Share

JUST IMAGINATION
JUST IMAGINATION
Penulis: Riny Anggraini

DIA

"Udah slese..?? " Tanya David sambil berdiri dari tempat duduknya yang  aku anggukin sebagai tanda "iya" lalu berjalan kearahnya. 

"Udah,, yuk balik" Jawabku sesampainya dihadapan David. 

"Nih minum dulu, kamu pasti capek karna latihan dari tadi" Sembari memberikan botol minuman yang tidak pernah lupa ia bawakan untukku disaat aku sedang ada latihan Exchool Dance disekolahku. Seperti biasa di saat aku sedang minum, David selalu suka mengelus-elus kepala ku seperti anak kucing kesayangannya namun entah kenapa aku juga selalu menyukainya  ketika ia memperlakukanku seperti itu.  

"Kita makan dulu ya, baru pulang. Aku tau kamu pasti belum makan kan dari tadi siang?" Ucapnya melanjutkan pembicaraan yang langsung aku anggukin sebagai tanda "iya" Seperti biasa. 

David Moela Antariksa, anak seorang pengusaha property tersukses dikotaku. Anaknya pintar, ramah juga penyayang dan yang paling penting dia termasuk kategori cowok good looking alias tampan disekolah ku. Jadi tidak heran jika banyak kaum hawa yang naksir dan mengejar-ngejar  dirinya karena dirinya yang hampir mendekati kata sempurna itu. Tapi entah  kenapa dan alasannya apa aku juga terkadang tidak mengerti karna dari sekian banyak wanita cantik yang mengejar-ngejar dirinya ia malah memilih ku dan tergila-gila padaku hingga ia selalu mengunyitku dan memohon padaku agar aku menjadi pacaranya,aku sudah terlalu sering menolaknya atau dapat dikatakan menolaknya berkali-kali namun ia tetap saja tidak mau menyerah. Mungkin kalian akan mengira aku terlalu pemilih atau sombong karna menolak cowok sekelas David, namun perlu kalian ketahui bahwa cinta tidak bisa dipaksakan,isn't it??So what, itulah yang aku rasakan terhadap David saat ini.

Dia baik, kaya, pintar, dan nilai plus nya dia juga tampan. Namun entah kenapa hatiku tidak pernah bisa merasakan getaran saat bersamanya. Semuanya terasa hambar, walaupun saat ini kami sudah resmi berpacaran. Ya, aku menerimanya, menerimanya sebagai kekasihku. Aku berpikir bahwa tidak ada salahnya mencoba membangun sebuah hubungan bersama David karna dia hampir memiliki segalanya dan yang paling penting ia tulus mencintaiku dan aku berharapan semoga setelah aku bersama David aku bisa melupakan Dia. Dia yg sampai saat ini masih pemilik hati ini yg tidak akan aku sebutkan namanya, karna menyebutnya saja sudah membuat detak jantungku berdetak tidak beraturan dan akan terus-terusan memikirkannya. 

Aku sering menanyai David akan hal itu,tentang mengapa ia bisa menyukai ku namun untuk kesekian kalinya, aku selalu dibuat pusing oleh jawaban yang ia berikan. 

" Cinta memang sesuatu hal yang tidak akan pernah bisa dijabarkan hanya dengan melalui kata-kata. Jatuh Cinta itu bukanlah suatu hal yang mudah dan mencintai juga terkadang terasa begitu sulit. Karna terkadang kita sering jatuh cinta pada orang yang salah. Namun mencintaimu,aku selalu menganggap nya sebagai sebuah kebenaran". David

"Andai kita bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta, pasti semuanya tidak akan pernah menjadi sesulit ini."

"Grace, aku tau kalo sebenarnya hati kamu belum sepenuhnya untukku karna kamu belum bisa mencintaiku. Namun aku bersumpah bahwa kamu adalah satu- satunya wanita yang paling aku cintai sampai saat ini. Tentu setelah Mama dan Papa".

Aku hanya bisa terdiam lalu menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan.  Dada ini terasa sesak sampai tidak tau harus berkata apa untuk membalasnya. Ada hal yang tak bisa dijelaskan tentang diriku sendiri yang bahkan aku sendiripun belum mengerti apa itu sampai saat ini. 

Kami berpacaran sejak kelas X (sepuluh) SMA semester dua,lebih tepat nya saat masa pembagian raport kenaikan kelas dan aku sedikit terenyuh karna melihat hubungan ini masih bertahan sampai sekarang. Aku adalah tipe cewek yang biasa saja, tidak cantik namun tidak jelek juga. Teman-temanku sering bilang aku itu anaknya super cute, apa lagi pas senyum, suka bikin mimpi basah, katanya. 

Entah apa maksut dari Statment tersebut aku juga tidak tau dan aku juga tidak ingin ambil pusing akan hal itu. 

Kehidupan yang dimiliki oleh David bisa dikatakan hampir mendekati kata sempurna. Namun entah kenapa sampai saat ini aku tidak pernah merasa kalau aku benar-benar bisa  mencintainya. Bukan karna aku tidak ingin, namun sudah ku katakan sebelumnya bahwa ada hal lain yang membuat aku tidak bisa melakukannya sampai saat ini,karna Dia.

Bersamanya,aku memang selalu merasakan kenyamanan dan kehangatan namun aku tidak pernah bisa apa lagi memiliki keberanian untuk mengatakan kalau aku benar-benar Mencintainya. Terkadang aku berpikir, apa yang salah tentang diriku dan mengapa aku berbeda. 

"C'mon Grace,,, masa sampai sejauh ini Lu belum bisa ngelupain dia? Ini udah hampir 3 tahun loh,, kita juga gak tau kalau disana dia sudah memiliki pasangan atau gak, dan kalaupun sampai iyaa gimana??!!!!" Celoteh Alice sahabat ku. Namun aku hanya bisa terdiam seperti biasa,karna aku tau semua yang Alice katakan itu benar. Semua rahasia dalam hidupku, tidak ada yang tidak ia ketahui. Rahasia sekecil apapun itu. 

"Apa Lu gak bisa ngeliat ketulusan David sama Lu?? Grace,, David beneran sayang sama Lu, dia gak mau kehilangan Lu. itu yang selalu dia katakan sama gwe..!! "

"Grace,, Lu bisakan, belajar lupain dia demi David?? " Pinta Alice dengan tulus. Namun entah kenapa kata-kata itu justu membuat air mata ini tidak bisa terbendung lagi hingga menetes sejadi-jadinya tanpa bisa bersuara satu patah katapun. Dada ini serasa sesak, lidah ku juga kelu Tampa bisa menyanggah apa yang Alice ucapkan.Terasa pelukan Alice begitu hangat dan tulus ketika berusaha menenangkan ku yang sudah menangis sedari tadi karna tidak bisa meluapkan perasaan yang saat ini tengah aku rasakan. 

"Maafin gwe,, gwe gak ber maksut buat mojokin atau nyalahin Lu,,tapi gwe hanya gak mau liat Lu terluka, makanya gwe ngomong kek gitu sama Lu,, udah yaa". Pinta Alice dengan senyum manisnya yang dipaksakan karna ternyata dia juga ikutan menangi. 

" Al,, gwe mau belajar lupain dia,, tapi entah kenapa gwe ngerasa itu berat banget buat gwe,, setiap kali gwe nyoba buat lupain dia,, dia semakin sering muncul dikepala gwe" Isak tangis semakin terdengar oleh Alice namun ia tidak ingin menyerah dan tetap memberikan semangat untukku. Dia memang sahabat terbaikku dan satu-satunya yang aku punya sampai saat ini, karna sampai sejauh ini hanya Alice yang bisa mengerti dengan apa yang aku rasakan. 

"Andai kita bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh hati,mungkin semua nya gak akan seperti ini"

"David,, maafin gwe". Suara isak tangis semakin menyelimuti ruangan ini. 

"Udah ya, kita coba pelan-pelan,, gak usah dipaksakan,, karna itu juga gak baik buat Lu,, tapi gwe yakin,, Lu pasti bisa" Lanjut  Alice sembari mengusap air mata dipipiku dengan jemarinya yang penuh kasih saying nan lembut itu. Akupun memeluknya semakin erat sebagai tanda kalau aku tidak ingin kehilangan sahabat sebaik dirinya. 

Hari ini, adalah hari pengumuman kelulusan sekolah untuk anak kelas XII. Moment ini sudah pasti menjadi momen paling mengharukan sekaligus menjadi momen bahagia karna mengingat masa-masa catatan akhir sekolah telah berahir. Tidak lupa wali murid juga ikut hadir untuk memeriahkan hari kelulusan ini. Terlihat dari kejauhan setiap wali murid yang satu dengan wali murid yang lainnya saling berjabatan tangan sebagai simbol ucapan selamat kepada anak masing-masing karna telah berhasil menyelesaikan tugasnya dibangku SMA. 

"Weeeezzz,, David,,, Om denger-denger, kamu jadi lulusan terbaik ya tahun ini?? Selamat ya" Ucap Papa ke-David seraya memeluk David sebagai bentuk ucapan selamat yang tentu langsung disambut hangat oleh David dan kedua orang tuanya. Hubungan keluarga ku dan keluarga David bisa dikatan cukup erat, karna selain menggeluti bidang bisnis yang sama, baik orang tua ku dan juga orang tua David, namun mereka juga merupakan sahabat karib dari semenjak mereka menginjak baku SMA. 

"Makasih Om". Ucap David

" Abis ini, mau lanjut kuliah dimana??" Tanya Papa balik ke David. 

"Di kampus xxxxx.... Om mau ambil Jurusan bisnis biar bisa bantuin Papa nanti". Jawab David Santai. 

" Ooo yaa,,, bagus-bagus". Papa

"Ooo yaa,, kalau Gracce lanjut kemana ni?? Gak barengan aja sama David??. Lanjut Mama Arin mamanya David sembari melirik ke arah ku. 

" Hehe,, masih bingung tante mau pilih kampus yang mana,, soalnya kalau Grace kan lebih tertarik dibidang seni, makanya Grace lagi nyari kampus yang sesuai sama yang Grace mau sekaligus mau nyari yang deket-deket aja tan,, biar bisa pulang-pergi tanpa harus nyari kos-kosan.. Hehe". Jawabku panjang lebar. Dan di iya in sama semuanya. 

Puncak acarapun ber langsung dengan sangat meriah. Dengan konsep acara yang dirancang begitu wao Dan tak lupa persembahan dari murid-murid yang ikut memeriahkan acara. Agar acara semakin wah, pihak sekolah juga mengundang salah satu Band ternama dikota ku dan tidak diragukan lagi betapa meriahnya acara perpisahan ini saat itu. Semua murid maupun wali murid terlihat begitu menikmati acara ini. Terdengar sorak-sorai dari para penonton yang ikut bernyanyi saat pertunujukan dimulai. Momen ini, momen yang tidak akan pernah terlupakan dalam sejarah hidupku dan juga teman-teman seangkatanku tentunya. 

Ditengah-tengah pertunjukan, terdengar suara sang vocalis memanggil sebuah nama yang langsung membuat suara penonton semakin ramai karna kegirangan. Sang vocalis memanggilnya sembari memperkenalkan bahwa Dia adalah anggota baru di grup band tersebut. Awalnya aku hanya bersikap biasa saja karna lebih terfokus melihat pesan chat di layar ponselku tanpa menghiraukan siapa yang naik ke atas panggung sampai terdengar suara Alice tengah meneriakiku agar aku mengalihkan pandanganku ke atas panggung dengan menunjuk-nunjuk kearah sana. 

"Gracee,,,,!!! Liat ke depan..!!! " Teriak Alice sembari menunjuk ke atas panggung namun karna suara penonton yang begitu keras, aku masih tidak bisa mendengar apa yang Alice ucapkan.  Aku berusaha membaca bibir nya agar aku bisa mengetahui pesan apa yang ingin Alice sampaikan.

Satu,, dua,, tiga.....

Aku masih belum bisa memahami apa yang di maksut. Aku berusaha membuat diriku fokus agar pesan itu tersampaikan, namun setelah menyadarinya alih-alih memberikan response bahagia, justru badan ku tiba-tiba terasa kaku seketika, lidah ku terasa kelu tanpa bisa mengeluarkan satu patah katapun. Aku mulai keringat dingin, David yang menyaksikan kondisiku saat itu, terlihat begitu panik dan bingung harus berbuat apa. Suara riuh-piuh dari penonton mulai terdengar lalu lalang dan semakin lama semakin menghilang sampai akhirnya aku tersadarkan beberapa saat kemudian setelah Alice mulai menggoyang-goyangkan bahuku sambil berteriak didepan wajahku. Entah sudah berapa lama ia melakukannya aku tidak tahu karna  awalnya  tempat duduk Alice dan tempat duduk ku lumayan berjauhan. Namun entah kapan ia tiba-tiba bisa berada didepanku saat itu. 

"Gracee sadaarr,,,!!! " Teriak Alice. 

Setelah tersadar kembali, aku berusaha untuk melihat ke depan, ke atas panggung dimana Dia berada saat itu. Aku memberanikan diri untuk menatapnya karna aku hanya ingin memastikan apakah itu benar-benar Dia atau bukan. Aku mulai mengangkat kepalaku secara perlahan dan ya, itu memang Dia. Orang yang selama ini selalu aku rindu, orang yang selama ini tidak pernah bisa hilang dari ingatanku. Orang yang bahkan aku sendiri tidak tahu apakah dia masih mengingat nama ku atau oh tidak, bahkan ia mungkin memang tidak pernah tahu aku ada dibumi ini sama sekali karna mengingat kelas kita yang terpaut dua tahun yang artinya dia adalah kakak kelasku dan tentu saja mengingat sekolah ku yang cukup luas dengan jumlah siswa yang sangat banyak tentu saja ia tidak akan tau siapa diriku,dulu. Namun, dialah yang telah berhasil membuat ku tergila-gila hingga berasa ingin gila sungguhan karna terus-terusan memikirkannya.

Gabby Aurora Angelista. Sang malaikat dan sang bintang yang selalu bersinar terang dimata semua orang yang melihatnya, termasuk aku, cahayanya tidak akan pernah pudar sampai kapanpun. 

Dia masih tetap terlihat begitu mempesona, aura bintang nya masih selalu terpancar, bola matanya yang indah membuat siapun yang menatap akan terpikat dan enggan untuk melepaskan pandangan mereka saat menatapnya. Kini dia benar-benar berada dihadapanku. Orang yang selalu ku rindu. 

Tanpa sadar tiba-tiba air mata ini mulai mengalir, dan Alice yang menyadari hal itu mulai berusaha menenangkan kan ku supaya tidak ada yang melihat dan bertanya kenapa dan ada apa. Aku bergegas Berlari ke kamar mandi karna aku berpikir bahwa disana aku akan bisa merasa tenang dan bisa mengontrol perasaan ku yang kini berkecambuk tak karuan. Tak lupa Alice mengejar dan mengikutiku dari belakang. 

Akupun terduduk lemas di atas kloset toilet kamar mandi sembari kembali mengingat apa yang aku lihat tadi di atas panggung, apakah itu benar-benar nyata atau bukan. Terdengar suara Alice menggedor-gedor  pintu dari luar yang berusaha membujukku untuk keluar  namun tidak ku gubris sama sekali. Aku masih asik bermain dengan imajinasi ku sendiri. Semakin lama suara Alice terdengar menghilang, tidak ada suara dobrakan pintu atau semacamnya. Bahkan suara nya memanggil-manggil namaku juga sudah tidak terdengar seperti saat diawal. 

Akupun mulai berdiri dari tempat duduk ku dan mulai membuka pintu.

Deg.....!!! 

Alangkah semakin terkejutnya aku karna ternyata yang berdiri didepan itu adalah Dia. 

"G.. G.. Gaby.??? " Ucap ku terbata-bata saat menyebutkan namanya.Lagi-lagi aku hanya bisa berdiri mematung dihadapannya. Lidahku terasa kelu, dan tubuhku kembali terasa kaku. Aku tidak bisa ber kata-kata lagi. Terlihat Alice sedang memper hatikan dari kejauhan. 

"Eeh,Lu kenapa?? Sakit? Kok pucet gitu??" Gaby terlihat menyelidiki dengan apa yang tengah terjadi. Namun aku hanya menggelengkan kepala karna tidak tau harus menjawab dengan kata apa. Bahkan aku sendiri tidak tahu rupaku seperti apa saat itu. 

"Sini gwe bantu" Sembari mengulurkan tangannya untuk aku raih. Namun bodohnya, tanpa tahu mengapa aku menolak tawarannya. 

"Gwe gak papa kok,, gwe bisa sendiri" Jawab ku berusaha terlihat Santai lalu pergi meninggalkan Gaby disana. Alice yang melihat adegan tersebut langsung terlihat membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat itu. 

"Oo ya dah,, take care ya,, awas ntar jatoh,, " Terdengar suara Gaby memberikan saran yang langsung aku anggukin sebagai tanda iya dan berlalu meninggalkan Gaby sendirian disana. 

Terlihat dari kejauhan David tengah menunggu ku sedari tadi, ada terlihat kekehawatiran dalam raut wajahnya. 

"Beeiib,, kamu gak papa kan?? " Tanya David dengan nada khawatir

"Aku ga papa ko Dev, ga usa khawatir ya,, mungkin aku cuma kecapean tadi". Jawabku seadanya agar yang lainnya juga tidak khawatir melihat kondisiku saat ini. 

" Yaudah,, kita duduk disana aja kalo gitu, agar kamu juga bisa istirahat,, sembari menunjuk bangku kantin yang tidak jauh dari tempat kami berdiri saat ini. Alice hanya mengikuti dari belakang yang dimana posisi David saat ini sedang menggandeng tangan ku. 

"Aku pesenin minum dulu ya". David

" Mmmm". Aku hanya mengangguk saja, biar cepet selesai pikirku. 

"Lu beneran ga papa??" Tanya Alice dengan nada songong namun tetap aja, suara itu terdengar menyelidiki karna Khawatir. 

"Iyaa gwe gak papa". 

" Tadi Lu tau Gaby ada disana tapi kenapa Lu gak ngasi tau gwe??!! Kan jadi malu gwe nya". Dengan nada sedikit kesal. 

"Yaaa lagian gwe juga gak tauuu orangedia tiba-tiba mucul di belakang gwe". Jawab Alice berusaha membela diri. 

" Gimana perasaan Lu sekarang?? Lu gak seneng bisa ngeliat dia lagi?? Dah berapa lama Lu gak liat dia?? Mm tiga atau dua tahun ya??" Alice dengan pertanyaannya yang sudah seperti seorang reporter. 

"Lu bisa gak nanyanya satu-satu?? Bener-bener yaa Lu, dah kek emak-emak kompleks" Jawab ku sinis

"Pala gua pusing niii"

"Yaa dah iyaa,,, 

Hening beberapa saat... 

" Trus sekarang???!!!" Sambil mengangkat salah satu alis dari kedua matanya dengan posisi kedua tangannya yang dilipat diatas meja sembari menatapku dengan tatapan pensaran. 

"Apaan?? " Jawab ku dengan nada yang begitu polos hingga berhasil membuat sahabat ku merasa jengkel. 

"Yaaa pertanyaan gwe dijawaabbb anyiiing". Ucap Alice dengan nada sedikit kesal. Alhasil aku hanya tertawa sejadi-jadinya karna merasa telah berhasil mengerjainya Dan walaupun ujung-ujungnya aku kena semprot. 

" Tampa gwe jawab Lu juga pasti dah tau jawabannya Al".dengan ekspresi yang kembali membuat Alice terlihat sedih. Begitupun aku, karna suaraku yang terdengar parau.

"semua rasa yang gwe punya tentang dia masih tetap sama, gak akan pernah bisa berubah, entah sampai kapan gua juga ga tau". Aku hanya bisa menundukkan kepala sembari melanjutkan penjelasanku ke Alice sahabat ku yang kini terlihat iba sembari memajukan tangan kanannya untuk meraih jemari tangan Ku dan menggenggamnya erat. 

"Jujur, gwe gak nyangka kalo gwe bakalan ketemu dia disini. Tapi intinya gwe seneengg banget, karna setelah tiga tahun lamanya, akhirnya gwe bisa ketemu dan ngeliat senyum dia lagi". 

" Gwe juga ikutan seneng kalo Lu juga seneng, Grace. 

"tapi Lu juga mesti inget kalo Lu masih punya David.". Tegas Alice sambil mengunci tatapannya ke arah pandangan Ku. 

"Iyaaa bawelllll". 

" Dan satu hal lagi,, mungkin Gabby udah punya pasangan dan hal yang selalu gua bilang sama Lu smoga Lu ga lupa kalo dia itu straight,, jadi Lu jangan aneh-aneh dulu sebelum Lu bisa mastiin apakah dia juga bisa mencinta Lu atau nggak ".

Degg.... !!! 

" Gwe gak mau Lu terluka karna hal ini". Terang Alice yang bermaksut memperjelas semua nya. Dan aku hanya bisa meng iyakan walaupun terpancar begitu jelas kalau aku merasa sedih saat ini.

Beberapa menit berlalu, terlihat David tengah membawa botol minuman ditangannya menuju arah dimana aku dan Alice berada saat ini.

" Nih beb minumannya, skalian tadi aku pesenin makanan kesukaan kamu karna aku tau kamu pasti belum sarapan makanya lemes kek tadi,,maaf ya lama". 

"Makasi Dev".

Sembari memberikan senyuman termanis yang bisa aku berikan ke-David walau sebenarnya senyumannya harus dipaksakan karna biar bagaimanapun David adalah satu-satu orang yang selalu peduli terhadapku setelah orang tua ku dan Alice sahabatku tentunya. Selama makan, tidak begitu banyak obrolan yang dibicarakan karna entah kenapa pada saat itu suasana sekitar terasa begitu canggung sehingga membuat semuanya terasa sunyi ditambah lagi karna aku yang merasa tidak mood sama sekali untuk berbicara. 

"Abis ini, aku anterin pulang yaa" Lanjut David. 

"Ga usah, aku bareng Alice aja yaa,soalnya kita berdua tadi  dah janji mau ke suatu tempat dulu sebelum pulang. Yaa kaannn Al..!!?? "

Sambil menendang-nendang kaki Alice yang berada dibawah meja agar Alice meng iyakan ucapanku. 

"Haah, emang kita mu kemann.... 

Akupun langsung menendang kaki Alice untuk yang kedua kalinya dan mengedipkan mata dengan mulut komat kamit agar ia paham dengan apa yang ku maksut. 

" Oooo yayaaa bener,, kita mau ke.. xxxxx kan ya,, sorry lupa gwe... 

Dengan tatapan yang begitu sinis dan Tampa diragukan lagi kalau tatapannya itu seolah-olah ingin meminta penjelasan nantinya "Ada apa lagi ini? ". 

"Ya udah,kalau kamu mau balik duluan ga papa ko Dev, aku kan sama Alice" Jelasku ke pada David. 

"Ooo ya uda deh,, kalau gitu aku duluan ya,, nanti kalau ada apa-apa langsung telfon aja"

"And pulangnya jan lama-lama,, kamu kan udah janji kalo malem ini kita juga ada dinner" Lanjut David

"Iyaa inget kok".

" Tapi beneran nih kamu dah ga papa". Tanya David khawatir

"Iya Deevv,, aku dah gak papa kok,, tenang aja yaa".jawabku berusaha meyakinkan. 

" Hmmm ya dah,, kalo gitu aku balik dulu ya baby ". David. Yang langsung aku anggukin dengan semangat 45.

Davidpun berlalu. Hanya terlihat bayang-bayangnya saja yang sudah terlihat samar dari kejauhan. Namun terlihat sangat jelas meskipun dari jarak yang cukup jauh, aura cool nya yang selalu terpancar,aku akui itu. Cara ia berjalan yang kalau kata orang-orang laki banget yang membuat ia terlihat semakin sempurna. Namun kenapa hati ini tidak bisa mencintai seorang David sampai saat ini??. 

Bayangan David memang sudah menghilang dari sejauh mata memandang, namun suara Alice yang dari tadi merintih kesakitan hingga memaki-maki tidak karuan semakin terdengar jelas ditelinga. Bukannya langsung membantu dan bertanya kenapa atau ada apa, aku malah tertawa sejadi-jadinya karna melihat ekspresi wajah Alice saat itu. Inikah yang dinamakan sahabat laknat? Haha. 

Ya tapi beginilah cerita beserta fakta sesungguhnya didalam sebuah kisah persahabatan. Aku dan Alice tentu nya. 

"Ketika kamu  terjatuh, maka hal pertama kali yang dilakukan oleh sahabatmu ialah menertawakanmu namun perlu kamu ingat satu hal bahwa sahabatmu tidak akan pernah meninggalkanmu sampai ia melihat  dan memastikan dengan baik apakah kamu sudah benar-benar bisa berdiri tegap atau tidak karna sahabatmu tidak akan pernah meninggalkanmu dalam hal apapun dan dalam kondisi apapun itu. "

Dan inilah yang sering terjadi antara kami, Aku dan Alice. 

"Udah..!!!?? " Tanyanya sinis. 

"Sakiittt anjiirrr,, malah ketawa,,, emang laknat Lu Yaa"

"Untung sayang,, kalo kagak,, udahh gua lem.... 

" Al,, " Tiba-tiba tanganku secara sepontan menutupi mulut Alice yang berisik itu sehingga mau tidak mau Alice terdiam. Tampa ba-bi-bu-be-bo aku langsun menarik tangan Alice lalu bergegas meninggalkan tempat itu karna berniat mengejar wanita berbaju putih polos yang tengah berada diparkiran saat itu. 

"Pelann-pelaaann nyet,, kaki gwe sakit inii...!!! " Rintih Alice namun tidak ku hiraukan sama sekali. 

"Mau kemaanaa siiii,, " Lanjutnya dengan nada sedikit kesal. 

Akupun langsung menarik kepala Alice lalu mengarahkan pandangannya kearah dimana seorang wanita dengan tinggi semampai yang body nya langsing dan wajahnya yang selalu bersinar terang dengan cantiknya tengah berdiri disamping kendaraannya saat itu. Alice pun langsung mengerti dengan apa yang aku maksut. Tampa ba-bi-bu-be-bo, aku langsung menarik tangan Alice agar ia mengikuti kemana aku akan pergi. 

Ekspresi Alice?? Please ga usah ditanya karna kalian pasti tau gimana. 

Hahaha.... 

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Riny Anggraini
Hi kak,, terimakasih sudah mau mampir di pf aku... boleh banget kak kalo mau di share bahkan itu merupakan suatu kebanggaan bagi author karna karyanya ada yg meminati...
goodnovel comment avatar
Riny Anggraini
Oh hi kak,, terimakasih sudah mampir...
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
ceritanya menarik padahal baru awal2.. pengen aku share ke sosmed trs tag akun author tp akunnya ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status