Share

Janda Kesayangan Brondong Kaya
Janda Kesayangan Brondong Kaya
Penulis: Raisya_J

1. Dicerai

"Lebih baik kamu pergi saja dari sini! Buat apa punya istri cantik, tapi gak bisa ngasih keturunan!" Seorang lelaki melemparkan koper istrinya ke halaman.

"Yang, tolong jangan kayak gini! Ingat rumah tangga kita sudah berjalan hampir enam tahun lamanya." Istri dari lelaki tersebut terduduk di lantai rumah yang selama ini menjadi saksi bisu atas manisnya rumah tangga mereka.

Hanya saja sekarang rumah tangga ini harus hancur, lantaran selingkuhan suaminya hamil dan dia tidak kunjung mengandung sampai sekarang. Dia dituduh mandul oleh suami berserta pelakor.

"Usir sama cerain aja, Yang! Aku gak mau dimadu, lebih baik aku gugurin aja anakmu ini!" selingkuhan lelaki tersebut mengancam dengan melirik sinis kepada istri sahnya.

"Jangan dong, Sayang! Aku sudah sangat lama nunggu kehadiran bayi kecil di rumah ini." Lelaki itu mengecup selingkuhannya di depan wanita yang masih berstatus istri sahnya, tanpa memikirkan perasaaan sang istri. "Haura Nafisah binti Wibowo Nugroho aku talak kamu! Sekarang kamu bukan istriku lagi! Aku bebaskan kamu dari rumah tangga ini, jadi kamu bisa pergi dari sini sekarang juga!" usir Niko, suami dari Haura.

"Kalau kamu usir aku, aku harus ke mana lagi? Kamu tahu 'kan aku hanya sebatang kara?" Haura menggigit bibir bawahnya, dia bingung mau ke mana setelah ini.

Niko melemparkan ATM berserta beberapa barang yang lain untuk Haura mantan istrinya itu bertahan hidup. "Ini, atas kompensasi kamu menemaniku dari nol! Aku tahu kamu gak akan bisa hidup tanpaku karena hanya lulusan SD, jadi aku berikan rumah sekaligus satu toko untuk kamu mencari uang!"

"Yang, kok kamu kasih dia itu sih?" selingkuhan Niko yang bernama Lilis, dia merasa tidak terima harta milik ayah di rahimnya diberikan kepada mantan istri Niko tersebut.

"Biarlah, Sayang! Lagi pula dia sudah menemaniku dari nol, anggaplah itu bayaran atas dia mau menemaniku selama ini. Lagi pula, hartaku masih banyak buat calon anak kita ini." NIko mengelus perut Lilis yang masih rata.

"Yasudah. Kali ini aku maafkan, kalau gitu kita masuk saja ke dalam." LIlis merangkul mesra lelaki yang akan menjadi suaminya ini dalam waktu dekat. "makanya, jadi cewek jangan mandul!" Lilis masuk ke dalam rumah lalu mengunci pintu.

Sedangkan Haura, dia masih duduk di halaman rumah yang susah payah dia bangun bersama dengan sang suami dulu, walau dia mendapatkan rumah pengganti tetapi tetap saja perasaannya menjadi sangat sedih sekali.

Haura memilih memungut semua barang yang dilemparkan Niko, lalu memasukannya ke dalam mobil yang tentu saja adalah miliknya. Dia menyeka air mata yang tersisa di wajahnya, lalu mulai menyalakan mobil untuk melaju menuju rumah baru yang akan dia diami untuk sekarang dan ke depannya.

Jujur, sekarang dirinya sangat kecewa sekali atas sikap suaminya yang menghianati dirinya, padahal dia mengorbankan semua dan terus bersama disaat lelaki itu susah. Namun, saat Niko sudah berada di atas, lelaki itu malah berselingkuh dengan pembantu mereka sendiri, betapa sakit sekali hati Haura. Apalagi kedua orang itu malah sempat-sempatnya mengejek dirinya mandul, padahal tidak ada bukti sama sekali.

"Aku gak nyangka kalau kamu akan menghianatiku seperti ini!" Haura memukul dasbor mobilnya dengan kuat.

Dia terus melaju sampai tidak sadar sudah sampai di rumah baru yang akan dirinya tempati, wanita itu menurunkan semua barangnya sebelum membuka kunci. Lalu beranjak masuk sambil menatap ke setiap sudut rumah.

*

Haura sudah membersihkan dan merapikan barangnya, wanita itu merasa sangat lapar sekali lalu memilih untuk membeli makanan di sekitar sini. Dia memilih berjalan kaki saja, karena ingin menghirup udara segar sambil menjernihkan pikiran yang terasa sangat kusut sekali.

Bruk!

"Maaf, aku gak sengaja!" Haura meminta maaf kepada seseorang yang dia tabrak, tanpa melihat siapa gerangan orang tersebut.

"Kalau jalan, pakai mata dong!" terdengar suara sangat ketus sekali, membuat emosi Haura menjadi tersulut.

"Aku udah minta maaf, ya, jadi gak usah berkata kasar kayak gitu!" Haura mendongakkan kepalanya, ternyata yang dia tabrak adalah seorang lelaki tampan.

Lelaki tampan itu menurunkan kacamatanya, mereka pun saling pandang sebentar karena sama-sama saling terpesona akan penampilan masing-masing.

"Maaf, aku kira siapa yang nabrak," lelaki itu mulai berkata dengan suara lembut.

"Gak papa! Lagian salah aku juga jalan gak pakai mata," ucap Haura yang mulai tidak terbawa emosi lagi.

"Penghuni baru, ya? Kenalin nama aku Dean Adirta." Lelaki yang bernama Dean itu mulai mengulurkan tangan kepada Haura.

"Haura." Haura membalas uluran tangan lelaki itu.

“Kamu cantik banget,” gumam Dean.

“Aku mau sibuk, sudah dulu, ya.” Haura langsung berjalan pergi meninggalkan lelaki itu.

Dia tidak terlalu nyaman dengan lelaki lain karena baru saja diceraikan oleh suaminya secara lisan, perceraian mereka belum ‘lah sah secara hukum. Apalagi Dean lebih muda darinya dan terlihat seperti lelaki buaya, lihat saja tadi Dean itu sudah memujinya padahal mereka baru saja bertemu.

*

Setelah membeli makan, Haura memilih langsung pulang saja ke rumahnya, wanita itu akan membeli semua kebutuhan dapur besok saja, saat dia tidak lagi lelah dan tentunya suasana hatinya kembali membaik.

“Wah, ada cewek cantik nih,” seseorang lelaki yang bertampang seperti preman mendekati Haura yang sedikit lagi sampai ke rumahnya.

“Maaf, aku lagi buru-buru.” Haura mengacuhkan lelaki itu, dia merasa kalau lelaki tersebut berniat buruk kepadanya.

“Aku lagi ngomong, kamu main pergi aja!” Lelaki itu mencekal tangan Haura, dia tersenyum sinis kepada wanita tersebut.

“Lepasin gak, kalau gak aku teriak!”

Komen (10)
goodnovel comment avatar
Agung99
lanjut Thor
goodnovel comment avatar
Megarita
wah kurang ajar bener Nico, mentang² Naura sdh sebatang kara...
goodnovel comment avatar
princeskinan49
Kasihan Haura. Tapi mending sih, daripada sama si Nico ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status