Share

Bikin Meleleh

Kepalanya sudah sedikit pusing dia merebahkan badannya di sofa dan memejamkan kedua matanya sembari ngedumel sendiri dalam hatinya. Marah, cinta, cemburu, bete, galau, gundah gulana, bimbang, kangen, perasaan jadi tak menentu bercampur aduk semua menjadi satu.

"Ada apa dengan dia? Kadang dia ngangenin, kadang dia ngeselin, kadang dia konyol, kadang dia manja, kadang dia lembut, kadang ngebetein banget bikin badmood tapi kalau sudah dateng romantisnya ... Bikin meleleh! Ah entahlah! Suka bingung sendiri ngadepinnya tapi satu hal yang aku tahu dan aku suka darinya dia tidak pernah berbohong! Dia tidak pernah menutupi hal sekecil apa pun tentang sesuatu dan segalanya dariku. Then i feel like he so complette me with his love." gerutunya, dia menarik nafasnya dalam-dalam.

Huft! Hela nafasnya berat berulang kali.

Matanya membelalak melirik kanan kiri seketika ia merubah posisi badannya kembali duduk dia raih gelas yang tinggal berisi setengah bir Bintang dan langsung meneguknya habis.

Glek! Glek! Glek!

Langsung diletakkan gelasnya yang sudah kosong di meja dia menyeka pelan mulutnya dengan tisu lalu ia melirik jam di dinding.

"Sudah jam setengah tiga pagi besok lagi deh minumnya untuk malem ini sudah cukup sudah lumayan pusing kepala aku." dia beranjak dari sofa menuju kamar mandi buang air kecil kemudian melangkahkan kakinya kembali menuju kamar tidur kedua putrinya memeriksa kedua putrinya yang sudah tertidur pulas, mencium kedua kening putrinya sebelum keluar kamar dia matikan kembali lampu kamar putrinya.

Ia melangkahkan kakinya ke arah kamar tidurnya yang berada di samping kamar kedua putrinya. Dia melirik ke meja sofa wanita berbokong besar itu menepok jidatnya kemudian dia berjalan ke arah sofa diraihnya ponsel yang ada di meja sofa lalu membalikkan badannya lagi ke arah kamar tidurnya.

Ceklek...

Dinyalakan lampu kamarnya lalu dia tutup kembali pintunya berjalan cepat menuju ke arah singgasana peraduannya dan merebahkan badannya memiringkan badannya ke kanan lalu ponselnya dicharger di simpan di meja nakasnya yang berwarna putih yang ada di samping singgasana peraduannya. Dalam hitungan menit ia pun terlelap tidur bak balita.

Besoknya di ruang tv...

"Ini punya dede." ucapnya lantang, ia manariknya dari tangan kakanya.

"Ini punya kaka kan kaka duluan yang buka kulkasnya." timpalnya dengan nada tinggi, ia menarik kembali dari tangan adiknya.

"Pokoknya ini punya dede." semakin lantang suaranya dan matanya membesar.

Pembantunya bi Minah tidak bisa memisahkan putri-putri majikannya yang sedang berselisih dia takut kesalahan dan takut disalahkan oleh majikannya jika terjadi sesuatu pada kedua putrinya. Dia serba salah!

Suara keributan dari mulut kedua putrinya yang terdengar riuh membuatnya tersadar dari alam bawah sadarnya. Seketika dia beranjak dari singgasana peraduannya dengan jalan yang masih terhuyung-huyung.

"Ributin apa sih tuh bocah dua berisik banget ganggu orang tidur saja mana pala masih pusing!" gerutunya kesal, ia membuka pintu menyenderkan badannya ke sisi kanan pintu lalu matanya membesar ke arah kedua putrinya yang masih tarik-tarikkan. Kedua putrinya langsung menoleh ke arahnya seketika wajah mereka langsung pucat pasi seperti sedang melihat hantu. Mereka mematung dan dia melihat apa yang di tarik-tarik dan direbutin oleh mereka berdua.

"Kalian rebutan apa sih? Gitu saja direbutin kan mimi beli banyak kemaren!" Flower menatap lekat kedua putrinya.

"Dede mau ini." dia memajukan bibirnya.

"Kaka yang pertama buka kulkas tinggal satu di kulkas jadi ini punya kaka dong." dia menatap sinis adiknya.

"Cepet banget habisnya kemaren aku beli banyak padahal mereka memang doyan banget coklat itu panteslah gigi mereka pada reges jajannya coklat, permen, ice cream." batinnya.

"Itu kan gede bisa di bagi dua kaka ngalah dong sama dedenya." ia menengahi kedua putrinya.

"Disuruh ngalah terus kaka bosen!" dia melipat kedua tangannya di dadanya mulutnya mengerucut dia memutar badannya lalu duduk di sofa dan membuang muka. Merajuk!

Huft! Hela nafasnya berat.

Diraihnya coklat batang Silverqueen ukuran besar yang ada di tangan putrinya yang paling kecil secepat kilat Alena sontak kaget dan terdiam.

"Ya sudah mimi saja yang makan Silverqueennya kaka sama dede gak boleh minta!" matanya menatap tajam dan tangan sebelah kirinya dilipat di dadanya, dia melambaikan dan menggoyangkan Silverqueen yang ada di tangan kanannya dia mengerutkan dahi dan mengangkat alis sebelah kanannya. Kedua putrinya saling melirik dan menatapnya dengan mata memelas.

"Ya sudah kaka ngalah." ucapnya lemas.

"Asik buat dede dong berarti coklatnya." soraknya kegirangan, dia menghampiri miminya memintanya untuk membuka kemasannya.

"Tolong bukain dong mimi Silverqueennya." pintanya sopan, dia pun membuka kemasan Silverqueennya dan memberikannya pada putri kecilnya.

Alena berjalan menghampiri kakaknya dia mematahkan coklat batang Silverqueennya dan memberinya setengah kepada kakaknya Alana.

"Nih buat kaka." dia menyodorkan potongan coklat batang Silverqueen padanya, Alana terkejut. Dia menatap adiknya dengan mata yang berkaca-kaca dan langsung memeluknya.

"Maafin kaka ya dede i am selfish! (aku egois)! Makasih masih perduli sama kaka." ucapnya lirih, matanya mengeluarkan bulir-bulir bening yang membasahi kedua pipinya. Alena pun memeluknya erat dan ikut menangis juga.

"Anakku sudah pada besar melihat mereka seperti ini aku berasa tua banget. Ah baper!" batinnya, dia terharu melihat kedua putrinya dan tidak terasa bulir-bulir bening menetes di pipinya yang putih mulus dan halus. Dia berjalan menghampiri kedua putrinya dan memeluk erat mereka berdua.

"Mimi senang lihat kedua putri mimi yang cantik saling perduli dan sayang pinternya anak-anak mimi." ia menciumi kening kedua putrinya mereka pun menciumi pipinya.

"Oke sudah-sudah jangan ribut-ribut lagi ya janji sama mimi emang gak kasihan sama mimi?" dia melepaskan pelukannya dan menyeka air mata di pipinya dengan telapak tangannya.

"Kasihan dong sama mimi iya janji gak akan ribut lagi." Flower menyeka air mata di pipi kedua putrinya dengan tangannya, mereka berdua hanya menganggukkan kepalanya sembari menyeka pipinya yang basah karena air mata.

Wanita single parent itu mengedipkan sebelah matanya dan mengacungkan jempol kanan dan kirinya ke arah kedua putrinya. Alana dan Alena berbagi coklat batang Silverqueennya mereka berdua duduk berdeketan di sofa dan menonton tv sembari menikmati coklat batang Silverqueen chunkybarnya. Dia tersenyum simpul melihat kedua putrinya sudah berbaikan kembali kemudian dia membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi buang air kecil lalu berjalan kembali ke arah kamar tidurnya menutup pintunya dan kembali merebahkan badannya ke singgasana peraduannya.

"Masih pusing pala plus masih ngantuk ada-ada saja kelakuan kedua putriku, sabar-sabar Flower." dia menarik nafas dalam-dalam sembari melirik jam di dinding.

Huft! Hela nafasnya berat berulang kali.

"Baru jam delapan pagi aku pikir sudah sore tadi tuh etdah!" dia menggeliatkan badannya ke kanan dan ke kiri membunyikan jari-jari tangan leher dan pinggangnya menyalakan musik di ponselnya terus peluk gulingnya. Matanya mulai sayup-sayup mendengar alunan musik love song yang slow dalam hitungan menit dia menghilang dari dunia nyata menuju dunia alam bawah sadarnya seperti putri Snow White yang tertidur pulas.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status