Share

Berbicara

Faryn tidak tahu bagaimana cara mengatakannya. Sejak kejadian siang tadi di dalam kamar hotel, setelah Linggar melepaskan bibirnya, otaknya tidak berhenti memutar kembali semuanya. Degup jantungnya juga tidak berdetak normal seperti biasanya.

"Sial," gumam Faryn pelan.

Wajah tertelungkup di atas meja belajar di kamarnya dengan bertumpu pada sebelah tangan. Bahkan saking terlalu fokus pada apa yang terjadi antara dirinya dan Linggar, ia mengabaikan panggilan Hakam.

"Kembalilah berdetak seperti biasanya, Bodoh," katanya kesal. Tangan lainnya memegang dada kiri. Ia tidak berpikir hal seperti ini akan ia alami. Dan, sialnya, yang dikatakan Linggar benar adanya.

Ciuman itu membuat Faryn selalu mengingat pria itu.

Suara ketukan di balik pintu menghentikan makiannya pada diri sendiri. Ditambah lagi dengan panggilan namanya dari suara yqng sudah sangat ia hapal betul.

"Faryn. Kamu ada waktu? Aku perlu bicara," panggil Hakam dengan lembut.

Faryn diam, tidak memberikan jawaban apapun pada pangg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status