ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANYusuf menepuk pundak Kartika lalu mendorong wanita itu agar pelukannya terlepas, meski sedang sedih namun Kartika tidak pantas melakukan seperti itu. Memeluk lelaki yang statusnya sebagai suami orang.“Ma-af, Bang,” sesal Kartika, ia mengusap bekas air matanya sambil menunduk.“Nggak apa-apa. Minum dulu.” Yusuf memberikan gelas berisi air putih pada Kartika.Yusuf juga memaklumi ia tidak berpikir buruk jika Kartika sengaja melakukan ini, situasi yang terjadi memang membuat Kartika sampai melakukan itu apalagi ia baru saja mengalami kecelakaan. Yusuf memilih untuk duduk di sofa yang sedikit berjarak dari tempat Kartika sekarang berbaring, wanita itu sudah lebih tenang.Mengingat pesan istrinya tadi, Yusuf langsung memberitahu pada Willia jika ia masih menunggu dokter yang melakukan penanganan pada Robby. Yusuf juga mengatakan jika kondisi Kartika hanya luka di bagian tangan dan kaki saja selebihnya Kartika baik-baik saja. Dokter juga tadi sudah menjel
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTAN“Maaf ....”Willia mengernyit. “Kenapa maaf? Mama nanya bukan suruh Papa minta maaf.”“Hm ... tadi Kartika-”“Jangan bilang tadi Papa sama Kartika pelukan?” tuding Willia lalu mendorong tubuh suaminya itu menjauh.Yusuf dengan cepat menggelengkan kepalanya. “Nggak, Ma. Papa sama Kartik nggak pelukan kok,” sangkalnya.“Terus apa?”“Kartika yang peluk Papa.” Akhirnya Yusuf jujur daripada nantinya Willia semakin marah jika tahu Yusuf berbohong.Mata Willia membulat. “Oh jadi gitu ya Papa di belakang Mama.”“Jangan salah paham dulu dong, Ma. Mungkin karena Kartika kaget terus masih ketakutan jadi dia refleks peluk Papa.”Willia mencebik. “Terus kalau yang deket dia orang gil* dia juga bakalan mau peluk gitu? Nggak! Nggak bakalan, itu mah emang dianya aja yang kegatelan. Udah punya suami masih aja nempel-nempel ke suami orang.”Jika Willia sudah seperti ini, melakukan pembelaan pun tidak akan mungkin bisa. Yusuf hanya membiarkan istrinya itu terus bicara
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 1“Ma, cepat sedikit dandannya!” teriak Yusuf dari luar kamar, ia sudah bosan menunggu istrinya dari tadi masih belum selesai merias diri. Yusuf paling tidak suka jika harus disuruh menunggu. Suara derap langkah kaki membuat Yusuf langsung menoleh, ia menatap istrinya itu dengan lekat dari ujung ke ujung.“Ya ampun … kamu lama di kamar cuma gini doang?” tanya Yusuf.Wanita itu menatap tampilan dirinya sendiri dan merasa tidak ada yang salah, ia memakai dress berwarna peach yang terlihat sederhana tapi elegan tak lupa jilbab yang ia kenakan dengan warna senada.Wajahnya hanya di poles dengan bedak tipis dan lipstik warna bibir membuat tampilannya terlihat natural tapi tetap menawan, matanya yang bulat dan bersinar tidak perlu memakai softlens, bulu mata yang lentik alami menambah kecantikan wanita itu. Karena dasarnya wanita itu memang cantik meskipun tanpa makeup.“Ya udah, ayo! Kelamaan kalau kamu dandan lagi,” seru Yusuf sembari berjalan keluar
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 2Benda pipih itu tidak berhenti berdering, Yusuf yang masih fokus menyetir mencoba mengabaikannya. Ia sudah bisa menebak jika istrinya yang menelpon. Merasa konsentrasinya terganggu, ia menepikan kuda besi miliknya itu lalu mengangkat panggilan dari sang istri tercinta."Papa, buang kemana semua skincare Mama?!" serunya dari seberang telepon. Yusuf menjauhkan benda pipih itu dari telinga karena mendengar suara istrinya yang melengking."Papa nanti beliin yang lebih bagus daripada itu, udah dulu ya … ini lagi nyetir," putus Yusuf sebelum mematikan sambungan telepon membuat Wanita di seberang sana menggerutu kesal.Ia langsung menelpon sepupunya yang memiliki toko makeup dan menyuruh untuk mengirimkan semua jenis alat tempur wanita itu seperti lipstik, eyeshadow, blush-on dan banyak lagi."Kamu kirim aja langsung ke rumah, kirim semua jenisnya dengan warna-warna yang cerah, ya!" pesannya sebelum sambungan itu terputus, ia kembali melanjutkan perja
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 3Willia memperlihatkan benda pipih itu ke depan wajah Yusuf, layar yang menyala menampilkan sebuah cincin dengan aksen simple namun terkesan mahal. Sesuai dengan selera Willia, wanita pasti akan luluh saat diberikan perhiasan seperti ini."Beliin ini," seru Wilia."Cuman ini doang, gak mau tambah yang lain? Kalung atau gelangnya gitu?" tawar Yusuf dengan entengnya. Jika soal membelikan perhiasan ia tidak akan masalah yang terpenting istrinya tidak marah."Ini aja belum tentu mau Papa beliin," ejek Wilia. Yusuf menggenggam tangan istrinya itu sambil tersenyum."Apapun buat, Mama. Yang penting Mama seneng," rayu Yusuf."Emang berapa sih harganya, Ma?" tanyanya."100.""Kok murah banget? padahal bagus loh. 100 ribu buat cincin gitu, Mama mau beli cincin imitasi?" berondong Yusuf, ia tidak pernah melihat istrinya membeli perhiasan imitasi."Mana ada 100 ribu, 100 juta, Pa!" seru Wilia dengan kesal. Yusuf terbelalak mendengar perkataan istrinya itu.
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 4"Bang Yusuf masih lama pulangnya, ya?" tanya Raysa yang baru saja sampai, si kembar yang lelah bermain kini tertidur. Niko membawa satu per satu gadis kecil itu ke kamarnya."Paling agak malem. Soalnya ada proyek besar katanya, kenapa emang?" Willia balik bertanya pada adik iparnya itu sambil menuangkan jus apel ke dalam gelas."Aku 'kan bentar lagi ulang tahun. Aku mau bikin party, cuman ngundang temen deket sama keluarga aja sih," tutur Raysa ragu. Ia takut jika Willia melarangnya.Tanpa berbicara Willia berjalan ke arah kamarnya. Raysa terlihat menghela nafas, kecewa karena sepertinya ulang tahunnya tidak akan bisa dirayakan. Melihat Willia yang tidak berkomentar apa-apa."Beli apapun yang kamu mau." Raysa sontak menoleh mendapati Willia yang menyerahkan kartu berharga itu. Ia bersorak gembira. Ternyata kakak iparnya tidak seperti yang ada di drama ikan terbang yang menjadi favorit ibunya."Makasih, Mbakku tersayang …." Rasya memeluk wanita
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 5"Gimana kabarnya?" tanya Gio. Lelaki itu mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh Willia."Baik, kamu sendiri?" tanya Wilia basa-basi."Kurang baik. Tapi, saat aku ketemu lagi sama kamu, kabar aku jadi baik," balas Gio sambil tertawa. Willia mulai risih karena Gio tak kunjung melepaskan tangannya.Sedangkan Yusuf yang terbakar api cemburu langsung datang menghampiri dan melingkarkan tangan di pinggang istrinya. Gio langsung melepas genggaman tangan hangat Willia."Kita pulang sekarang, Sayang?" ucapnya dengan penuh penekanan. Terlihat lelaki itu sedang menahan amarah."Ayok, anak-anak juga udah pada ngantuk. Oh ya, Pa ini kenalin Gio temen sekolah aku dulu," jelas Willia."Yusuf, suaminya Willia," tuturnya dengan malas."Saya, Gio …." Tak ingin membuat suasana menjadi lebih buruk. Wilia yang mengetahui suaminya itu cemburu langsung pamit pada adik iparnya itu. Selama perjalanan Yusuf tidak mengatakan apa pun. Tapi terlihat jelas dari sor
ISTRIKU YANG BULUK MENJADI REBUTANBAB 6Pagi sekali Willia sudah bersiap-siap karena tidak mau jika Mella terlebih dahulu datang ke rumahnya sebelum Willia dan Yusuf berangkat.Hari ini mereka akan berangkat ke puncak karena Yusuf memiliki waktu senggang. Perjalanan yang ditempuh cukup lama karena kemacetan yang selalu bersahabat dekat dengan ibu kota."Cocok banget nih udaranya buat kita check-in lagi," seru Yusuf, tangannya meraih jemari lentik milik sang istri."Papa tuh ya, dipikirannya cuman itu doang," protes Willia, netranya masih menikmati hijaunya pemandangan yang dilewati."Daripada di pikirannya Papa ada cewek lain, hayo ... mending yang mana?" tanya Yusuf sambil terkekah geli melihat istrinya yang kini cemberut.Willia tidak menjawab, ia masih terpaku dengan pemandangan yang menyejukkan itu. Merasa bosan karena setiap harinya ia hanya bisa melihat bangunan pencakar langit jika sedang berada di kota. Mereka akhirnya sampai di Villa milik Yusuf. Lelaki itu sengaja membeli V