. "Kemarin aku kecelakaan. Kalau gak percaya, silahkan tanya di rumah sakit Sehat Sehati."

Nadine tidak dapat menahan air mata. Akhirnya tumpah juga dari genangan matanya. Dadanya seolah sulit bernafas melihat Erlan seakan tidak mempercayai dirinya. Tatapan Erlan sangat menusuk.

"Sudah yah, aku itu pusing dengan ulah istriku sendiri. Lebih baik aku pergi, lebih tenang dari pada disni!" ujar Erlan meninggalkan mereka.

"Kamu lihat! Semua gara-gara kamu! Erlan sekarang jarang di rumah! Heh, perempuan binal! Awas aja kalau kamu gak ganti gaun aku! Ganti dengan mentahnya!"

"Iโ€”iya Ma, aku ganti kalau udah ada uangnya!" jawab Nadine melangkah masuk ke dalam kamar.

Sandra keluar dari kamar berbisik ke telinga Rubia. "Tenang Ma, Kak Erlan pergi untuk sesuatu."

"Maksudnya?" kening Rubia sedikit berkerut.

Sandra tersenyum picik. "Mama masih kenal dengan Delia kan? Teman aku, yang dulu tergila-gila sama kak Erlan? Mama tenang aja. Sebentar lagi akan ada sesuatu yang menghebohkan. Aku pergi dulu ya, Ma. Aku akan bantu mereka," ujar Sandra meninggalkan Rubia sambil berlenggak lenggok.

Di kamar Nadine, menangis di tepi ranjang. Meratapi pernikahannya yang baru seumur jagung. Sejak hari pertama di kamar ini, Erlan selalu bersikap dingin. Bulan madu yang diimpikan, ternyata hanya impian kosong yang penuh luka. Hanya tatapan tajam dan sikap dingin yang ia dapati.

Nadine melepaskan tangisnya menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Matanya sembab dan pipi merah akibat tamparan Rubia, Tidak ada tanggapan dari sang suami.

Bayangan saat sebelum menikah, begitu manis. Sehingga Nadine percaya dengan semua ucapan Erlan. Rubia, ibu mertua pun terlihat sangat manis saat itu.

Maka dari itu, Nadine relah saat Erlan mengatakan, "Tinggalah di rumahku setelah kita menikah. Tapi rumah aku jelek dan rusak. Mungkin setelah aku ada dana, aku akan renovasi sedikit."

Mendengar itu, hati Nadine tergugah untuk merenovasi sedikit dengan uang tabungannya. Lamunan Nadine membuyar saat lambungnya berbunyi.

Krukkk! Krukkk!

Perutnya meminta diisi. 'Aku mau cari makan dulu di luar. Baru terasa lapar, aku baru sadar kalau dari kemarin belum makan,' gumamnya berniat melangkah keluar kamar.

Ting!

Langkahnya terhenti menoleh ke meja rias. Terdengar suara notifikasi dari ponselnya yang tergeletak disana. Badannya berbalik meraih ponsel itu.

'Cuma nomor? Gak ada namanya? Siapa ini?'

Satu pesan masuk.

Sebuah video.

Tanpa curiga, Nadine, membuka video itu. Rekaman berdurasi pendek jelas memperlihatkan seorang pria yang sangat ia kenal. 'Mas Erlan!'

Mata Nadine terbelalak lebar. Tangannya gemetar saat melihat rekaman itu. Erlan, suaminya sedang memasuki sebuah kamar hotel bersama seorang wanita berambut panjang di cat pirang. Langkah Erlan terhuyung-huyung bagai terkena gelombang. Wanita itu menggandeng pinggang suaminya. Membawa Erlan masuk ke kamar.

"Mas Erlan! Apa yang kamu lakukan Mas?"

Baru saja air mata Nadine berhenti menetes. Dan kini harus mengalir lagi. Setiap helaan nafas, terasa sulit.

Ting!

Terdengar suara chat. Jari Nadine bergetar untuk membuka chat itu.

"Datanglah ke hotel Venus kamar 221. Kalau kamu ingin melihat kelanjutannya."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 21 Cemooh di Kantor Delia.

    "Del, bukannya hari ini kita akan ada permainan baru? Mana dia, anak dari pelakor dan perempuan nakal itu?" tanya Eli penasaran, mereka satu ruangan di lantai 2. "Hussst ... Jangan berisik. Sabar, nanti aku tunjukkan orangnya, pas keluar makan siang! Dia ada di lantai satu," ucap Delia berbisik. "Ingat pesan aku, jangan sampai dia tahu, kalau aku pemilik perusahaan tekstil ini. Biar aku lebih leluasa bermain dengannya," Delia tersenyum sumringah, permainan baru akan dimulai. Perusahaan kecil Pratama Tara, milik ibu Delia. Bergerak di bidang tekstil. Kini Delia harus meneruskan perusahaan itu, karena kondisi mental sang ibu terganggu. Dan kini, ada Nadine disini, mereka beda lantai. Ruangan Nadine berada di lantai satu bersama beberapa karyawan lainnya. Pagi itu di ruangan Nadine, diperkenalkan dengan staf lainnya. Berawal mereka semua terlihat ramah. Nadine memulai dengan pekerjaan barunya. Namun, setelah jam makan siang, dimana mereka keluar untuk mengisi perutnya. Suasana m

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 20. Aku Minta Kamu Layani Aku

    "Maaf,aku gak bisa! Dan terserah kamu. Kita memang gak ada hubungan apa-apa kok?" jawab Erlan acuh. "Kamu bilang kita gak ada hubungan apa-apa? Lalu siapa yang di hotel itu?" suara Delia mulai meninggi. Rubia menghampiri mereka. "Erlan, kalau kamu mau bermalam di rumah Delia, silahkan! Gak ada yang larang kok. Ayo, silahkan!" "Kalau aku bilang nggak, yah nggak Ma. Pekerjaanku masih banyak. Bukan cuma buat temanin Delia aja. Udahlah, lebih baik kamu pulang sana!" usir Erlan, berjalan cepat naik ke lantai dua, masuk ke dalam kamar. Sikap Erlan membuat emosi Delia semakin membara. Dengan kasar ia melangkah keluar rumah, tanpa pamit pada Rubia. Nadine pun melangkah menaiki anak tangga, masuk ke dalam kamar. Erlan menatap lekat wajah sang istri. 'Dia memang cantik. bahkan lebih cantik dari Delia. Namun, sayang kecantikannya tertutup oleh kepolosan dan keluguannya, karena kamu gak bisa dandan" "Kecantikan istriku sangat alami. itulah, yang membuat aku jatuh cinta dengannya. T

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 19. Pinjam suamimu

    "Sekarang, katakan. Apa yang akan kamu bicarakan?" suara Nadine terdengar lirih. "kamu sekarang udah tahu, kalau saya kerja di sana, dan kamu pun ikut bekerja di tempat saya. Dan ... dan saya gak masalah, kalau kamu mau bersaing dengan saya. Dan ... " Delia memutuskan ucapannya. "Dan saya minta mas Erlan, ikut sama saya malam ini, biarkan suamimu menginap di rumah saya. Dan saya pastikan, besok kamu kerja, akan baik-baik aja!" Delia memandang Nadine dengan liar. Nadine membalas tatapan Delia tanpa kedip. Ia menegakkan duduknya, dan berusaha menjaga nada bicaranya agar tetap stabil. "Itu gak akan terjadi Del! Kamu pikir suami saya itu barang gadean? Yang bisa dipinjam sana sini?" kilah Nadine, tidak terima, kalau sang suami seolah dipinjam wanita lain. Mata Delia tetap mengarah ke Nadine, dengan tatapan mata tajam berkilat seperti pisau, menahan emosi. "Hei! Saya itu udah bicara baik-baik sama kamu yah! Tapi kalau kamu pura-pura gak paham, kamu tahu sendiri akibatnya, menge

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 18. Aku Ingin Bicara Dengannu

    "Kalian, sedang bicarain apa?" Erlan menarik kursi duduk berhadapan dengan Rubia dan Sandra. "Aku itu lagi bicara tentang kakak ipar ku yang cantik ini loh kak. Memangnya sekarang kerja dimana? Di kantor apa? Dan kapan mulai masuknya?" sindir Sandra, melirik ke Nadine. Walau pun ia tahu, kalau saat ini Nadine, bekerja di kantor Delia. Akan tetapi, bibir Rubia mencibir. Nadine hanya tersenyum getir memandang mama mertuanya yang masih terlihat tidak menyukai dirinya. "Kakak kerja di kantor kecil kok San. Gajih juga 3 juta sebulan. Lumayan lah buat tambah-tambahan. Dari pada di rumah terus." Erlan menoleh ke Nadine. "Memang bulanan dari aku gak cukup?" "Kamu kasih bulanan aku? Kapan?" tanya Nadine mengernyitkan keningnya. "Loh? Aku kan udah titip ke mama. Apa kurang cukup?" Rubia yang sedari tadi hanya mencibir, kini matanya melebar. Menatap Erlan dan Nadine bergantian. "Erlan, uang bulanan Nadine sengaja mama gak kasih ke dia, karena mama liat, dia itu boros. Makanya biar

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 17 Maafkan Aku.

    "Mas! Jadi kamu mau balas dendam? Apa yang harus kamu mau balaskan dendam kamu ke aku? Salah aku dimana? Udah aku bilang, aku cuma sama kamu aja Mas!?"โ€‚ Bukan pembelaan yang Nadine dapatkan. Tapi tekanan dan ancaman, dan justru memojokkannya. Sudah kesekian kalinya ia terlalu berharap pada suaminya. Tapi malah kehancuran yang ia dapatkan. Batinnya meronta menahan kepedihan โ€‚โ€‚Sejak malam pertama, Erlan selalu dingin sampai saat ini, bahkan tidak lagi pernah menyentuhnya sebagai istri. โ€‚โ€‚Rubia tersenyum puas sambil memandang Nadine sinis. โ€‚โ€‚"Kalau aja kamu bisa seperti Delia, wanita pilihan mama, gak akan seperti ini! Delia itu dari keluarga terhormat, dan cantik. Ke mana-mana selalu berdandan rapih. Tapi kamu ... ?" โ€‚โ€‚Erlan menoleh ke Nadine, menatap tajam. Ia baru saja mendapat kabar dari Sandra, adiknya, kalau istrinya bekerja di tempat Delia bekerja. "Kenapa kamu bisa bekerja di tempat Delia bekerja? Apa kamu sengaja mau memata-matai Delia?" โ€‚โ€‚"Aโ€”aku melamar sendiri

  • Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Rayaย ย ย BAB 16. Dia tidak membela aku

    "Benar-benar keterlaluan perempuan itu! Aku tidak akan bisa terima kenyataan ini, tapiโ€”tapi bagaimana aku harus membalasnya." nafas Nadine memburu dengan kemarahan yang membuncah. โ€‚โ€‚Luka yang ditorehkan Erlan dan perempuan itu, begitu dalam. Sampai-sampai Nadine tidak menyadari, kalau supir ojek berhenti didekatnya. โ€‚โ€‚"Ibu Nadine? Ibu? Dengan Ibu Nadine kan?" suara pria ojek online mengagetkannya. โ€‚โ€‚"Iโ€”iya Pak, betul, saya Nadine," ujar Nadine sambil naik ke atas motor. โ€‚โ€‚Sepanjang perjalanan pulang, hatinya bergolak. Terlalu perih dengan melihat sosok Delia lagi. Disaat ia ingin menghapus bayangan Delia dan Erlan, justru sekarang ia harus melihatnya lagi. 'Benar-benar gak nyaman kalau berada di dalam zona seperti ini.' Beberapa saat, ojek berhenti di depan rumah. โ€‚โ€‚"Titiknya disini, Bu? Ibu! Ibu Nadine!" lagi-lagi panggilan pria ojek, mengejutkan Nadine. โ€‚โ€‚"Iโ€”iya, Pak. Disini aja." jawab Nadine terbata. โ€‚โ€‚Ojek online berhenti di depan rumah. "Sudah dibayar di aplikasi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status