"Kev! Panggil dokter!"Kevin pun langsung menghubungi pihak hotel dan meminta bantuan mendatangkan seorang dokter ke kamar Aleana lalu kemudian Kevin dengan sigap langsung menghubungi Raka atasannya untuk memberikan kabar.Saka sendiri kini sudah membungkus tubuh Aleana dengan handuk dan mengangkat Aleana keluar dari kamar mandi. Saka dengan cepat mengangkat Aleana ke atas tempat tidur membuat tempat tidur Aleana basah karena Aleana masih mengenakan bajunya. Saka dengan sigap mematikan AC kamar Aleana sementara Kevin melakukan apa yang Saka perintahkan.Sepeninggal Kevin, Saka pun dengan segera mengambil baju Aleana dari dalam koper dan menggantikan baju Aleana. Saka tidak tega membuat Aleana menunggu orang lain untuk datang dan terus menggunakan baju basahnya. Saka akhirnya dengan segera menggantikan pakaian Aleana dan membawa pakaian basah Aleana ke kamar mandi dan menaruhnya dalam kantung laundry bag yang sudah disediakan pihak hotel.Walau membutuhkan usaha untuk menggantikan paka
"Pasien baik-baik saja untuk saat ini. Pasien memang mengalami demam dan berdasarkan cerita Bapak mungkin pasien memiliki riwayat sesak nafas. Namun untuk lebih pastinya saya harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan bertanya langsung pada pasien karena saya perlu mengetahui riwayat kesehatan pasien agar diagnosa saya lebih akurat," ucap sang dokter jaga ruang IGD itu pada Saka.Saka mengangguk menanggapi ucapan sang dokter. Saka merasa sedikit lega setelah tadi dirinya dengan panik membawa Aleana ke bagian gawat darurat. Untungnya Aleana dengan cepat mendapat penanganan medis sehingga kini kondisi Aleana jauh lebih baik. Yang Saka tau Aleana dulu tidak memiliki penyakit asma atau sesak nafas namun seiring berjalannya waktu semua bisa berubah.Aleana terbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah pucat, punggung tangannya terpasang infus dan Aleana tertidur. Sungguh pemandangan yang membuat dada Saka terasa sesak. Saka duduk di samping tempat tidur Aleana menunggu Aleana yang masih
"Apa panic attack yang kamu alami karena ... aku?" tanya Saka dengan nada takut.Aleana yang sedang memejamkan matanya berusaha untuk tidur pun membuka kedua matanya dan menatap langit-langit kamar rawat inapnya. "Kalau saya bilang, iya. Apa Bapak bisa bersikap profesional dan jangan lagi membahas mengenai masa lalu?" tanya balik Aleana dengan nada dingin.Saka mengusap wajahnya dengan gerakkan kasar kemudian menyugar rambutnya dengan kedua tangannya dengan gerakan frustrasi. "Demi Tuhan, Aleana. Aku ingin kita kembali bersama. Aku bener-bener cinta sama kamu. Aku mau memperbaiki semuanya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku. Aku sadar sudah jadi pria berengsek di masa lalu jadi biarkan aku memperbaiki semuanya," ucap Saka dengan nada memohon dan frustrasi di saat yang bersamaan.Aleana menyungingkan senyum sinis. "Tidak ada yang bisa anda perbaiki. Kaca yang hancur tidak bisa anda satukan kembali. Semua sudah hancur di masa lalu.""Jadi benar, aku yang mengakibatkan kamu mengalami pani
Pagi ini Saka kembali ke Jakarta bersama Aleana begitu Aleana diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Sementara itu Raka dan Kevin tetap tinggal di singapura untuk melanjutan urusan bisnis mereka. Aleana awalnya menolak untuk pulang terlebih dahulu karena dirinya merasa tidak enak pada Raka dan Kevin namun Raka meyakinkan Aleana membuat Aleana terbungkam. Aleana pada akhirnya pulang ke Jakarta bersama dengan Saka. FLASHBACK ON. Raka duduk bersebelahan dengan Kevin dan di sebrang mereka ada Saka yang duduk bersebelahan dengan Aleana. Mereka sedang berkumpul di kamar Raka karena Raka ingin menyampaikan sesuatu pada Saka dan Aleana. "Kamu dan Saka pulang saja ke Jakarta. Saya dan Kevin akan tetap di sini menyelesaikan apa yang ada disini..." ucap Raka pada Aleana kemudian Raka menoleh pada Saka, "Dan lo, Kak. Gue minta lo fokus urus kantor aja." "Tapi, Pak ... " "Tidak ada tapi, Aleana. Lebih baik kamu istirahat dan pulihkan diri kamu terlebih dahulu. Kalau saya tetap mempert
Jason mulai menyelidiki Aleana sesuai permintaan Saka. Saka sendiri mulai berusaha memenuhi permohonan Aleana selama dirinya menunggu hasil penyelidikan Jason. Saka merasa ada hal lain yang sudah terjadi dan membuat Aleana begitu berubah. Saka memulai harinya seperti biasa. Saka datang ke kantor dan mendapati Aleana sudah berada di meja kerjanya berkutat dengan komputer dihadapannya bersama dengan Lili. Saka menghela nafas kecil dan berusaha fokus dengan pilihannya untuk berusaha memenuhi permohonan Aleana untuk bersikap profesional.Pintu ruang kerja Saka diketuk. Saka yang sedang memakan sarapannya pun hanya tetap fokus dengan roti sarapannya. Dari ujung matanya, Saka bisa melihat bahwa pintu terbuka dan Aleana masuk ke dalam ruang kerjanya. Aleana berjalan mendekati meja kerja Saka."Selamat Pagi, Pak. Saya kesini mau menyampaikan jadwal Bapak hari ini," ucap Aleana yang baru masuk dan berdiri di hadapan Saka.Saka hanya mengangguk sambil memakan roti sarapannya dan mendengarkan j
Aleana muda menangis. Usíanya bahkan belum sampai 20 tahun, tetapi kemalangan terus berdatangan singgah dalam kehidupannya. Setelah ayah dan ibunya meninggal, día kini tidak dapat menemukan tempat berlindung.Gadis itu dengan susah payah menyeret kakinya, berusaha pergi secepat mungkin. Dia tidak diterima di mana pun. Tidak oleh keluarga besarnya, tidak juga oleh kekasihnya. Pria yang ia anggap kekasih itu bahkan tidak dapat Alena temui. Aleana malah bertemu dengan Ibu sang kekasih yang dengan tega malah mengusir dan menghinanya.Rasanya, Alena ingin menyusul kedua orang tuanya. Sayang, akal sehat tidak membiarkannya. Dengan sisa tenaga yang ia miliki Aleana menyusuri jalanan sambil memegangi perutnya yang terasa sakit, Alena pergi terlunta-lunta di jalan sambil memegang perutnya. Dia bersumpah tidak akan menjalin hubungan lagi dengan siapa pun.Sebelum kesadarannya menghilang, seorang perempuan paruh baya dengan gurat wajah ramah mendekatinya. Alena dapat mendengar kepanikan dari su
Aleana Winona. Wanita berumur 25 tahun yang memiliki paras cantik. Rambutnya berwarna coklat alami tanpa harus dicat terlebih dahulu. Matanya cantik dengan bola mata berwarna coklat membuat siapa pun yang menatapnya iri dibuatnya. Kulitnya putih pucat dan bersih. Tubuhnya tinggi semampai dan proporsional bak model professional. Siapapun yang menatap Aleana tidak akan bosan.Namun kecantikan Aleana ternyata tidak membuat hidupnya lantas memiliki cerita yang cantik seperti parasnya. Wanita berumur 25 tahun ini mengalami banyak peristiwa yang dialaminya hingga kini Aleana tinggal di sebuah panti asuhan.Aleana melangkah memasuki lobi sebuah perkantoran sambil mendekap ijazah sarjananya dan cv miliknya. Aleana kesana kemari melamar pekerjaan dan berharap salah satu dari tempat yang ia kunjungi menerimanya sebagai salah satu karyawan mereka.Aleana menunggu di depan ruang HRD, hari ini Alea memiliki jadwal interview di Diratama Corporation. Sejujurnya Aleana sangat berharap dapat diterima
“Hallo Leana,” Tubuh Aleana membeku. Didunia yang begitu luas kenapa Aleana kembali bertemu dengan pria ini lagi. Aleana pun berusaha menguatkan dirinya. Leana sudah mati yang kini berdiri adalah Aleana. “Apa kabar? Kamu ... ” Aleana awalnya hanya diam. Alea masih kaget namun Alea dengan cepat berusaha menguasai dirinya. “Perkenalkan nama saya Aleana, Bapak bisa memanggil saya Alea. Saya yang akan menggantikan Mbak Liliana untuk bekerja menjadi sekertaris Bapak,” jawab Aleana dengan nada sesopan mungkin. Saka terkejut. Untuk apa Aleana memperkenalkan dirinya lagi? Apa Aleana lupa dengan dirinya? Pertanyaan itu kini bersarang dikepala Saka. Setelah bertahun-tahun mencari Aleana kini Saka menemukannya. Aleana yang dulu dipanggil Leana adalah wanita yang berhasil membuat Saka merasa bersalah hingga kini. "Leana ... “ “Maaf, Pak. Nama saya Alea. Saya sudah belajar beberapa hal dengan Mbak Lili hari ini mungkin ada hal lain yang ingin bapak saya pelajari?” tanya Aleana dengan nada s