Share

Bab 19 Rencana

Author: Shakeel
last update Last Updated: 2025-05-02 18:53:40

Santi menghubungi Yana, dia meminta Yana bekerjasama dengannya. Yana setuju, kali ini rencananya harus benar-benar matang dan berhasil.

"Kali ini harus berhasil, San. Jangan sampai gagal lagi," pinta Yana di sambungan telepon.

"Oke, kita pastikan semua berjalan sesuai rencana," ucap Santi penuh keyakinan.

Usai menghubungi Yana, Santi langsung menghubungi Ipul, tapi nihil, beberapa kali dia menghubungi tapi tidak ada jawaban. Kali ini Santi memberanikan diri datang langsung menemui Ipul.

***

"Aku ke rumahmu, Kak. Aku bawain masakanku mau?" tanya Amel di ujung telepon saat mendengar kabar Ipul sakit.

Amel bersikap manis, dia ingin mencoba memperbaiki hubungannya dengan Ipul.

"Terima kasih, Mel. Kamu mau ke sini aja aku sudah senang, nggak usah bawa apa-apa," jawab Ipul.

Ipul merasa Amel jadi lebih manis, dia tidak akan mengulangi kesempatan kedua ini.

Sambungan telepon dimatikan, Amel membuat bubur dan akan menuju rumah Ipul.

Tidak butuh waktu lama, sekitar satu jam Amel sudah b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 20 Hujan kebahagiaan

    "Apa mungkin saat kejadian dulu sama Gilang, Santi juga yang menghubungi Ipul buat datang, dia juga yang kirim foto pas aku sama Gilang makan di kantin. Dia pasti sudah susun rencana, aku harus hati-hati," batin Amel sambil memikirkan apa rencana Santi selanjutnya. "Tapi aku puas kali ini bisa buat Santi ditegur Ipul," lanjut Amel sambil tersenyum."Mel, ketawa sendiri," ucap Eni mengagetkan Amel. Amel menoleh ke belakang, Eni sudah berdiri di sana. Amel menceritakan semua kejadian tadi, Eni pun ikut tertawa mendengar semuanya. "Tapi, Mel, kayanya setelah ini Santi malah akan buat rencana yang lebih heboh. Dia nggak mungkin berhenti walaupun sudah di tegur," ucap Eni penuh penekanan. "Kamu benar, En, aku harus kasih tahu Ipul supaya dia nggak mudah percaya," jawab Amel. Eni pun mengajak Amel melanjutkan kerjaannya dan nanti ceritanya setelah selesai kerja. ***Santi terlihat kesal dengan ucapan Ipul, dia tidak menyangka Ipul semarah itu. "Aku harus benar-benar cari cara supaya m

    Last Updated : 2025-05-03
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 21 Bersalah

    Hujan yang turun sangat deras, juga membuat Eni dan Supri makan bakso bersama. Eni memang sengaja mengajak Supri bertemu, Eni menceritakan semua kejadian tadi. Supri yang mendengar itu tampak geram. "Aku akan terus awasi Santi, dia nggak boleh sakitin Amel," Supri membatin dalam hati. Setelah hujan mulai reda, di saat Gilang sudah antar Amel pulang, Supri juga mengantar Eni pulang. "Jalannya tumben macet ya, En. Biasanya nggak kan ya," tanya Supri merasa heran karena jalanan itu macet dan sangat ramai. "Entah, Pri. Apa karena baru reda jadi orang-orang baru keluar," jawab Eni juga yang merasa heran. "Pak, kok macet gini ada apa?" tanya Supri ke bapak tua di tepi jalan."Di depan ada kecelakaan, Mas. Truk nambrak motor, orangnya katanya mental jauh, tapi sudah di bawa ambulance tadi," jelas bapak itu. "Astaqfirullah," ucap Supri dan Eni hampir bersamaaan."Terima kasih, Pak," ucap Supri. Bapak itu tersenyum mengangguk dan mengingatkan Supri untuk hati-hati karena jalanan licin.

    Last Updated : 2025-05-04
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 22 Kenyataan pahit

    Supri yang mendapat kabar dari Amel segera menuju rumah sakit sejahtera. Dia ingin membuktikan sendiri apakah benar semuanya atau hanya mimpi. "Sus, tadi apa ada pasien kecelakaan dari jalan anggrek yang di bawa ke sini?" tanya Supri kepada suster jaga setibanya di rumah sakit."Iya, Mas, benar, pasien masih di UGD," jelas Suster.Supri mengangguk mengucap terima kasih, dia melangkah menuju ruang UGD. Dari kejauhan sudah terlihat Om Resa dan Tante Wati berada di sana. Supri bersalaman dengan mereka dan menanyakan bagaimana kejadiaanny, dia juga bercerita dia mendapat kabar dari Amel. Pak Resa menceritakan seperti yang polisi ceritakan. "Tadi aku juga lewat jalan anggrek, Om. Aku juga dengar seperti itu, aku sempat melihat motor Gilang, beberapa kali aku hubungi Gilang tapi tidak ada jawaban. Aku berharap ini mimpi," jelas Supri dengan nada sedih. Saat mereka mengobrol, Amel dan Eni tiba di sana. Mereka bersalaman dengan orang tua Gilang. Bu Wati menatap Amel seakan marah padanya.

    Last Updated : 2025-05-05
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 23 Lupa ingatan

    Bu Wati memandang Amel masih dengan wajah sedih."Mel, Dokter Rian bilang, Gilang, Gilang cidera di kepala dan kemunginan untuk sementara waktu Gilang lupa ingatan, jelas Bu Wati lemas. Amel yang mendengar itu tak bisa menahan air matanya. Dia langsung memeluk Bu Wati, Amel merasakan badan Bu Wati lemas dan akhirnya Bu Wati pingsan di pelukan Amel. "Nte, Tante," teriak Amel.Mereka semua yang di sana kaget dengan teriakan Amel. "Aku panggil suster," ucap Eni cepat berlari mencari bantuan.Tak lama suster datang membawa ranjang pasien yang di dorong. Bu Wati mendapat perawatan. "Mbak," panggil suster yang keluar dari ruangan perawat Gilang. "Iya, Sus," jawab Eni, Eni saat itu berjalan paling belakang. "Pasien sudah sadar, boleh kalau mau di lihat," jelas Suster. "Iya, Sus, terima kasih. Saya kabari orang tuanya, tadi ibunya pingsan, Sus," jawab Amel menjelaskan. Suster itu mengangguk dan masuk lagi ke dalam.Di depan ruang perawatan Bu Wati. Amel duduk dan masih menangis, di sa

    Last Updated : 2025-05-06
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 24 Sebuah Keputusan

    Di kantin rumah sakit, Amel dan Supri sedang menunggu pesanan mereka tiba. Mereka memesan minuman, makanannya mereka bungkus karena ingin makan bersama di ruang rawat Bu Wati. "Mel, kenapa dari tadi bengong terus?" tanya Supri membuyarkan lamunan Amel."Aku merasa bersalah, Pri. Andai Gilang nggak aku ajak ketemu, pasti sekarang dia masih sehat," ucap Amel mulai meneteskan air mata kembali. Supri hanya bisa menghela nafas panjang, dia paham apa yang Amel rasakan. "Kamu nggak boleh sedih dan terus merasa bersalah gini, Mel. Jika Gilang tahu, dia pasti sedih, aku yakin Gilang nggak akan nyalahin kamu," Supri memberikan semangat kepada Amel. "Maaf, Mas, Mbak, pesanannya sudah siap," tiba-tiba pelayanan memberikan pesanan mereka."Terima kasih, Mbak. Ayo, Mel kita ke ruang Tante lagi," ajak Supri lalu Amel mengikutinya. ***Pak Resa sudah selesai mengurus administrasi ruang rawat Gilang, dan Gilang juga sudah dipindahkan di ruang rawat. Saat itu Gilang sudah sadar, dia terlihat suda

    Last Updated : 2025-05-07
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 1 Pertemuan

    “Maaf lama ya, Mel?” sapa Tika.“Iya, lumayan, sudah hampir setengah jam aku tunggu kamu,” jawab Amel sedikit emosi. “Maaf, Mel, tadi jalanan macet. Ayo kita berangkat saja, yuk!” ajak Tika menggandeng tangan Amel menuju loket stasiun. Tika, sahabat dekat Amel sejak kecil. Hari ini mereka sudah janjian untuk melamar pekerjaan bareng di Jakarta, tapi karena jalanan macet Tika datang terlambat dan membuat Amel sedikit marah. “Semoga kita bisa keterima dan kerja bareng, ya,” ucap Tika mencairkan suasana karena terlihat Amel diam saja.Amel hanya tersenyum menanggapi ucapan Tika.Ya, Amel dan Tika memang dekat, mereka bersekolah TK dan SD bareng tapi terpisah saat melanjutkan SMP hingga sekarang. Meski begitu, mereka selalu komunikasi dan kini mereka ingin melamar pekerjaan ini karena ingin bareng lagi. “Diinformasikan, hati-hati jalur dua dari arah barat, jalur dua dari arah barat, akan masuk kereta api dengan tujuan akhir Stasiun Jakarta, harap berhati-hati dan tidak melintas di jal

    Last Updated : 2025-01-18
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 2 Dia lagi

    “Kamu kenapa, kelihatannya tegang banget. Siapa namamu?” tanya Pak Sandi ke arah Amel.“Sa-Saya ... saya Amel, Pak,” jawab Amel dengan nada gugup. “Kalian nggak usah tegang, saya nggak gigit,” ucap Pak Sandi sambil tersenyum dan mempersilakan mereka duduk.Amel melirik Tika, Amel berpikir bagaimana bisa orang yang tadi membuat Amel hampir marah ternyata gokil juga. Terus tadi kenapa dia tidak minta maaf, Amel masih saja penasaran, tapi takut untuk bertanya langsung.“Bisa enggak diterima aku kalau aku bahas kejadian tadi, harus benar-benar lupain,” guman Amel dalam hati.“Perkenalkan nama saya Sandi Pratama, panggil aja Sandi, saya yang akan memeriksa kelengkapan berkas lamaran kalian. Sekaligus, saya juga yang akan interview kalian. Sebelumnya di sini saya akan menjelaskan, bahwa setelah ini kalian juga harus mengikuti tes tertulis dan tes praktik lain. Apa kalian siap?” jelas Pak Sandi panjang lebar. “Kami siap,” jawab Amel dan Tika berbarengan.Akhirnya, setelah seharian, selesai

    Last Updated : 2025-01-18
  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 3 Ada apa

    Malam hari, Amel dan Tika sedang mengobrol melalui sambungan telepon. Amel menceritakan jika dirinya bertemu dengan Pak Sandi dan juga menceritakan kejadian tadi. Tika yang mendengar, tertawa mendengar cerita Amel. Amel juga menceritakan pertemuannya dengan Eni yang begitu baik.Tika juga menceritakan bagaimana hari pertamanya bekerja, dia juga merasa nyaman. Tika mengajak Amel untuk bertemu jika mereka libur.“Eh, Mel, kayaknya benar apa yang Eni bilang. Hati-hati, kalau ketemu Pak Sandi lagi kamu jatuh cinta.” Terdengar suara Ketika tertawa di ujung telepon, lalu telepon mati begitu saja. Amel sengaja mematikan telepon karena mendengar ucapan Tika tadi. Amel menaruh teleponnya dan memutuskan untuk tidur. Keesokan pagi, di perjalanan Amel merasa motor yang dikendarai seperti bergoyang. Amel mengecek dan ternyata ban motornya kurang angin. “Duh, bengkel jauh lagi, olahraga nih pagi-pagi,” gerutu Amel sendiri sambil mendorong motornya. Tapi tiba-tiba, dari arah belakang seakan ada

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 24 Sebuah Keputusan

    Di kantin rumah sakit, Amel dan Supri sedang menunggu pesanan mereka tiba. Mereka memesan minuman, makanannya mereka bungkus karena ingin makan bersama di ruang rawat Bu Wati. "Mel, kenapa dari tadi bengong terus?" tanya Supri membuyarkan lamunan Amel."Aku merasa bersalah, Pri. Andai Gilang nggak aku ajak ketemu, pasti sekarang dia masih sehat," ucap Amel mulai meneteskan air mata kembali. Supri hanya bisa menghela nafas panjang, dia paham apa yang Amel rasakan. "Kamu nggak boleh sedih dan terus merasa bersalah gini, Mel. Jika Gilang tahu, dia pasti sedih, aku yakin Gilang nggak akan nyalahin kamu," Supri memberikan semangat kepada Amel. "Maaf, Mas, Mbak, pesanannya sudah siap," tiba-tiba pelayanan memberikan pesanan mereka."Terima kasih, Mbak. Ayo, Mel kita ke ruang Tante lagi," ajak Supri lalu Amel mengikutinya. ***Pak Resa sudah selesai mengurus administrasi ruang rawat Gilang, dan Gilang juga sudah dipindahkan di ruang rawat. Saat itu Gilang sudah sadar, dia terlihat suda

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 23 Lupa ingatan

    Bu Wati memandang Amel masih dengan wajah sedih."Mel, Dokter Rian bilang, Gilang, Gilang cidera di kepala dan kemunginan untuk sementara waktu Gilang lupa ingatan, jelas Bu Wati lemas. Amel yang mendengar itu tak bisa menahan air matanya. Dia langsung memeluk Bu Wati, Amel merasakan badan Bu Wati lemas dan akhirnya Bu Wati pingsan di pelukan Amel. "Nte, Tante," teriak Amel.Mereka semua yang di sana kaget dengan teriakan Amel. "Aku panggil suster," ucap Eni cepat berlari mencari bantuan.Tak lama suster datang membawa ranjang pasien yang di dorong. Bu Wati mendapat perawatan. "Mbak," panggil suster yang keluar dari ruangan perawat Gilang. "Iya, Sus," jawab Eni, Eni saat itu berjalan paling belakang. "Pasien sudah sadar, boleh kalau mau di lihat," jelas Suster. "Iya, Sus, terima kasih. Saya kabari orang tuanya, tadi ibunya pingsan, Sus," jawab Amel menjelaskan. Suster itu mengangguk dan masuk lagi ke dalam.Di depan ruang perawatan Bu Wati. Amel duduk dan masih menangis, di sa

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 22 Kenyataan pahit

    Supri yang mendapat kabar dari Amel segera menuju rumah sakit sejahtera. Dia ingin membuktikan sendiri apakah benar semuanya atau hanya mimpi. "Sus, tadi apa ada pasien kecelakaan dari jalan anggrek yang di bawa ke sini?" tanya Supri kepada suster jaga setibanya di rumah sakit."Iya, Mas, benar, pasien masih di UGD," jelas Suster.Supri mengangguk mengucap terima kasih, dia melangkah menuju ruang UGD. Dari kejauhan sudah terlihat Om Resa dan Tante Wati berada di sana. Supri bersalaman dengan mereka dan menanyakan bagaimana kejadiaanny, dia juga bercerita dia mendapat kabar dari Amel. Pak Resa menceritakan seperti yang polisi ceritakan. "Tadi aku juga lewat jalan anggrek, Om. Aku juga dengar seperti itu, aku sempat melihat motor Gilang, beberapa kali aku hubungi Gilang tapi tidak ada jawaban. Aku berharap ini mimpi," jelas Supri dengan nada sedih. Saat mereka mengobrol, Amel dan Eni tiba di sana. Mereka bersalaman dengan orang tua Gilang. Bu Wati menatap Amel seakan marah padanya.

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 21 Bersalah

    Hujan yang turun sangat deras, juga membuat Eni dan Supri makan bakso bersama. Eni memang sengaja mengajak Supri bertemu, Eni menceritakan semua kejadian tadi. Supri yang mendengar itu tampak geram. "Aku akan terus awasi Santi, dia nggak boleh sakitin Amel," Supri membatin dalam hati. Setelah hujan mulai reda, di saat Gilang sudah antar Amel pulang, Supri juga mengantar Eni pulang. "Jalannya tumben macet ya, En. Biasanya nggak kan ya," tanya Supri merasa heran karena jalanan itu macet dan sangat ramai. "Entah, Pri. Apa karena baru reda jadi orang-orang baru keluar," jawab Eni juga yang merasa heran. "Pak, kok macet gini ada apa?" tanya Supri ke bapak tua di tepi jalan."Di depan ada kecelakaan, Mas. Truk nambrak motor, orangnya katanya mental jauh, tapi sudah di bawa ambulance tadi," jelas bapak itu. "Astaqfirullah," ucap Supri dan Eni hampir bersamaaan."Terima kasih, Pak," ucap Supri. Bapak itu tersenyum mengangguk dan mengingatkan Supri untuk hati-hati karena jalanan licin.

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 20 Hujan kebahagiaan

    "Apa mungkin saat kejadian dulu sama Gilang, Santi juga yang menghubungi Ipul buat datang, dia juga yang kirim foto pas aku sama Gilang makan di kantin. Dia pasti sudah susun rencana, aku harus hati-hati," batin Amel sambil memikirkan apa rencana Santi selanjutnya. "Tapi aku puas kali ini bisa buat Santi ditegur Ipul," lanjut Amel sambil tersenyum."Mel, ketawa sendiri," ucap Eni mengagetkan Amel. Amel menoleh ke belakang, Eni sudah berdiri di sana. Amel menceritakan semua kejadian tadi, Eni pun ikut tertawa mendengar semuanya. "Tapi, Mel, kayanya setelah ini Santi malah akan buat rencana yang lebih heboh. Dia nggak mungkin berhenti walaupun sudah di tegur," ucap Eni penuh penekanan. "Kamu benar, En, aku harus kasih tahu Ipul supaya dia nggak mudah percaya," jawab Amel. Eni pun mengajak Amel melanjutkan kerjaannya dan nanti ceritanya setelah selesai kerja. ***Santi terlihat kesal dengan ucapan Ipul, dia tidak menyangka Ipul semarah itu. "Aku harus benar-benar cari cara supaya m

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 19 Rencana

    Santi menghubungi Yana, dia meminta Yana bekerjasama dengannya. Yana setuju, kali ini rencananya harus benar-benar matang dan berhasil. "Kali ini harus berhasil, San. Jangan sampai gagal lagi," pinta Yana di sambungan telepon. "Oke, kita pastikan semua berjalan sesuai rencana," ucap Santi penuh keyakinan. Usai menghubungi Yana, Santi langsung menghubungi Ipul, tapi nihil, beberapa kali dia menghubungi tapi tidak ada jawaban. Kali ini Santi memberanikan diri datang langsung menemui Ipul. ***"Aku ke rumahmu, Kak. Aku bawain masakanku mau?" tanya Amel di ujung telepon saat mendengar kabar Ipul sakit.Amel bersikap manis, dia ingin mencoba memperbaiki hubungannya dengan Ipul. "Terima kasih, Mel. Kamu mau ke sini aja aku sudah senang, nggak usah bawa apa-apa," jawab Ipul. Ipul merasa Amel jadi lebih manis, dia tidak akan mengulangi kesempatan kedua ini. Sambungan telepon dimatikan, Amel membuat bubur dan akan menuju rumah Ipul. Tidak butuh waktu lama, sekitar satu jam Amel sudah b

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 18 Kesempatan kedua

    Liburan telah usai, semua sudah kembali ke pekerjaan masing-masing. Hubungan Ipul dan Amel seakan di ambang kehancuran, semakin hari semakin menjauh tapi belum ada kata putus di antara mereka. Sementara, Yana dan Gilang terlihat seakan terang-terangan mendekati Amel. Berbeda dengan Supri, Supri memakai cara halus untuk mendekati Amel. Eitts, tunggu, bukan main dukun ya, tapi Supri menjadi teman curhat Amel. Supri memantau hubungan Amel dan Ipul melalui cerita-cerita Amel.***Amel terlihat berjalan ke parkiran, di sana Ipul sengaja menunggu. Ipul langsung meminta Amel naik ke motor, tidak ada penolakan dari Amel, Amel mengikuti perintah Ipul. Ipul membawa Amel ke sebuah cafe, Ipul ingin berbicara serius dengan Amel."Mau pesan apa, Mel," tanya Ipul. "Es capucino aja," jawab Amel singkat."Aku pesenin cemilan ya," ucap Ipul, tapi Amel hanya diam saja. Ipul memesan minum dan beberapa cemilan. "Langusng aja mau apa lagi?" segah Amel kepada Ipul. "Sabar, Mel, kita nunggu makanan data

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 17 Janggal

    Eni yang melihat Amel baru datang bertanya mengapa Amel lama sekali, Amel berbohong dia bilang sakit perut, Eni percaya begitu saja tanpa banyak tanya. Acara malam itu berjalan lancar, semua merasa senang dan tentu saja kenyang. Pukul sebelas malam semua sudah kembali ke tempat penginapan, Pak Zio meminta semua untuk istirahat dan mengingatkan kembali jika besok pukul sepuluh harus sudah siap. Pak Zio juga memperingatkan kepada semua untuk langsung istirahat dan tidak lagi ada yang masih berada di luar. *** Pagi harinya, Amel memutuskan untuk jalan-jalan, dia ingin melihat matahari terbit di tepi pantai. Amel membangunkan Eni tapi Eni bilang itu tidak terlihat lalu Eni melanjutkan tidurnya. Entah firasat apa yang membuat Amel melangkah keluar walaupun tidak bisa melihat matahari terbit. Udara pagi itu sangat dingin tapi Amel terus melangkah dan menikmatinya, dia menghirup embun pagi, merasakan kelegaan dalam dirinya. Dari arah belakang, Yana mengikuti Amel, dia memanggil Amel ya

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 16 Kebetulan macam apa

    Setelah Amel dan teman-temannya selesai makan, mereka memutuskan untuk kembali ke penginapan. Selain cuaca yang sudah sangat panas, baju mereka juga sudah basah kuyup. Amel langsung mengambil handuk dan mandi, kemudian dia memilih untuk istirahat. "Tadi sama Gilang ngobrol apa, Mel, keliahatannya serius banget," tanya Eni yang tiduran di samping Amel. Amel menoleh ke arah Eni, dia menatap Eni dan menarik nafas dalam. Amel menceritakan semua yang dia obrolin dengan Gilang. Amel juga bilang ke Eni kalau dia merasa tidak enak karena sudah mengingatkan Gilang pada masa lalunya. Amel juga menceritakan ternyata Gilang dan Ipul pernah bicara empat mata membahas tentang Santi. "Sudahlah, Mel, kamu jadi nggak penasaran kan, Gilang juga mau cerita tanpa paksaan kamu, dia sendiri yang mau jadi nggak usah merasa bersalah," ucap Eni menenangkan Amel.Amel mengangguk tersenyum lalu dia bilang mau tidur dulu karena capek. Baru saja Eni mau menyusul Amel tidur, baru mau menutup mata, terdengar s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status