Share

002

Author: G Djay
last update Last Updated: 2025-06-01 21:04:45

Ketuk palu hakim terdengar nyaring, sebagai tanda tali pernikahan yang selama ini mengikat Desti dan Tomi telah putus, mereka sudah bukan lagi suami istri. Desti menunduk, jari-jarinya mencengkeram erat kain rok sederhananya. Tapi, tak ada lagi tangis, air mata pun sudah kering.

Di sebelahnya, Tomi kini lebih tampan dan menawan dengan penampilan barunya. Dari potongan rambut, kemeja yang bermerek dan jam tangan mewah menunjukkan jika lelaki yang kini sudah menjadi mantan suaminya telah naik kelas.

Saat Tomi akan menghampiri Desti, Kanza yang sejak tadi berada di belakanganya segera menghampiri. Seolah tidak memberi kesempatan kepada Tomi untuk mendekati mantan istrinya lagi. Perutnya yang sudah membuncit, tersamarkan gaun mahal yang dia kenakan.

“Akhirnya,” ucap Kanza penuh kelegaan sambil menyambar lengan Tomi. “Sebentar lagi kita akan menikah, Sayang.”

Tak ingin menyaksikan drama pasangan selingkuhan yang sedang kasmaran, Desti segera bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan ruang sidang.

Samar-samar telinganya masih menangkap pembicaraan penuh antusias antara Kanza dan Tomi yang sedang merencanakan pesta pernikahan mereka.

“Aku sudah pesan ballroom di Royal Heritage, untuk dekorasi aku sudah pesan yang dipakai pasangan artis yang baru menikah kemarin. Bagus, kan?” tanya Kanza dengan nada manja.

“Bagus.” Ya, tentu semuanya bagus bagi Tomi. Meski menghabiskan budget yang melimpah, tetapi dia tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun.

Desti melangkah dengan tegap, meskipun hatinya terasa hancur. Ia tidak langsung pulang. Di balik pintu gedung pengadilan, seorang petugas wanita dengan wajah ramah menunggunya sambil menggendong Bayu, bayi mungil yang masih terlelap dalam selimut biru.

“Terima kasih, Bu. Maaf merepotkan,” ucap Desti pelan sambil mengambil Bayu dengan hati-hati.

“Tidak apa-apa, Bu Desti. Semoga diberikan kekuatan,” balas petugas itu dengan senyum simpati.

Desti mengangguk kecil, lalu membalut tubuh Bayu dengan kain jarik bermotif floral yang sudah usang namun tetap bersih. Dengan satu tangan memeluk bayi itu dan tangan lainnya memegang tas sederhana berisi perlengkapan bayu, dia berjalan di bawah terik matahari yang menyengat.

Tidak jauh dari sana, di balik kaca mobil mewahnya, Kenzo memandangi Desti dengan raut wajah yang sulit terbaca. Matanya mengikuti langkah mantan istri Tomi itu, yang sesekali merapikan kain jarik untuk melindungi Bayu dari teriknya sinar matahari.

Kenzo yang sebelumnya ingin segera kembali ke kantor setelah memastikan proses perceraian Tomi berjalan lancar, memutuskan diam sejenak menatap Desti yang sedang berdiri di tepi jalan.

“Kenapa tidak menunggu di tempat teduh?" pikir Kenzo, jemarinya mengetuk-ngetuk setir tanpa sadar. Hingga akhirya dia melihat Desti memasuki mobil angkutan."Kenapa tidak naik taksi yang lebih nyaman? Kasihan anaknya.”

Tiba-tiba ada sesuatu yang mengusik hati Kenzo. Sejak awal, dia tahu hubungan Kanza dengan Tomi dibangun di atas pengkhianatan. Tetapi, bagi Kenzo kehormatan keluarganya lebih penting. Reputasi yang sudah dibangun sejak lama, jangan sampai tercoreng oleh skandal Kanza yang hamil di luar nikah. Semua aib itu harus segera Kenzo tutup rapat.

***

Kenzo duduk di kursi kepala saat rapat berlangsung, tangannya mengepal di atas dokumen laporan keuangan. Suasana ruangan yang awalnya tenang tiba-tiba berubah tegang ketika salah satu pemegang saham, mengeluarkan pernyataan mengejutkan.

"Saya ingin mengusulkan untuk dilakukan revisi tentang syarat kepemimpinan di perusahaan kita. Sebaiknya pemimpin haruslah seseorang yang sudah menikah, memiliki stabilitas dalam kehidupan pribadi. Ini semua kita lakukan demi citra perusahaan."

Beberapa kepala mengangguk setuju. Kenzo mengerutkan kening, matanya berpindah ke Rayhan, pamannya yang duduk di seberang dengan senyum tipis.

"Apa-apaan ini?” Kenzo menahan nada kesalnya. “Apa hubungannya status pernikahan dengan kinerja perusahaan?"

"Opini publik penting, Kenzo," sela Rayhan dengan halus, tapi terlihat penuh perhitungan. "Belakangan ini... ada rumor yang kurang sedap tentangmu. Kamu yang sudah di usia matang tapi belum juga memiliki pasangan membuat publik menduga-duga.”

Kenzo mengetukkan pena ke meja, "Kalau ingin jadi pemimpin, tunjukkan prestasi kalian, bukan bergosip kotor seperti ini. Kita di sini untuk membahas strategi bisnis."

Tapi Rayhan tak berhenti. "Sayangnya, pasar tidak memisahkan antara kinerja dan citra pribadi. Jika investor ragu karena isu ini, saham kita bisa terjun bebas."

Seorang peserta rapat lainnya tiba-tiba bersuara, "Saya setuju dengan Pak Rayhan. Kalau bicara prestasi, saya rasa Pak Rayhan pun tidak perlu diragukan lagi. Beliau juga punya kontribusi besar pada perusahaan. Jika Pak Kenzo belum siap, mungkin memang lebih baik…."

"Lebih baik apa?" sergah Kenzo dengan suara dingin dan tatap mata penuh amarah. "Kalian mau menggulingkan saya hanya berdasarkan rumor tanpa bukti?"

Rayhan menghela napas panjang, terlihat sedih. "Ini bukan soal pribadi, Kenzo. Tapi tentang kelangsungan perusahaan keluarga kita."

Brak.

Terdengar suara meja digebrak dengan keras. Kenzo menatap wajah peserta rapat satu per satu.

“Jangan gunakan gossip murahan itu untuk menutupi masalah besar yang sedang kita hadapi.” Kenzo menatap satu per satu wajah dewan direksi yang turut hadir dalam rapat. “Saya sudah berhasil meyakinkan investor dan membuat saham kita rebound. Dan kita tahu penyebab utama turunnya harga saham kita karena adanya kebocoran informasi finansial kita ke kompetitor bulan lalu. Itu yang harusnya kita selidiki. Bukan urusan pribadiku.”

Kenzo meluapkan amarahnya.

“Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan investigasi masalah kebocoran informasi?” tanya Rayhan seolah menantang.

"Satu bulan," jawab Kenzo dengan mantap sambil menatap Rayhan dengan dingin. “Kita harus menemukan pelakunya, dan menyingkirkan dari perusahaan ini.”

"Baik." Senyum tipisnya mengembang di bibir Rayhan. "Satu bulan juga waktu yang kau punya untuk membuktikan rumor itu salah. Kau harus sudah menikah sebelum tenggat itu habis."

"Lelucon macam apa ini, Om?" Kenzo terlihat geram.

"Ini bukan lelucon, Ken. Keluarga butuh kepastian, dan perusahaan butuh stabilitas. Jika kau bisa membersihkan namamu dalam satu bulan, maka tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan."

“Jangan halangi investigasi dengan kesepakatan konyol seperti ini. Mengurus pernikahan itu tidak mudah.”

“Dengan uang segalanya akan mudah. Kau bisa membayar wedding organizer untuk mengatur pernikahan impianmu.”

Kenzo terdiam, tatap mata Kenzo memindai seisi ruangan. Wajah-wajah itu, beberapa menunduk, beberapa mengangguk, semua setuju. Mereka sudah memutuskan. Ini bukan lagi rapat, tapi penghakiman.

“Baik,” ucap Kenzo akhirnya, meskipun berat. “Satu bulan. Tapi ingat, siapa pun yang terbukti terlibat dalam pembocoran rahasia perusahaan, harus menerima konsekuensinya dan meninggalkan perusahaan ini.”

Rayhan tersenyum, dan sorot matanya terlihat penuh binar kemenangan.

"Sepakat." Rayhan mengulurkan tangannya.

Kenzo menerima uluran tangan pamannya. Jabat tangan antara paman dan ponakan itu adalah pertanda persaingan di antara keduanya dimulai.

Kenzo berdiri, jas hitamnya jatuh sempurna di bahunya yang tegap. Dia tidak menunggu diskusi berakhir. Dia berjalan keluar dengan langkah mantap dan dipenuhi amarah.

Baru saja masalah Kanza yang hamil di luar nikah bisa diatasi. Adiknya itu telah menikah dan sedang berbulan madu ke Maldives. Kini timbul masalah baru yang harus dia hadapi sendiri, sang paman tampaknya sengaja membuat masalah untuk menyingkirkannya.

Kenzo sadar, Rayhan adalah dalang atas semua kekacauan yang terjadi. Tapi dia butuh bukti kuat untuk menyingkirkannya.

Setelah Kenzo berhasil memulihkan kondisi perusahaan yang sempat tertekan, Rayhan kembali melempar rumor dirinya gay. Kenzo yakin itu semua dilakukan sang paman untuk menghalangi langkahnya yang akan melakukan audit dan investigasi.

Kenzo sudah menyusun tim audit dan investigasi. Tapi yang menjadi masalah besar saat ini adalah, bagaimana caranya dia bisa mendapatkan seorang istri hanya dalam waktu satu bulan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   009

    Mendengar nama Desti Wulandari diucapkan lantang oleh Kenzo sebagai perempuan yang dia nikahi, darah Kanza mendidih. Dunia seperti berhenti sesaat. Nafasnya memburu. Matanya melebar tak percaya. Dia tidak bisa menerima mantan istri dari suaminya hidup bergentayangan di sekitarnya seperti hantu.“Tidak! Ini tidak boleh terjadi!” seru Kanza seraya hendak merangsek masuk melewati pintu tempat akad nikah berlangsung.Namun dua pria berpakaian hitam yang merupakan orang kepercayaan Kenzo segera berdiri menghadang. Dengan sigap mereka menahan tubuh Kanza yang memberontak dengan mata berapi-api.“Lepaskan aku! Aku adik Kenzo! Aku punya hak untuk menghentikan ini!”Suara Kanza menggema di lorong luar ruangan, membuat beberapa tamu yang hendak masuk menoleh, tapi segera dialihkan oleh petugas keamanan. Semua harus berjalan lancar. Tidak boleh ada kekacauan.Tak jauh dari Kanza Tomi berdiri terpaku. Tubuhnya kaku. Wajahnya pucat. Ia mendengar dengan jelas nama Desti diucapkan dalam akad itu, da

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   008

    Di bandara, suasana ramai tak mampu mengalihkan perhatian dari sosok perempuan muda yang sedang hamil yang melangkah dengan langkah berat. Kanza turun dari pesawat dengan napas terengah dan ekspresi wajah yang mencerminkan lebih dari sekadar kelelahan. Rasa kesal yang sejak tadi mendidih dalam dadanya tak juga surut, bahkan setelah menjejak tanah kelahirannya kembali.Tomi dengan cekatan menggandeng lengan istrinya, menahan langkah Kanza yang mulai goyah.“Pelan-pelan, Sayang. Jangan dipaksakan,” bisik Tomi dengan lembut, tapi Kanza hanya membalas dengan helaan napas panjang yang dipenuhi rasa jengkel.“Kenapa Kak Ken nggak bilang apa-apa, Mas? Kenapa aku harus tahu dari Om Rayhan, dan bukan dari Kak Ken sendiri?” Kanza mendesis, nyaris berbisik, namun penuh emosi.Tomi mencoba tetap tenang, meski ia tahu ucapan apa pun mungkin akan akan menjadi pemicu ledakan emosi berikutnya.“Mungkin Kak Kenzo nggak mau ganggu kita, Kan. Kita kan baru bulan madu, dia mungkin... ya, nggak mau bikin

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   007

    Dan akhirnya hari itu tiba.Pernikahan yang katanya akan digelar secara sederhana dan bersifat private, nyatanya tetap tampak megah. Tak ada karpet merah atau gaung pesta besar di gedung mewah, tapi halaman belakang rumah Kenzo telah disulap menjadi taman elegan dengan dekorasi bunga segar, payung-payung putih yang melambai tertiup angin, diiringi musik klasik yang lembut.Sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang. Rayhan turun dengan langkah cepat mengabaikan istrinya yang terlihat berjalan kepayahan dengan kebaya dan Sepatu hak tingginya. Wajah Rayhan menegang, sorot matanya dingin dan tajam. Jasnya rapi, dasinya sempurna, tapi ada amarah yang tidak bisa disembunyikan dari caranya menatap rumah itu.Mata Rayhan menyapu seluruh sudut rumah yang telah dihias indah, melihat para tamu yang didominasi kerabat dan orang-orang terdekat keluarga Arsyad. Rayhan mendesah berat, seolah ada beban yang tidak mau menyingkir dari pundaknya."Kenapa dia belum datang…" gumam Rayhan pelan, hampir

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   006

    Dengan langkah tegap dan tatap mata yang tak berpaling, Kenzo menghampiri Desti. Di hadapan Rayhan, tanpa ragu, dia meraih tangan Desti dan menggenggamnya erat. Desti terkejut, tapi tak menarik diri, ia siap untuk mengikuti sandiwara Kenzo.“Aku harap Om Rayhan tidak lagi mengganggu hubungan kami. Yang perlu Om Rayhan ketahui, pernikahan kami dilandasi oleh cinta,” ucap Kenzo tegas, matanya menatap lurus ke arah sang paman.Rayhan mendengus sinis, menyandarkan tubuh ke sofa dengan tawa pelan yang penuh ejekan.“Cinta? Siapa yang ingin kau bohongi, Kenzo?” tanya Rayhan dengan nada dingin.Kenzo tak menjawab. Hanya menggenggam tangan Desti lebih kuat. Entah untuk meyakinkan hati Desti, atau sebuah bentuk intimidasi.Desti pun merasakan suasana yang semakin tegang. Dia tiak menduga akan berdiri di tengah perdebatan sengit antara Kenzo dan pamannya.“Dengan pernikahan ini, kalian hanya sedang membohongi diri sendiri,” lanjut Rayhan, dengan suara yang meninggi.“Om Rayhan terlalu banyak ik

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   005

    Setelah beberapa hari menjalani perawatan intensif yang, akhirnya dokter menyatakan kondisi Bayu sudah cukup stabil untuk melanjutkan pemulihan di rumah.Desti mengemasi barang-barang mereka perlahan. Perasaannya campur aduk, antara lega, khawatir, dan pasrah pada kehidupan barunya yang menanti. Sesekali ia mencium kening Bayu, mengelus rambut halus anaknya, bersyukur bahwa sang buah hati bisa melewati masa kritis.Saat ia menutup tas terakhir, langkah kaki terdengar dari luar. Seorang pria memasuki ruang rawat Bayu, mengenakan seragam yang sama dengan yang dipakai Tomi dahulu. Sikapnya kaku, formal, dan penuh hormat.“Dengan Bu Desti?” tanyanya sambil sedikit menunduk.Desti mengangguk ragu. “Ya, saya.” Belum pernah sebelumnya dia perlakukan penuh hormat seperti ini.“Saya ditugaskan oleh Tuan Kenzo untuk menjemput Bu Desti dan Bayu. Mobil sudah disiapkan. Silakan ikut bersama saya.”Desti menatap pria itu dengan heran. Belum sempat ia bertanya lebih lanjut, pria itu dengan sigap men

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   004

    Begitu enteng mulut Kenzo berucap. Seolah telah lupa jika dirinya dulu yang telah membuat Desti menjadi janda dengan memaksa Tomi untuk menikahi Kanza, adiknya. Dan kini, pria itu memintanya menjadi istri.“Mengapa aku harus menjadi istrimu?”Kenzo tersenyum menyiringai, menertawakan Desti yang baginya sedang jual mahal. “Tanyakan pada dirimu, adakah alasan yang logis kamu menolak lamaranku ini?”Ada banyak alasan, tapi tidak bisa Desti ungkapkan. Dari sikap kejam Kenzo, hingga perbedaan status sosial di antara mereka yang berbeda, bagai langit dan bumi.“Pilihan ada di tanganmu, jika kau menolak… maka kau bisa kembali ke kontrakanmu yang bobrok itu, dan berdoa agar anakmu bisa bertahan, karena aku akan menghentikan semua biaya pengobatannya."Tanpa sadar, Desti meneteskan air mata kala menyadari kelemahannya, kemiskinan yang menjerat hidupnya.“Aku menawarkan kesepakatan. Kau butuh uang untuk anakmu, aku butuh istri untuk...." Kenzo menjeda kalimatnya, tidak mungkin dia berkata jujur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status