Compartir

Bab. 5

last update Última actualización: 2025-09-11 14:34:20

“Kamu ngga masak lagi, Sar?”

Lingga berjalan gontai ke  arah dapur yang terlihat berantakan. Piring kotor menumpuk belum dicuci, gelas yang semalam ia gunakan minum kopi pahit, juga masih teronggok di atas kitchen sink. Hidung lelaki ini juga mencium bau yang kurang sedap. Sepertinya itu sisa makanan yang belum sempat di buang.

“Nggak, Mas. Aku lemas banget. Kamu dari mana sepagi ini?”

Sarah malah balik bertanya, sebab ia heran melihat Dirman kembali setelah pamit membuang sampah, namun ada kantong hitam yang suaminya itu bawa dalam genggaman.

Ah, pada akhirnya ia berhasil memiliki lelaki ini. bukan hanya ia milik tapi juga ia kuasai dan … bisa mengaturnya. Sarah merasa makin  aman dengan pernikahan sirinya ini. meski taka da restu dari ibunya Lingga, tapi setidaknya bayi dalam perutnya terselamatkan dengan lahir setelah pernikahannya.

“Dari rumah ibu.”

“Oh, bawa apa?”

“Ibu kasi nasi kuning buat sarapan. Tuh ada dua bungkus, satu buat kamu. Kalau mau.”

Lingga berlalu, tak menghiraukan Sarah yang terlihat mengelus perutnya yang makin membulat. Entah, rasanya ada sesuatu yang mengganjal di hati lelaki ini.

Ia memang inginkan seorang anak. Namun mengapa hatinya makin hari makin menolak kehamilan istri keduanya ini. bahkan akhir-akhir ini, wajah teduh Alma kerap mengganggu tidurnya.

Juga dengan pertanyaan dan pernyataan ibunya tadi pagi.

“Kamu kapan berhubungan dengan selingkuhanmu itu, perutnya sudah besar gitu.”

Sebagai orang tua bu Wulan tetap berusaha menerima kedatangan putranya. Meski marah dan kecewa betul-betul membuat murkan wanita paruh baya ini. bahkan tadi pagi adalah pertemuan pertama orang tua ini dengan putranya, setelah pernikahan siri yang Lingga lakukan bersama Sarah yang tak beliau hadiri.

Lingga tentu saja tak menjawab, ia pun bingung. Rasanya baru setengah tahun ini ia intim dengan Sarah. Tapi mengapa istri sirinya itu bilang kalau tak lama lagi akan melahirkan.

Mulai dari hubungan yang salah dan pernikahan yang tanpa restu, sudah cukup membuat hidup lelaki ini berantakan.

Makin hari, lelaki ini dikecam penyesalan. Rumah tangga yang dulu tenang meski hidup pas-pasan, kini berubah menjadi rumah tangga yang tak ada penghargaan di dalamnya. Rasanya Lingga benar-benar dibodohi oleh nafsunya sendiri.

Lihat, bagaimana ia pagi ini harus merasakan kelaparan dan di dapur rumahnya tak ada makanan. Lalu dengan rasa malu ia nekat mengunjungi rumah ibunya. Bukan karna ingin minta makan, tapi rasanya ia tak kuat memendam beban rumah tangganya. Pernikahannya bersama Sarah bahkan baru seumur jagung. Tapi beban dan masalah datang bertubi-tubi menimpanya.

“Ibumu kirim makanan ini untuk aku?” Sarah mengekori langkah gontai Lingga kedalam dapur. Perutnya pun sudah keroncongan. Kehamilannya yang memasuki trimester tarakhir membuatnya semakin malas.

“Nggak ngirim, saya yang ambil dua bungkus. Ibu ikut pengajian hari ini, jadi tetangga masa-masak di rumah ibu,” jawab Lingga. Lelaki ini tak lagi menjaga perasaan Sarah. Sebab dirasanya wanita keduanya ini makin hari makin tak menjaga perasaannya.

Pikiran Lingga seolah makin terbuka akan hubungan pernikahannya bersama Sarah ini. tadi di rumah ibunya, bukan hanya wanita yang melahirkannya itu yang memberi nasehat padanya, tapi juga ibu-ibu yang lain, memberi wejangan dan pandangan akan pernikahan keduanya ini.

Bukan hanya itu, ada beberapa ibu-ibu yang mengaku kenal dan tahu keluarga Sarah, termasuk kekasih yang diakui keluarga keduanya itu.

“Ibumu mungkin masih mengingat mantan menantunya yang mandul itu.” sarah berucap ketus. Sungguh ia juga marah pada ibunya Lingga, sebab hingga hari ini kehadirannya sebagai menantu tak di anggap. Bahkan pernikahan siri mereka, tak dihadiri bu Wulan.

Dengan ketus Sarah mengeluarkan kekesalannya. Kesal tapi dimakan juga nasi kuning buatan ibu mertuanya itu. dibukanya bungkusan nasi kuning itu yang aromanya semakin menggoda cacing dalam perutnya.

Lihat, bahkan ia tak mengambil air minum untuk suaminya. Ia beregrak grasak grusuk mengambil piring, sendok dan air minum untuk dirinya sendiri lalu duduk tepat di hadapan Lingga yang bersiap menyantap sarapannya.

“Sar?”

“Ya?”

Lingga menatap tajam wajah kusut istri keduanya ini, membuat Sarah terlihat salah tingkah.

“Ibu tadi tanya, kandunganmu sudah berapa bulan?”

“Delapan bulan, Mas. Kenapa?”

“Bukankah kita berhubungan intim enam bulan yang lalu dan aku selalu pakai pengaman.”

“Ka-kamu, pernah mabuk waktu itu, Mas. Kamu nggak mau pakai pengaman malam itu!”

Sarah terlihat salah tingkah. Lingga tak pernah menatap dan bertanya setajam ini padanya.

“Jujur, Sar. Aku sekarang mulai ragu kalau bayi dalam kandunganmu itu adalah anakku!”

“Maksudnya, Mas?”

Sarah berteriak tak terima. Ia merasa dijebak dengan pertanyaan suaminya ini.

“Aku baru tahu kalau kamu pernah jalan dengan pak Rahadi.”

“Lho emangnya kenapa kalau aku pernah jalan sama pak Rahadi, aku kan membantu beliau dulu memasarkan perumahan yang dikelolah kontraktornya, Mas. Kamu aneh ya, nanya yang nggak-nggak!”

“Berapa kali kamu tidur dengan laki-laki tua bangka itu?”

“MAS!”

**

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • JERAT CINTA JURAGAN TUA   Bab. 5

    “Kamu ngga masak lagi, Sar?”Lingga berjalan gontai ke arah dapur yang terlihat berantakan. Piring kotor menumpuk belum dicuci, gelas yang semalam ia gunakan minum kopi pahit, juga masih teronggok di atas kitchen sink. Hidung lelaki ini juga mencium bau yang kurang sedap. Sepertinya itu sisa makanan yang belum sempat di buang.“Nggak, Mas. Aku lemas banget. Kamu dari mana sepagi ini?”Sarah malah balik bertanya, sebab ia heran melihat Dirman kembali setelah pamit membuang sampah, namun ada kantong hitam yang suaminya itu bawa dalam genggaman.Ah, pada akhirnya ia berhasil memiliki lelaki ini. bukan hanya ia milik tapi juga ia kuasai dan … bisa mengaturnya. Sarah merasa makin aman dengan pernikahan sirinya ini. meski taka da restu dari ibunya Lingga, tapi setidaknya bayi dalam perutnya terselamatkan dengan lahir setelah pernikahannya.“Dari rumah ibu.”“Oh, bawa apa?”“Ibu kasi nasi kuning buat sarapan. Tuh ada dua bungkus, satu buat kamu. Kalau mau.”Lingga berlalu, tak menghiraukan

  • JERAT CINTA JURAGAN TUA   Bab. 4

    Hujan di bulan ini, seolah menari-nari dari atas langit. Gemuruh petir yang sesekali terdengar, bagai denting piano yang mengalunkan sajak duka. Alma mengusap air mata yang tak sengaja jatuh dari netra sendunya. Sejauh ini perjalanan takdir membawanya pada muara luka yang seolah tak ada tepiannya. "Melamun, Nduk? Kenapa nggak dimakan singkongnya?" Suara tua ibunya menyadarkan Alma dari lamunan yang membanya menari pada pusaran duka hidupnya. "Nunggu dingin, Bu. Masih panas banget." Alma berpura meniup singkong rebus itu yang sudah tak menguarkan asapnya. Sepagi ini ia sudah ada di rumah ibunya. Hatinya gamang meninggalkan rumah besar juragan Darsa setelah apa yang lelaki itu lakukan padanya. Meski ada sedikit rasa bersalah, sebab pergi tanpa pamit pada Asha. Anak kecil itu sangat dekat dengannya, bahkan nekat memanggilnya bunda. Oh, panggilan itu yang Alma sangat rindukan pada pernikahannya di masa lalu. "Kamu sakit, Nduk? Apa pekerjaanmu sanga

  • JERAT CINTA JURAGAN TUA   Bab. 3

    Gemuruh hujan diluar sana seolah bekerja sama meredam suara kesakitan dan juga kemarahan Alma.“Sakit, Tuan. Kumohon hentikan!”Jemari Alma bahkan menarik-narik rambut cepak lelaki tinggi besar ini, namun juragan Darsa kadung birahi. Sentuhan alkohol dalam darahnya membuatnya tak mampu membendung libido birahinya yang terlanjur terbakar.“Enak, Alma.”Lelaki ini merasakan nikmat luar biasa. Ia tahu saja Alma seorang janda, namun gerakannya di bawah sana sempat kesulitan sebelum batang besarnya benar-benar tenggelam dalam palung basah milik Alma.Juragan Darsa terus bergerak. Gerakan pinggulnya yang cukup brutal menggambarkan bagaimana Alma tak mampu melawan kungkungan dahsyat lelaki ini.Dingin yang membias dari ventilasi jendela kamar itu, seolah tak mampu meredam panasnya gairah terlarang yang juragan Darsa berikan pada Alma.Sakit dan perih itu memang ada, tapi nikmat seks itu juga perlahan Alma rasakan. Ini sungguh jauh berbeda dengan pernikahan pertamanya bersama Dirman. Hampir s

  • JERAT CINTA JURAGAN TUA   Bab. 2

    Hujan mengguyur deras malam itu. Angin menampar jendela-jendela tua rumah besar milik Juragan Darsa. Suara gemuruhnya menelan malam dalam kebisuan mencekam. Di balik bilik dapur yang remang, Alma masih membereskan piring kotor. Tubuhnya yang ramping dibalut daster panjang sederhana, rambutnya dijepit rapi, menyisakan poni yang sedikit melengkung di keningnya. Wajahnya ayu, teduh—terlampau ayu untuk seorang janda muda yang bekerja sebagai pembantu. Meski lelah jelas tergambar di wajahnya. Namun ayunya juga terukir tegas.Langit mulai menggantungkan mendungnya sejak siang. Awan kelabu berkumpul, menciptakan nuansa murung yang menggantung di seluruh penjuru rumah Darsa Wijaya.Alma berdiri di dapur, menatap jendela yang mulai dihiasi tetes air hujan. Di luar sana, pohon-pohon bergoyang pelan diterpa angin. Aroma tanah basah menyusup masuk lewat celah-celah kusen kayu.Tangannya sibuk mencuci beras, tapi pikirannya entah ke mana. Masih terngiang kejadian malam tadi. Sentuhan yang tidak se

  • JERAT CINTA JURAGAN TUA   Bab. 1

    Tiga bulan berlalu. Alma hidup tanpa suami, tanpa pekerjaan tetap. Tanpa arah. Sementara bu Afifah-ibunya Alma juga semakin menua. Hasil kebun yang tak seberapa tentulah tak mencukupi kebutuhan mereka. Mungkin bisa saja hidup dari hasil kebun mereka, tapi yang kelolah adalah paman Bahri yang tentu saja hasilnya harus dibagi dengan beliau.Pekerjaan apa yang bisa didapatkan dirinya yang hanya tamatan SMA. Mungkin bisa jadi kasir di perbatasan kota, tapi Alma tak punya kendaraan untuk bolak balik. Kalau harus menyewa kost, sisa gajinya mungkin hanya bertahan dua minggu.Lalu dengan bantuan seorang tetangganya yang baik hati, Alma menerima tawaran pekerjaan sebagai pembantu di rumah milik seorang juragan tembakau.“Juragan Darsa membutuhkan pengasuh untuk putrinya dan tukang setrika untuk menggantikan saya.”“Kenapa mbak Mirna berhenti?”“Mas Rahmat ingin merantau ke Kalimantan, Al. memang juragan tak pelit memberi gaji. Tapi, mas Rahmat juga kehidupan kami berubah.”Lalu dengan setengah

  • JERAT CINTA JURAGAN TUA   Prolog

    Prolog.**Hujan jatuh seperti doa yang tak pernah sampai. Di luar jendela, langit berwarna kelabu, seakan ikut merasakan kesedihan yang membuncah dalam dada Alma. Ia berdiri mematung di depan meja makan, tangannya menggenggam ujung celemek yang masih melekat di tubuhnya. Aroma gulai ayam yang baru saja ia masak masih menggantung di udara, tapi kini semuanya terasa hambar.Di hadapannya, seorang pria berdiri dengan wajah datar. Mata tajamnya menatap Alma tanpa sedikit pun ragu. Di balik tubuh pria itu, seorang wanita berperut buncit berdiri dengan dagu terangkat tinggi. Wajahnya cantik, senyumannya penuh kemenangan. Sarah.Lingga Laksono menghela napas panjang sebelum akhirnya mengucapkan kalimat yang meremukkan seluruh dunia Alma."Aku menceraikanmu, Alma." Suaranya dingin, tak bergetar sedikit pun.Seakan waktu berhenti, suara hujan yang jatuh di genting menjadi latar bagi hati yang luruh dalam kepedihan. Alma menggigit bibirnya, menahan gemetar di dadanya. Matanya menatap suaminya,

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status