Share

Bab 14. Tertangkap basah

"Aku akan ke kamar," kata Laura menekan tombol kursi roda. Dia memilih mengakhiri pertengkaran tanpa ada penyesaian. Hatinya sangat sakit, dicintai saat sehat dan cantik, dibuang saat sakit dan lumpuh.

Topan menggeram sambil menendang sofa hingga barang mahal itu bergeser beberapa meter ke depan. Rasanya kepala Topan mau pecah, cenat-cenut karena banyaknya beban psikis yang menjadi tanggungan.

Topan duduk kembali di ruang tamu. Kepala Topan baru saja menyandar ketika teleponnya berdering.

"Ya, Kakek."

Topan mendengar perkataan Alex dengan seksama selama pria tua itu bicara dan tanpa menyela.

"Saran Dagna ada benarnya. Bagaimana menurutmu?"

"Akan kupikirkan. Kakek tenang saja. Jangan banyak pikiran. Sampai jumpa."

Topan memutus panggilan telepon. Tak lama berselang, Jeremy masuk dan menatap pintu kamar tidur yang tertutup. Dia menemukan Topan bermata merah ketika berpaling pada Topan, karena mendengar suara isak pelan dari Topan.

Topan melihat pandangan mata Jeremy yang terlihat r
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status