เข้าสู่ระบบ"Assalamualaikum"seseorang memberi salam dari balik pintu.
"Waalaikumussalam"jawab mbak asih sambil membukakan pintu rumah majikannya itu. Mbak asih melihat seorang anak gadis yang mungkin umur nya masih sekitar belasan tahun atau baru dua puluh tahunan.dan seorang lagi seorang wanita yang sudah berumur hampir empat puluh tahun lebih. "Emak nya bu nada?"tanya mbak asih kepada wanita tersebut. "Iya"jawab nya singkat. "Oh silakan masuk bu.bu nada masih diatas sedang istirahat."mbak asih mempersilakan wanita tersebut untuk masuk. Wanita itu langsung masuk dan menuju keruang tamu. "Dimana kamar nada?"tanya nya. "Diatas bu.ibu mau lihat bu nada dulu atau mau makan siang dulu?"tanya mbak asih menawarkan makan siang yang sudah dia siapkan sebelumnya. "Saya kesini mau lihat anak saya bukan mau makan.dirumah saya banyak juga makanan."jawab wanita tersebut dengan sedikit ketus. Mbak asih melirik kearah wanita separuh baya itu dengan mengerutkan kening. "Ya udah bu silakan kelantai dua"mbak asih menunjuk kearah kamar nada yang berada dilantai dua. Setelah emak dan adek nada naik keatas mbak asih hanya berdiri dibawah tangga. "Maklum orang kaya baru.dia tidak tau kalau sebenar nya ibu sengsara gara gara mereka menikahkan ibu dengan tuan.demi uang semua bisa dihalalkan"kata mbak asih yang mengetahui awal mula pernikahan rafa dan nada karna desakan orang tua nada. "Nada...nada...tok..tok..nada"panggil emaknya sambil mengetok pintu kamar nada. "Eh masuk terus mak pintu gak ditutup"jawab nada dari dalam kamarnya. Emak dan adek nya nada pun membuka pintu,lalu masuk kekamar nada. "Ya allah ndok besarnya kamarmu udah kayak rumah kita,bahkan lebih besar kamar mu"emak nada merasa takjub melihat kamar nada yang sangat luas. "Iya loh kak.ada sofa segala ada tv pun ...kamar mandi pun luas nya.lihat mak lemari kakak ..empat delapan ,sembilan..(desi menghitung pintu lemarinya nada) ada sembilan pintunya..besar banget kak"lanjut desi yang merasa takjub saat melihat kamar nya nada. "Bagaimana kuliah mu des?"tanya nada kepada adek nya desi. "Baik kak.."desi yang masih tercengang melihat kamar nada, sesekali dia masuk kekamar mandi nada, karna dia lihat sangat luas. "Kak ada ruang ganti baju disini pun?atau ruang apa ini kak?"tanya desi yang merasa heran ada ruang tertutup dikamar mandinya nada. "Itu ruangan untuk spa"jawab nada dengan sedikit cuek. "Kalian kesini mau jenguk aku atau mau lihat kamar ku?"tanya nada yang sudah mulai kesal melihat tingkah laku emak dan adek nya itu. "Kan lihat kehidupan mu ndok disini kamu sangat bahagia ndok ya"kata emak nada yang sedang memegang gorden kamar nada. "Ini bagaimana dilepasnya kalau kotor panjang nya gorden..bagaimana ni kita buka nya ?"tanya emak nada yang penasaran dengan gorden yang tingginya hampir dua kali lipat lebih dari badannya itu. Nada yang merasa kesal dengan tingkah emak dan adek nya pun langsung mengambil remot dimeja samping tempat tidur dan menekanya. "Ya allah ..."emak nada terkejut melihat gorden terseret sendiri. "Indahnya dari sini ndok kita bisa lihat pusat kota"lanjut emak nya itu. "Makkk....aku lagi kurang sehat..kenapa gak ada seorang pun dari kalian yang menanyakan keadaan ku dari tadi."kata nada dengan perasaan kesalnya itu. "Kamu ndok meskipun sakit uang banyak pasti bakal sembuh juga.kami ini sehat pun seperti sakit kalau gak ada uang"jawab emaknya dengan tenang tanpa ada rasa bersalah sedikitpun terhadap nada. "Iya betul tu kak.kau sakit sebentar lagi kau mandi kau siap siap pergi shoping lah pergi kesalon lah.sembuh sendiri."desi melanjutkan perkataan emaknya itu. "Tidak selamanya lah uang bisa memberikan kebahagiaan.kalian lihat sendiri saat ini, aku uang banyak tapi bangun pun tidak sanggup"keluh nada. "Kau gak sanggup bangun ada pembantumu ngantar makanan kehadapan mu.ada dia yang kerjain semuanya.lah kami gak sanggup bangun mati terus...gak ada yang mau mengurus kami karna gak ada uang untuk membayar nya"kata emak nada sambil duduk disofa. "Entah lah mak.tapi kalau aku sudah tidak sanggup lagi dengan kehidupan ku ini aku akan mundur aku akan tinggal lagi dikampung"ucap nada sambil mencoba bangun dari tidurnya dan bersandar ditempat tidur. "Maksud kamu apa gak sanggup dengan kehidupan kamu ini?ini yang orang idam idamkan tapi kamu bilang kamu gak sanggup menerima ini ,"tanya emak nada yang tidak paham dengan perkataan anak sulungnya itu. "Emak gak tau bagaimana mas rafa melayani aku.bahkan dia memanggil aku dengan panggilan kau.tidak ada kemesraan dalam rumah tangga kami."nada mencoba meluapkan apa yang ia.rasa. "Untuk apa pun terlalu mesra kak..kalau uang gak ada.kalau begini misalnya kakak suntuk kakak biasa ke mall kakak bisa merasakan kesenangan tidak hanya dengan pasangan.banyak orang yang mesra yang romantis tapi akhirnya cere gara gara ekonomi"ucap dewi yang mulai melihat lihat meja rias nada. "Kau tidak paham kondisi kakak dek"nada yang tidak ingin melanjutkan pembahasan nya tentang kenapa dia tidak ingin hidup seperti ini. "Ya allah lipstik dior...satu.dua.lima...kakak ada lima lipstik dior?"tanya dewi yang merasa terkejut karna kakak nya menggunakan lipstik branded. "Iya..itu kado dari mama nya mas rafa."jawab nada singkat. "Mahal ini kak.beruntungnya kau dapat mertua royal"lanjut desi sambil mencoba memakai lipstik kakak nya itu. "Aku minta dua kak ya"kata desi lagi. "Is kau ni .dua kau minta nanti kalau mama kesini dia ngeh cuma tinggal tiga kan aku gak enak.satu aja kau ambil"nada hanya memberikan satu lipstik tersebut untuk adeknya itu karna merasa segan jika mertuanya tau kalau pemberianya dikasih ke desi. "Ok..boleh lah yang ini ya "desi menunjukkan lipstik yang diambilnya itu "Iya..."jawab nada dengan lesu karna masih merasa sedikit lemas. "Oh ya des coba kau panggil mbak asih sebentar"suruh nada kepada adek nya itu. "Pembantu itu ya?"tanya desi memastikan. "Iya mbak asih namanya"jawab nada dengan lemas. "Oke.."desi pun bangun dari kursi meja rias nada dan keluar dari kamar nada untuk turun kelantai satu ingin memanggil mbak asih. "Pembantu...oii pembantu.."teriakan desi yang masih berdiri ditangga. "Pembantu...kau pekak ya.."desi masih meneriaki mbak asih yang sedang membereskan halaman belakang. "Ihh.pembantu gak sadar diri..dari tadi ku panggil...babu..oi babu"desi makin menaikkan volumenya. Desi memanggil mbak asih diruang tamu sampai kedepan namun dia tetap tidak menemukan mbak asih. "Babu..oi babu...."teriak desi kesal. Mbak asih yang mendengar teriakan tersebut langsung berlari keruang tamu. Dia melihat desi yang memanggilnya dipintu depan dengan panggilan babu. "Ibu saja yang punya rumah tidak pernah memanggilku babu"ucap mbak asih yang berdiri tidak jauh dari belakang desi yang menghadap kepintu keluar. "Anjing babu itu..capek gue manggil ngak nyaut nyaut"kata desi sambil membalikkan badannya. "Nah..lo disini kenapa lo gak ngejawab waktu gue panggil?"tanya desi dengan kesal. "Karna tidak ada panggilan itu dirumah ini.pemilik rumah saja ibu nada dan tuan rafa memanggil saya dengan panggilan mbak asih.ini anda yang baru menginjakkan kaki kesini dari kampung memanggil seperti itu,jadi saya tidak merasa terpanggil"jawab mbak asih sambil menutup pintu belakang yang berhadapan dengan halaman yang dia bersihkan tadi. "Banyak bacot lo.emang dasar babu..untuk apa dilembut lembutin..lo dipanggil kak nada keatas"kata desi dengan nada belagunya. "Untung bukan kau yang dinikahi tuan rafa.kalau kau jadi nyonya disini kujamin gak akan ada pembantu yang mau kerja disini"ujar mbak asih sambil melihat kearah desi yang menaikki tangga. Mbak asih pun mengikuti desi untuk bertemu dengan nada. Sesampai di kamar nada mbak asih merasa kaget melihat nada yang bersandar lemas ditempat tidur sedangkan emak nya sedang menikmati snack sambil nonton tv duduk disofa dengan santai tanpa memperdulikan anaknya yang dalam kondisi pucat. "Ibu panggil saya?"tanya mbak asih kepada nada. "Iya mbak saya lapar.tolong buatin makanan mbak ya"perintah nada dengan sangat lembut. "Baik bu.tapi bu sebenarnya saya sudah masak.ada sayur rebus sama ikan bakar dan sambal terasi..apa ibu mau menu itu atau saya buatkan lain,"tanya mbak asih kepada nada. "Itu saja lah mbak.kayak nya enak ikan bakar pakek sambal terasi"jawab nada dengan kondisinya yang masih lemas. Mbak asih melirik keara desi dan emaknya yang sedang menonton tv disofa sambil ngemil snack. "Mbak nanti ada hal yang ingin saya ceritakan mbak ya"suara nada membuat mbak asih terkejut seketika sedang memerhatikan desi dan emak nya. "Baik ibu.saya siapkan makanan dulu untuk ibu.saya lihat ibu sangat lemas.kadang ibu mau secangkir teh atau susu jahe?"tanya mbak asih menawarkan minuman biar sekalian disiapkan. "Susu jahe kayak nya bisa mbak"jawab nada sambil membetulkan bantal disampingnya. "Baik bu.saya siapkan dulu."jawab mbak asih yang langsung meninggalkan kamar nada menuju dapur dilantai pertama untuk menyiapka susu jahe serta memanaskan nasi untuk nada. "Ibu tidak suka kalau lauknya dingin.mungkin kupanaskan ikan ini sekalian"ucap mbak asih yang mengambil ikan bakar dari tudung saji untuk dipanaskan diatas teplon. "Memang begitu keluarga kalau ada yang lemah lembut seperti ibu nada pasti selalu dimanfaatkan."ucap mbak asih sambil melakukan pekerjaannya itu. "Ada ya emak dengan enaknya nonton tv sambil goyang goyang kaki sama anak bungsunya.sedangkan anak sulungnya sudah pucat lemas dikasur tidak dihiraukan katanya mau melihat anaknya disini.lah ini malah mau ngemil kesini.tadi kutawarin makan gak minat"mbak asih ngedumel sendiri sambil memotong jahe. Selesai menyiapkan semuanya mbak asih pun mengantarkannya ke kamar nya nada. "Ini bu..setelah makan ibu minum obat ya,ini obat yang dikasih dokter tadi"kata mbak asih dengan sengaja mengatakan obat dikasih dokter.supaya emak nada tau kalau nada baru saja pingsan. Namun emak nya nada tetap santai menghabiskan cemilan yang ada didepan nya itu. "Ndok kalau begitu emak pamit dulu ya ini pun sudah hampir sore.takut nanti macet dijalan."kata emak nada sambil bangun dari duduk nya. "Iya kak..oh iya aku minta jajan dong kak"lanjut desi dengan menyodorkan tangan kenada. Nada dalam kondisi lagi makan hanya melihat mereka dengan ujung mata. "Nanti ku tf.iya bu hati hati dijalan"kata nada dengan keadaan sedikit kesal. "Jangan lama kak ya.."ucap desi sambil mencium pipi nada karna ingin pulang. Nada hanya menggangguk dan melihat emak dan adeknya itu keluar kamarnya. Mbak asih yang memperhatikan tingkah mereka pun mengikuti dari belakang dengan rencana ingin mengantar adek dan emak nada kedepan pintu. "Mbak..gak.usah diantar...orang itu tau jalan pulang"kata nada mencegah niat mbak asih tersebut. "Baik bu..saya fikir cuma ngantar depan pintu karna memuliakan tamu"mbak asih menjelaskan niat nya itu "Kita memuliakan tamu.tamu gak tau diri..untuk apa kita muliakan"kata nada dengan sangat kesal. "Udah bu...dinikmati saja dulu makanannya.jangan difikir yang bukan bukan ibu masih kurang sehat"ucap mbak sih sambil merapikan bantal sofa yang diberantakkin sama desi dan emaknya nada. "Iya mbak..ini sangat enak sebenarnya.tapi karna keadaan yang membuat aku kurang mood makan"kata nada sambil meletakkan piring nasinya dimeja. "Iya bu saya paham.seberapa sanggup nya bu.ini obat jangan lupa diminum bu ya"ucap mbak asih sambil menyodorkan obat dan segelas air putih untuk nada. "Trimaksih mbak"nada mengambil air dan obat tersebut "Sama sama bu.saya antar kedapur dulu piringnya bu ya"kata mbak asih sambil mengambil piring bekas nada makan tadi. "Iya mbak.tapi habis itu mbak langsung kesini lagi ya.ada hal yang ingin saya ceritakan"perintah nada. "Siap bu.setelah saya turunkan ini langsung saya kembali keatas"kata mbak asih sambil keluar dari kamar nada menuju dapur."Ningsi kamu hamil" tegur rafa saat berada di warung makan punya ningsi.Seketika ningsi terkejut,dan menolehkan wajahnya kebelakang."Mas??? Kenapa kamu bisa di sini?"tanya ningsi."Itu tidak perlu ku jelaskan,kenapa kamu pergi tiba tiba dalam keadaan seperti ini?"tanya mas rafa."Kamu tidak perlu tau itu mas"jawab ningsi,beb aku pulang sekarang ya!!"kata ningsi kepada eka,sambil berjalan menuju sepeda motor yang di parkirkan di depan warungnya."Dek,,, kamu mau kemana? Hati hati jalannya,jangan cepat cepat" ucap rafa sambil berlari mengejar ningsi."Sudah mas, kamu tidak perlu ikutin aku, aku sudah tidak mau menjelaskan apa apa,ini pilihanku" kata ningsi sambil menyalakan sepeda motor tersebut."Jangan pergi dulu!!!" Rafa menarik kunci motor tersebut."Apa lagi mas? Mas tau kan aku jahat,aku sengaja datang ke kehidupan mas agar mendapat modal untuk kehidupan ku" ucap ningsi dengan sedikit keras."Aku tidak peduli itu, kau istriku,kau berhak meminta apa pun dari ku,kenapa kau harus
"Sepertinya tadi ada yang mau ibu bahas dengan saya waktu masih masak di dapur?"tanya mbak asih kepada nada saat sedang membersihkan meja makan."Iya mbak, sebenarnya ada sesuatu yang ingin saya sampaikan, tapi kebetulan tadi emak pun di dapur, "jawab nada, sambil melihat ke sekeliling mereka."Mbak!!! Sebenarnya saya sedang hamil,saya sudah telat haid dua minggu" bisik nada sambil terus memperhatikan ke sekelilingnya."Alhamdulillah ya allah, akhirnya bu, doa ibu di ijabah sama allah" ucap mbak asih, merasa bahagia mendengar kabar tersebut."Tapi mbak, ini hanya kita berdua saja yang tau, saya belum memberi tau semuanya termasuk mas rafa dan emak, untuk saat ini saya rasa,cukup kita saja yang tau mbak !!" Ucap nada."Loh kenapa begitu bu, memang nya kenapa bu?"tanya mbak asih, merasa ada yang salah dengan tindakan nada." karna saya masih banyak pemotretan dengan beberapa brand mbak, kalau mas rafa tau otomatis saya akan di suruh diam saja di rumah, tidak hamil pun saya di suruh berh
"Mbak!!! Kemarin kamu belanjanya ke pasar mana?"tanya bu rita kepada mbak asih saat sedang mempersiapkan makan siang di dapur."Di pasar biasa bu! Memangnya kenapa?"tanya mbak asih yang sedang membersihkan sayuran."Kemarin kamu pergi hampir lima jam loh!!! Kenapa bisa selama itu?"tanya bu rita lagi,"Oh,,, kemarin karna terlalu rame orang belanja bu jadi agak lama waktu milih milih nya,habis itu lumayan macet pun bu keadaan jalanan sekarang" mbak asih mencoba membuat alasan yang masuk akal, nyatanya kemarin dia pergi menemui ningsi di rumah sewanya."Tapi memang belakangan ini kamu kalau belanja lama sekali, bahkan berjam jam, biasanya paling lama dua jam kamu sudah pulang" ucap bu rita, merasa ada yang janggal dengan mbak asih belakangan ini."Eummmm,, itu karna belakangan ini banyak kebutuhan rumah tangga yang harganya pada naik bu, jadi saya sering nawar dari satu tempat ke tempat yang lain,mungkin itu yang membuat saya sering kelamaan belanja" mbak asih masih mencari alasan yang
Kehidupan berjalan dengan normal, usia kehamilan ningsi sudah memasuki bulan ke tujuh, di temani sahabat baik nya eka, ningsi mengadakan acara syukuran tujuh bulanannya serta syukuran atas usaha warung makan yang sudah berjalan selama dua bulan di rumah yang baru saja mereka sewa."Alhamdulillah, allah memberikan kemudahan kepada kita beb ya!!"ucap eka."Iya beb, satu keberuntungan aku bisa mendapatkan sahabat sebaik kau di dunia ini, kau selalu mendampingiku dalam keadaan susah senang ku" kata ningsi sambil melihat ke arah eka."Uuu ulu ulu mama muda ku, sejak kapan kau berpuitis seperti ini, aku ada untuk kau karna kau ada untukku, aku menghargai kau karna kau menghargaiku" jelas eka sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah ningsi."Eh,, kita bersihkan dulu barang barang serta makanan makanan sisa ini yok!!" Ajak ningsi saat melihat ruang tamu mereka masih sangat berserakan setelah selesai mengadakan acara berdoa serta syukuran."Saya saja yang bersihkan bu!!" Sahut bu ani salah s
Nada menatap tajam ke arah rafa di saat rafa mengeluarkan sperm*nya di dalam rahim nada."Kamu kenapa sayang??? Menatap ku sampai sebegitunya?"tanya rafa, saat melihat tatapan tersebut."Mas,,, klim*ks di dalam?"tanya nada.Rafa menganggukkan kepalanya, tanda mengiyakan pertanyaan tersebut.lalu rafa mencium kening nada,dan langsung merebahkan badannya di samping nada.Nada seakan tidak percaya,dia terdiam seakan memikirkan sesuatu atas apa di lakukan rafa barusan."Kenapa kamu termenung? Memangnya ada yang salah"?tanya rafa, saat melihat nada hanya diam saja di sampingnya."Aku masih tidak percaya,dengan yang terjadi barusan, bukan nya mas mengatakan waktu itu belum ingin mempunyai anak dari aku?"tanya nada,mengungkapkan kebingungannya."Ya!!! Waktu itu, sekarang sudah beda, aku pun berfikir umur ku sudah hampir tiga puluh enam umurmu sudah hampir tiga puluh, sudah sewajarnya kalau kita punya keturunan!"jelas rafa.Nada masih terdiam dengan fikirannya, dia langsung membalikkan badanya
"Jadi bagaimana caranya kita menghindari ancaman mas irfan beb?"tanya eka, sesampai di kostn mereka."Kalau dia mengancam kembali, kita ambil tindakan hukum saja lah, kalau dia ancam ingin menyebarkan vidio itu, kita ancam juga dia kalau kita akan melaporkannya ke pihak berwajib" jawab ningsi sambil mengoleskan balsem di dahinya."Terus!!! Kau tidak malu kalau orang pada tau hubungan kalian? Dan sejauh apa sudah hubungan itu?"tanya eka,"Ya malu!!! Tapi dari pada tambah lagi masalah nya nanti?mau tidak mau harus sanggup nahan malu sedikit" jelas ningsi lalu membaringkan badannya yang sudah kecapean di kasur."Ya sudah lah,, kau istirahat saja, nanti kita bahas lagi,kulihat kau sudah sangat capek hari ini."ucap eka,membiarkan ningsi merebahkan badannya.Setelah meninggalkan ningsi untuk beristirahat eka berencana kembali ke warung, sambil untuk membantu bantu di sana,namun di saat hendak mengehidupkan motornya, dia melihat seorang lelaki paruh baya mendekat ke arah kostan mereka."B







