Share

Menggebu-gebu

Penulis: Ayu Jarian Se
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-16 04:01:10

Film kartun Rapunzelnya lima belas menit lagi sudah mau kelar, tiba-tiba putrinya yang kecil Alena langsung berdiri dan mukanya meringis.

"Mih pengen pipis." badannya digoyang-goyangnya.

Seketika dia langsung berdiri menggendong putri kecilnya berjalan cepat ke luar bioskop ke kamar mandi takut anaknya tidak bisa nahan. Dia pun sekalian buang air kecil kamar mandi belum terlalu penuh jadi gak harus antri. Kemudian dia menggendong kembali putrinya ke dalam bioskop. Sekembalinya dia dari kamar mandi tidak lama filmnya selesai.

Dari kursinya dia menoleh ke kursi sebelah dan kursi sebrang tempat sahabat-sahabatnya duduk.

"Kita keluarnya belakangan saja yak." serunya lantang matanya melirik ke arah pintu keluar.

Semua sahabat-sahabatnya mengangguk dan mengacungkan jempol kanannya ke arahnya saat semua sudah keluar bioskop dan tinggal mereka orang mereka beranjak dari duduknya berjalan pelan ke luar bioskop.

"Seru ya filmnya Si Pascal sama si Maximus lucu terus kocak lagi." seru anak-anak sahabatnya.

"Iya aku senang sama Si Pascal dan Si Maximus." Alana sembari mempraktekan kelakuan Pascal dan Maximus.

"Aku sudah nonton dua kali habisnya kocak Si Pascal sama Si Maximusnya." Alena menirukan suara Pascal Iguana dan suara Maximus Kudanya.

Mereka pun bercanda ria dan tertawa penuh riang Flower dan sahabat-sahabatnya hanya tersenyum lebar dan saling melirik mendengar cerita dan celotehan anak-anaknya. Setengah jam lagi toko-toko di Mall Kelapa Gading tutup semua buka hanya sampai jam sepuluh malam mereka jalan ke parkiran sembari lihat-lihat barang-barang di toko yang sebentar lagi tutup. Dia dan sahabat-sahabatnya berpisah di parkiran mobil saat menuju ke mobilnya masing-masing.

"Kabar-kabari ya kita nongki cantik kapan-kapan yo ini khusus kita gak bawa anak hehehe." Flower starter dan manasin mesin mobilnya.

"Yoyoi atur saja tapi kalau gak sibuk ya ntar aku kabarin."

"Iya aku juga tunggu mertua sembuh jadi aku udah bisa ke mana-mana kasihan mereka masih sakit ini juga aku ijinnya cuma bentar ke luar."

"Gampang lah itu aku masih bebas misua masih di tengah laut soalnya."

"Kabar-kabarin aja Flo kalo situasi dan kondisi memungkinkan pasti aku ikut." timpal Sahabat-sahabatnya bergantian, sahut-sahutan.

Lalu mereka semua melajukan mobil-mobilnya ke luar parkiran saling sahut-sahutan membunyikan klaksonnya melambaikan tangannya dan berpisah setelah keluar area Mall Kelapa Gading. Ani Jakarta Selatan, Flower dan Murti Jakarta Utara, Leny Jakarta Barat dan Dewi Jakarta timur.

"Ngebir enak nih sudah lama gak abok." batinnya saat menyetir mobilnya dengan santai.

Di jalan tiba-tiba turun hujan dia memarkirkan mobilnya di depan Lawsons sekitar Sunter dekat apartemennya. Dia membuka pintu mobil membuka payung lalu keluar dari mobil langsung berjalan ke arah Lawsons. Dia langsung memasukkan bir kaleng bintang selusin di kasir dia pesan lima bungkus rokok sampoerna merahnya.

"Semuanya tiga ratus delapan puluh ribu bu." kasirnya sembari memasukkan semua belanjaan ke plastik.

Kemudian dia langsung membuka dompetnya mengambil kertas berwarna merah empat lembar lalu memberikannya ke kasir itu.

"Tanggung rokok lagi saja sebungkus biar ngepas." dia melirik ke rokok sampoerna merahnya.

"Iya bu." dia mengambil rokoknya memasukkan ke plastiknya lalu diserahkan kepadanya.

"Makasih bu." kasirnya tersenyum tipis.

"Oke!" dia pun tersenyum.

Seketika dia membalikkan badannya ke kanan berjalan keluar mengambil payungnya yang ia simpan di pojokan. Membuka payungnya berlari kecil ke arah mobilnya membuka pintu mobilnya memasukkan belanjaannya masuk ke dalam mobil lalu menutup payung dan pintu mobilnya. Ia melajukan mobilnya santai ke arah apartemennya hujan masih turun dengan lebatnya petir dan gluduk saling bersahut-sahutan karena ini bulan-bulannya hujan.

"Petir sama gledeknya serem-serem mih pengen cepet sampe rumah." putrinya yang besar berdiri di belakang sembari memeluk kursi yang ada di depannya pandangannya lurus ke depan memperhatikan jalan.

"Iya takut mih." putrinya yang kecil menutup kedua telinganya di kursi depan.

"Sabar ya sayang bentar lagi sampe rumah kok." ucapnya lembut menenangkan kedua putri tercintanya.

Dia fokus menyetir mobilnya pelan-pelan yang penting selamat sampai tujuan.

Sampai di parkiran dia menyuruh pembantunya membawa anak-anaknya bergantian ke lobby karena payungnya hanya ada satu terakhir baru jemput dia ke mobil.

Ting!

Pintu lift terbuka mereka semua langsung masuk ke dalam menekan tombol lima belas dan tombol menutup. Baju-baju mereka sedikit basah tidak dengan pembantunya yang hampir basah semua. Keluar dari lift langsung belok ke kiri pintu nomor dua lima tujuh tujuh ada di tengah-tengah tidak jauh dari lift, lorong apartemen malem itu sangat sunyi.

Ceklek...

"Asalamualaikum ..."

Wanita bertato itu membuka sendal dan jaket bombernya menyuruh pembantunya terlebih dahulu untuk membawa putri-putrinya ke kamar mandi cuci kaki, cuci muka, gosok gigi lalu ganti baju mereka dengan baju tidur dan langsung menidurkan kedua putrinya. Dia membuka lemari es dan menata bir Bintangnya diambilnya sekaleng lalu dia ambil es balok. Dia berjalan ke dapur mengambil gelas tinggi di isi beberapa es balok kemudian dituangkan bir Bintangnya setengah.

Dia berbalik arah ke ruang tv dan menyalakan tv kemudian dia duduk di sofa meletakkan kaleng bir dan gelasnya di meja sofa. Dia teguk setengah gelas birnya.

Glek! Glek! Glek!

"Segernya." dia beranjak melangkahkan kakinya ke kamar mandi dia buang air kecil, cuci muka dan kakinya. Lalu dia berjalan ke arah kamar tidurnya mengganti bajunya dengan baju tidur dan kembali lagi ke sofa ruang tv.

Duduk di sofa dengan santai dia membuka bungkus rokok sampoerna merahnya mengambilnya sebatang membakarnya lalu menghisapnya. Dia beranjak lagi berjalan ke arah lemari es mengambil buah anggur dan berjalan kembali ke sofa. Saat menikmati bir Bintangnya dengan buah anggur dia terkejut dengan dering ponselnya.

Diraih ponselnya yang dia letakkan di dekat kaleng bir Bintangnya tertera nama Si Botsy Andra.

"Assalamualaikum." sapanya manja.

"W*'alaikumsalam lagi apa Okem sayang?" ucapnya dengan suara lembut.

"Lagi bernafas ada apa?"

"Tahu lah pastinya lagi bernafas ke mana saja hari ini? Hujan ya di situ?" dia nyengir kuda dan mencecarnya dengan pertanyaan.

"Iya hujan tadi habis nonton lagi ke Mall Kelapa Gading sama sahabat-sahabatku." sahutnya santai matanya mengerling.

"Nonton kartun lagi? Oh terus ke mana lagi?" tanyanya lagi menyelidiki.

"Iya anak-anak pengen nonton Rapuzel lagi katanya langsung pulang kita orang kalau sudah ada vcdnya aku beli tuh kartun biar gak harus nonton lagi ke bioskop bosen-bosen dah tuh bocah dua." dia mengerutkan dahinya.

"Ntar kalau sudah keluar vcdnya aku beliin kangen aku sama dirimu." rayunya dengan suara yang mulai manja.

"Iya ya nanti beliin jangan gombal saja dirimu!" celetuknya jutek.

"Ini dia kalau sudah keluar juteknya gemesin." batinnya Andra.

Mereka berdua teleponan mencurahkan rasa rindu yang menggebu-gebu dalam dada sampai dua jam lebih kuping sampai panas bir Bintang sampai habis empat kaleng rokok sampai habis setengah bungkus pipi sampai memerah seperti kepiting rebus mata pun sedikit memerah, ngomong sudah ngalor ngidul ngelantur diselingi ketawa kecil.

Kemudian mereka berdua pun menutup teleponnya lalu mereka juga senyum-senyum sendiri kaya wong kentir.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sicomelcantik2
this good story....love it ... semangat Thor ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Ngena Di Hati

    "Mau mandi, gak bebeb? Kalo mau aku ambilin handuknya, silahkan masuk dan anggap saja rumah sendiri." Flower merapihkan sendal mereka berdua ke lemari sendalnya."Mandi dong aku udah bobo kan tadi di mobil biar pun sebentar jadi bisa mandi, assalamualaikum." Martin masuk ke dalam. "Aku ikut rebaban bentar ya di sofa sayang, lurusin pinggang nih pada sakit pinggang aku tidur di jok mobil.” ijinnya, ia kretegin pinggang, tangan dan lehernya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower anggukkan kepalanya tersenyum lebar. "Wa'alaikumsalam, eh iya lupa kan ada kamar tamu rebahan di kamar tamu aja, ntar aku anterin handuknya ke kamar. Aku juga pada sakit nih pinggang, untung joknya kamu ke belakangin punya aku kalo gak leher aku juga pasti sakit." ia pun kretegin badannya seperti yang dilakukan kekasihnya, Martin anggukkan kepalanya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower berjalan duluan ke arah kamar tamu yang terletak tidak jauh dari kamarnya dan kamar anak-anaknya, Martin mengikuti di belakangnya. "Aroma h

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Mimpi Yang Sangat Buruk

    "Ya ampun, apa-apaan sih Si Andra? Setel musik kenceng banget masih pagi gini, berisik! Bukannya bantuin bini dikit kek, anter anak-anak gitu sekolah ini mah boro-boro malah sibuk sama Si Jablay Flower aja, najis! Gue yakin dia masih suka berhubungan sama Si Jablay, biar pun dua bulan ini dia anteng-anteng aja di rumah!" dumel Sari dalam hati. "Tunggu aja ntar pasti ada apesnya dia ketahuan sama gue chattingannya sama Si Jablay, serapih-rapihnya ditutupin tuh bangke pasti kecium juga. Gue sangat menantikan moment itu, biar pun hati gue sakit dan perih bagai disayat-sayat silet, kita tunggu saja!" ultimatumnya, ia tersenyum sinis melengos ke luar mengantar kedua anaknya sekolah sedangkan yang paling kecil masih terlelap.Kecurigaan dan feeling Puspitasari sebagai istri Andra sangat kuat, dia begitu yakin kalo suaminya masih menjalin hubungan dengan wanita yang berhasil membuat Andra berpaling darinya, Flower. "Bi, mamih belom pulang ya tadi Dede lihat kamar mamih masih kosong?" tanya

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Melukai Harga Diri

    Flower menyeka bulir-bulir bening yang membasahi kedua pipinya dengan telapak tangannya, dadanya terasa sangat sesak menahan tangis yang tertahan. Martin terdiam seribu bahasa karena tidak ingin memperbesar masalah mencoba mengalah pada wanitanya walau pun banyak yang ingin dia katakan. "Sayang, mau mampir dulu gak ke Alfamart? Mana tahu ada yang mau kamu beli, untuk kamu dan anak-anak." ucap Martin mencairkan suasana yang tegang membuatnya tidak nyaman. "Gak usah mampir ke Alfamart, masih banyak jajanan anak-anak di kulkas. Aku mau cepet sampe rumah aku mau istirahat, capek!" timpal Flower, suaranya jadi parau dan bergetar."Oh gitu, baiklah nyonya besar. Tapi kenapa suaramu kedengaran serak ya kaya orang habis nangis, aku gak salah denger kan?" tanya Martin, ia menoleh ke arah Flower. "Mana ada, kupingmu salah denger kali!" sahutnya, ia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya."Coba nengok sini aku mau lihat, kamu jangan bohongin aku ya aku ini bukan

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Sangat Tidak Menyenangkan

    Martin mulai mengetik pesan untuk Andra, Flower memicingkan matanya ke arahnya. Perasaan Flower udah campur aduk semua jadi satu was-was, watir, marah, bimbang dan pasrah. Jantungnya berdetak kencang!"Apa yang dia ketik ya, serius bener mukanya? Waduh gak tahu deh, bodo amatan ah gak mau pusing! Aku lagi ngambek karena dia belom jawab pertanyaan yang soal serius, eh dia malah nanyain Si Andra bukannya jawab pertanyaan aku, capedeh! Sampe males bahasnya takut ribut malah dia bahas Si Andra, ampun dah!" batinnya, ia mengalihkan pandangannya ke luar kaca di samping kirinya. Huft! Hela nafas Martin berat berulang kali.Flower menoleh ke arahnya, "Apa balesannya bebeb, kenapa kamu sampe tarik nafasnya berat banget seperti orang yang sedang menghadapi masalah besar aja?" tanya Flower, ia begitu penasaran dengan isi chat mereka berdua. Martin menoleh ke arahnya, "Dia gak mau diputusin, dia ngajak ketemu lagi tuh. Aku suruh dia ke apartment aja besok minggu, aku

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Di Pagi Hari

    "Janji yang mana, ya? Kalo aku sebutin takut salah, secara ya kan bukan sama dia aja bikin janji sama Si Andra juga bikin janji. Pucing pala inces, mana masih berasa ini inek. Dah ah gak mau pucing, maunya enak aja ha-ha-ha menggila!" batinnya, ia cengar-cengir merasa lucu sendiri.Martin mengerutkan keningnya, "Kenapa kamu cengar-cengir sendiri, ada yang lucu? Jangan bikin aku watir ya, sayang!" selidik Martin, Flower nyengir kuda. "Gak pp bebeb, aku cuma lagi ketawain diri sendiri aja. Boleh ganti lagunya gak, bebeb?" pintanya, ia melirik ke arah Martin dan vcdnya."Boleh sayang mau ganti lagu apa, ajep-ajep?" goda Martin lagi, Flower mencubit kecil tangannya. "Nakal ya kamu, godain aku terus ih bebeb ..." ucap Flower manja, ia mengerucutkan bibirnya seraya ganti lagunya. "Tapi serius aku nanya, tadi kenapa ketawain diri sendiri?" tanya Martin, ia penasaran. "Oh, jadi selama ini kamu gak serius gitu sama aku?" timpalnya cepat. "Nah ini baru

  • JANGAN NGAKU CANTIK   Barang Bagus

    "Kalo yang lain mungkin udah bilang Si Jhon kepo kali ya soalnya nanyain hal-hal kecil, jaman sekarang banyak nanya dibilangnya kepo sampe kadang jadi males banyak nanya semenjak ada kata KEPO, kan horor beud!" Flower menghisap rokoknya.Setelah beberapa jam dan efek ineknya mulai drop Jhon menghampiri Flower yang sedang berada di toilet. "Beb!" seru Jhon ketika masuk ke toilet seraya membuka pintu, Flower menoleh ke arah nya."Ya, ada apa Jhon?" timpal Flower, ia merapihkan bajunya. "Udah bab-beb bab-beb aja dia, barang bagus!" batin Flower.Jhon memeluk Flower dari belakang, "Masih mau gak, beb?" bisik Jhon. "Mau apaan, inek?" Jhon geleng-geleng. "Terus, apa dong? Flower mengerutkan dahinya. "Ngamar, yuk!" bisik Jhon lagi."Serius, emang bisa?" tanya Flower memastikan, ia merasa tak percaya apa yang didengarnya. "Wah, ngeledek! Bisa lah masa gak bisa, makanya ayo biar tahu!" jawab Jhon dengan sangat percaya diri, semangat 45 mamen."Dih, siapa yang ngeledek orang nanya. Kalo b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status