"Vier kenapa kamu gak ngabarin aku kalau Javie hiks hiks hiks," suara isak tangis begitu nyaring terdengar di telinga Javier kala ia mendapatkan telfon dari sang kekasih.
"Maaf Sayang, aku terlalu larut dalam kesedihan ku sampai melupakan mu, maaf," ujar Javier."Hiks hiks hiks, aku gak nyangka kalau semua akan terjadi seperti ini a—aku takut—" ucap Felly terisak."Ssshttt, cukup doakan yang terbaik untuk Javie. Jangan berfikir terlalu jauh lagi okey," Javier sangat tau akan apa yang di pikirkan oleh kekasihnya. Tentu saja, mereka sudah menjalin kasih hampir 10tahun, jadi mereka sudah mengenal satu sama lain."Lalu kapan kamu akan pulang?" tanya Felly dengan suara yang masih serak."Hem maafkan aku Sayang, sepertinya aku akan menetap disini untuk sementara waktu. Tapi aku janji sepulang aku dari sini aku akan memberikan kejutan spesial untuk kamu," ujar Javier berusaha menghibur Felly."Kejutan apa?" tanya Felly."Rahasia dong, bukan kejutan namanya kalau aku beritahu sekarang," ucap Javier."Vier, berjanjilah bahwa kamu akan baik baik saja di sana," kata Felly."Dan berjanjilah kamu juga baik baik di sana tanpa Aku," ucap Javier."Aku akan selalu menunggu mu," kata Felly."Dan aku akan segera menepati janji ku," ucap Javier.Keesokan hari nya, Javier segera bergegas menuju kantor Javie. Ia sudah mendapatkan kabar bahwa orang suruhan nya berhasil menemukan beberapa bukti penyebab kecelakaan Javie.Saat memasuki kawasan kantor, semua mata langsung tertuju pada sosok Javier. Wajah yang begitu mirip dengan Javie namun terlihat lebih tegas dan memiliki sorot mata yang lebih tajam.Semua orang seketika membungkuk hormat kala Javier melewati nya, tentu saja mereka tau bahwa ino bukanlah bos mereka karena Javie sudah tidak ada."Apa yang kau bawa," ucap Javier datar saat membuka ruang kerja Javie."Ini rekaman cctv yang di mobil Tuan muda Javie sebelum meledak Tuan." orang suruhan Javier tersebut memberikan sebuah flashdisk dan amplop kepada Javier."Siapa wanita ini?" tanya Javier mengerutkan dahi nya saat melihat foto seorang wanita bersama Javie dan beberapa pria lain."Ini nona Celena, kekasih tuan muda Javie. Dan silahkan anda putar video detik detik sebelum kecelakaan," ujar orang suruhan Javier.Javier mengepalkan tangan nya kuat, kala mendengar suara perdebatan antara dua orang yang ia yakini adalah Javie dan kekasih nya.Javie terdengar begitu marah lantaran sang kekasih mengkhianati nya, namun kekasih nya tersebut tidak mau mengaku bahwa dirinya selingkuh sehingga mereka berdua berdebat hebat.Saat melewati sebuah tikungan tajam dekat jurang terdengar suara sang wanita berteriak bahwa ia lebih baik mati daripada harus kehilangan Javie hingga akhirnya mobil yang di tumpangi Javie oleng dan masuk ke jurang.Beberapa saat sebelum mobil meledak, beberapa warga membantu mengeluarkan tubuh Javie dan kekasihnya berikut dengan tas dan kamera cctv mobil tersebut."Bagaimana kondisi wanita itu?" tanya Javier dingin dan datar."Dia selamat Tuan," ucap nya.Javier semakin marah kala mendengar berita tersebut. Saudara kembar nya harus meregang nyawa namun wanita itu malah selamat. Sungguh dunia ini tidak adil, batin Javier.🍁🍁🍁Di suatu tempat berbeda, seorang gadis cantik tengah menemani sang mommy yang sedang menyiapkan makanan untuk di bawa ke rumah sakit."Mommy, apakah mommy jadi akan membawa Celine ke indonesia?" tanya Celena."Iya Sayang, Daddy sedang mengurus nya saat ini. Kamu tetaplah disini, lanjutkan kuliah mu yang sebentar lagi selesai, baru setelah itu kamu bisa menyusul ke indonesia, oke," ucap Narra lembut."Aku pasti akan sangat merindukan mu Mom," kata Celena langsung memeluk tubuh Narra dengan erat."Berjanjilah sama Mommy bahwa kamu akan baik baik saja disini, dan Mommy akan selalu mendoakan yang terbaik untuk putri Mommy," ujar Narra."Iya mom, Celena pasti akan baik baik saja. Celena sudah besar sudah bisa menjaga duri sendiri," ucap Celena percaya diri.Usai menyelesaikan masakan nya, Narra dan Celena langsung bergegas menuju rumah sakit. Di sana, Celena melihat Daddy nya tengah mengobrol dengan seseorang."Uncle Arka!" panggil Celena dengan ceria kala melihat Arka."Hey cantik, kau sudah besar yah," kata Arka mencubit kedua pipi Celena dengan gemas."Iks sakit tau," ucap Celena memanyunkan bibir nya."Oh ya, dimana Aunty Salsa dan juga si tengil Aska?" tanya Celena."Aska sedang di kantor, dan Aunty kamu di dalam," kata Arka lalu ia tersenyum ke arah Narra."Apa kabar Ra?" tanya Arka mengulurkan tangan nya kepada Narra."Aku baik, kamu bagaimana?" tanya Narra tersenyum kikuk kala matanya tidak sengaja melihat ke arah Bisma yang tengah menatapnya horor."Suami kamu masih cemburuan juga," bisik Arka kepada Narra malah semakin membuat Bisma menatapnya tajam."Astaga Mas," ucap Narra mendekati Bisma dan menggandeng lengan nya."Hahaha ayolah Om, aku sudah menikah sudah berkeluarga, ckck," Arka berdecak dan menggelengkan kepalanya melihat sikap posesif Bisma."Kau kemari mau menjenguk putri ku, atau mau menggoda istriku?" tanya Bisma datar."Dua dua nya," jawab Arka santai."Arka!" seru Narra dengan kesal."Oke oke oke, sorry. Kita sudah tua ayo la lupakan masa lalu oke," ucap Arka."Lupakan masa lalu tapi kau baru muncul sekarang saat anak ku sakit. Kalau Celine tidak sakit belum tentu kau akan muncul kemari!" kata Bisma ketus."Hehehe, sorry Om," ucap Arka pelan.Di dalam ruangan Celine, Salsa tengah menggenggam jemari Celine dengan lembut. Ia terus bergumam merapalkan doa untuk kesembuhan Celine hingga tiba tiba dirinya di kejutkan oleh kedatangan seseorang."Aunty!" pekik Celena pelan namun sukses membuat Salsa terkejut."Astaga naga!" seru Salsa langsung mengusap dada nya karena terkejut."Hehehe Celena kangen banget sama Aunty," ucap Celena memeluk Salsa membuat Salsa terkekeh.Memang Salsa dan Arka jarang mengunjungi Bisma dan Narra, bahkan mereka bertemu terakhir kali 10 tahun yang lalu. Namun Celena sering kali mengunjungi perusahaan Arka untuk membuat janji dengan Salsa."Kangen? Baru minggu kemarin ketemu," kata Salsa terkekeh."Ih bodo amat pokoknya kangen ya kangen hehhee," ucap Celena."Kenapa Celine bisa seperti ini hem?" tanya Salsa kembali mengalihkan perhatian nya kepada Celine."Entahlah, polisi masih menyelidiki nya tapi belom ada kabar juga sampai saat ini. Tapi laki laki yang bersama Celine di nyatakan meninggal di tempat," ujar Celena pelan."Astagfirullah," ucap Salsa terkejut."Si—siapa laki laki itu?" tanya Salsa."Celena gak tau, tapi seperti nya itu adalah pacar Celine. Celena gak pernah tau seperti apa wajah pacar Celine," jawab Celena jujur.Memang dirinya dan Celine kembar, namun sejak Celine memiliki pacar beberapa tahun terakhir ini, ia sangat jarang ada waktu dengan Celena. Bahkan ia jarang mengobrol dengan Celena. Celena yang merasa kesepian akhirnya memutuskan untuk mendatangi salsa dan menghabiskan waktu dengan Salsa."Kamu tetap disini?" tanya Salsa."Iya, kuliah Celena tinggal sebentar lagi. Kata Mommy Celena harus menyelesaikan kuliah Celena dulu," jawab Celena.Celena memang terlihat lebih mandiri di banding Celine, Celena lebih menurut dan tidak banyak tingkah seperti Celine.Maka tak jarang bila Bisma dan Narra lebih sering memuji Celena, itulah yang membuat Celine merasa iri dan menjauhi Celena.Mendengar suara putri kecilnya yang terbangund an langsung berteriak,. Sontak saja membuat kedua orang dewasa itu sedikit terkejut. Javier segera melepaskan pelukan nya pada Wanita itu dan segera menghapus air matanya.“Sayang kok udah bangun?” tanya Javier mengalihkan pertanyaan Deera sambil tersenyum hangat pada putri kecil nya.“Ayah cama Bunda belicik! Deela na gak bica bobok lagi.” Kata anak itu sambil memanyunkan bibir nya. Wajah nya terlihat masih sangat mengantuk, tapi juga terlihat sangat kesal lantaran tidak di ajak untuk berpelukan.“Maaf Sayang,” Celena pun langsung menghampiri Deera dan memeluknya dengan erat. “Ayah nais agi?” tanya Deera polos saat melihat mata Ayahnya memerah. Kini, kepala anak itu sudah miring seolah ingin memastikan apakah benar sang ayah menangis lagi, untuk kesekian kalinya, atau hanya basah karena keringet.“Enggak Sayang, tadi mata Ayah kelilipan, makanya merah dan tadi Bunda lagi mau niupin mata Ayah.” Jelas Javie
Lanjut Flashback on .... Bisma yang melihat gerak_gerak Felly sangat mencurigakan pun, akhirnya mengisyaratkan Langit untuk mengikuti gadis itu. Untungnya Langit anak yang cerdas dan memiliki IQ tinggi, jadi dengan cepat dia paham dan mengertiarti kode dari Bisma. Beberapa hari berlalu, sejak Celena di nyatakan koma, kesehatan Celine pun yang awalnya membaik menjadi semakin drop. Hingga sore itu, Langit datang menemui Bisma di ruang rawat Celine, dengan membawa beberapa informasi yang ia dapatkan beberapa hari ini. Berkat Langit, disitu Bisma tahu bahwa musibah yang menimpa Celena karena adanya faktor kesengajaan. Terlebih itu dilakukan oleh mantan kekasih dari suaminya sendiri. Bisma semakin meradang ketika melihat Javier dan mantan kekasihnya itu terus bersama selama beberapa hari ini. Meskipun Javier sudah menolak, namun Felly masih terus datang ke rumah sakit untuk membawakannya makan. Bahkan tak jarang Bisma tanpa sengaja melihat Felly memberikan minuman kepada Javier
Menempuh perjalanan hampir satu jam lamanya, kini akhirnya mobil yang di tumpangi Javier sudah tiba di sebuah gedung tinggi yang tak lain adalah perusahaan ayah mertuanya. Sesampai nya di Alfarezky Group, Javier langsung berjalan cepat menuju ruangan mertuanya. Tidak ada yang mencegatnya. Semua sudah tau siapa Javier."Javier," panggilan pertama yang ia dapatkan dari Radit. Asisten mertuanya seketika membuat langkah kaki nya terhenti. "Selamat siang Om," sapa Javier begitu sopan.‘’Javier, ada apa? Tumben kemari?" tanya om Radit sedikit penasaran, karena tidak biasanya Javier akan datang ke kantor Alfarizky dengan tiba tiba. Biasanya, laki laki itu akan datang jika ada pekerjaan, itupun tidak mungkin secara mendadak, karena asisten Javier pasti akan lebih dulu mengkonfirmasi dan menginfokan kapan dan jam berapa akan datang ke sana. Tapi berbeda dengan sekarang, Javier datang dengan tiba tiba hingga mmebuat nya seidkit terkejut. "Daddy ada om? Ada yang ingin Javier
Malam harinya, setelah menidurkan ketiga anaknya. Kini Javier tengah berbaring menatap langit-langit kamarnya, dengan tangan yang di lipat ke atas menjadikannya bantal."Sayang, aku sangat merindukan mu." "Andai kamu disini, bersama ku. Bersama kami," "Sayang, kenapa aku merasa bahwa kamu masih ada. Kenapa aku bisa merasa bahwa kamu ada di sekitar kami." Javier memejamkan matanya sambil menarik napas dengan begitu dalam. Bayangannya kembali saat ia menatap wajah Celine tadi siang. Ia merasa seperti sangat mengenal sorot mata sayu itu. Celena, dia Celena bukan Celine. Begitu pikirnya. Namun, Javier tidak berani menyimpulkan lebih lanjut lagi. Ia takut salah. Ia takut bila ia malah berpaling kepada Celine dan melupakan Celena. Javier bangkit dari tempat tidur nya, ia mengambil ponsel dan menghubungi Herry sang asisten juga sahabatnya. "Cari tau tentang Celine sekarang!" Hanya seperti itu, Javier langsung mematikan sambungan telfon. Membuat Herry terdi
Makan siang kali ini semua hanya terdiam dan fokus dengan makanan masing-masing. Terutama untuk Celine dan Javier, karena sedari tadi keduanya hanya saling mencuri pandang. Entah apa yang sedang mereka rasakan, mereka sedang berusaha untuk tidak menatap. Walau pada akhirnya, tak hanya satu dua kali keduanya saling memergoki sedang menatap satu sama lain."Bunda, Deela mau makan kaya Bunda," ucapan Deera dengan suara khas cadel nya seketika membuyarkan lamunan kedua orang dewasa di depan nya."Sayang, kamu makan Ayam saja. Nanti badan kamu gatal lagi bagaimana?" Javier langsung menggelengkan kepala nya, untuk melarang agar Deera tak meminta makanan Celine."Deela mau cobain, Ayah. Deela mau itu!" Deera langsung memanyunkan bibirnya kala mendapat larangan dari sang Ayah."Deera mau ini Sayang?" Karena merasa tidak tega melihat Deera merengek, akhirnya Celine berniat untuk mengambilkan makanan yang di inginkan Deera, namun lagi lagi langsung di cegah oleh Javier."
Di sebuah taman kanak kanak yang cukup terkenal di kota itu. Terlihat, tiga anak kecil tengah asik bermain di halaman depan TK. Dengan di dampiri dua orang wanita muda dan paruh baya, ketiga anak itu terlihat sangat bahagia."Alin, lihat ini aku juga puna Bunda," ucap Deera sambil berkacak pinggang menatap salah satu teman nya."Bohong! Itu bukan Bunda kamu. Bunda kamu kan sudah pergi ke surga!" kata anak kecil yang bernama Arin."Kamu gak lihat! Bunda aku Cudah pulang! Bunda Dela cudah pulang dali culga!" ucap Derra lagi."Deera bodoh! Mana ada orang bisa pulang dari surga! Orang yang di surga itu berarti sudah meninggal jadi bunda kamu itu sudah mati!" kata Arin langsung tertawa mengejek."Bunda Dela macih hidup!" jerit Deera lalu ia menangis dengan histeris.Celine dan mom Narra yang tadi tengah menemani Dean dan Derren pun langsung menghampiri Deera saat mendengar nya menangis."Sayang, ada apa ini?" tanya Celine dengan lembut dan berjongkok menyamaka