Beranda / Romansa / JERATAN KONTRAK PEWARIS / Bab 2. Tawaran tak terduga

Share

Bab 2. Tawaran tak terduga

Penulis: YULIAKAYA
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-10 13:46:51

"Aku menawarkanmu kesempatan emas ini. Kamu hanya perlu mengikuti perjanjiannya," kata Topan dengan tatapan keren. 

Mereka berada di apartemen Emma yang kecil dan baru saja tiba lima menit yang lalu. Topan bersikeras untuk masuk dan duduk di sofa dengan segelas air putih. Emma masih dengan gemuruh bingung, dengan dongkol–terpaksa mengizinkan Topan untuk masuk. 

Emma benar-benar membutuhkan penjelasan tentang alasan Topan mampir ke apartemennya, percakapannya yang tidak dia pahami, dan kertas yang Topan letakkan di atas meja.

"Dengar, Emma Rahandi."

Napas Emma tertahan. Dia ingat bahwa mereka berdua belum pernah menyebutkan nama masing-masing dan mereka baru bertemu dua kali. "Bagaimana Anda tahu nama saya?" 

"Namamu tertulis di plastik obat." 

Emma menarik napas. Memang tidak baik jika ada orang lain yang menemukan obat itu karena mereka akan menyakitinya, atau menculiknya untuk perdagangan manusia, atau penjualan organ tubuh secara ilegal. 

"Baiklah, jelaskan pada saya tujuan Anda dengan surat perjanjian itu." 

"Kamu cuma perlu membacanya terlebih dulu." Topan menggeser kertas itu. "Ini kesepakatan yang menguntungkan kamu." 

Sejenak, Emma menatap kertas itu dan menemukan nama yang tertulis di atasnya. 

TOPAN DIANTA MARSELAIT

"Perjanjian pernikahan? Kontrak?" Emma mengernyitkan alis setelah membaca kertas itu sekilas. "Apa maksudnya ini?" 

Topan berdehem. "Dengar, begitu kamu menandatanganinya, tidak ada lagi Emma Rahandi yang malang. Kalian tidak perlu lagi mencari uang dan tinggal di dalam kotak jelek ini." 

Topan mengambil jeda sejenak agar Emma bisa mencerna kata-katanya. Mereka sama-sama diam dengan mata saling tatap. 

"Kalian? Siapa yang Anda maksud dengan 'kalian'?" Alis Emma mendadak mengerut. 

"Kamu dan ayahmu. Kalian sangat membutuhkan uang. Ayahmu tidak akan frustasi lagi karena pinjaman itu dan kamu tidak perlu mengkhawatirkannya, Emma. Dia akan mendapatkan uang yang ditransfer setiap bulannya."

"Bagaimana Anda tahu tentang saya dan ayah saya?" tanya Emma dengan sorot mata penasaran dan tak suka. Lelaki di depannya ini seperti tahu banyak hal tentang dirinya. 

"Kamu hidup di dunia modern. Informasi bisa didapat hanya dengan sekali klik di internet," jelas Topan datar. 

"Aku tidak mengerti. Ini sangat membingungkan. Tolong, bicara yang jelas dan jangan sepotong-sepotong."

Bibir Topan tersenyum tipis melihat Emma yang menurut Topan–bukan tidak mengerti, tetapi bodoh. "Aku ingin kamu menikah denganku." 

"Menikah? A-apa yang Anda bicarakan? Emma menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil. "Tidak, tidak, Anda jangan membuat saya tertawa." 

"Dengar, Emma, ini adalah simbiosis mutualisme bagi kita. Kamu dapat uang, aku dapat bayi darimu." 

"APA?" Mata Emma sontak mendelik dengan mulut menganga. 

"Ya, Sayang. Aku butuh bayi darimu. Tanda tangan saja, maka kamu akan hidup seperti ratu." 

Emma rasanya mau muntah mendengar panggilan sayang untuknya. 

"Anda.pikir saya wanita jalang yang sudi menjual martabat dan kehormatannya demi uang? Tidak!" Emma menggelengkan kepalanya. "Tidak, saya tidak seperti itu. Saya tidak menyangkal bahwa saya hidup dalam kemiskinan dan saya... ya, saya butuh uang. Anda benar. Saya tinggal di dalam kotak yang jelek ini, tapi saya tidak akan pernah menurunkan harga diri saya demi uang. Anda tidak bisa membeli saya dengan cara apa pun!" 

"Aku tidak membeli kamu. Ini transaksional. Kamu punya keuntungan di sini," sahut Topan santai lalu meneguk air minum. 

"Tidak, saya mohon. Keluar dari sini." Emma menggeser kertas itu kembali kepadanya. "Pergilah." 

Topan melihat kemarahan di wajah Emma, dari suaranya yang mulai meninggi saat berbicara, dan terlihat kacau hingga harus bernapas dalam-dalam agar bisa sedikit lega. 

"Kamu punya keuntungan di sini." Topan meyakinkannya lagi, karena dia tidak boleh gagal. "Kamu menikah denganku, maka semuanya akan selesai." 

"Saya tidak tahu apa yang Anda katakan, karena saya tidak ingin tahu apa-apa. Saya sudah berterima kasih atas bantuan Anda saat itu, tapi bukan berarti Anda bisa melakukan apapun yang Anda inginkan pada saya." 

"Baiklah, izinkan aku mengatakan sesuatu untuk mengingatkanmu. Kamu tidak punya pilihan lain, karena kontrak ini akan menjadi caramu untuk mengucapkan terima kasih."

Apa yang sebenarnya diinginkan pria itu? Mereka belum pernah bertemu sebelumnya untuk saling mengenal, tetapi Topan berbicara seolah-olah dia mengenal Emma dengan baik, seolah-olah dia tahu segalanya tentang wanita itu. 

Topan datang ke rumahnya, menawarkan kebaikan karena sudah menyelamatkan sebuah nyawa dan sekarang dia menawarkan pernikahan transaksional. Apa yang sebenarnya terjadi?

Topan benar-benar mengubah emosi Emma secara tiba-tiba. Lelaki itu bahkan tidak juga terpikir untuk memperkenalkan diri sejak dia masuk ke dalam apartemen jelek. Emma. Emma bergerak ke pintu, meminta Topan untuk pergi. Namun, Topan tetap bergeming. 

"Dengan menandatangani kertas ini, hidup kamu dan ayahmu secepatnya akan berubah secara drastis. Pikirkan lagi sebelum kamu mengambil keputusan." 

"Kenapa saya harus tanda tangan?" Emma sengaja tak memberi jeda pada Topan agar dia punya alasan untuk mengusirnya, karena terjebak jawaban yang bisa Emma pelintir. 

"Sekali kamu membuat keputusan yang salah, kamu akan berada dalam kehidupan yang miskin ini untuk selamanya."

"Ada banyak gadis yang bisa Anda berikan kontra—"  

"Tapi aku menginginkanmu," potong Topan cepat. 

"Kenapa harus saya?" Emma semakin geram dengan mata nyalang, sebab lelaki di depannya benar-benar membuatnya hilang sabar. 

"Karena kamu orang yang tepat untuk memberiku ahli waris." 

"Pewaris?" Emma terkekeh. "Kalian, orang-orang kaya, selalu berbicara tentang pewaris seperti tidak ada hari esok. Kalian pikir kalian bisa melakukan apa saja terhadap orang miskin dengan uang kalian? Tidak, kalian salah. Sebagian besar dari kami akan melakukan apa saja untuk hidup termasuk yang buruk, tapi saya ... tidak akan pernah melakukannya. Lagi pula saya baru bercerai, itu sangat tidak mudah. Saya takut. Di titik ini, saya tahu Anda mengerti maksud saya, Pak."

"Aku mengerti maksud kamu." Topan berdiri dari kursi lalu mendatanginya ke pintu. Matanya terfokus pada mata Emma, lantas Topan menutup pintu. "Itu sebabnya aku tidak ingin kamu bicara lebih banyak lagi. Tanda tangan saja dan pembicaraan ini selesai." 

Topan terus menekan Emma bahwa perempuan muda itu tidak bisa melarikan diri, karena berada dalam kekuasaannya. Dia tidak mau tahu soal trauma KDRT yang Emma rasakan. Topan hanya mau Emma tanda tangan kontrak tanpa banyak bertanya. Selama beberapa waktu, Emma berpikir bagaimana menyelamatkan diri dari pria tak dikenalnya itu. 

"Tidak ada lagi yang bisa kamu katakan, selain menandatangani kontrak itu. Kamu sayang ayahmu, kan? Pikirkan dia kalau kamu tidak memikirkan dirimu sendiri. Dia punya banyak pinjaman dari rentenir. Kamu pikir mereka akan melepaskannya begitu saja?"

Emma terdiam saat Topan semakin dekat dengan wajahnya. Dia takut Topan akan melakukan sesuatu yang buruk padanya.

"Maafkan aku, Emma. Ini hanya untuk dua tahun, setelah itu kamu bisa pergi dengan membawa beberapa aset sebagai hak milik kamu." 

Topan berkata dengan suara setengah berbisik, terkesan memelas karena raut wajahnya yang terlihat berubah murung. Apa yang dia ingin Emma mengerti? 

Emma benar-benar mengerti apa yang Topan inginkan darinya, tetapi Emma tidak setuju dengan taktik yang Topan gunakan. Jika yang Topan inginkan adalah seorang ahli waris, dia bisa mencari ibu pengganti dari sejumlah wanita yang mau melakukannya. Kenapa apa harus Emma?

Emma tidak percaya dengan perkataan Topan bahwa Emma adalah orang yang tepat untuk dinikahi. Otak Emma memberi sinyal bahwa perjanjian itu akan menjadi lebih dari sekedar pernikahan biasa. 

Sekarang, kedekatan wajah mereka membuat bibir mereka hanya berjarak satu inci. Mereka saling bertukar napas. Hidung Topan menyentuh hidung Emma hingga Emma merasa gugup. Saat dia memejam mata, Topan menjauhkan kepala, lalu membawanya kembali ke meja. 

"Pikirkan tentang ayahmu." Topan meletakkan pulpennya. "Bacalah dengan seksama. Waktumu lima menit."

Hening. Emma terkejut karena tindakan Topan yang menyeretnya dengan tiba-tiba. 

"Saya sudah dapat pekerjaan dan akan dimulai besok. Jadi saya tidak butuh ini. Maaf, Anda boleh keluar sekarang. Saya harus istirahat," sahut Emma pada akhirnya. 

"Apa kamu yakin? Menolaknya berarti kamu membiarkan mereka membunuh ayahmu." 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 70. Tamat.

    Mereka turun di restoran mahal. Topan memesan menu-menu barat yang belum pernah Emma rasakan. Sambil menunggu pelayan mengantarkan makanan, Topan lanjut berbincang. Memperkenalkan banyak hal pada Emma tentang kehidupan orang-orang kaya, kebiasaan mereka dan lainnya."Aku sering melihatnya di tv. Kalian suka membuang-buang uang untuk barang-barang tidak penting. Sandal untuk ke WC saja harganya tiga juta Rupiah." Topan tidak terima dikatakan buang-buang uang hanya untuk sandal WC. Itu bukan buang-buang uang melainkan kualitas hidup dan prestige. "Emma, karena kamu bicara denganku maka aku masih mengerti. Tapi kalau kamu bicara dengan orang lain seperti tadi kamu akan ditertawakan. Tidak tahu apa-apa tentagn kehidupan orang kaya, kenapa membeli produk mahal hanya untuk dipakai di kamar mandi, kenapa beli tas mahal sampai satu milyar untuk satu tas."Topan mendekatkan dirinya lagi pada Emma. Dia ingin Emma memahami tentang gaya hidup dan cara pandang orang kaya dalam memaknai sesuatu b

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 69. Orang ganteng

    "Kamu pernah ke sini?" Topan bertanya ketika mobil menginjak rem di Kota Tua. "Belum pernah, hanya sering mendengarnya. Katanya Kota Tua tempat wisata yang banyak nilai sejarah," kata Emma, terpana memandang pemandangan Kota Tua yang menakjubkan. Dengan menggendong Kia, Topan menggandeng tangan Emma masuk ke Kota Tua. Dia terlhat sangat keren dan menjadi pusat perhatian pengunjung di sana. Topan menggunakan kaca mata gelap, memakai pakaian kasual yang sederhana tetapi terlihat mahal.Emma awalnya tidak peduli dengan perhatian para perempuan di sana. Namun, dia menjadi risih pada akhirnya karena mereka turut meliriknya.Aroma parfum Topan juga sangat menggoda. Dia sangat wangi dan membuat perempuan semakin tidak bisa berpaling darinya. Emma tahu risiko menjadi istri orang ganteng dan kaya. Namun, apa mereka tidak bisa menjaga matanya sebentar saja?Entah apa yang membuat Emma mengeratkan jarinya di genggaman Topan, tetapi hatinya tidak suka melihat yang matanya lihat.Topan membawa

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 68. Permintaan terakhir

    "Kamu tahu apa yang paling diinginkan seseorang yang mencinta?" Emma menoleh ketika pertanyaan Topan terdengar menggelikan di telinganya. Entah kenapa Topan terdengar seperti seorang pujangga kali ini."Aku tidak tahu. Aku tidak mengharapkan mencintai lagi karena itu menyakitkan," sahut Emma membuat Topan tertegun. "Aku hanya ingin bebas dan tenang, bahagia bersama Kia dan mewujudkan cita-citaku." Topan mendadak merasa kecil hati karena tidak dilibatkan dalam hidup Emma. Dia lalu bertanya, "Apa kamu tidak ingin bahagia bersamaku?" Emma menoleh padanya. Hati Emma berdesir dan dia merasa melambung ke awan. Emma merasa gugup dan kikuk, salah tingkah karena emosinya seketika berubah. "Apa aku salah kalau berkata 'mungkin' karena tidak mau terburu-buru?" "Kalau aku tidak mau menerima kata mungkin, bagaimana?" Topan malah membuat Emma terjun ke dasar jurang, tidak memiliki jalan keluar untuk naik lagi ke tebing. Kenapa dia suka sekali membingungkan Emma? Apa itu hobinya, membuat orang

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 67. Kematian Alex.

    Laura mengulur waktu untuk menjawab pertanyaan Topan agar mantan suaminya itu terpancing amarah dan keceplosan mengatakan kebenaran tentang Erica."Saat dia disekap, aku juga ada di sana 'kan? Apa kamu lupa itu,Topan? Jadi sudah pasti aku tahu apa yang terjadi padanya.""Apa yang terjadi padanya?" serang Topan mulai mengikuti alur permainan Laura."Kamu suruh dia keluar menemui seseorang."Topan sempat menegang saat Laura mengatakan tentang perjanjiannya dengan Erica pada hari itu. Ekspresi itu sempat tertangkap oleh Laura meski sekilas. Perempuan itu tersenyum miring dan sinis melihat Topan masuk dalam permainannya. "Kamu dengar sendiri apa yang kukatakan padanya, lalu dia tewas bunuh diri meninggalkan surat permintaan maaf. Siapa yang menduga dia akan berakhir seperti itu? Mengenaskan. Aku tidak menyangka nekat yang dia miliki bisa sejauh itu."Laura memerhatikan Topan dengan ekspresi tajam. Mimik muka Topan ketika berbicara tampak sangat serius dan meyakinkan. Gerakan tubuhnya da

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 66. Pembunuh Erica

    Topan terdiam kaku di depan ranjang Alex dengan perasaan sakit entah bagaimana mengatakannya. Dia menangis diam, tetapi tangannya menggenggam erat dan geram ketika memegang ujung besi ranjang tersebut. Setelah dokter mengatakan yang terjadi dan penyebab terjadinya penyakit tersebut, Topan sontak dihantui rasa takut. Dia bahkan melupakan Emma dan Kia yang menunggunya di luar. Dia ditemani Dagna menemui Alex. Topan tidak mempunyai kata-kata untuk dikatakan. Namun, di kepalanya bergelayut banyak hal yang membuat sesak dan penat. Satu-satunya orang yang dia miliki, temannya bermain, dan tempatnya berkeluh kesah, Alex akan menjadi mimpi buruk bagi Topan jika pria tua itu pergi. "Kita hanya bisa berdoa buat kakekmu," ujar Dagna mengusap punggung Topan untuk menenangkannya. "Maafkan Bibi karena lalai menjaga kakekmu."Dagna mengatakannya dengan suara dan bibir bergetar. Matanya belum berhenti meneteskan air matas sejak Topan mengajaknya masuk ke kamar Alex. "Kakek tidak boleh mati. Tid

  • JERATAN KONTRAK PEWARIS   Bab 65. Penyakit Alex.

    "Tidak perlu, aku tahu kamu mengambil kesempatan." Emma memalingkan muka. Entah apa yang membuatnya kikuk dan pipinya merona.Emma juga tidak bisa menjabarkan bagaimana jantungnya berdetak tidak karuan dan sekujut tubuhnya mulai terasa gemetar."Kenapa kamu bilang begitu? Aku punya hak untuk melakukan itu. Kita suami istri. Jadi, apanya yang salah?"Emma tidak menggubris komentar Topan, melainkan beranjak menuju ke kasur, mengambil posisi di sebelah Kia. Topan juga melakukan hal serupa. Sebelumnya, dia mengirim pesan pada Jeremy untuk mengabarinya bila pesawat sudah tiba di bandara.Topan membelai pipi Kia. Dia merasa penat dan beban di bahu luruh ketika jarinya yang kasar dan besar menyentuh kulit Kia yang halus. Lelahnya pun menjadi hilang melihat Kia tidur lelap dengan polosnya."Ceritakan padaku, bagaimana masa kecilmu? Aku ingat kita tidak pernah membahas topik ini sebelumnya," kata Topan memandang Emma."Aku suka bermain layangan. Dulu aku sering bermain di lapangan dekat rumah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status