Share

Jebolnya pertahanan

"Hani, kamu tidak apa-apa, kan?!"

"Tidak, Mas." Aku bergegas meninggalkan Mas Tama.

Ada rasa nyeri pada ulu hati saat mengingat Mas Tama berduaan dengan Pricilia.

Dengan alasan apapun, mengapa Mas Tama sampai mau diajaknya ke taman belakang?

Tujuan utamaku adalah kamar. 

Tempat paling nyaman di rumah ini bagiku.

Derap kaki mengikutiku dari belakang, "Hani, dengarkan penjelasanku dulu!"

Aku mencoba meredam amarah yang berkecamuk dibagian dalam tubuhku. 

Namun sulit, gemuruh kian meraja lela di dalam sana. 

Kupercepat langkahku, kaki yang terasa nyeri seolah tak terasa, kalah oleh nyerinya hatiku. 

Bahkan, aku istri sahnya belum berani semesra itu menggandeng tangannya, menyandarkan kepala ini di bahunya. 

Air mata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status