Share

JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)
JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)
Author: Mommy_Ar

Bab 1

Author: Mommy_Ar
last update Last Updated: 2024-03-16 15:44:57

Di duga rem blong, sebuah mobil mewah terjatuh ke dasar jurang. Di temukan dua penumpang yang sudah tak sadarkan diri di dalam mobil yang nyaris terbakar tersebut.

Namun, kemungkinan besar salah satu di antara nya tidak selamat, sedangkan satu korban lain nya di nyatakan koma.

Hingga saat ini polisi masih menyelidiki kepastian akibat kecelakaan tersebut.

Braaakkk!

Mendengar suara berita mancanegara tersebut, seorang pria dengan paras tampan dan menawan langsung membanting remot dan bergegas menuju bandara.

Javier Athaya Pranata, laki laki berumur 25 tahun. Seorang CEO muda J corporation.

Ia menjadi pengusaha termuda dan tersukses di kalangan bisnis.

Dengan langkah terburu buru ia berjalan menuju mobil nya sambil terus menghubungi orang tua nya.

Tuuutttt . . . . tuuuutttt . . .. .

"Shittt!" umpat nya karena semua nomor orang tua nya dan juga saudara nya tidak ada yang menanggapi panggilan nya.

Drrtt... Drttt... Drrtt....

Hanphone nya bergetar saat ia baru sampai di bandara, ia pikir bahwa orang tua nya lah yang menghubungi namun ternyata ia salah. Sebuah nomor yang selalu bisa menenangkan hatinya.

"Hallo," jawab Javier saat mengangkat telfon tersebut.

"Yank, kamu jadi jemput aku?" tanya seorang gadis yang selama ini menemani hari hari Javier.

"Maaf Sayang, aku sedang ada masalah dan sekarang aku akan ke Jerman, sorry," ucap Javier lemah.

"Ada apa Yank? Apakah ada masalah? Katakan?" tanya nya dengan nada khawatir membuat senyum tersungging di wajah manis laki laki 25 tahun tersebut.

"Doakan semoga tidak terjadi apa apa. Doakan semua baik baik saja," kata Javier tersenyum.

"Hemm baiklah, kabari aku kalau kamu sudah sampai dan kabari aku bila terjadi apa apa dengan mu," ucap nya.

"I love you," kata Javier.

"Love you too Sayang," jawab nya.

Javier menghela napasnya dengan berat kala sudah mematikan panggilan tersebut. Entah mengapa ia merasa aneh akan hubungan nya dengan sang kekasih.

"Bila semua berjalan lancar, sepulang dari Jerman, aku akan segera melamar mu," gumam Javier pelan.

Javier melangkahkan kaki nya dengan perlahan, kala melihat rumah orang tua nya begitu ramai. Perasaan nya semakin tidak karuan kala melihat ternyata ada Oma dan juga Opa nya.

"Mommy," panggil Javier pelan saat melihat orang tua nya tengah menangis tersedu dengan memeluk sebuah bingkai foto.

"javie anak mommy, Javie anak mommy," ucap Jenar semakin terisak kala melihat kedatangan Javier.

"Kamu selamat Nak? Kamu baik baik saja hiks hiks," Jenar menelisik seluruh tubuh Javier sambil menangis.

"Mom, ini Vier," ucap Javier pelan.

Javier melirik ke arah samping dimana ada sosok yang tengah terbujur kaku dengan di tutupi kain batik dan putih.

Deg!

Jantung Javier berdetak semakin kencang, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia berharap bahwa saat ini dirinya tengah bermimpi. Ia berharap bahwa ini tidak seperti yang ada di pikiran nya.

"Javie!" teriak Jenar sambil memeluk tubuh Javier dengan terisak.

"Mom," air mata Javier sudah tidak bisa ia bendung lagi. Pertahanan nya luruh, ia tak sanggup menahan nya lagi, dada nya begitu sesak dan sakit.

"Sayang, sudah, ini Vier bukan Javie. Ikhlas kan Sayang, biarkan Javie tenang yah," ucap Arya langsung membawa Jenar ke pelukan nya.

Dengan perlahan, Javier berjalan mendekati jenazah Javie yang tengah di peluk erat oleh Oma Tamara.

"Oma," panggil Javier pelan.

"Javie," ucap Oma Tamara lirih sambil memegang wajah Javier.

"Javier hiks hiks hiks," oma Tamara langsung memeluk Javier dengan erat, begitupun Javier juga langsung membalas pelukan tersebut.

Javier melepaskan pelukan nya dengan Oma Tamara, lalu ia perlahan membuka penutup wajah saudara kembar nya. Wajah yang begitu mirip dengan nya bahkan di antara mereka nyaris tidak ada perbedaan, namun wajah itu kini di penuhi dengan luka lebam dan goresan. Javier tidak menyangka bahwa pertemuan nya dengan Javie satu bulan lalu adalah pertemuan terakhir nya.

"Kenapa lo ninggalin gue secepet ini hah!" kata Javier berusaha menahan isak tangisnya.

"Lo sendiri yang bilang, kita akan terus bersama. Kita akan membahagiakan mommy dan Daddy berdua. Bahkan kita akan melangsungkan pernikahan kita bersama sama. Lo tau gue udah mau melamar Felly, tapi kenapa lo malah kaya gini hah!" pekik Javier pada akhirnya, ia tidak kuat menahan sesak di dada nya.

"Lo lihat sekarang, lo lihat! Mereka semua sayang sama lo, mereka semua nangis gara gara lo! Puas lo buat gue nangis juga hah! Kenapa lo kaya gini hiks hiks," tubuh Javier ambruk memeluk tubuh Javie yang sudah terbujur kaku.

"Vier sudah, jangan seperti itu. Kasian Javie Nak," ujar oma Tamara pelan sambil memeluk tubuh Javier.

"Javie jahat Oma, dia jahat hiks hiks," kata Vier menangis.

Sedangkan Jenar hanya diam menatap kosong ke arah anak anak nya. Yang ia takutkan selama ini terjadi, ia tidak menyangka bahwa Tuhan akan memisahkan nya dengan anak nya secepat ini.

"Mommy sudah berusaha melakukan yang terbaik buat kamu, mommy menyayangi mu Nak, semoga kamu tenang di sana, tunggu Mommy," gumam Jenar pelan dengan tatapan kosong.

Arya tak kalah terpuruk nya dari Jenar, namun ia berusaha untuk tetap terlihat tegar dan kuat. Walau sebenarnya ia juga sangat ingin menangis.

Setelah rundingan, mereka memutuskan untuk memakamkan Javie di Jerman, tepatnya di makam khusus keluarga Pranata alias orang tua oma Tamara.

Suasana semakin ramai sejak kedatangan anak anak oma Tamara beserta cucu nya. Namun Javier masih tetap diam duduk sambil memeluk foto saudara kembarnya.

"Vier, makan dulu yuk?" bujuk Cara namun Javier masih tetap diam tak bergeming.

"Vier lo harus ikhlas," ujar Farrel juga ikut membujuk.

"Kalian pergilah, gue masih mau nemenin Javie disini," gumam Javier pelan namun masih bisa di dengar oleh Cara dan Farrel.

"Sayang, lebih baik kamu istirahat, kasian dia," ucap Saka sambil mengusap perut Cara.

"Hem, Farrel lo temenin si kunyuk!" kata Cara lalu ia berjalan menuju kamar bersama Saka.

"Cari tau penyebab kecelakaan Javie! Aku tunggu kabar secepatnya!" ucap Javier menelfon seseorang.

"Saya usahakan besok semua siap!" ucapnya tegas dan yakin.

"Baiklah," kata Javier datar lalu ia mematikan sambungan telfon nya.

"Siapa yang lo hubungi?" tanya Farrel.

"Bukan siapa siapa!" jawab Javier datar.

"Oh ya lalu bagaimana kabar orang yang berada satu mobil sama Javie? Apakah itu pacar nya?" tanya Farrel penasaran.

"Entahlah, gue gak tau pasti," jawab Javier menjambak rambutnya frustasi.

"Terus apa lo akan stay disini? Kayaknya mommy Jenar sama Daddy Arya gak bakal balik ke indo untuk saat ini," kata Farrel.

"Justru gue akan suruh Daddy bawa Mommy pulang ke indo, gue gak mau Mommy disini dan terus kepikiran sama Javie. Dan untuk sementara mungkin gue yang akan menghandle kantor disini," ucap Javier.

"Lalu Felly?" tanya Farrel.

"Gue gak tau!" kata Javier frustasi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    TAMAT

    Mendengar suara putri kecilnya yang terbangund an langsung berteriak,. Sontak saja membuat kedua orang dewasa itu sedikit terkejut. Javier segera melepaskan pelukan nya pada Wanita itu dan segera menghapus air matanya.“Sayang kok udah bangun?” tanya Javier mengalihkan pertanyaan Deera sambil tersenyum hangat pada putri kecil nya.“Ayah cama Bunda belicik! Deela na gak bica bobok lagi.” Kata anak itu sambil memanyunkan bibir nya. Wajah nya terlihat masih sangat mengantuk, tapi juga terlihat sangat kesal lantaran tidak di ajak untuk berpelukan.“Maaf Sayang,” Celena pun langsung menghampiri Deera dan memeluknya dengan erat. “Ayah nais agi?” tanya Deera polos saat melihat mata Ayahnya memerah. Kini, kepala anak itu sudah miring seolah ingin memastikan apakah benar sang ayah menangis lagi, untuk kesekian kalinya, atau hanya basah karena keringet.“Enggak Sayang, tadi mata Ayah kelilipan, makanya merah dan tadi Bunda lagi mau niupin mata Ayah.” Jelas Javie

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 83

    Lanjut Flashback on .... Bisma yang melihat gerak_gerak Felly sangat mencurigakan pun, akhirnya mengisyaratkan Langit untuk mengikuti gadis itu. Untungnya Langit anak yang cerdas dan memiliki IQ tinggi, jadi dengan cepat dia paham dan mengertiarti kode dari Bisma. Beberapa hari berlalu, sejak Celena di nyatakan koma, kesehatan Celine pun yang awalnya membaik menjadi semakin drop. Hingga sore itu, Langit datang menemui Bisma di ruang rawat Celine, dengan membawa beberapa informasi yang ia dapatkan beberapa hari ini. Berkat Langit, disitu Bisma tahu bahwa musibah yang menimpa Celena karena adanya faktor kesengajaan. Terlebih itu dilakukan oleh mantan kekasih dari suaminya sendiri. Bisma semakin meradang ketika melihat Javier dan mantan kekasihnya itu terus bersama selama beberapa hari ini. Meskipun Javier sudah menolak, namun Felly masih terus datang ke rumah sakit untuk membawakannya makan. Bahkan tak jarang Bisma tanpa sengaja melihat Felly memberikan minuman kepada Javier

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 82

    Menempuh perjalanan hampir satu jam lamanya, kini akhirnya mobil yang di tumpangi Javier sudah tiba di sebuah gedung tinggi yang tak lain adalah perusahaan ayah mertuanya. Sesampai nya di Alfarezky Group, Javier langsung berjalan cepat menuju ruangan mertuanya. Tidak ada yang mencegatnya. Semua sudah tau siapa Javier."Javier," panggilan pertama yang ia dapatkan dari Radit. Asisten mertuanya seketika membuat langkah kaki nya terhenti. "Selamat siang Om," sapa Javier begitu sopan.‘’Javier, ada apa? Tumben kemari?" tanya om Radit sedikit penasaran, karena tidak biasanya Javier akan datang ke kantor Alfarizky dengan tiba tiba. Biasanya, laki laki itu akan datang jika ada pekerjaan, itupun tidak mungkin secara mendadak, karena asisten Javier pasti akan lebih dulu mengkonfirmasi dan menginfokan kapan dan jam berapa akan datang ke sana. Tapi berbeda dengan sekarang, Javier datang dengan tiba tiba hingga mmebuat nya seidkit terkejut. "Daddy ada om? Ada yang ingin Javier

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 81

    Malam harinya, setelah menidurkan ketiga anaknya. Kini Javier tengah berbaring menatap langit-langit kamarnya, dengan tangan yang di lipat ke atas menjadikannya bantal."Sayang, aku sangat merindukan mu." "Andai kamu disini, bersama ku. Bersama kami," "Sayang, kenapa aku merasa bahwa kamu masih ada. Kenapa aku bisa merasa bahwa kamu ada di sekitar kami." Javier memejamkan matanya sambil menarik napas dengan begitu dalam. Bayangannya kembali saat ia menatap wajah Celine tadi siang. Ia merasa seperti sangat mengenal sorot mata sayu itu. Celena, dia Celena bukan Celine. Begitu pikirnya. Namun, Javier tidak berani menyimpulkan lebih lanjut lagi. Ia takut salah. Ia takut bila ia malah berpaling kepada Celine dan melupakan Celena. Javier bangkit dari tempat tidur nya, ia mengambil ponsel dan menghubungi Herry sang asisten juga sahabatnya. "Cari tau tentang Celine sekarang!" Hanya seperti itu, Javier langsung mematikan sambungan telfon. Membuat Herry terdi

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 80

    Makan siang kali ini semua hanya terdiam dan fokus dengan makanan masing-masing. Terutama untuk Celine dan Javier, karena sedari tadi keduanya hanya saling mencuri pandang. Entah apa yang sedang mereka rasakan, mereka sedang berusaha untuk tidak menatap. Walau pada akhirnya, tak hanya satu dua kali keduanya saling memergoki sedang menatap satu sama lain."Bunda, Deela mau makan kaya Bunda," ucapan Deera dengan suara khas cadel nya seketika membuyarkan lamunan kedua orang dewasa di depan nya."Sayang, kamu makan Ayam saja. Nanti badan kamu gatal lagi bagaimana?" Javier langsung menggelengkan kepala nya, untuk melarang agar Deera tak meminta makanan Celine."Deela mau cobain, Ayah. Deela mau itu!" Deera langsung memanyunkan bibirnya kala mendapat larangan dari sang Ayah."Deera mau ini Sayang?" Karena merasa tidak tega melihat Deera merengek, akhirnya Celine berniat untuk mengambilkan makanan yang di inginkan Deera, namun lagi lagi langsung di cegah oleh Javier."

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 79

    Di sebuah taman kanak kanak yang cukup terkenal di kota itu. Terlihat, tiga anak kecil tengah asik bermain di halaman depan TK. Dengan di dampiri dua orang wanita muda dan paruh baya, ketiga anak itu terlihat sangat bahagia."Alin, lihat ini aku juga puna Bunda," ucap Deera sambil berkacak pinggang menatap salah satu teman nya."Bohong! Itu bukan Bunda kamu. Bunda kamu kan sudah pergi ke surga!" kata anak kecil yang bernama Arin."Kamu gak lihat! Bunda aku Cudah pulang! Bunda Dela cudah pulang dali culga!" ucap Derra lagi."Deera bodoh! Mana ada orang bisa pulang dari surga! Orang yang di surga itu berarti sudah meninggal jadi bunda kamu itu sudah mati!" kata Arin langsung tertawa mengejek."Bunda Dela macih hidup!" jerit Deera lalu ia menangis dengan histeris.Celine dan mom Narra yang tadi tengah menemani Dean dan Derren pun langsung menghampiri Deera saat mendengar nya menangis."Sayang, ada apa ini?" tanya Celine dengan lembut dan berjongkok menyamaka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status