Share

Lokasi Syuting

Sudah kuduga, Haris pasti tidak hadir di persidangan. Ia lebih memilih jalan bersama Meyla. Tapi tidak apa-apa, dengan begitu surat perceraian akan cepat selesai.

Usai ngobrol sebentar dengan Pak Jatmoko, aku membuka handphone.

Ada pesan di grup kami bertiga. Siska, Meyla, dan aku. Grup ini dibuat atas usulan Siska semalam. Nama grupnya juga dari dia, “Three Angel’s.”

[Gaess ... aku lagi sama Haris. Mau aku ajak ke salon. Mobil dia baru lho.] Meyla.

[Baru ngerental. Hahaha] Aku tersenyum membaca balasan Siska.

[Sok tau kamu, Boy ... dia kan pengusaha perkebunan yang sukses, lagi nge-ekspor besar-besaran.]

[Tapi, boong. Awokwok.]

[Hahaha ... bisa banget sih kamu nyindirnya. Laila mana nih? Kok dia gak nongol?]

[Masih jalanin sidang perceraiannya.]

[Oh iya aku lupa. Berarti si Haris gak dateng ke sana, ya?]

[Si Haris itu laki pemalas, culas, pengecut, doyan isi cangcut. Wkwkwk]

[Boooyyy

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status