Share

Bab 23

Bab 23 - Ramuan Khusus

Puku lima pagi aku terbangun, sudah menjadi kebiasaan sejak dulu. Saat tiba waktu subuh, ototmatis aku akan terbangun dengan sendirinya.

Mas Leon maasih tertidur dengan pulasnya. Kugoyang tangannya dengan pelan agar dia terbangun. Mas Leon membuka matanya, mengerjap beberapa kali lalu mengambil ponsel yang ada di meja samping tempat tidur.

"Masih jam lima, Bel. Mengapa kamu membangunkan aku?" keluhnya.

"Sudah waktunya salat subuh, Mas," jawabku.

"Salat Subuh, hmm, aku gak pernah melakukannya Bel."

"Sekarang harus, walau bagaimanapun mas itu tetap imam aku. Jadi saat salat, mas harus bisa meng-imamiku."

"I-imam? No, tidak bisa, Bela!" tolaknya.

Mas Leon berbalik membelakangi ku.

"Baiklah, hari ini aku mencoba mengerti, tapi mulai nanti siang Mas harus belajar hapalan salat. Kebetulan aku punya bukunya."

Kutinggalkan mas Leon yang masih bergerak dari posisinya. Setelah berwudu, kutunaikan salat subuh. Kemudian aku beranjak ke luar dari kamar.

Suasananya m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status