Share

Bab 17

"Heh ... kamu disuruh pulang cepat sama papa dan mama! Enggak usah kelayapan, dasar cewek nakal!"

Nindya terperanjat mendengar suara perempuan yang mengumpatnya. Siapa lagi kalau bukan Raya. Entah apa yang membuat gadis itu begitu benci kepadanya. Padahal jelas-jelas ia sudah berusaha untuk menjauhi Andy.

"Ya ampun, kakak'ku yang manis. Marah-marah mulu, nggak capek ya marah-marah? Awas lho nanti kamu cepat tua," sindir Nindya.

"Apa kamu bilang? Jaga mulut kamu ya! Tolong sopan sedikit sama orang yang lebih tua, aku ini kakakmu! Hormati aku!!"

"Wah ... ngaku ya, udah tua? Kasihan ... makanya jangan suka marah-marah. Marah-marah itu tidak baik untuk kesehatan, oke, Kakak? Terserahlah mau bilang apa, aku harus kerja mencari uang, itu lebih baik daripada harus meladeni kamu."

Nindya sudah berlalu bersama Dio, sang kekasih, ia meninggalkan gadis itu sendirian.

"Dasar cewek ga punya akhlak! Aku aduin kamu sama papa dan mama, biar tahu rasa," ucap Raya sekali lagi dalam hatinya. Ia menatap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status