Share

Bikin Meleleh

Author: Ayu Jarian Se
last update Huling Na-update: 2022-04-17 06:14:27

Kepalanya sudah sedikit pusing dia merebahkan badannya di sofa dan memejamkan kedua matanya sembari ngedumel sendiri dalam hatinya. Marah, cinta, cemburu, bete, galau, gundah gulana, bimbang, kangen, perasaan jadi tak menentu bercampur aduk semua menjadi satu.

"Ada apa dengan dia? Kadang dia ngangenin, kadang dia ngeselin, kadang dia konyol, kadang dia manja, kadang dia lembut, kadang ngebetein banget bikin badmood tapi kalau sudah dateng romantisnya ... Bikin meleleh! Ah entahlah! Suka bingung sendiri ngadepinnya tapi satu hal yang aku tahu dan aku suka darinya dia tidak pernah berbohong! Dia tidak pernah menutupi hal sekecil apa pun tentang sesuatu dan segalanya dariku. Then i feel like he so complette me with his love." gerutunya, dia menarik nafasnya dalam-dalam.

Huft! Hela nafasnya berat berulang kali.

Matanya membelalak melirik kanan kiri seketika ia merubah posisi badannya kembali duduk dia raih gelas yang tinggal berisi setengah bir Bintang dan langsung meneguknya habis.

Glek! Glek! Glek!

Langsung diletakkan gelasnya yang sudah kosong di meja dia menyeka pelan mulutnya dengan tisu lalu ia melirik jam di dinding.

"Sudah jam setengah tiga pagi besok lagi deh minumnya untuk malem ini sudah cukup sudah lumayan pusing kepala aku." dia beranjak dari sofa menuju kamar mandi buang air kecil kemudian melangkahkan kakinya kembali menuju kamar tidur kedua putrinya memeriksa kedua putrinya yang sudah tertidur pulas, mencium kedua kening putrinya sebelum keluar kamar dia matikan kembali lampu kamar putrinya.

Ia melangkahkan kakinya ke arah kamar tidurnya yang berada di samping kamar kedua putrinya. Dia melirik ke meja sofa wanita berbokong besar itu menepok jidatnya kemudian dia berjalan ke arah sofa diraihnya ponsel yang ada di meja sofa lalu membalikkan badannya lagi ke arah kamar tidurnya.

Ceklek...

Dinyalakan lampu kamarnya lalu dia tutup kembali pintunya berjalan cepat menuju ke arah singgasana peraduannya dan merebahkan badannya memiringkan badannya ke kanan lalu ponselnya dicharger di simpan di meja nakasnya yang berwarna putih yang ada di samping singgasana peraduannya. Dalam hitungan menit ia pun terlelap tidur bak balita.

Besoknya di ruang tv...

"Ini punya dede." ucapnya lantang, ia manariknya dari tangan kakanya.

"Ini punya kaka kan kaka duluan yang buka kulkasnya." timpalnya dengan nada tinggi, ia menarik kembali dari tangan adiknya.

"Pokoknya ini punya dede." semakin lantang suaranya dan matanya membesar.

Pembantunya bi Minah tidak bisa memisahkan putri-putri majikannya yang sedang berselisih dia takut kesalahan dan takut disalahkan oleh majikannya jika terjadi sesuatu pada kedua putrinya. Dia serba salah!

Suara keributan dari mulut kedua putrinya yang terdengar riuh membuatnya tersadar dari alam bawah sadarnya. Seketika dia beranjak dari singgasana peraduannya dengan jalan yang masih terhuyung-huyung.

"Ributin apa sih tuh bocah dua berisik banget ganggu orang tidur saja mana pala masih pusing!" gerutunya kesal, ia membuka pintu menyenderkan badannya ke sisi kanan pintu lalu matanya membesar ke arah kedua putrinya yang masih tarik-tarikkan. Kedua putrinya langsung menoleh ke arahnya seketika wajah mereka langsung pucat pasi seperti sedang melihat hantu. Mereka mematung dan dia melihat apa yang di tarik-tarik dan direbutin oleh mereka berdua.

"Kalian rebutan apa sih? Gitu saja direbutin kan mimi beli banyak kemaren!" Flower menatap lekat kedua putrinya.

"Dede mau ini." dia memajukan bibirnya.

"Kaka yang pertama buka kulkas tinggal satu di kulkas jadi ini punya kaka dong." dia menatap sinis adiknya.

"Cepet banget habisnya kemaren aku beli banyak padahal mereka memang doyan banget coklat itu panteslah gigi mereka pada reges jajannya coklat, permen, ice cream." batinnya.

"Itu kan gede bisa di bagi dua kaka ngalah dong sama dedenya." ia menengahi kedua putrinya.

"Disuruh ngalah terus kaka bosen!" dia melipat kedua tangannya di dadanya mulutnya mengerucut dia memutar badannya lalu duduk di sofa dan membuang muka. Merajuk!

Huft! Hela nafasnya berat.

Diraihnya coklat batang Silverqueen ukuran besar yang ada di tangan putrinya yang paling kecil secepat kilat Alena sontak kaget dan terdiam.

"Ya sudah mimi saja yang makan Silverqueennya kaka sama dede gak boleh minta!" matanya menatap tajam dan tangan sebelah kirinya dilipat di dadanya, dia melambaikan dan menggoyangkan Silverqueen yang ada di tangan kanannya dia mengerutkan dahi dan mengangkat alis sebelah kanannya. Kedua putrinya saling melirik dan menatapnya dengan mata memelas.

"Ya sudah kaka ngalah." ucapnya lemas.

"Asik buat dede dong berarti coklatnya." soraknya kegirangan, dia menghampiri miminya memintanya untuk membuka kemasannya.

"Tolong bukain dong mimi Silverqueennya." pintanya sopan, dia pun membuka kemasan Silverqueennya dan memberikannya pada putri kecilnya.

Alena berjalan menghampiri kakaknya dia mematahkan coklat batang Silverqueennya dan memberinya setengah kepada kakaknya Alana.

"Nih buat kaka." dia menyodorkan potongan coklat batang Silverqueen padanya, Alana terkejut. Dia menatap adiknya dengan mata yang berkaca-kaca dan langsung memeluknya.

"Maafin kaka ya dede i am selfish! (aku egois)! Makasih masih perduli sama kaka." ucapnya lirih, matanya mengeluarkan bulir-bulir bening yang membasahi kedua pipinya. Alena pun memeluknya erat dan ikut menangis juga.

"Anakku sudah pada besar melihat mereka seperti ini aku berasa tua banget. Ah baper!" batinnya, dia terharu melihat kedua putrinya dan tidak terasa bulir-bulir bening menetes di pipinya yang putih mulus dan halus. Dia berjalan menghampiri kedua putrinya dan memeluk erat mereka berdua.

"Mimi senang lihat kedua putri mimi yang cantik saling perduli dan sayang pinternya anak-anak mimi." ia menciumi kening kedua putrinya mereka pun menciumi pipinya.

"Oke sudah-sudah jangan ribut-ribut lagi ya janji sama mimi emang gak kasihan sama mimi?" dia melepaskan pelukannya dan menyeka air mata di pipinya dengan telapak tangannya.

"Kasihan dong sama mimi iya janji gak akan ribut lagi." Flower menyeka air mata di pipi kedua putrinya dengan tangannya, mereka berdua hanya menganggukkan kepalanya sembari menyeka pipinya yang basah karena air mata.

Wanita single parent itu mengedipkan sebelah matanya dan mengacungkan jempol kanan dan kirinya ke arah kedua putrinya. Alana dan Alena berbagi coklat batang Silverqueennya mereka berdua duduk berdeketan di sofa dan menonton tv sembari menikmati coklat batang Silverqueen chunkybarnya. Dia tersenyum simpul melihat kedua putrinya sudah berbaikan kembali kemudian dia membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi buang air kecil lalu berjalan kembali ke arah kamar tidurnya menutup pintunya dan kembali merebahkan badannya ke singgasana peraduannya.

"Masih pusing pala plus masih ngantuk ada-ada saja kelakuan kedua putriku, sabar-sabar Flower." dia menarik nafas dalam-dalam sembari melirik jam di dinding.

Huft! Hela nafasnya berat berulang kali.

"Baru jam delapan pagi aku pikir sudah sore tadi tuh etdah!" dia menggeliatkan badannya ke kanan dan ke kiri membunyikan jari-jari tangan leher dan pinggangnya menyalakan musik di ponselnya terus peluk gulingnya. Matanya mulai sayup-sayup mendengar alunan musik love song yang slow dalam hitungan menit dia menghilang dari dunia nyata menuju dunia alam bawah sadarnya seperti putri Snow White yang tertidur pulas.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Ngena Di Hati

    "Mau mandi, gak bebeb? Kalo mau aku ambilin handuknya, silahkan masuk dan anggap saja rumah sendiri." Flower merapihkan sendal mereka berdua ke lemari sendalnya."Mandi dong aku udah bobo kan tadi di mobil biar pun sebentar jadi bisa mandi, assalamualaikum." Martin masuk ke dalam. "Aku ikut rebaban bentar ya di sofa sayang, lurusin pinggang nih pada sakit pinggang aku tidur di jok mobil.” ijinnya, ia kretegin pinggang, tangan dan lehernya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower anggukkan kepalanya tersenyum lebar. "Wa'alaikumsalam, eh iya lupa kan ada kamar tamu rebahan di kamar tamu aja, ntar aku anterin handuknya ke kamar. Aku juga pada sakit nih pinggang, untung joknya kamu ke belakangin punya aku kalo gak leher aku juga pasti sakit." ia pun kretegin badannya seperti yang dilakukan kekasihnya, Martin anggukkan kepalanya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower berjalan duluan ke arah kamar tamu yang terletak tidak jauh dari kamarnya dan kamar anak-anaknya, Martin mengikuti di belakangnya. "Aroma h

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Mimpi Yang Sangat Buruk

    "Ya ampun, apa-apaan sih Si Andra? Setel musik kenceng banget masih pagi gini, berisik! Bukannya bantuin bini dikit kek, anter anak-anak gitu sekolah ini mah boro-boro malah sibuk sama Si Jablay Flower aja, najis! Gue yakin dia masih suka berhubungan sama Si Jablay, biar pun dua bulan ini dia anteng-anteng aja di rumah!" dumel Sari dalam hati. "Tunggu aja ntar pasti ada apesnya dia ketahuan sama gue chattingannya sama Si Jablay, serapih-rapihnya ditutupin tuh bangke pasti kecium juga. Gue sangat menantikan moment itu, biar pun hati gue sakit dan perih bagai disayat-sayat silet, kita tunggu saja!" ultimatumnya, ia tersenyum sinis melengos ke luar mengantar kedua anaknya sekolah sedangkan yang paling kecil masih terlelap.Kecurigaan dan feeling Puspitasari sebagai istri Andra sangat kuat, dia begitu yakin kalo suaminya masih menjalin hubungan dengan wanita yang berhasil membuat Andra berpaling darinya, Flower. "Bi, mamih belom pulang ya tadi Dede lihat kamar mamih masih kosong?" tanya

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Melukai Harga Diri

    Flower menyeka bulir-bulir bening yang membasahi kedua pipinya dengan telapak tangannya, dadanya terasa sangat sesak menahan tangis yang tertahan. Martin terdiam seribu bahasa karena tidak ingin memperbesar masalah mencoba mengalah pada wanitanya walau pun banyak yang ingin dia katakan. "Sayang, mau mampir dulu gak ke Alfamart? Mana tahu ada yang mau kamu beli, untuk kamu dan anak-anak." ucap Martin mencairkan suasana yang tegang membuatnya tidak nyaman. "Gak usah mampir ke Alfamart, masih banyak jajanan anak-anak di kulkas. Aku mau cepet sampe rumah aku mau istirahat, capek!" timpal Flower, suaranya jadi parau dan bergetar."Oh gitu, baiklah nyonya besar. Tapi kenapa suaramu kedengaran serak ya kaya orang habis nangis, aku gak salah denger kan?" tanya Martin, ia menoleh ke arah Flower. "Mana ada, kupingmu salah denger kali!" sahutnya, ia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya."Coba nengok sini aku mau lihat, kamu jangan bohongin aku ya aku ini bukan

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Sangat Tidak Menyenangkan

    Martin mulai mengetik pesan untuk Andra, Flower memicingkan matanya ke arahnya. Perasaan Flower udah campur aduk semua jadi satu was-was, watir, marah, bimbang dan pasrah. Jantungnya berdetak kencang!"Apa yang dia ketik ya, serius bener mukanya? Waduh gak tahu deh, bodo amatan ah gak mau pusing! Aku lagi ngambek karena dia belom jawab pertanyaan yang soal serius, eh dia malah nanyain Si Andra bukannya jawab pertanyaan aku, capedeh! Sampe males bahasnya takut ribut malah dia bahas Si Andra, ampun dah!" batinnya, ia mengalihkan pandangannya ke luar kaca di samping kirinya. Huft! Hela nafas Martin berat berulang kali.Flower menoleh ke arahnya, "Apa balesannya bebeb, kenapa kamu sampe tarik nafasnya berat banget seperti orang yang sedang menghadapi masalah besar aja?" tanya Flower, ia begitu penasaran dengan isi chat mereka berdua. Martin menoleh ke arahnya, "Dia gak mau diputusin, dia ngajak ketemu lagi tuh. Aku suruh dia ke apartment aja besok minggu, aku

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Di Pagi Hari

    "Janji yang mana, ya? Kalo aku sebutin takut salah, secara ya kan bukan sama dia aja bikin janji sama Si Andra juga bikin janji. Pucing pala inces, mana masih berasa ini inek. Dah ah gak mau pucing, maunya enak aja ha-ha-ha menggila!" batinnya, ia cengar-cengir merasa lucu sendiri.Martin mengerutkan keningnya, "Kenapa kamu cengar-cengir sendiri, ada yang lucu? Jangan bikin aku watir ya, sayang!" selidik Martin, Flower nyengir kuda. "Gak pp bebeb, aku cuma lagi ketawain diri sendiri aja. Boleh ganti lagunya gak, bebeb?" pintanya, ia melirik ke arah Martin dan vcdnya."Boleh sayang mau ganti lagu apa, ajep-ajep?" goda Martin lagi, Flower mencubit kecil tangannya. "Nakal ya kamu, godain aku terus ih bebeb ..." ucap Flower manja, ia mengerucutkan bibirnya seraya ganti lagunya. "Tapi serius aku nanya, tadi kenapa ketawain diri sendiri?" tanya Martin, ia penasaran. "Oh, jadi selama ini kamu gak serius gitu sama aku?" timpalnya cepat. "Nah ini baru

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Barang Bagus

    "Kalo yang lain mungkin udah bilang Si Jhon kepo kali ya soalnya nanyain hal-hal kecil, jaman sekarang banyak nanya dibilangnya kepo sampe kadang jadi males banyak nanya semenjak ada kata KEPO, kan horor beud!" Flower menghisap rokoknya.Setelah beberapa jam dan efek ineknya mulai drop Jhon menghampiri Flower yang sedang berada di toilet. "Beb!" seru Jhon ketika masuk ke toilet seraya membuka pintu, Flower menoleh ke arah nya."Ya, ada apa Jhon?" timpal Flower, ia merapihkan bajunya. "Udah bab-beb bab-beb aja dia, barang bagus!" batin Flower.Jhon memeluk Flower dari belakang, "Masih mau gak, beb?" bisik Jhon. "Mau apaan, inek?" Jhon geleng-geleng. "Terus, apa dong? Flower mengerutkan dahinya. "Ngamar, yuk!" bisik Jhon lagi."Serius, emang bisa?" tanya Flower memastikan, ia merasa tak percaya apa yang didengarnya. "Wah, ngeledek! Bisa lah masa gak bisa, makanya ayo biar tahu!" jawab Jhon dengan sangat percaya diri, semangat 45 mamen."Dih, siapa yang ngeledek orang nanya. Kalo b

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status