Share

JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH (Hasrat Panas Musuh Suamiku)
JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH (Hasrat Panas Musuh Suamiku)
Author: Any Anthika

Bab 1. Menjadi Korban Pelampiasan

Author: Any Anthika
last update Huling Na-update: 2025-08-25 09:50:56

Mutia terkejut ketika tubuhnya tiba-tiba didorong keras oleh Rendra. Awalnya, dia hanya ingin membantu sang majikan yang baru saja pulang dalam keadaan sempoyongan.

Nafas pria itu terengah-engah, keringatnya membasahi pelipis, dan wajahnya memerah tidak wajar.

“A-apa yang terjadi, Tuan?” Mutia tampak khawatir.

“Pergi! Kunci pintunya dari luar!” Rendra mengusir Mutia dengan suara bergetar.

“T-tapi,Tuan.” Karena merasa khawatir dengan kondisi majikannya, Mutia justru mendekat. Dia menopang tubuh Rendra. Namun, saat jemarinya menyentuh lengan Rendra, pria itu justru menariknya dan mendorongnya ke atas tempat tidur.

Tubuh Mutia langsung jatuh terlentang. Dia panik saat Rendra sudah berada tepat di atasnya. Tatapan mata Rendra menggelap dan nafasnya sangat memburu seperti sedang menahan sesuatu.

“Kamu harus… membantuku, Mutia,” Suara Rendra parau, dia menatap penuh kegelisahan. “Kali ini saja… tolong aku!”

Mutia meronta dan mendorong dada majikannya. “Tuan, lepaskan! Apa yang Tuan lakukan?!” Dia beringsut mundur, tapi tangan Rendra lebih cepat menangkap pergelangan tangannya.

“Obat sialan ini… aku tidak bisa menahan,”

“Tuan, sadar! Jangan lakukan padaku. Aku ini sudah bersuami!” Mutia hampir menjerit karena ketakutan.

Tapi Rendra sudah kehilangan kendali. Bibirnya menempel kasar pada bibir Mutia, membuat wanita itu merintih tertahan. “Emm… lepaskan, Tuan… kumohon…” suaranya bergetar, tubuhnya juga menegang.

Efek obat itu membuat nafas Rendra kian memburu. Sentuhannya menjadi tergesa tidak terkendali. Sementara tubuhnya bergetar menahan gejolak yang terus membakar.

Mutia masih berusaha melawan, menolak setiap gerakan kasar Rendra, tapi lama-kelamaan tenaganya terkuras habis. Isakan pelan menggantikan teriakannya, dan tubuhnya gemetar di bawah bayang-bayang pria itu.

“Mutia… kumohon… aku… tidak bisa berhenti,” suara Rendra merintih penuh penderitaan. Wajahnya memerah, dan matanya memejam menahan rasa sakit sekaligus hasrat yang meluap.

Sisa waktu terasa begitu panjang. Suara napas mereka saling bercampur, dan detak jantung Rendra berdentum keras di telinga Mutia.

"Ah.. Sakit...! Berhenti Tuan. Kumohon!" Mutia mengeluh setiap kali Rendra menggigit bagian tubuhnya.

Saat Rendra merenggangkan kedua pahanya dengan kakinya, Mutia berteriak, "Tidak, Tuan! Jangan!"

"Aaa.....!" Mata Mutia terbelalak. Dia menjerit kesakitan ketika sesuatu menekan pangkal pahanya dengan begitu kuat.

Setelahnya, dia sudah tidak bisa meronta lagi, hanya bisa menangis menahan setiap hentakan kasar dari Rendra. Pandangan mulai berputar.

Dia mencoba meraih apa saja yang bisa ia raih. Tapi tidak ada apa-apa di sisinya yang bisa ia raih. Kecuali hanya sprei.

Mutia mencengkram kuat sprei itu. Begitu juga dengan Rendra, melakukan hal yang sama. Kedua tangannya mencengkram kuat sprei sambil terus menghentak.

Keringatnya bercucuran, hingga mengalir ke rahang. Dia belum berhenti dan masih terus bergerak.

Lebih dari satu jam Rendra menggempur Mutia tanpa ampun.

Sampai akhirnya, semuanya perlahan mereda. Malam kembali sunyi.

Mutia hanya bisa terbaring lemah, tubuhnya gemetaran, hatinya penuh luka sekaligus kebingungan. Air mata jatuh membasahi pipinya. Dengan sisa tenaga, dia memalingkan wajah, tidak sanggup menatap Rendra yang kini terkulai lelah di sisinya.

Pria itu terbaring dengan nafas yang masih tersengal, tubuhnya basah oleh keringat. Dia menatap langit-langit dengan pandangan kosong.

Lalu sesaat dia menoleh pada Mutia yang membelakanginya.

Efek obat itu memang berhasil mereda, tapi menyisakan rasa bersalah yang menyesakkan dadanya.

Ini adalah pengalaman pertamanya di atas ranjang! Dan Mutia yang berstatus istri orang justru harus menjadi pelampiasannya.

Rendra Dwintara, dia adalah pemilik Dwintara Crop. Beberapa tahun ini, perusahaannya memang berkembang dengan sangat pesat dan berada di jajaran lima besar teratas.

Beberapa jam yang lalu, Rendra sama sekali tidak menyangka jika malamnya akan berubah menjadi kacau seperti ini.

Sore itu Ken, sekretaris sekaligus sahabatnya sudah memperingatkan agar dia tidak menghadiri pesta ulang tahun Natali, teman sekelas mereka dulu.

Ken merasa undangan itu aneh, terutama karena datang langsung dari Dion, pacar Natali, sekaligus orang yang paling membenci Rendra.

Lalu tiba-tiba saja saat mereka akan berangkat, staf perusahaan menghubunginya dan mengatakan jika gudang barang Dwintara Crop kebakaran.

Ini bukan suatu kebetulan, kan?

Selama ini, tidak pernah ada kejadian apa-apa. Para staf perusahaan mereka selalu bekerja dengan baik dan tidak pernah melakukan kesalahan sekecil apapun.

Tapi Rendra bersikeras untuk datang. Dia yakin tidak akan ada masalah besar. Rendra menyuruh Ken pergi duluan ke perusahaan untuk melihat situasi, sementara dia tetap menghadiri pesta seorang diri.

Di pesta, Rendra hanya minum beberapa teguk anggur yang disuguhkan oleh Natali sendiri. Tapi beberapa menit kemudian, kepalanya terasa ringan, lalu panas menjalar ke seluruh tubuhnya. Tenggorokannya kering, napasnya semakin berat, dan pikirannya kabur.

Ini terasa aneh..

Dia mulai curiga ada sesuatu di dalam minumannya.

Menyadari hal itu, dia berpikir harus segera pergi dari sini.

Pada saat dia keluar dari pesta, Cesilia salah satu teman lama mereka yang selama ini mengejarnya, sempat menghampirinya dan menawarkan diri untuk menemani.

Rendra menolak, lalu segera pergi. Dia benar-benar berjuang untuk tetap sadar dan jangan sampai melakukan kesalahan sedikitpun.

Akhirnya dia berhasil pulang.

Dia pikir, dia akan bisa mengendalikan diri setelah sampai di rumah.

Sialnya, saat tiba di kamarnya dia justru bertemu dengan Mutia.

Dan setelah itu, segalanya berubah.

Sekitar tengah malam, Rendra terbangun. Dia langsung terlonjak kaget saat mengingat dengan jelas kejadian semalam.

Dia menoleh ke kiri dan ke kanan. Mutia tidak ada di tempat tidurnya lagi. Hanya berantakan yang tersisa. Sprei kusut, bantal dan guling sudah entah kemana. Pakaiannya dan baju Mutia berserakan di bawah.

Lalu pandangannya jatuh pada bercak darah yang cukup banyak di sprei putih tempat tidur ini.

Matanya membulat tidak percaya. "Dia masih perawan? Bagaimana mungkin?”

Dia teringat pertemuannya dengan Mutia, dia bilang kalau sudah bersuami.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH (Hasrat Panas Musuh Suamiku)   Bab 115. Akhirnya

    Hari-hari berlalu sangat lambat bagi mereka. Baik Rendra maupun Ken sama-sama gelisah menunggu setiap bulan yang terus mereka lewati.Ada sedikit kekhawatiran yang tak bisa diabaikan dari hati Rendra: kalau bayi yang dikandung Mutia nanti perempuan, siapa yang akan menjadi penerusnya? Sementara Ken sudah pernah berjanji, bila Rendra tidak berhasil memiliki seorang putra, meskipun Ken sendiri memiliki putra, ia tetap tidak akan menjadikannya penerus perusahaan Dwintara.Ken sudah bersumpah untuk setia berdiri di sisi Rendra, bahkan untuk urusan keturunan. Dalam arti, apa pun yang terjadi, ia akan tetap berada di samping, bukan di depan.Hingga akhirnya, hari yang mereka tunggu benar-benar tiba.Tibalah waktunya Rimbun menjalani operasi caesar yang sudah disepakati sejak awal.Operasi berjalan lancar tanpa hambatan. Dan mengejutkan semua orang, tiga bayi kembar milik Ken ternyata semuanya adalah bayi laki-laki!Senyum kebahagiaan benar-benar terukir jelas di ujung bibir Ken dan Rendra.

  • JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH (Hasrat Panas Musuh Suamiku)   Bab 114. Ternyata bayi kembar

    Mereka sudah berada di ruang khusus rumah sakit. Rendra dan Mutia menunggu di luar, sementara Ken dan Rimbun berada di dalam ruang pemeriksaan.Dokter mulai melakukan USG pada kandungan Rimbun. Setelah beberapa saat, dokter wanita itu menoleh pada Ken yang duduk di ujung ranjang, dekat kaki Rimbun."Ada apa dengan istriku, Dok?" Ken cepat berdiri dan mendekat.Dokter tersenyum."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Tuan Ken.""Jadi istriku benar-benar hamil?" Ken bertanya lagi, kali ini dengan suara lebih tegang."Tentu saja. Istri Anda benar-benar hamil, hanya saja…""Hanya apa, Dok?" Ken mulai gelisah."Nona Rimbun mengandung bayi kembar tiga sekaligus. Ini luar biasa, Tuan!" Dokter tampak benar-benar kagum."Hah? Apa?" Ken tercengang. Rimbun yang masih berbaring pun langsung menoleh cepat."Lihat, Tuan. Ada tiga janin di dalam rahim Nona," ujar dokter sambil menunjuk monitor USG portabel 4D."Jadi istriku… hamil bayi kembar tiga?" Ken masih tak percaya."Benar, Tuan. Itu sebabnya pe

  • JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH (Hasrat Panas Musuh Suamiku)   Bab 113. Rimbun tidak Hamil?

    "Jadi usia Fic sekarang belum mencapai delapan belas tahun?" Mutia tercengang setelah mendengar cerita Rendra tentang Fic."Benar, Mutia. Mungkin karena didikan fisik dan mental yang begitu keras untuknya, membuat Fic tumbuh dua kali lebih matang dari usia sebenarnya."Mutia masih mengingat dengan jelas bagaimana Fic pernah menyelamatkannya. Tembakan pistol Fic sangat tepat, mengenai tangan Dion yang hampir saja melubangi perutnya. Lalu bagaimana Fic mengangkat tubuhnya dengan begitu mudah dan membawanya berlari menuju mobil untuk dibawa ke rumah sakit.Raut wajah Fic yang ketakutan dan sangat cemas itu masih terbayang jelas. Tangisannya kala itu menggambarkan betapa ia sebenarnya masih sangat muda.Fic menangisi Mutia sepanjang perjalanan. Takut istrinya Rendra itu tidak selamat, takut mendapat murka Rendra, dan takut kehilangan orang yang dianggapnya keluarga."Tapi Fic pernah mengatakan padaku kalau dia sudah di sini sejak orang tuamu masih ada?" tanya Mutia."Dia hanya bergurau, M

  • JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH (Hasrat Panas Musuh Suamiku)   Bab 112. Fic

    "Mana bisa seperti itu? Kita susah payah memperjuangkan perusahaan itu. Sekarang kamu mau membiarkan perusahaan itu hilang begitu saja?" Ken mulai emosi."Bukan begitu, Bodoh! Itu hanya bayanganku kalau semua itu benar-benar terjadi. Makanya kamu harus berpikir, Ken! Kamu kan hebat dalam urusan memikirkan sesuatu. Ayo berpikir!" Rendra berdiri mengikuti Ken.Ken tertawa. Ia tahu Rendra hanya bercanda, lalu duduk kembali. Rendra ikut duduk.Keduanya terdiam, larut dalam pikiran masing-masing. Mereka mencari solusi agar perusahaan tetap berjalan stabil meski mereka tidak bisa hadir sepenuhnya, sementara para istri sedang ngidam parah dan tidak ingin ditinggal."Ah!" Ken tiba-tiba mengacungkan telunjuk."Kamu menemukan solusinya?" Rendra langsung menatap penuh harap."Tentu!""Bagaimana?""Hanya ada satu solusi yang tepat.""Apa, Ken? Cepat katakan!""Sudah saatnya dia ikut andil dalam perusahaan. Tidak sia-sia selama ini kita mendidiknya dengan baik. Sudah saatnya dia membuktikan kemamp

  • JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH (Hasrat Panas Musuh Suamiku)   Bab 111. Ngidam!

    Bikin panik saja!Fic memilih pergi.Rendra menyeret langkahnya keluar rumah. Wajah terpaksa sangat terlihat, namun demi istri tercinta ia tetap melakukannya.Seorang penjaga menyapa. “Tuan Rendra, Anda akan keluar?”“Ah, iya.”“Tapi ini sudah malam,” ujarnya heran.“Aku tahu ini sudah malam!” Rendra melotot.“Ah, maksud saya… apa tidak sebaiknya Tuan Rendra ditemani seseorang? Tuan Ken mungkin?”Rendra hanya mendengus, sedikit melirik pintu sebelum menghampiri mobilnya.‘Lebih baik aku mengajak Ken saja.’Baru saja hendak menghubungi Ken, orang yang dimaksud sudah terlihat berjalan terburu-buru menuju mobil lain.“Ken!”Tangan Ken yang hampir membuka pintu mobil berhenti. Ia menoleh. “Tuan Rendra!”“Malam-malam begini kamu mau ke mana?” Rendra menghampirinya.“Kamu sendiri mau ke mana?” Ken balik bertanya.Ken mendengus. Ia menundukkan wajah sedih, menyandarkan punggungnya pada pintu mobil.“Rimbun ingin makan otak-otak.” Ia menoleh pada Rendra, yang langsung tergelak.“Belikanlah, K

  • JANGAN SALAHKAN AKU SELINGKUH (Hasrat Panas Musuh Suamiku)   Bab 110. Zat Cair Beracun!

    Ken tidak menjawab pertanyaan Rendra, malah menoleh pada istrinya.“Sayang, sejak kita menikah… aku tidak pernah melihat kamu datang bulan. Benarkah? Atau aku yang tidak tahu?”Mendengar pertanyaan Ken, Rendra spontan menoleh pada Mutia.“Mutia… bulan ini aku juga belum melihat kamu datang bulan?”Mutia mendongak, mencoba mengingat-ingat.“Iya, Rendra. Aku terlambat… sudah hampir satu minggu ini.”“Astaga! Benarkah?”“Seingatku begitu.”“Jadi maksudnya?” Rendra kini menoleh pada Ken.Ken masih menunggu jawaban dari Rimbun.“Sayang… kamu tidak haid?”“Terakhir aku datang bulan dua minggu sebelum kita menikah. Seharusnya aku sudah kedatangan tamu dua minggu yang lalu. Aku juga sudah terlambat sekitar dua mingguan… dan aku lupa!”Jawaban dua wanita itu membuat kedua pria itu sama-sama menepuk kepala.“Artinya… mereka bukan keracunan!” ucap Rendra.“Artinya, istriku hamil!” Ken hampir berteriak.“Tuan, Dokter sudah datang,” ucap Fic dari pintu.Semua menoleh. Dokter wanita itu masuk setel

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status