Share

Lepaskan Dia!

Author: Ree Ichi
last update Last Updated: 2024-12-31 16:16:07

Malam itu Akira kerja lembur sebagai Direktur Utama, entah sudah berapa jam dia berada di dalam kantor miliknya. Wanita muda itu mulai bergegas untuk pulang, pandangannya mulai mengabur dan berhalusinasi ada seseorang yang menolong dirinya.

"Nona.. Anda tidak apa?"

Suara yang asing bagi Akira, namun wanita itu belum sepenuhnya sadar

"Nona, Anda sakit apa?" Pertanyaan tersebut membuat Akira sadar.

"Kamu siapa? Kenapa saya ada di sini?" ujar wanita muda itu sambil melihat ruangan bercat putih yang merupakan ruangan tunggu.

"Maaf, Nona, tadi saya tidak sengaja melihat Anda pingsan di dalam lift," sahut pemuda itu dengan nada lembut.

"Terima kasih untuk pertolongan kamu, tapi........"

Belum selesai Akira mengucapkan terima kasih, pemuda tersebut sudah pergi dari pandangan Akira.

Akira yang sudah agak mendingan pun akhirnya menghubungi sopir pribadi ayahnya, wanita muda itu menceritakan kejadian yang menimpa dirinya, dan sang Ayah meminta sopir untuk menjemput putrinya di kantor.

Keesokan harinya, Akira yang sudah berada di kantor di kejutkan dengan kehadiran ayahnya.

"Akira, saya mau bicara soal sekretaris yang kamu mau kemarin, saya sudah menemukan calon sekretaris yang cocok untuk kamu," tutur lembut pria paruh baya kepada putrinya.

"Baik, Pak jadi bagaimana orangnya?" sahut Akira dengan nada lembut.

"Sebentar lagi dia akan datang, saya sudah bilang untuk segera menemui saya di kantor kamu."

"Baiklah!"

Lima menit kemudian, ketukan pintu terdengar jelas di telinga Akira dan juga ayahnya.

"Permisi, Pak Hermawan!"

"Masuk saja!"

Pemuda itu masuk dengan pakaian hitam putih menemui Akira dan Pak Hermawan.

"Kamu!"

"Kalian saling kenal?" tanya pria paruh baya tersebut kepada Akira.

"Dia yang menyelamatkan hidup saya malam itu."

"Jadi kalian sudah saling mengenal?"

"Tidak, Pak, saya belum mengenal dia bahkan untuk berterima kasih pun juga belum."

"Kalau begitu kalian kenalan."

"Pagi, Bu saya Noah," ujar pemuda itu dengan berjabat tangan dengan Akira.

"Saya Akira!"

"Jadi bagaimana, mau terima Noah?"

"Iya, Pak!"

"Jika begitu saya tinggalkan kalian, dan kamu Noah bekerjalah dengan baik."

"Baik, Pak."

Akhirnya keduanya kini satu ruangan, Akira memberikan sedikit pertanyaan dan Noah pun menjawab dengan begitu lancar.

"Kamu mendapatkan posisi ini, selamat untuk kamu dan terima kasih bantuan kamu."

"Terima kasih, Bu Akira, saya akan bekerja dengan baik."

"Baik jika begitu, tugas pertama kamu teliti dua dokumen ini jika ada yang salah, dan ruangan kamu ada di sebelah ruangan saya."

"Baik, Bu saya akan bekerja sekarang."

Akira bernapas lega sudah mendapatkan sekretaris yang sesuai dengan keinginannya, wanita muda itu tidak perlu lagi melihat wajah mantan suaminya yang membuat moodnya hancur.

Setelah setengah jam, Noah datang dengan dokumen yang dia teliti tadi, pemuda itu menjelaskan jika salah satu dokumen yang ada sedikit aneh di bagian keuangan.

Akira mencerna semua ucapan Noah dengan baik, "Kerja bagus, Noah pertahankan kinerja kamu, kamu boleh kembali ke ruangan kamu."

"Baik, Bu Akira!"

Senja akhirnya menyapa, Akira sudah siap untuk pulang dan mengistirahatkan tubuh serta pikirannya.

Para karyawan yang belum pulang pun memberikan senyuman terbaiknya dan menyapa Akira.

Hingga wanita muda itu sampai di parkiran mobil, saat itu hujan deras mulai turun ketika Akira berdiri di parkiran mobil, wanita muda itu menunggu hujan sedikit reda karena penglihatan Akira kurang baik saat melihat hujan ketika mengendarai roda empat. Dirinya menarik nafas panjang, berusaha menenangkan hatinya yang masih bergemuruh. Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat.

“Akira,” panggil Andre, nada suaranya tegas namun ada kelembutan yang terselip.

Akira menoleh, wajahnya datar. "Apa yang kamu mau, Andre?"

Andre menghela napas, berusaha keras menahan emosinya. "Aku hanya ingin kita bicara. Aku bisa mengantarmu pulang. Kita selesaikan ini dengan baik-baik."

“Tidak perlu,” jawab Akira singkat. Dirinya melangkah mundur, berusaha menjaga jarak. "Aku bisa pulang sendiri."

Andre meraih pergelangan tangannya dengan lembut tapi tegas.

“Kamu keras kepala sekali. Sampai kapan kamu mau terus begini? Aku hanya ingin semuanya kembali seperti dulu.”

“Lepaskan aku, Andre,” Akira berkata tajam, mencoba menarik tangannya. “Aku tidak mau ikut denganmu. Aku tidak mau mendengar apapun darimu.”

Andre kehilangan kesabaran. Dia mencengkram tangannya lebih erat. “Kenapa kamu selalu menolak aku? Apa aku sebegitu buruknya di matamu?”

“Karena kamu sudah membuangku, Andre! Aku benci sikapmu yang seperti ini!” Akira berteriak, matanya berkaca-kaca. “Kamu pikir memaksa aku akan membuatku berubah pikiran?”

Andre terdiam sejenak, tapi amarah dan rasa frustrasinya membuatnya tetap tidak melepaskan genggamannya. Di saat situasi memanas, suara lain terdengar.

“Lepaskan dia,” suara itu tegas namun tenang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi   Kebangkitan Premethueus

    Langit senja di atas markas bawah tanah Phoenix of Gold tampak membara keemasan, seolah mencerminkan semangat baru yang menggelegak di dalamnya. Arka Mahendra, kini berusia tujuh belas tahun, berdiri gagah di hadapan peta digital raksasa yang menampilkan pola satelit global. Di belakangnya, puluhan anggota Operasi Prometheus menunggu komando dengan mata penuh keyakinan.“Dragunov belum benar-benar mati,” ujar Arka tegas. “Mereka hanya berganti wajah.”Seseorang dari barisan depan mengangkat tangan. “Apa maksudmu, Kapten?”Arka menoleh. Di layar, muncullah simbol aneh yang baru-baru ini muncul dalam komunikasi terenkripsi di dark web: lingkaran berputar dengan huruf ‘H’ menyala merah. Helix.“Program Helix adalah warisan terakhir mereka. Sebuah AI global yang mereka bentuk selama bertahun-tahun, tersembunyi dalam jaringan satelit, lembaga keuangan, bahkan institusi pemerintahan,” jelas Arka. “Jika mereka berhasil mengaktifkannya sepenuhnya, seluruh dunia akan tunduk pada kendali ekonom

  • Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi   Arka dan Core Site Zero

    Malam itu, markas utama Phoenix of Gold diselimuti aura kesiagaan tinggi. Core Site Zero yang berada di bawah tanah Pegunungan Alpen kini menjadi jantung pertempuran baru dunia teknologi dan kekuasaan. Arka Mahendra, putra sulung Noah dan Akira, berdiri di ruang strategi yang diterangi cahaya holografik biru. Usianya baru enam belas tahun, namun pandangannya tajam dan penuh ketegasan seperti ayahnya."Target utama kita adalah menghancurkan jaringan sisa Dragunov yang bersembunyi di bawah organisasi Black Vortex," ujarnya tegas kepada tim elit Prometheus—unit rahasia Phoenix of Gold yang dipimpinnya.Di sisi lain dunia, para pemimpin negara-negara besar berkumpul dalam sidang darurat Dewan Keamanan Global. Mereka resah. Perusahaan yang dulu bernama Mahendra Corp kini telah berevolusi menjadi kekuatan negara digital bernama Phoenix of Gold. Dengan armada teknologi canggih, mata-mata AI, dan sistem pertahanan luar biasa, Phoenix bukan lagi sekadar korporasi—ia telah menjadi entitas berda

  • Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi   Langkah awal Sang Phoenix

    Subuh belum sepenuhnya menggantikan kegelapan saat pasukan muda Phoenix bersiap di pelabuhan udara utama. Di langit, zeppelin raksasa berbentuk phoenix—Aurora Prime—sudah menyala, siap membawa mereka ke bawah laut Atlantik, menuju Core Site Zero.Arka Mahendra berdiri di depan pasukannya, mengenakan seragam taktis berlapis serat Helium-9, ringan tapi kuat sekeras titanium. Lambang Phoenix of Gold bersinar lembut di dadanya.“Semua sistem cek!” seru Arka.Para anggota tim muda itu segera melaporkan. Ini bukan latihan. Ini adalah operasi nyata—dan seluruh dunia mengintip.Noah dan Akira berdiri tidak jauh, mengawasi."Noah," bisik Akira, "apa kita tidak terlalu membebani Arka?"Noah menggeleng pelan, matanya tetap tertuju pada putra sulung mereka."Dia harus belajar, Akira. Dunia ini bukan lagi tempat yang ramah. Kita tidak bisa melindunginya selamanya."Akira menggenggam tangan suaminya erat.Di atas panggung kecil, Arka mengangkat komunikatornya."Operasi Prometheus—Start!"Zeppelin r

  • Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi   Opersi Promentheus

    Malam itu, markas besar Phoenix of Gold masih bermandikan cahaya holografik, seolah bintang-bintang turun dari langit untuk menyaksikan kebangkitan era baru. Namun, di balik euforia itu, ketegangan mulai mengendap di bawah permukaan.Di ruang rapat utama, Noah duduk di depan meja bundar raksasa. Layar di sekeliling menampilkan gambar-gambar yang berubah cepat: berita dunia, pesan diplomatik, hingga laporan ancaman.Phoenix baru saja lahir sebagai negara digital, tetapi dunia lama tidak tinggal diam."Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, dan Uni Eropa sudah mengeluarkan pernyataan resmi," lapor Gabriel, kepala intelijen. "Mereka tidak mengakui kedaulatan Phoenix. Mereka menganggap ini pemberontakan teknologi."Noah mengetukkan jarinya di meja. "Seperti yang kita duga.""Lebih buruk lagi," tambah Vanya, berdiri di sudut ruangan. "Beberapa negara berusaha menyusup lewat dunia maya. Mereka meluncurkan virus generasi baru—dirancang khusus untuk menghancurkan Helios dari dalam."Akira, yang du

  • Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi   Angin Dingin Balkan

    Angin dingin Balkan menggigit kulit saat tim ekspedisi Phoenix mendarat di dataran tinggi berlapis salju. Di antara kabut pekat, berdiri benteng tua yang kini menjadi markas Dragunov—pusat operasi rahasia musuh.Arka mengenakan seragam tempur khusus Phoenix: serat karbon ringan, dilapisi nano-armor. Di pundaknya, emblem Phoenix bersinar redup.Vanya di sampingnya, membawa konsol portable. Di belakang mereka, regu elit Orion Unit bergerak tanpa suara."Target kita ada di ruang bawah tanah kompleks itu," bisik Vanya. "Mereka mencoba memanipulasi sinyal Helios menggunakan Resonator—sebuah alat frekuensi balik yang bisa membuat Helios meledak."Arka mengangguk. "Waktu kita sedikit. Serang cepat, akurat, dan bersih."Mereka bergerak menyusuri lereng curam, menembus hutan gelap, hingga akhirnya mencapai perimeter luar benteng.Arka memberi isyarat.Tiga... Dua... Satu.Bom EMP mini diledakkan, memutus semua listrik di area luar. Dalam hitungan detik, mereka menyusup masuk ke dalam.Koridor

  • Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi   Percobaan Pertama

    Seminggu telah berlalu sejak penyelamatan Talia. Meskipun luka-lukanya mulai membaik, trauma yang ditinggalkan oleh para penculik masih melekat. Akira memutuskan untuk memberinya waktu istirahat penuh, menghindarkannya dari segala rapat strategis.Namun di balik dinding kaca Phoenix Headquarters, badai tengah mengumpul.Sejumlah negara, dipimpin oleh Eropa Timur dan beberapa pihak dari Asia Tengah, membentuk koalisi darurat—menuntut audit terbuka terhadap teknologi Phoenix of Gold. Mereka menganggap perusahaan yang dulunya adalah Mahendra Corp itu telah berubah menjadi kekuatan supranasional yang tak bisa diawasi.“Kita menjadi trending topic bukan karena pujian saja,” kata Noah dalam rapat utama. “Tapi juga karena rasa takut. Dunia melihat kita sebagai ancaman baru.”Arka duduk tak jauh dari ayahnya, ekspresinya kaku. Ia telah mempelajari reaksi publik, membaca lebih dari dua ratus artikel opini dalam empat hari terakhir. Kesimpulannya hanya satu—Phoenix mulai kehilangan kendali atas

  • Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi   Jangan Berhenti Menjadi Cahaya

    Senja menyelimuti markas utama Phoenix of Gold. Gedung kaca yang menjulang tinggi itu memantulkan warna jingga dari matahari yang perlahan tenggelam. Di dalam ruang observasi, Arka duduk diam menatap layar hologram, meninjau ulang data-data yang berhasil direbut dari Leo.Di sampingnya, Vanya membungkuk memeriksa pola-pola anomali dalam algoritma yang digunakan Leo untuk menyalin blueprint milik Hydra Star Corp.“Leo bekerja sendiri?” tanya Vanya, masih menatap layar.Arka menggeleng pelan. “Enggak. Pola enkripsinya bukan gaya Leo. Ini lebih kompleks. Lebih... khas Dragunov.”Vanya menegakkan tubuh. “Tapi Dragunov udah dihancurkan, Ka. Kita sendiri yang mengakhiri jaringan mereka.”Arka mengangguk. “Iya. Tapi sisa-sisanya masih berkeliaran. Dan aku curiga... mereka tidak pernah benar-benar hancur. Hanya bersembunyi.”Belum sempat Vanya menjawab, pintu ruang observasi terbuka cepat. Gabriel masuk dengan ekspresi tegang.“Kalian harus lihat ini.”Mereka mengikuti Gabriel menuju ruang ko

  • Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi   Dua Remaja Kematian

    Tiga minggu telah berlalu sejak insiden pelabuhan. Dunia mulai menaruh perhatian besar pada dua sosok remaja jenius, Arka Mahendra dan Vanya Laurent. Tak hanya karena keberanian mereka melawan jaringan Black Shadow, tetapi karena simbol baru yang mereka wakili—harapan generasi masa depan.Media internasional menjuluki mereka sebagai Phoenix Twins, mengacu pada nama perusahaan keluarga Arka, Phoenix of Gold, dan kebangkitan mereka dari ancaman masa lalu. Namun, bagi Arka, popularitas bukanlah sesuatu yang ia nikmati. Ia lebih memilih duduk di ruang riset, berkutat dengan sistem keamanan, memantau jejak sisa kelompok Rio yang kini menghilang dari radar.Sementara itu, Vanya, yang mulai tinggal di markas Phoenix sebagai bagian dari program rehabilitasi dan perlindungan, tak kunjung merasa nyaman. Meskipun Arka membelanya di depan seluruh dewan direksi Phoenix, beberapa anggota senior perusahaan—terutama dari pihak investor lama Mahendra Corp—masih mencurigainya.

  • Istri yang Kau Sakiti, Tak Ingin Kembali Lagi   Jebakan Vanya

    Pagi itu, langit kota London terlihat kelabu. Kabut menyelimuti kaca-kaca pencakar langit, seolah menyembunyikan sesuatu yang lebih besar dari sekadar perubahan cuaca. Di salah satu ruangan paling aman di markas Phoenix of Gold, Arka sedang bersiap untuk melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya—keluar dari perlindungan ayahnya.Ia telah meretas jalur khusus di dalam sistem bawah tanah milik Phoenix. Jalur itu dulunya hanya diketahui oleh Noah dan Gabriel, namun kini Arka telah berhasil menciptakan duplikat pintu masuk virtualnya sendiri. Ia tahu, jika ia ingin menyelamatkan Vanya dan menghentikan Rio, ia harus melangkah seorang diri.Dengan mengenakan pakaian khusus berteknologi ringan dan chip identifikasi palsu, Arka menyelinap keluar melalui lorong belakang, diiringi suara langkah robot pengawas yang nyaris tak terdengar. Ia tidak meninggalkan pesan, kecuali surat di bawah bantalnya yang bertuliskan satu kalimat,"Jangan cari aku. Aku akan kembali saat sudah bisa m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status