Diaz duduk termenung di kursi kebesarannya, jarinya tak lepas menjepit sebuah rokok, menghisapnya perlahan, asap mengepul di ruangan ini menggumpal, lalu menyebar. Rais terpaksa membuka jendela, sudah sering diingatkan agar atasannya jangan merokok dalam ruangan ber-AC, tetapi lelaki itu mana peduli, akhirnya membuka jendela dan mematikan AC yang bisa Rais lakukan.
Sejak pagi Diaz tampak galau dan gelisah, sudah hampir dua bungkus rokok yang dibakar sia-sia. Ketika ditawari makan siang, lelaki itu juga menolak."Kenapa masih di sini? bukankah kau mau makan siang?" tegur Diaz yang melihat Rais masih berdiri di ruangannya."Apa anda mau memesan sesuatu? Nanti saya bawakan.""Ya, bawakan saja aku makanan yang bisa dimakan!" perintah Diaz dengan asalKembali asap rokok memenuhi ruangan ini, rasanya Diaz benar-benar bisa gila memikirkan kejadian tadi malam. Malam tadi sebenarnya adalah malam impiannya, bagaimana tidak? Sudah lima tahun dia memimpikan wanita itu dalam rengkuhannya, tetapi tak disangka malam itu datang tadi malam secara tiba-tiba. Tetapi bukan malam seperti itu yang dia inginkan, di mana wanita itu melakukannya karena tidak sadar akibat faktor obat. Dia menginginkan wanita itu berada di bawah rengkuhannya atas kemauannya sendiri, wanita itu meneriakkan namanya karena memang keinginannya sendiri. Bukan seperti ini! Wanita itu bahkan tidak tahu siapa namanya. Mutiara Permatasari, Ternyata itu namanya ... cantik, indah ... seperti paras dan kepribadiannya. Tapi semalam Diaz sudah merusak imej itu, wanita itu ... sudah direnggut kesuciannya. Apa suami wanita itu sudah gila? Barang begitu bagus sudah satu tahun menikah tidak juga menjamahnya? Buta atau bagaimana? Ah, syukurlah ... ternyata kegadisan Mutiara, dia yang mengambilnya. Untuk seterusnya, mana boleh pria lain menjamah tubuh wanita itu. Dia hanya milik Diaz seorang.Diaz langsung mengambil ponsel dan menghubungi seseorang, itu adalah nomor luar negeri. Mulai sekarang, dia akan melakukan apapun agar Mutiara lepas dari lelaki brengsek itu. Hanya dia yang berhak mencintai wanita itu, tidak boleh siapapun.Diaz jadi teringat peristiwa lima bulan yang lalu, saat itu dia baru pulang dari luar negeri setelah lima tahun membangun bisnis di sana. Perasaannya begitu meluap bahagia, dia bertekad akan mencari wanita yang telah membuatnya jatuh cinta lima tahun lalu sebelum dia pergi ke luar negeri. Ternyata, pencariannya tidak mudah. Dia tidak tahu siapa nama wanita itu, tidak tahu tinggal di mana, bekerja di mana, bahkan foto nya saja dia tidak punya. Bagaimana dia bisa mencarinya? gila memang, pertemuan pertama, yang begitu singkat itu, tetapi bisa membuat Diaz jatuh cinta dan tidak bisa melupakan sosok itu.Diaz hanya bisa berdoa pada Tuhan, semoga dia bisa dipertemukan dengan wanita itu lagi. Harapannya sangat besar, dia langitkan setiap malam. Tidak disangka, tidak diduga. Dia melihat kembali wanita itu di lobi hotel, Saat itu dia akan menghadiri konferensi para pengusaha di kota ini. Jantungnya dengan kuat, hatinya bersorak gembira. Jika saja dia tidak menahan perasaan, akan langsung dia dekap wanita itu dan menghujaninya dengan sejuta ciuman.Tapi, detik itu juga, kegembiraan itu padam. Keceriaan itu sirna, kebahagiaan itu lenyap. Manakala seseorang mengenalkannya sebagai istrinya. Tommy Sanjaya, seorang pria pemilik perusahaan makanan itu terlihat tampan dan berwibawa, wanita itu tampak serasi berada disampingnya. dia terlambat sudah ....Tak disangka, ternyata perjuangannya belumlah tamat, mana kala ketika dia akan pergi ke toilet, terdengar tamparan yang cukup keras."Kau ini bodoh apa gimana, Mutia! Pak Suhendro itu klien penting kita, cuma diajak makan malam saja kau menolak! aku tidak mau tahu kau harus mendapatkan investasi dari lelaki itu!""Mas, Kau tau sendiri, Pak Hendro itu mata keranjang, dia akan invest kalau aku temani dia tidur. Aku gak mau, Mas. Aku akan mencari investor lain selain Pak Hendro, aku bisa mencarinya!""Terserah! Aku tidak mau tahu! yang penting, aku tidak mau perusahaan ku bangkrut! Dengar itu?!"Tangan Diaz mengepal dengan kuat, peristiwa itu sudah lima bulan yang lalu, tetapi hatinya masih terasa sakit. Tetapi melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana perlakuan Tommy pada wanita yang diinginkannya, membuat semangatnya bangkit lagi. Tak masalah kalau nanti dia dijuluki sebagai pria pebinor, dia memang akan melakukan itu, peristiwa tadi malam sudah membuktikannya, Mutiara hanya miliknya seorang!*****Sejak peristiwa malam itu, wajah Mutiara selalu mendung. Dia selalu cemas, jika seandainya peristiwa itu menghasilkan janin di dalam kandungannya. walaupun Mutia langsung meminum pil KB pagi hari itu, tetapi rasa cemas terus saja menghantuinya. Apalagi dia tidak mengenal siapa pria yang telah menidurinya, dia memang ingat betul dengan wajahnya, tetapi dia sama sekali tidak mengenalnya."Bu, Pak Tommy meminta anda untuk menemuinya di kantornya," ujar Renita membuyarkan lamunannya."Bu ... Bu Mutia?!""Ah, iya, Ren. Aku akan ke sana," ujar Mutia dengan lesu."Apa ibu tidak enak badan? dari kemarin saya perhatikan ibu selalu lesu dan sering melamun.""Ah, tidak apa-apa. Aku hanya sedikit tidak enak badan," keluh Mutia."Kalau begitu sebaiknya ibu istirahat saja. Ibu pasti kelelahan karena diforsir bekerja.""Tidak, aku akan menemui Tommy dulu," ujar Mutiara langsung menuju ke lantai tiga di mana Tommy berada.Ketika sampai lantai tiga, tampak Clarisa sedang duduk di meja kerjanya, matanya terlihat mendelik mana kala melihat Mutiara datang menuju ke ruangan suaminya."Bu Mutia? apa ada perlu dengan Pak Tommy?" tegur wanita itu dengan nada tidak suka."Iya, aku dipanggil olehnya tadi.""Masak?!"Mutiara yang akan melangkah mengurungkan niatnya, tatapan tajam dia layangkan pada perempuan di hadapannya. Ternyata wanita itu juga tak kalah tajam menatapnya, bahkan senyuman sinis terlukis dari bibirnya."Apa maksudmu?!" tanya Mutia dengan nada tidak senang."Aku tidak yakin Pak Tommy memanggil anda, Bu?""Kau pikir aku ke sini atas inisiatif ku sendiri?""Ya, apalagi? anda pasti akan mencari perhatian padanya, kan? sebaiknya ibu berhenti berharap. Pak Tommy, tidak cinta pada anda. sebaiknya ibu segera mengundurkan diri sebagai istrinya," ujar Clarisa dengan nada dingin namun suaranya terdengar pelan, mungkin takut Tommy mendengarnya."Ha?!" Mutia hanya terkekeh mendengar perkataan Clarisa.Wajah angkuh Clarisa tiba-tiba menggelap, dia merasa Mutia terlalu menganggap remeh dirinya."Clarisa, aku bahkan akan sangat berterima kasih padamu, kalau kau bisa membujuk Tommy untuk menceraikan aku. Aku bahkan berjanji akan memberikanmu emas 100 gram kalau kau bisa melakukannya. Mulai dari sekarang, berusahalah lebih keras, selain mendapatkan Tommy, kau juga akan mendapatkan 100 gram emas. menarik bukan?"Mutiara meninggalkan Clarisa dengan bibir tersenyum, bahkan kepalanya menggeleng tanda meremehkan Clarisa. tentu saja wajah Clarisa sangat tidak enak dipandang. Dia berusaha membuat Mutiara marah dan menampilkan sisi jahatnya, agar dia bisa membalikkan fakta di hadapan Tommy agar lelaki itu berpihak kepadanya, tetapi memang dasar wanita itu tidak bisa termakan provokasinya.Sampai ruangan Tommy, lelaki itu masih sibuk mengurusi dokumen di tangannya. Ketika melihat Mutiara, lelaki itu langsung meletakkan dokumen dan menatapnya dengan tajam."Kemarin kamu ke mana?" tanya lelaki itu dengan mata tajam.Mutiara sebenarnya gugup mendengar pertanyaan suaminya ini, namun sebisa mungkin dia menampilkan sikap wajar di hadapannya."Aku menginap di rumah Renita," ujarnya dengan nada biasa."Kenapa kau menginap di rumahnya?" buru Tommy dengan tidak puas."Aku bosan! di rumah juga tidak ada orang. Aku akan menginap di rumah mama, tetapi mama belum pulang juga. Aku hanya butuh teman ngobrol dan nonton drama bersama.""Setidaknya kau hubungi aku atau tinggalkan pesan.""Buat apa? selama ini kutelpon kamu juga tidak mengangkat, kukirim pesan juga tidak dibalas. Aku juga punya titik jenuh dan bosan. Bukankah kau melarangku ikut campur masalahmu? seharusnya kau juga seperti itu padaku.""Aku ini suamimu!""Hanya suami di atas kertas. Apa kau memanggilku demi ini?"Tommy te
Siska Artamevia, hanya karena wanita itulah Tommy menjadi orang yang kehilangan kepribadian. Sekarang yang menanggung akibatnya adalah Mutiara. Kewarasan Tommy tergerus semua karena wanita ini. Mutiara memang belum pernah bertemu langsung dengan wanita ini, tetapi dia selalu melihat penampilan wanita ini yang wara-wiri di layar kaca. Sudah tiga tahun wanita ini menetap di luar negeri, bersama suaminya. Tetapi kenapa dia kembali? Mutiara tidak mengikuti berita tentang wanita ini, buat apa juga? Mereka hanya mantan. Tetapi detik ini, Mutiara merasa meremehkan wanita ini mana kala pegangan tangannya di lengan lelaki ini diurai perlahan, sorot mata lelaki ini begitu berbinar menatap ke arah panggung.Apa lagi yang diharapkan pada lelaki ini? Bukankah dia juga sering diselingkuhi dengan banyak wanita? Bertambah satu lagi mantannya, apa bedanya? Mutiara hanya berdecak, selanjutnya dia berjalan perlahan bergabung dengan istri Rio Dewanto, sambil sesekali mengamati pergerakan suaminya.Memang
Sesuai dugaan Mutiara, Tommy memang tidak pulang. Bahkan sampai dua hari. Dia juga tidak pergi ke kantor, pasti mengencani artis itu. Mutiara bersikap biasa saja, dia bekerja seperti biasa, pulang ke rumah seperti biasa. Tidak ada yang berubah di hidupnya. Tommy bahkan pernah pergi selama sebulan waktu berkencan dengan seorang foto model, mereka berlibur ke Pulau Hawai. Ini baru dua hari belum ada apa-apanya. Tetapi yang membuat gerah, pagi ini Clarisa sudah menunggu di ruangannya dengan wajah congkak, seolah-olah dia istri sahnya Tommy."Mau apa kamu ke sini?!" tanya Mutiara dengan nada tidak suka "Kenapa Pak Tommy tidak ke kantor dua hari ini?" tanya Clarisa dengan mengintimidasi."Loh, aku pikir dia pergi ke tempatmu?" "Apa?" Clarisa menyipitkan matanya heran melihat Mutiara yang biasa saja mendapat cercaan darinya."Anda kan istrinya, Bu! tapi anda kok tidak tahu ke mana Pak Tommy pergi, gimana sih?""Aku memang istrinya, tetapi kamu kan kekasihnya? kekasih ... itu artinya orang
"Siska rela menjadi yang kedua. Jadi aku akan menjadikan istri kedua. Kamu tetap menjadi istri pertamaku."Tubuh Mutiara menegang seketika. Brengsek, ternyata lelaki ini tidak akan melepasnya sama sekali. "Bukankah kau cinta mati dengan wanita itu? Kenapa masih tidak mau melepaskan aku?" ujar Mutiara dengan suara bergetar, menahan emosi yang sudah menumpuk di dada."Bagaimana aku bisa melepaskan mu? kau adalah tambang emasku. Aku akan menjadikan Siska istri yang kucintai bahkan kutiduri, sementara kamu bertugas menjaga perusahaan ku, bagaimana? kurang baik apa aku?"Prangspontan Mutiara melempar gelas yang dipegangnya, tepat sasaran! gelas itu mengenai kepala Tommy dan jatuh pecah beberapa bagian di lantai. Tommy yang tidak menduga akan hal itu, menatap Mutiara dengan mata melotot, darah segar mengalir dari pelipisnya.Mutiara juga tidak menduga dengan tindakan spontan nya itu, tangannya gemetar dan wajahnya pucat, darah di pelipis Tommy sudah mengalir hampir mengenai mata."Kau ber
Sudah seminggu Mutiara dikurung di rumah ini oleh Tommy. Setiap pagi dan sore hari akan datang ART paruh waktu yang akan membersihkan rumah, berbelanja dan memasak. Tommy tidak akan membiarkan Mutiara bekerja apapun di rumah ini. Ada dua satpam dan setiap hari berjaga di luar setiap hari bergantian untuk menjaga rumah, tujuannya agar Mutiara tidak kabur dari rumah. Sudah satu Minggu sejak peristiwa itu juga Tommy tidak kembali ke rumah itu, entah kemana perginya lelaki itu? tidak membuat Mutiara pusing memikirkannya, dia justru lega tidak melihat lelaki itu. Terserah dia mau bermalam di manapun dengan wanita manapun. Walaupun dikurung, Tommy masih tetap mengijinkan mutiara bekerja dari rumah. Tip hari Renata akan mondar-mandir dari kantor ke rumah atasannya itu untuk membawakan pekerjaan. Kadang kala dia menyuruh kurir kantor jika tidak sempat, kadang juga orang-orang kantor ataupun pabrik yang berkepentingan padanya akan datang ke rumah.Sore ini dia didatangi oleh tim pengembang pr
"Kebetulan sekali kalian sedang pesta, jadi kami bisa bergabung, ya?" ujar lelaki itu masih memasang senyum smirk yang menurut Mutia sangat menyebalkan. Kami? maksudnya kami itu_"Sayang? lekas kemari! kebetulan, kedatanganmu sepertinya sudah disambut dengan meriah di sini."Dari pintu menyembul sosok perempuan cantik, Tommy langsung meraih lengan wanita itu dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Semua orang terbengong melihat siapa yang datang, mereka jelas tahu siapa wanita ini, seorang publik figur yang cukup terkenal, seorang diva yang konon berkarir hingga ke luar negeri. Sosok Siska ternyata lebih cantik di dunia nyata dari pada di layar televisi ataupun foto di portal-portal media gosip. "Mutia, kamu sudah kenal kan, siapa dia? hari ini sengaja aku membawanya karena akan diperkenalkan padamu," ujar Tommy dengan senyum sumringah dan membawa wanita itu ke meja makan di hadapan Mutia. Semua orang tidak ada yang bersuara, meja Makan yang hanya ada enam kursi itu sudah diduduki li
Setelah mendengar apa yang Tommy katakan tentang Neneknya, Mutia tidak bisa menunda untuk menemui pamannya. Jadi ketika Tommy pergi, dia nekat keluar rumah dengan alasan akan pergi ke rumah Diana untuk mengabarkan pernikahan Tommy, sehingga lelaki itu mengizinkannya.Kembali ke rumah yang sudah dihuninya selama delapan tahun lamanya ini, membuat Mutia kembali mengingat apa saja kejadian yang dia alami di sana. Semua kejadiannya jelas banyak kejadian yang tidak menyenangkan. Bagaimana dia dijadikan babu oleh Tante dan sepupunya, Evita. Bagaimana Omnya yang sudah menuntutnya untuk membalas Budi telah membesarkannya paska kematian kedua orang tuanya akibat kecelakaan. Rasanya Mutia ingin mengakhiri hidupnya yang menderita ini, kalau bukan karena satu orang, Neneknya. Hanya neneknya yang peduli padanya selama ini. Rumah yang mereka tinggali ini rumah kakeknya, tetapi memang diwariskan kepada Hilman. sementara ayah Mutiara mendapat warisan berupa toko bangunan yang menjadi sumber penghasi
Mutiara malas meladeni Evita, dari dulu mana mau gadis itu kalah berdebat dengannya. Lagipula tidak ada untungnya, yang ada dia malah semakin rugi. Dulu sudah jelas-jelas dia memiliki kekasih yang bahkan sudah tunangan, tinggal menunggu kekasihnya mendapatkan SK pegawai negeri setelah lulus tes di kementrian Perindustrian, tetapi karena Evita enggan dijodohkan dengan Tommy, Pamannya memaksanya untuk menggantikan Evita. Evita beralasan jika dia tidak Sudi menikah dengan mantan narapidana.Saat itu Hilman memaksa Mutiara dengan ancaman akan membuat neneknya yang baru saja mengalami kecelakaan jatuh dari tangga dengan menghentikan biaya pengobatannya. Juga meminta Mutiara membayar hutang ayahnya sebanyak satu miliyar dengan keluarga Sanjaya. Belakangan dia baru tahu jika yang berhutang adalah Hilman sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan ayahnya. Iya kalau pernikahan ini dia mendapat suami yang baik, dia pasti akan belajar mencintainya. Tetapi ternyata suaminya adalah lelaki brengsek