Alana tiba-tiba membisikkan sesuatu ke kuping sebelah kirinya Alena, ia hanya angguk-angguk mendengar omongan yang dibisikkan. Setelah selesai membisikkan sesuatu Alena menoleh ke arahnya tersenyum lebar dan mengacungkan kedua jempolnya ke arahnya lalu mereka berdua mengadukan kedua telapak tangan mereka hingga menimbulkan suara atau kita lebih mengenalnya dengan istilah tos!Pembantunya mengerutkan dahinya dengan raut wajah heran melihat putri-putri majikannya di sofa."Apa yang dibisikkin nona besar ke nona kecil? Ah gak ngerti deh saya sudah siang nih waktunya buat mereka makan siang!" batinnya, bi Minah kembali ke dapur menyiapkan makan siang untuk anak-anak majikannya. "Non besar non kecil sudah waktunya makan siang." seru bi Minah sembari menata meja makannya. "Oke bi." sahut mereka berdua serempak. Alana melirik jam di dinding. "Sudah setengah satu ayo kita mamam siang dede." ia menggandeng sebelah tangan
"Sama-sama non besar alhamdulillah kalau non besar sudah baikan." ia menyudahi pijitnya menutup kembali baju anak majikannya, ia tersenyum lebar. Alena pun tersenyum lebar ia merasa senang kakak kembarannya baik-baik saja.Sehabis mengurusi anak majikannya yang besar ia beranjak dari sofa berjalan ke arah meja makan dan membereskan bekas makan kedua putri majikannya dan langsung mencuci piring. Alena berpindah posisi duduknya ke samping kakak kembarannya lalu memberikan buah apel hijau kepadanya yang baru saja dia ambil di lemari es sebelumnya. "Thank you my lovely sister (terima kasih adikku tercinta) kalau kaka minum tolak angin nanti rencana kita gagal dong. Inget jangan bilang mimi kalau tadi kaka masuk angin, oke!" matanya menatap tajam ke arahnya dengan mulutnya yang menggigit buah apel hijaunya."Oke tapi benerkan kaka sudah gak masuk angin lagi sudah sembuh? Dede gak mau kaka sakit." tanyanya memastikan sembari mengunyah apel hijaunya, wajahnya penuh kekhawati
"Ya sudahlah tapi ini yang terakhir ya minta nonton Rapunzelnya nanti kalau sudah keluar vcdnya mimi belikan tapi nanti kaka minum tolak anginnya pas mau masuk bioskopnya ya terus pake jaket ya." dia merentangkan kedua tangannya dan tersenyum simpul, kedua putrinya langsung memeluknya erat. "Jangan nakal jangan bikin mimi marah jangan bikin mimi khawatir ya mimi cuma punya kaka sama dede di dunia ini mimi gak mau kaka sama dede kenapa-kenapa apalagi kalau sampai kalian berdua sakit memang mau lihat mimi sedih?" ucapnya lemah lembut sembari membelai-belai rambut dan punggung kedua putrinya, mereka berdua duduk di paha kanan kirinya. Mereka berdua hanya mengangguk dan menggelengkan kepalanya mendengar celotehan miminya.Kedua putrinya mencium kedua pipinya bergantian dia pun menciumi pipi kedua putrinya dan memeluk erat mereka berdua. Kemudian dia melirik ke arah jam di dinding. "Bi nanti siapin mereka dua jam lagi ya jam lima sore n
"Masih sejam'an lagi filmnya besok mulai masuk kerja nih. Tapi besok hari minggu apa harus masuk juga atau besok offnya duluan? Lihat besok deh! Kalau mager anggap saja off duluan sehari. Ah mikirinnya bikin kram otak. Lagian ada atm berjalan ini." pikirnya, dia mengerlingkan matanya menghisap rokoknya dan itu batang keduanya sembari buang air besar."Lega ... Untung lagi di lobby coba kalau lagi di dalem bioskop apa gak ngepot aku jalannya kalau sampai kecepirit gimana? Kan gak lucu yang ada malu-maluin saja!" gerutunya sambil bercermin, dia mencuci tangannya dengan sabun yang tersedia di wastafel dan mengeringkan tangannya di bawah alat pengering untuk tangan lalu dia mengelus-ngelus perut geleng-gelengkan kepalanya sembari cengangas-cengenges membayangkan jika sampai kecepirit. Usai merokok dan buang air besar dia bergegas berjalan keluar kamar mandi kembali ke dalam bioskop. Dia memperhatikan kedua putrinya nonton dengan kedua mata y
"Pagi nona besar ini susunya.""Pagi juga makasih bi." "Gimana perutnya non?" "Sudah sembuh bi alhamdulillah." "Syukur kalau sudah sembuh alhamdulillah jadi bi Minah gak harus kerikin nona besar." "What (apa)? No-no-no i don't want (tidak-tidak-tidak aku tidak mau)! ( Kaka sudah bisa bedain mana masuk angin mana gak." ia menghabiskan dua roti bakar selai kacangnya. "Siap nona besar." dia tersenyum simpul dan berdiri samping anak majikannya menunggunya sampai selesai sarapan.Usai sarapan putri majikannya yang pertama itu berjalan kembali ke arah kamar tidurnya. Ketika melewati kamar miminya yang pintunya terbuka setengah ia masuk sebentar melihat miminya yang masih tertidur ia berputar balik kembali berjalan ke kamar tidurnya sendiri. Dia menepuk-nepuk pelan perutnya sendiri. "Gak kembung lagi sudah sembuh alhamdulillah." gumamnya, ia duduk di kursi meja riasnya. Dia memperhatikan pipinya yang sedikit tembem alias chuby, ia mengembang kemp
"Astagfirullah!" serunya lantang berulang kali, kedua putrinya langsung mendekati dan memeluknya. "Serem mih atut." celoteh putri kecilnya, dia elus-elus pelan punggung kedua putrinya.Pelukan kedua putrinya semakin erat. Pembantunya menutupi semua gorden-gorden. Dia sambil melantunkan ayat-ayat suci surat-surat pendek seperti surat Al-Ikhlas, Al-Kafirun, Al-Alaq dan lain-lain. Sekalian mengajari kedua putrinya mereka berdua mengikutinya. "Bismillahirrahmannirrahim ...""Qulhuwallahu ahad allahussomad lam yalid walam yuwlad walam yakullahu kufuwan ahad ..." Sampai reda suara petir gluduknya mereka semua berhenti membaca surat-surat pendek Alqur'an kemudian mereka mengusap pelan wajahnya. "Alhamdulillah." ucap mereka semua serempak dan tersenyum tipis. "Harus panggil guru ngaji nih buat mereka berdua atau minta bi Minah saja buat ajarin mereka nanti aku tambahin gajinya aku kalau sudah kerja mana ada waktu hmm ..." dia memandangi kedua putrinya d
Baju sekolah kedua putri majikannya ia simpan di tangan kirinya sambil berjalan ke dapur, mengambil gelas lalu ia pun melanjutkan pekerjaannya kembali."Nona besar, nona kecil, ini jusnya." ia menuangkan jus mangga ke dalam gelas dan meletakkannya di meja sofa. "Makasih bi." ucap mereka berdua serempak dan lanjut menonton kartun.Saking seriusnya nonton kartun, mereka berdua tidak menyadari miminya bolak-balik dari kamar tidur ke kamar mandi. Sampai dia berdiri di belakang sofa sambil menghisap rokoknya. "How your school today baby (bagaimana sekolahmu hari ini sayang)?" kedua putrinya sontak kaget seketika menoleh ke arahnya."Good (baik) mih." sahut Alana, Alena mengangguk dengan wajah yang melongo. "Nice baby (bagus sayang) nanti malam jangan lupa mulai ngaji ya sama bi Minah." sambil mendudukkan badannya di sofa, kedua putrinya menganggukkan kepalanya."Bi, tolong kopi ya." perintahnya, pembantunya mengangg
Diliriknya jam dinding, ia masih sibuk dengan ponselnya membalas pesan dari teman, sahabatnya juga dari pria yang selalu berada dalam hati dan pikirannya."Jam setengah lima." ia memanggil pembantunya. "Bi ... Bi Minah." pembantunya langsung berjalan cepat dari arah dapur."Saya, bu bos." ia berdiri dengan tangan sebelah kanan memegang tangan sebelah kirinya diletakkan depan pahanya, sambil membungkukkan punggungnya sedikit, adat sopan orang Jawa. "Sudah sore, tolong mandikan anak-anak." ia kembali sibuk dengan ponselnya, pembantunya anggukkan kepala.Tanpa a ba ta tsa lagi pembantunya segera membawa kedua putri majikannya ke kamar mandi, mengurus mereka berdua dengan sangat hati-hati dan telaten. Setelah kedua putrinya selesai mandi, ia langsung beranjak dari sofa berjalan menuju kamar tidurnya, ponselnya dicharger lalu memutar badannya ke luar kamar tidur menuju kamar mandi, melakukan ritual mandinya yang super duper lama.