Share

Ego Yang Terluka

Author: Isna Arini
last update Last Updated: 2023-08-04 07:08:25

"Hai Melody," sapa seorang pria.

Melody langsung menghentikan langkahnya, berbalik dan melihat siapa yang memanggilnya.

"Haidar?" Gumam Melody.

"Kamu kuliah di sini lagi?" tanya Haidar begitu jarak mereka sudah dekat.

"Iya," balas Melody.

Setelah semua persyaratan kuliah diurus oleh asisten suaminya, Melody tinggal masuk kuliah dengan nyaman dan tenang. Sepertinya menjadi orang kaya memang serba mudah, tinggal menyuruh orang melakukan pekerjaan dan terima beres.

"Ayo ngobrol di kantin. Banyak yang ingin aku bagi denganmu." Pria bernama Haidar itu mengajak Melody ke tempat yang lebih nyaman, dari pada berbicara sambil berdiri seperti sekarang.

Melody berpikir sejenak.

"Ayolah," bujuk Haidar lagi.

Wanita itu akhirnya tidak bisa menolak dan mengikuti keinginan Haidar. Mereka tidaklah terlalu dekat tapi memang cukup saling mengenal. Keduanya sama-sama penerima beasiswa jalur prestasi di Universitas tersebut, universitas milik keluarga Erlangga.

Dua gelas jus terhidang di meja, di mana Melody dah Haidar duduk berdua.

"Kamu gak mau makan?" tanya Haidar.

Melody menggeleng sambil tersenyum.

"Kamu direkrut di perusahaan mana? Kalau aku di Bank Diamond." Haidar bertanya sekaligus memberi tahu kalau dia bekerja di bank milik keluarga Erlangga.

"Bagian apa?" Bukannya menjawab pertanyaan Haidar, Melody malah balik bertanya.

"IT, sesuai jurusanku saat mengambil S1. Kamu pasti faham betul kan, kalau setelah lulus kita memang harus mendedikasikan hidup dan ilmu kita di cabang-cabang usaha milik Surya Corporate."

Surya Corporate adalah nama group bisnis tempat bernaung semua usaha milik keluarga Erlangga, mulai dari bank, industri makanan, juga universitas.

"Iya, dan kita harus mempertahankan performa saat di bangku kuliah. Jelek dikit langsung beasiswa dicabut. Makanya aku tidak punya waktu untuk bersenang-senang," balas Melody sambil tertawa.

"Sama," timpal Haidar.

"Dan aku malah kembali terjebak dengan kuliah serupa, aku melanjutkannya Strata dua juga karena diminta perusahaan," sambung Haidar.

"Oh iya?"

"He'em."

Melody terdiam, kira-kira jika dia lulus kuliah nanti apakah dia akan bisa juga bekerja di universitas ini. Menjadi dosen seperti cita-citanya.

"Lalu kamu di tempatkan di mana?" tanya Haidar masih penasaran.

"Aku masih di sini saja," balas Melody.

"Jadi kamu ngajar di sini, bukan kuliah?"

Haidar menduga seperti itu karena dia tahu, dulu Melody mengambil fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Dia mengambil jurusan matematika.

"Aku masih kuliah, mana ada S1 jadi dosen, makanya aku lanjut S2."

Haidar mengangguk-anggukkan kepalanya dengan tangan yang sibuk mengaduk-aduk gelas berisi jus di depannya.

"Kapan kamu siap menikah?" tanya Haidar sambil menyesap jusnya untuk menetralisir detak jantungnya.

Hanya dengan melontarkan pertanyaan itu, jantungnya bertalu-talu seperti genderang perang.

Dia memang sudah tertarik pada Melody saat pertama kali bertemu sesi wawancara sebagai penerima beasiswa. Laki-laki itu juga tidak menyangka jika Melody bisa kuliah secepat dirinya, tiga setengah tahun saja.

Melody cukup terkejut dengan pertanyaan random lawan bicaranya. Dia memang tidak mengundang Haidar saat pernikahannya dengan Erlangga karena mereka memang tidak sedekat itu.

"Aku sudah menikah," jawab Melody apa adanya.

Haidar menghentikan sesapannya. Pria yang sedang asyik menikmati jus yang ada di depannya itu cukup terkejut dengan jawaban Melody, tidak menyangka wanita yang dikaguminya sudah menikah tanpa dia ketahui.

"Kapan?"

"Belum lama."

"Aku tidak pernah melihatmu berpacaran dengan siapapun, kenapa tau-tau sudah menikah."

"Ada seseorang yang ternyata diam-diam sudah menunggu kelulusanku, lalu langsung meminta diriku pada kedua orang tua. Mau gimana, aku tidak bisa menolaknya," terang Melody sambil tersenyum.

"Aku terlambat. Tau begitu, aku juga akan mendekati kedua orang tuamu." Haidar menghela nafas berat.

Perasaan Melody jadi tidak nyaman dekat dengan pria itu begitu mengetahui fakta kalau Haidar tenyata suka padanya.

"Kalau gak cocok sama dia, aku siap menampungmu," kelakar Haidar.

"Ish, bercandanya gak lucu," seru Melody.

"Maaf," balas Haidar sambil tertawa.

Mereka masih asyik berbincang dengan hangat, tanpa menyadari ada pria lain yang memperhatikan keduanya dengan geram.

Erlan, dia menyempatkan diri menjemput istrinya di tengah kesibukannya bekerja. Pria itu ingin menjalin hubungan yang baik dengan Melody, berusaha memberi sedikit ruang di hatinya demi Liliana seperti permintaan Melody kala itu. Namun apa yang dia lihat sekarang. Istrinya asyik bercanda dan tertawa dengan pria lain.

Tadi saat melihat Melody berjalan sendirian, Erlan ingin menyapanya tapi ternyata ada pria lain yang menyapa lebih dahulu. Penasaran dengan keduanya, dia mengikuti istrinya hingga ke kantin. Erlan hanya bisa melihat dari jarak yang sangat jauh karena tidak ingin menjadi pusat perhatian, meskipun tidak semua mahasiswa mengenalnya, tapi mahasiswa yang sudah lama kuliah di tempat itu pasti ada yang mengenalinya. Pria hanya bisa melihat senyum dan tawa dari wajah istrinya, tanpa tahu apa yang mereka bicarakan.

Erlan menyangkal jika rasa geram dalam hatinya ini karena cemburu, bukan karena itu. Sebagai lelaki dan juga pria yang berstatus suami Melody, tentu dia tidak suka melihat istrinya dekat dengan pria manapun. Egonya sebagi laki-laki matang tentu saja merasa terlukai.

Dengan kemarahan yang membakar dadanya, Erlan memilih pergi. Tertawa sinis pada kebodohannya sendiri, jauh-jauh datang ke tempat ini. Saat melewati tempat sampah, pria itu membuang begitu saja buket bunga yang ada dalam genggaman tangannya.

🍁 🍁 🍁

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 41

    Jerat Cinta Istri Muda 41"Aldo siapkan peralatan flyboard dan juga satu orang profesional yang bisa melakukan hal tersebut. Bawa ke sini semuanya sekarang juga," perintah Erlan pada asisten pribadinya melalui panggilan telepon."Ini sudah malam, untuk apa Bapak memerlukan hal seperti itu?" tanya Aldo."Apakah aku harus memiliki alasan saat menyuruhmu melakukan sesuatu? Lagi pula ini baru jam sembilan malam.""Baik, Pak, akan segera saya siapkan," ucap Aldo.Sebagai seorang asisten pribadi, Aldo memang seringkali mengerjakan hal-hal pribadi yang diperintahkan oleh Erlan. Tak peduli pada waktu dan jam berapa meskipun itu bukan jam kantor. Semua kebutuhan Erlan Aldo harus siap siaga untuk menyediakannya bahkan jika dia harus bekerja dua puluh empat jam. Setelah memberi perintah kepada Aldo Erlan hanya menatap sekilas pada pintu kamar di mana Melody merajuk dan masuk ke sana. Sebenarnya dia ingin membujuk, tapi mengingat hari ini Erlan sudah banyak berbuat salah pada Melody, akhirnya pr

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 40

    Jerat Cinta Istri Muda 40Semburat warna jingga hampir terlihat di cakrawala, angin bertiup sepoi-sepoi, menerpa wajah Melody. Suasana memang romantis, tapi wanita itu sendirian menikmatinya. Erlan, suaminya yang tiba-tiba mengajaknya pergi ke pulau ini ternyata masih saja sibuk dengan urusan pekerjaannya. Melody tentu saja merasa aneh, Erlan yang kukuh ingin pergi bulan madu tapi setelah sampai tujuan malah sibuk bekerja. "Kamu lihat laut dulu sendirian ya, saya ada pekerjaan mendadak. Tidak kemana-mana, hanya ada meeting online sebentar," ucap Erlan pada Melody, saat waktu menunjukan jam tiga lewat lima puluh menit. "Meeting apa jam segini, bentar lagi orang pulang kerja," protes Melody tak percaya. "Makanya mau pulang jadi meeting dulu, Melody Sayang."Tak mau berdebat dengan suaminya, Melody akhirnya memilih untuk pergi melihat pantai sendirian. Sejak dia datang, Melody memang sangat antusias melihat tempat tersebut. Meskipun awalnya dia harus berdebat dengan Erlan karena tak

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 39

    JERAT CINTA ISTRI MUDA 39"Adik? Memangnya untuk apa?" Tanya Melody kebingungan. Untuk apa putrinya itu meminta adik di usianya yang sekarang. Dia memang tidak terlalu memikirkan untuk segera memiliki anak. Selain karena khawatir dengan kedua putri sambungnya yang mungkin saja tak akan terima dia juga masih ingin fokus kuliah. Entahlah, untuk saat ini dia tak begitu memikirkan tentang buah hati. Ditambah lagi dia juga menggunakan kontrasepsi. "Adik kok untuk apa sih, Melody," sahut Santika. "Memangnya kamu gak pengen punya anak dari Erlan, kamu gak mau melahirkan keturunan dari kami?""Bu-bukan begitu, Ma. Tapi ini terlalu tiba-tiba." "Tiba-tiba bagaimana, kan udah pernah hamil," cecar Santika. Melody menatap suaminya berharap sang suami membantunya untuk berbicara. Hanya Erlan yang tahu kalau dia memasang alat kontrasepsi saat ini, dan juga dia bingung hendak beralasan apa pada mertuanya."Kamu sudah siap punya adik lagi? Gak malu udah gede masih punya adik bayi?" Tanya Erlan pa

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 38

    JERAT CINTA ISTRI MUDA 38"Pa, aku mau pindah kuliah ke luar kota," kata Fayanna , saat mereka tengah asyik makan malam bersama. Erlan dan Melody berpandangan, Erlan memang sudah dengan sengaja memerintahkan Haidar ke luar kota. Bekerja di perusahaan cabang, sebenarnya Erlan hanya akan melakukan itu selama beberapa bulan saja. Penasaran dengan apa yang dikatakan Melody, apa iya putrinya benar-benar akan meminta ijin untuk kuliah di luar kota juga seperti perkataan Melody malam itu. "Ngapain sih, Kak, keluar kota segala. Kampus milik keluarga kita juga udah paling bagus di kota ini. Susah-susah amat, aku sendiri di rumah ini kalau gak ada Kakak," protes Kaire."Ada Mama," balas Fayanna. "Mama?" Kaire mengulang perkataan kakaknya. "Kak Melody," terang Fayanna . Pandangan gadis itu beralih dari adiknya ke ibu tirinya. "Iya, ngapain harus ke luar kota. Memangnya apa yang salah dengan kampus di kota ini. Lagi pula kamu masih anak-anak jangan jauh-jauh dari rumah. Udah di sini aja ken

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 37

    JERAT CINTA ISTRI MUDA 37Suasana sejuk dan nyaman sangat terasa, juga pemandangan indahnya kota yang dihiasi oleh lampu-lampu yang berkelap-kelip terlihat sangat jelas dari tempat duduk Erlan berada sekarang. Pria itu sedang makan malam di restoran yang berada di sebuah atap gedung dengan puluhan lantai. Di depannya, duduk wanita cantik yang sejak tadi tersenyum manis padanya, Ariana."Dalam rangka apa Mas Erlan mengajakku makan malam seperti ini?" Tanya Ariana. "Banyak hal yang ingin aku bicarakan," balas Erlan. Ariana kembali tersenyum manis, hatinya seakan dipenuhi bunga-bunga. Dia merasa akan mendapatkan hati pria yang selama ini dikaguminya. Tidak sia-sia dia sudah melakukan segala cara untuk mendapatkannya."Aku banyak waktu itu itu," timpal Ariana dengan senyuman mengembang.Erlan menghirup nafas dalam-dalam sebelum memulai percakapannya."Ariana, sebagai keluarga, sebagai teman, aku meminta baik-baik padamu kali ini. Jangan menganggu keluargaku, terutama istriku. Seperti h

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 36

    Erlan mendapatkan kabar dari orang suruhannya, mobil yang membawa Melody terakhir kali tertangkap kamera pengawas di dekat sebuah hotel. "Melody ada di hotel?" tanya Erlan. "Saya tidak yakin, Pak.""Kalau tidak yakin kenapa menghubungi, cari sampai ketemu mobil dan yang mengemudi. Lalu tanyakan di mana istriku berada," bentak Erlan penuh emosi. Bagaimana bisa dia hanya mendapatkan informasi hanya sepotong saja, meskipun memang sejak tadi dia yang terus mencecar sang pencari informasi. Erlan bergegas mengendarai mobil menuju hotel yang dimaksud oleh orang suruhannya, bisa jadi memang Melody ada di sana entah untuk apa. Tapi selama ini dia sudah berjanji pada istrinya akan percaya padanya sepenuhnya. Dan kali inipun dia tidak akan membuat keputusan yang akan merugikannya. Apapun yang dia temui nanti, Erlan akan mengedepankan percaya pada Melody.Ponsel Erlan berdering saat pria itu sedang berkendara, lelaki itu segara menerima panggilan menggunakan earphone yang terpasang di telinga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status