Share

Bab 22

Mentari bersinar dengan cerahnya. Nindya sudah bersiap hendak pergi kuliah. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan balutan dress berwarna krem, juga bandana pita dengan warna senada menghiasi rambutnya.

"Pa, Ma ... Nindya berangkat kuliah ya," Nindya mencium punggung tangan orang tuanya bergantian.

"Berangkat sama siapa, Nin?" tanya Rendy.

"Sudah, kamu berangkat sama Raya saja. Bukannya kamu baru saja sembuh, jangan terlalu dibawa capek, apalagi bawa motor sendiri." tegur Kiara.

Raya mendengus kesal mendengar saran yang disampaikan mamanya. Seketika ia melipat kedua tangannya di depan dada. "Raya berangkat sama Andy, jangan aneh-aneh deh."

"Nggak apa-apa kan, kalo Nindya bareng sama kalian? Andy juga bawa mobil, yang numpang cuman kalian berdua. Masa enggak cukup?"

"Benar kata Mama kamu. Nggak kasihan sama adikmu? Adikmu baru saja sembuh lho ... kamu tega nyuruh dia bawa motor sendiri?" Rendy turut mendukung saran Kiara.

"Mama sama Papa kok memojokkan aku? Kalian sebenarnya cuman say
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status