Share

Menggebu-gebu

Film kartun Rapunzelnya lima belas menit lagi sudah mau kelar, tiba-tiba putrinya yang kecil Alena langsung berdiri dan mukanya meringis.

"Mih pengen pipis." badannya digoyang-goyangnya.

Seketika dia langsung berdiri menggendong putri kecilnya berjalan cepat ke luar bioskop ke kamar mandi takut anaknya tidak bisa nahan. Dia pun sekalian buang air kecil kamar mandi belum terlalu penuh jadi gak harus antri. Kemudian dia menggendong kembali putrinya ke dalam bioskop. Sekembalinya dia dari kamar mandi tidak lama filmnya selesai.

Dari kursinya dia menoleh ke kursi sebelah dan kursi sebrang tempat sahabat-sahabatnya duduk.

"Kita keluarnya belakangan saja yak." serunya lantang matanya melirik ke arah pintu keluar.

Semua sahabat-sahabatnya mengangguk dan mengacungkan jempol kanannya ke arahnya saat semua sudah keluar bioskop dan tinggal mereka orang mereka beranjak dari duduknya berjalan pelan ke luar bioskop.

"Seru ya filmnya Si Pascal sama si Maximus lucu terus kocak lagi." seru anak-anak sahabatnya.

"Iya aku senang sama Si Pascal dan Si Maximus." Alana sembari mempraktekan kelakuan Pascal dan Maximus.

"Aku sudah nonton dua kali habisnya kocak Si Pascal sama Si Maximusnya." Alena menirukan suara Pascal Iguana dan suara Maximus Kudanya.

Mereka pun bercanda ria dan tertawa penuh riang Flower dan sahabat-sahabatnya hanya tersenyum lebar dan saling melirik mendengar cerita dan celotehan anak-anaknya. Setengah jam lagi toko-toko di Mall Kelapa Gading tutup semua buka hanya sampai jam sepuluh malam mereka jalan ke parkiran sembari lihat-lihat barang-barang di toko yang sebentar lagi tutup. Dia dan sahabat-sahabatnya berpisah di parkiran mobil saat menuju ke mobilnya masing-masing.

"Kabar-kabari ya kita nongki cantik kapan-kapan yo ini khusus kita gak bawa anak hehehe." Flower starter dan manasin mesin mobilnya.

"Yoyoi atur saja tapi kalau gak sibuk ya ntar aku kabarin."

"Iya aku juga tunggu mertua sembuh jadi aku udah bisa ke mana-mana kasihan mereka masih sakit ini juga aku ijinnya cuma bentar ke luar."

"Gampang lah itu aku masih bebas misua masih di tengah laut soalnya."

"Kabar-kabarin aja Flo kalo situasi dan kondisi memungkinkan pasti aku ikut." timpal Sahabat-sahabatnya bergantian, sahut-sahutan.

Lalu mereka semua melajukan mobil-mobilnya ke luar parkiran saling sahut-sahutan membunyikan klaksonnya melambaikan tangannya dan berpisah setelah keluar area Mall Kelapa Gading. Ani Jakarta Selatan, Flower dan Murti Jakarta Utara, Leny Jakarta Barat dan Dewi Jakarta timur.

"Ngebir enak nih sudah lama gak abok." batinnya saat menyetir mobilnya dengan santai.

Di jalan tiba-tiba turun hujan dia memarkirkan mobilnya di depan Lawsons sekitar Sunter dekat apartemennya. Dia membuka pintu mobil membuka payung lalu keluar dari mobil langsung berjalan ke arah Lawsons. Dia langsung memasukkan bir kaleng bintang selusin di kasir dia pesan lima bungkus rokok sampoerna merahnya.

"Semuanya tiga ratus delapan puluh ribu bu." kasirnya sembari memasukkan semua belanjaan ke plastik.

Kemudian dia langsung membuka dompetnya mengambil kertas berwarna merah empat lembar lalu memberikannya ke kasir itu.

"Tanggung rokok lagi saja sebungkus biar ngepas." dia melirik ke rokok sampoerna merahnya.

"Iya bu." dia mengambil rokoknya memasukkan ke plastiknya lalu diserahkan kepadanya.

"Makasih bu." kasirnya tersenyum tipis.

"Oke!" dia pun tersenyum.

Seketika dia membalikkan badannya ke kanan berjalan keluar mengambil payungnya yang ia simpan di pojokan. Membuka payungnya berlari kecil ke arah mobilnya membuka pintu mobilnya memasukkan belanjaannya masuk ke dalam mobil lalu menutup payung dan pintu mobilnya. Ia melajukan mobilnya santai ke arah apartemennya hujan masih turun dengan lebatnya petir dan gluduk saling bersahut-sahutan karena ini bulan-bulannya hujan.

"Petir sama gledeknya serem-serem mih pengen cepet sampe rumah." putrinya yang besar berdiri di belakang sembari memeluk kursi yang ada di depannya pandangannya lurus ke depan memperhatikan jalan.

"Iya takut mih." putrinya yang kecil menutup kedua telinganya di kursi depan.

"Sabar ya sayang bentar lagi sampe rumah kok." ucapnya lembut menenangkan kedua putri tercintanya.

Dia fokus menyetir mobilnya pelan-pelan yang penting selamat sampai tujuan.

Sampai di parkiran dia menyuruh pembantunya membawa anak-anaknya bergantian ke lobby karena payungnya hanya ada satu terakhir baru jemput dia ke mobil.

Ting!

Pintu lift terbuka mereka semua langsung masuk ke dalam menekan tombol lima belas dan tombol menutup. Baju-baju mereka sedikit basah tidak dengan pembantunya yang hampir basah semua. Keluar dari lift langsung belok ke kiri pintu nomor dua lima tujuh tujuh ada di tengah-tengah tidak jauh dari lift, lorong apartemen malem itu sangat sunyi.

Ceklek...

"Asalamualaikum ..."

Wanita bertato itu membuka sendal dan jaket bombernya menyuruh pembantunya terlebih dahulu untuk membawa putri-putrinya ke kamar mandi cuci kaki, cuci muka, gosok gigi lalu ganti baju mereka dengan baju tidur dan langsung menidurkan kedua putrinya. Dia membuka lemari es dan menata bir Bintangnya diambilnya sekaleng lalu dia ambil es balok. Dia berjalan ke dapur mengambil gelas tinggi di isi beberapa es balok kemudian dituangkan bir Bintangnya setengah.

Dia berbalik arah ke ruang tv dan menyalakan tv kemudian dia duduk di sofa meletakkan kaleng bir dan gelasnya di meja sofa. Dia teguk setengah gelas birnya.

Glek! Glek! Glek!

"Segernya." dia beranjak melangkahkan kakinya ke kamar mandi dia buang air kecil, cuci muka dan kakinya. Lalu dia berjalan ke arah kamar tidurnya mengganti bajunya dengan baju tidur dan kembali lagi ke sofa ruang tv.

Duduk di sofa dengan santai dia membuka bungkus rokok sampoerna merahnya mengambilnya sebatang membakarnya lalu menghisapnya. Dia beranjak lagi berjalan ke arah lemari es mengambil buah anggur dan berjalan kembali ke sofa. Saat menikmati bir Bintangnya dengan buah anggur dia terkejut dengan dering ponselnya.

Diraih ponselnya yang dia letakkan di dekat kaleng bir Bintangnya tertera nama Si Botsy Andra.

"Assalamualaikum." sapanya manja.

"W*'alaikumsalam lagi apa Okem sayang?" ucapnya dengan suara lembut.

"Lagi bernafas ada apa?"

"Tahu lah pastinya lagi bernafas ke mana saja hari ini? Hujan ya di situ?" dia nyengir kuda dan mencecarnya dengan pertanyaan.

"Iya hujan tadi habis nonton lagi ke Mall Kelapa Gading sama sahabat-sahabatku." sahutnya santai matanya mengerling.

"Nonton kartun lagi? Oh terus ke mana lagi?" tanyanya lagi menyelidiki.

"Iya anak-anak pengen nonton Rapuzel lagi katanya langsung pulang kita orang kalau sudah ada vcdnya aku beli tuh kartun biar gak harus nonton lagi ke bioskop bosen-bosen dah tuh bocah dua." dia mengerutkan dahinya.

"Ntar kalau sudah keluar vcdnya aku beliin kangen aku sama dirimu." rayunya dengan suara yang mulai manja.

"Iya ya nanti beliin jangan gombal saja dirimu!" celetuknya jutek.

"Ini dia kalau sudah keluar juteknya gemesin." batinnya Andra.

Mereka berdua teleponan mencurahkan rasa rindu yang menggebu-gebu dalam dada sampai dua jam lebih kuping sampai panas bir Bintang sampai habis empat kaleng rokok sampai habis setengah bungkus pipi sampai memerah seperti kepiting rebus mata pun sedikit memerah, ngomong sudah ngalor ngidul ngelantur diselingi ketawa kecil.

Kemudian mereka berdua pun menutup teleponnya lalu mereka juga senyum-senyum sendiri kaya wong kentir.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sicomelcantik2
this good story....love it ... semangat Thor ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status