Biblioteca
Buscar
Início / Romansa / Istri yang Terabaikan / Anak Haram VS Anak Tak Diinginkan

Compartilhar

Anak Haram VS Anak Tak Diinginkan

Autor: Alverna
last update Última atualização: 2025-12-01 21:43:39
"Ya, begitulah. Tapi yang namanya cinta memang tidak bisa dipaksakan. Kakakku itu sebelumnya sebenarnya punya hubungan dengan Kak Donita, temannya waktu kuliah di Swiss, sama-sama pelajar dari Indonesia. Tapi lagi-lagi Ayahku memaksakan kehendaknya untuk menjodohkannya dengan anak sahabatnya, yaitu Mama Gavin. Ya… akhirnya jadi seperti ini. Tidak ada yang benar-benar bisa disalahkan juga sih, mungkin Ayahku yang terlalu ambisius sampai Gavin yang jadi korbannya," jelas Elvand pelan.

Hati Aira bergetar. Ada keinginan besar untuk berlari dan memeluk Gavin, memberi sedikit kekuatan yang mungkin tak pernah dimintanya. Pantas saja Gavin begitu sulit percaya pada orang lain.

"Jadi, kamu tahu kan sifat Gavin menurun dari siapa? Bukan cuma dari didikan Ayahku yang keras, tapi juga dari ayahnya," lanjut Elvand.

Melihat Aira yang masih terlihat bingung, Elvand tersenyum tipis. Aira mendengarkan dengan terlalu serius. "Gavin itu sama seperti ayahnya. Kalau dia sudah melabuhkan hati pada sat
Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App
Capítulo bloqueado
Capítulo anterior Próximo capítulo

Último capítulo

  • Istri yang Terabaikan   Ternyata ... Rencana Gavin

    Air mata Anggita luruh begitu saja. Tunggu, apa maksudnya ia di pecat? Hanya karena masalah makanan?“Kamu pikir aku tidak mendengar cara kamu memaki?” suara Gavin turun menjadi dingin, setajam silet. Di ruangan Raihan, ia melihat jelas bagaimana wanita itu cari gara-gara lewat cctv. “Kamu mempermalukan nama perusahaan saya. Mulai hari ini… buat surat pengunduran diri kamu.”Anggita jatuh terduduk, memohon-mohon tanpa peduli tatapan para pelanggan.Hamid yang tadi menganga mendengar ucapan itu kini hanya mampu memandangi dengan campuran syok dan kagum.Ternyata Astra Adiro Group memang luar biasa… dan Gavin lebih mengerikan daripada rumor yang beredar. Bahkan tak segan memecat karyawan.“Saya mohon, Pak… jangan pecat saya,” tangis Anggita pecah. “Saya mengaku salah. Memang benar saya yang minta pesanan salah, karena saya kemarin sudah makan itu. Saya menyesal. Saya mohon… kasih saya kesempatan.”Tak ada lagi sisa keangkuhan yang tadi ia pamerkan. Tak ada lagi wajah menghina atau nada

  • Istri yang Terabaikan   Pelajaran Dari Gavin

    Gavin?Kenapa dia bisa berada bersama Raihan? Seketika perasaan gugup luar biasa menyergap Aira saat melihat orang yang sangat ia rindukan berdiri tepat di depannya.Sekali lagi, Aira menajamkan pandangan memastikan dirinya tidak salah lihat. Tapi tetap saja, lelaki dengan setelan jas mahal itu terlihat sangat tampan. Baru seminggu tidak bertemu saja sudah cukup membuat jantungnya berdetak menggila.“Tuan Gavin, sejak kapan sudah pulang? Bu-kannya ada di luar kota?” tanya Aira masih dengan keterkejutan.Bahkan dia kembali lupa pada ancaman Gavin agar tidak memanggilnya dengan sebutan Tuan lagi.Gavin menyunggingkan senyum pada Aira. Kulitnya terlihat sedikit lebih kecokelatan dari biasanya, mungkin karena hawa panas saat Gavin turun langsung memeriksa kondisi kelayakan tambang.Gavin mendekat ke arah Aira, senyumnya mampu membuat Aira meleleh seketika.“Terkejut? Aku sengaja tidak memberi tahu kamu bahwa aku sudah pulang, makanya baru balas chat kamu saat sudah di bandara,” kata Gavin

  • Istri yang Terabaikan   Pelanggan Arogan

    “Pak Raihan mana? Tumben belum keluar,” tanya Aira yang merasa heran bosnya itu tidak ada di tempat. Biasanya bosnya itu yang menyerahkan modal pada Aira, tapi malah Hamid yang tadi mengambilnya ke ruangan.. “Oh, pagi-pagi sekali kata Nanda ada tamu, tapi tidak tahu siapa. Mungkin rekan bisnisnya. Soalnya aku juga tidak melihat orang itu masuk. Jangan bilang-bilang, sebenarnya aku juga terlambat. Hahaha….” kata Andin sambil berbisik pada Aira sebelum malah tertawa nyaring. Aira hanya mengangguk-angguk. Pantas saja Raihan tidak muncul. Padahal Aira ingin mengutarakan niatnya untuk mengundurkan diri, tapi menunggu sampai Raihan mendapatkan karyawan baru. “Ya sudah, kita kembali bekerja,” kata Andin lagi. Ia lalu menghilang mengerjakan pekerjaannya yang sempat tertunda, sampai membuat Hamid menggerutu karenanya. Tepat pukul sembilan pagi, restoran segera dibuka. Semuanya sudah siap, dan Aira duduk di depan meja kasir. Banyak mahasiswa datang sekadar membeli minuman atau makan

  • Istri yang Terabaikan   Sahabat Pengertian

    Aira buru-buru masuk ke restoran tempatnya bekerja. Andin yang sedang memegang sapu langsung menyerbu Aira karena datang terlambat setengah jam, ia pikir Aira tidak datang. Sebelum Aira sempat menjelaskan, Andin memicingkan mata ke arah luar restoran.“Siapa cowok yang nganter lo barusan? kok gak mirip suami Lo?” tanyanya sambil mengedip nakal, jelas melihat Obi yang baru saja menutup pintu mobil.Ya. Aira di antar oleh Obi, entah kebetulan apalagi karena ternyata Obi pun menuju ke perusahaan Astra Group, milik Eyang Mandala, ada proyek antara mereka tapi Aira kurang paham. Aira hanya tersenyum canggung. “Itu… Obi. Tetangga baru.”Andin langsung menaikkan alis, makin kepo. “Tetangga? Tapi mobilnya, gila. Kayaknya bukan orang biasa, Di mana lagi dapat cowok begitu, jangan bilang keluarga suami Lo?!”Begitu mobil Obi pergi, Aira meminta izin ke loker. Setelah menaruh barang dan kembali ke kasir, Andin sudah menunggunya sambil pura-pura mengelap meja agar tidak terlihat sedang bergosip

  • Istri yang Terabaikan   Penghuni Unit Baru

    "Astaga… kamu lagi? Lucu banget takdir, ya. Bisa-bisanya kita tabrakan dua kali begini."Aira nyengir malu, menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Rasa bersalah membanjiri dirinya karena kecerobohannya kembali menyusahkan Obi."Maafkan aku sekali lagi, ya," kata Aira dengan nada sungkan.Obi mengangguk sambil mengangkat kotak yang tadi jatuh ke lantai."Aku sebenarnya sudah coba hubungi kamu, tapi nomor kamu nggak aktif. Aku sempat mikir kamu sengaja menghindar," ujar Obi, setengah bercanda tapi jelas menyelipkan keluhan halus.Aira meringis. Baru ia ingat, ponselnya rusak dan Gavin menggantinya dengan yang baru."Maaf banget, bukan menghindar. Ponsel saya rusak dan saya baru beli yang baru. Apa Mas Obi mau saya gantiin iPad-nya?" tanyanya, sedikit ketakutan."Tidak! Bukan itu maksudku. Aku cuma ingin menghubungi kamu sesekali, tapi ternyata nomormu mati," kata Obi, membuat Aira akhirnya bisa bernapas lega."Lho, kok bawa banyak barang? Mas Obi tinggal di sini?" tanya Aira

  • Istri yang Terabaikan   Rayuan Aira

    Aira menghembuskan napas kasar. Benar. Ia sudah menduga jawabannya. Gavin tetap tak mengizinkannya bekerja.Padahal bukan karena uang, ia ingin menepati janjinya untuk keluar baik-baik, Raihan hanya mengontrak anak magang selama satu bulan dan Aira ingin mengatakan kalau Raihan bisa mencari penggantinya, tidak perlu menunggu Aira lagi.“Tapi aku benar-benar suntuk dan bosan. Sudah hampir seminggu ini aku nggak ke mana-mana. Sekali keluar pun cuma ke minimarket dekat apartemen, lama-lama aku mati bosan,” gerutu Aira tanpa sadar, langsung mengeluarkan isi hatinya.Begitu kalimat itu keluar, Aira refleks menutup mulutnya sendiri karena tanpa sadar mengucapkannya.Bodoh. Pasti Gavin mendengarnya dan akan marah. Bisa-bisanya ia tidak sadar.Mbok Inah ikut panik. Ia meletakkan telunjuknya di bibir.“Oh… jadi dia nguping di situ? Kasih Hpnya ke dia, Mbok. Bilang, dia tetap nggak boleh kemanapun!” kata Gavin tegas dari seberang sana.Aira memanyunkan bibir, menahan kecewa, saat Mbok Inah meny

Mais capítulos

Você também pode gostar

Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status