Share

Penjelasan untuk Kevin

Kevin kembali dengan membawa satu paperbag dan memberikan cup kopi pada Saka dan Aleana. Ketiganya menikmati kopi yang Kevin beli dan tidak lama kemudian ketiganya naik kedalam pesawat. Aleana dan Kevin duduk di kelas ekonomi sementara Saka duduk dikelas bisnis.

Sebenarnya Saka ingin sekali mengajak Aleana duduk dikelas bisnis sama seperti dirinya namun Saka tidak ingin terlalu terburu-buru hingga membuat Aleana merasa tidak nyaman dan memilih pergi menjauhi dirinya. Saka bersyukur bisa sedekat ini dengan Aleana setelah kesalahannya dulu.

Rute Jakarta – Singapore ditempuh Saka, Alea dan Kevin selama 1 jam dengan menaiki pesawat. Saka memilih untuk tidur mengistirahatkan dirinya agar dirinya leboh fresh saat berada di Singapore sementara Kevin dan Aleana keduanya justru asik mengobrol membahas rasa penasaran Kevin mengenai penjelasan Saka tadi.

“Jadi kamu sama Pak Saka itu satu sekolah?” tanya Kevin to the point.

Aleana mengangguk. “Pak Saka dulu kakak kelasku. Pak Saka anak popular disekolah tentu semua anak disekolah mengenal Pak Saka tapi tidak denganku. Aku dulu kutu buku dan penampilanku bisa dibilang cupu. Aku terlalu sibuk belajar sehingga tidak memikirkan penampilan.”

 Kevin mengangguk sesekali menanggapi cerita Alea.

“Aku sempat pindah sekolah dan Pak Saka pun lulus. Kami tidak pernah bertemu lagi semenjak kepindahanku dan kelulusan Pak Saka. Aku pun baru tau Pak Saka adalah atasanku di hari pertama aku masuk kedalam ruangan Pak Saka.”

Well,

ternyata benar kata orang dunia sempit sekali.”

Aleana mengangguk membenarkan. Aleana tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Saka.

"Kamu nggak sadar kalau perusahaan ini adalah perusahaan keluarga Pak Saka?" tanya Kevin penasaran.

Kania menggelengkan kepalanya. "Aku bahkan tidak tau kalau keluarga Pak Saka itu mempunyai sebuah perusahaan. Dulu kami berteman biasa tanpa tau detail mengenai keluarga masing-masing."

Kevin mengangguk menanggapi jawaban Aleana. “Lalu sekarang setelah bertemu gimana?”

"Enggak gimana-gimana sih, Kak. Aku dan Pak Saka sekarang bersikap profesional aja sebagai karyawan dan atasan."

Kevin menatap Aleana dengan tatapan serius. “Mungkin ini hanya perasaanku saja tapi aku merasa Pak Saka tertarik sama kamu, Alea. I can see it from his eyes. Cara Pak Saka memandang kamu itu berbeda. Aku juga laki-laki. Aku tau betul arti pandangan Pak Saka sama kamu, Alea.”

Aleana hanya diam dan tersenyum kecut. Kevin tidak tau masa lalu Aleana dan Saka. Aleana pun tidak berniat memberitahukannya kepada Kevin karena menceritakannya kembali seperti mengorek luka lama dan membuat luka itu kembali berdarah.

“Itu perasaan Kakak aja. Aku sama Pak Saka nggak ada apa-apa. Lagi pula aku tidak masuk hitungan wanita yang akan disukai Pak Saka.”

Kevin mengerutkan alisnya mendengar ucapan Aleana. “Memangnya apa yang salah dengan kamu Lea sehingga kamu tidak masuk hitungan?”

“Hmmm, Pak Saka dari keluarga terpandang Kak. Aku ini yatim piatu. Lalu Pak Saka itu  pasti suka wanita yang pintar dan cantik. Aku jelas tidak masuk hitungan.”

Kevin menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Alea. “Kamu ini terlalu merendah Alea. Pak Saka tidak akan berfikir seperti itu.”

Aleana hanya tersenyum tipis. Aleana tidak ambil pusing ucapan Kevin. Kevin tidak tau apa yang sudah terjadi diantara dirinya dengan Saka dan lebih baik Kevin tidak mengetahuinya. Bagi Aleana cerita antara dirinya dan Saka sudah berakhir dulu semasa mereka masih duduk dikursi SMA dan tidak akan ada lagi cerita mengenai Aleana dan Saka. Status mereka juga tidak akan berubah hanya sebagai seorang atasan dan bawahan. 

"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Tuhan sudah mengkhendaki, Al." 

Aleana mengangguk membenarkan ucapan Kevin namun untuk urusan dirinya dengan Saka. Aleana selalu berharap kalau tidak ada lagi benang merah yang menautkan dirinya dengan Saka selain hubungan pekerjaan.

"Kalau aku boleh memberi saran. Jangan menutup diri. Aku yakin ada maksud lain dari pertemuan kalian setelah sekian lama," ucap Kevin dengan nada santai.

Aleana hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Kevin. Percakapan mengenai masa lalu pun berakhir. Aleana dan Kevin pun akhirnya sama-sama diam. Kevin memilih memejamkan matanya sementara Aleana memilih memandang hamparan langit biru diluar kaca. Aleana sungguh berharap hari-harinya kedepan baik-baik saja walaupun Aleana sedikit ragu.

Satu jam pun berlalu kini ketiganya sudah sampai di Bandara Internasional Changi Singapore. Ketiganya mengambil bagasi mereka dan bergegas menuju hotel yang biasa dipesan jika Raka atau Saka ada urusan bisnis di Singapore.

Ketiganya segera menempatkan koper mereka masing-masing kedalam kamar mereka dan berkumpul di kamar Saka. Saka duduk di kursi di belakang meja kerjanya sambil sibuk menelepon sementara Kevin dan Alea berkutat dengan laptop mereka duduk di sebuah meja kecil yang terletak tidak jauh dari meja kerja dimana Saka berada. Ketiganya masih sibuk dengan pekerjaan mereka hingga mereka tidak menyadari bahwa jam menunjukan hampir makan siang. 

Aleana pun mengangkat telepon yang berada di sampingnya dan membuat pesanan untuk mereka bertiga makan siang. Selesai membuat pesanan Alea kembali berkutat dengan laptopnya memeriksa dokumen yang akan digunakan Saka nanti. Sementara itu Saka dan Kevin terlihat sedang berdiskusi tentang sesuatu yang Aleana sendiri kurang mengerti. Saka jelas tidak suka melihat Aleana dekat dengan pria lain. Saka pun dengan cepat memutar otak mencari cara menjauhkan mereka.

"Kev, Bang Raka sudah take off  lebih baik kamu bersiap dan jemput Abang."

"Baik, Pak."

Kevin pun berdiri dan pamit undur diri kemudian menuju kamarnya bergegas untuk bersiap-siap. Setelah kepergian Kevin tidak lama kemudian bel kamar Saka berbunyi dan makanan yang Aleana pesan tadi tiba.

Saka dari ujung matanya melihat apa yang Aleana lakukan dan menghela nafas panjang perlahan. Katakanlah Saka pengecut karena menggunakan kekuasaannya untuk menjauhkan Kevin dari Aleana namun untuk saat ini Saka hanya bisa melakukan itu. 

Di masa lalu Saka bisa mendapatkan hati Aleana dengan berjuang. Di masa kini bukankah seharusnya cara yang sama bisa kembali digunakan? Saka hanya perlu berjuang mendapatkan maaf Aleana dan menunjukan perasaannya yang sebenarnya pada Aleana. Bukankah begitu?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status