Share

006

Author: G Djay
last update Last Updated: 2025-06-04 00:02:02

Dengan langkah tegap dan tatap mata yang tak berpaling, Kenzo menghampiri Desti. Di hadapan Rayhan, tanpa ragu, dia meraih tangan Desti dan menggenggamnya erat. Desti terkejut, tapi tak menarik diri, ia siap untuk mengikuti sandiwara Kenzo.

“Aku harap Om Rayhan tidak lagi mengganggu hubungan kami. Yang perlu Om Rayhan ketahui, pernikahan kami dilandasi oleh cinta,” ucap Kenzo tegas, matanya menatap lurus ke arah sang paman.

Rayhan mendengus sinis, menyandarkan tubuh ke sofa dengan tawa pelan yang penuh ejekan.

“Cinta? Siapa yang ingin kau bohongi, Kenzo?” tanya Rayhan dengan nada dingin.

Kenzo tak menjawab. Hanya menggenggam tangan Desti lebih kuat. Entah untuk meyakinkan hati Desti, atau sebuah bentuk intimidasi.

Desti pun merasakan suasana yang semakin tegang. Dia tiak menduga akan berdiri di tengah perdebatan sengit antara Kenzo dan pamannya.

“Dengan pernikahan ini, kalian hanya sedang membohongi diri sendiri,” lanjut Rayhan, dengan suara yang meninggi.

“Om Rayhan terlalu banyak ikut campur dalam urusan pribadi saya. Daripada Om Rayhan capek-capek mengurusi kehidupan pribadi saya, sebaiknya Om Rayhan bersiap-siap untuk membuat surat pengunduran diri dari perusahaan.”

“Apa maksudmu?” Rayhan bangkit dari duduknya, ucapan Kenzo terdengar seperti ancaman baginya.

Kedua orang tua Kenzo telah meninggal sejak dia masih kecil. Sejak saat itu, Rayhan lah yang memegang kendali perusahaan. Setelah Kenzo dewasa, Rayhan merasa tidak terima saat keponakannya itu mulai mengambil alih kembali perusahaan milik orang tuanya.

Rayhan merasa dia memiliki hak yang sama dengan Kenzo, atau mungkin seharusnya mendapat bagian yang lebih banyak, karena dia lah yang telah bekerja keras hingga perusahaan itu tetap berdiri hingga sekarang.

“Om Rayhan tidak bisa menghalangi investigasi yang sedang berlangsung di perusahaan, dan juga… pernikahan saya. Tanpa perlu saya jelaskan panjang lebar, saya yakin Om Rayhan sudah tahu bagaimana Nasib Om Rayhan akan bermuara.”

“Kau tidak bisa menyingkirkan aku begitu saja, Ken.” Rayhan tersenyum menyeringai, seolah ingin menunjukkan jika dia masih memiliki senjata andalan yang belum dia keluarkan.

Kenzo tak bergeming. “Kita lihat saja, Om. Tapi untuk saat ini, silakan keluar dari rumah saya.”

Rayhan menatap Kenzo dan Desti silih berganti. Lalu, dengan gerakan kasar, ia mengambil jasnya dan berjalan menuju pintu, meninggalkan ruang itu dengan langkah berat dan dada membara.

Kenzo dan Desti berdiri membisu menatap pintu yang baru saja dibanting oleh Rayhan. Suasana rumah yang megah itu tiba-tiba terasa sesak. Tak ada suara selain desah napas yang tertahan.

Setelah beberapa saat, Kenzo menggeser pandangannya ke arah Desti. Suaranya tenang tapi tajam, “Apa saja yang Om Rayhan katakan padamu?”

Desti sempat terdiam, menunduk, jari-jarinya saling menggenggam gelisah. “Tidak ada hal penting,” ujarnya pelan.

Kenzo mengangkat alis, menatap tajam. “Katakan!” Satu kata yang penuh penekanan dan ancaman.

Desti menggigit bibirnya, lalu menarik napas dalam. Akhirnya, dengan suara nyaris berbisik, ia berkata, “Dia bilang… kau menikahiku hanya untuk menutupi aib. Bahwa kau… gay.”

Sejenak keheningan menggantung. Wajah Kenzo tak menunjukkan reaksi apa pun. Lalu ia berkata pelan namun penuh tekanan, “Dan kau percaya itu?”

Desti terdiam, otaknya berpikir keras merangkai kalimat.

“Apa kau akan menbatalkan rencana pernikahan kita?” tanya Kenzo lagi.

Desti menggeleng, pelan namun pasti. Bukan karena dia tidak percaya jika Kenzo memiliki orientasi seksual yang menyimpang, tapi lebih pada ketakutannya jika sampai dia membatalkan rencana pernikahan mereka, maka Kenzo akan meminta ganti semua biaya pengobatan Bayu.

Kenzo menghela napas, lalu bertanya lirih namun dalam, “Kau butuh bukti, Desti?”

Desti menoleh, terkejut.

Sebelum ia sempat menjawab, Kenzo melangkah lebih dekat, menatapnya lekat-lekat. Sorot matanya sulit diterjemahkan.

“Sekarang… atau saat malam pertama kita nanti?”

Tubuh Desti menegang, lidahnya terasa kelu.

Tapi sebelum ia sempat memberi jawaban, suara tangis Bayu terdengar dari lantai atas. Tangis itu lirih, tapi cukup jelas untuk mengoyak ketegangan di antara mereka.

Desti seolah mendapat alasan untuk melarikan diri.

“Itu Bayu!” ucap Desti cepat dan terlihat gugup, lalu berbalik dan melangkah tergesa ke arah kamar tamu tempat Bayu beristirahat.

Namun baru saja ia membuka pintu kamar, ia sadar langkah kaki Kenzo mengikuti di belakangnya.

Desti menoleh, matanya melebar. “Kau….”

“Aku hanya ingin tahu kenapa dia menangis,” potong Kenzo cepat.

Desti berdiri canggung di dekat ranjang tempat Bayu terbaring. Tangis sang bayi perlahan mereda dalam pelukannya, tapi kehadiran Kenzo membuat suasana di kamar terasa janggal. Apalagi saat pria itu masih berdiri di ambang pintu, tidak menunjukkan niat untuk keluar.

“Pak Kenzo, bisakah kau keluar sebentar? Aku mau menyusui Bayu,” ucap Desti pelan, nyaris berbisik.

Kenzo hanya menatap tanpa menjawab, lalu dengan langkah santai justru masuk lebih dalam dan duduk di sofa yang berada di pojok kamar. Ia menyilangkan kaki, bersandar santai, dan berkata, “Aku sudah pernah melihatnya, kau tidak perlu malu.”

Desti merasa risih dan tak nyaman. Tapi bagaimana ia bisa mengusir Kenzo dari rumahnya sendiri? Ia bukan siapa-siapa. Belum. Bahkan sebentar lagi pun, jika mereka sah menikah, ia tetap merasa tak pantas.

Akhirnya, dengan ragu-ragu, Desti duduk di ranjang membelakangi Kenzo. Tangannya gemetar saat membuka kancing bajunya perlahan, lalu menyusui Bayu dengan hati gelisah.

Bayu, seolah tak peduli pada ketegangan yang menggantung di udara, menyusu dengan tenang dalam pelukan hangat ibunya. Desti menunduk, memejamkan mata sejenak, berusaha melupakan kenyataan bahwa seorang pria asing, sedang berada di ruangan yang sama, mengawasinya diam-diam.

Sementara itu Kenzo merasa kecewa, niat hati ingin mencicil menatap sebelum nantinya menikmati sepuasnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   009

    Mendengar nama Desti Wulandari diucapkan lantang oleh Kenzo sebagai perempuan yang dia nikahi, darah Kanza mendidih. Dunia seperti berhenti sesaat. Nafasnya memburu. Matanya melebar tak percaya. Dia tidak bisa menerima mantan istri dari suaminya hidup bergentayangan di sekitarnya seperti hantu.“Tidak! Ini tidak boleh terjadi!” seru Kanza seraya hendak merangsek masuk melewati pintu tempat akad nikah berlangsung.Namun dua pria berpakaian hitam yang merupakan orang kepercayaan Kenzo segera berdiri menghadang. Dengan sigap mereka menahan tubuh Kanza yang memberontak dengan mata berapi-api.“Lepaskan aku! Aku adik Kenzo! Aku punya hak untuk menghentikan ini!”Suara Kanza menggema di lorong luar ruangan, membuat beberapa tamu yang hendak masuk menoleh, tapi segera dialihkan oleh petugas keamanan. Semua harus berjalan lancar. Tidak boleh ada kekacauan.Tak jauh dari Kanza Tomi berdiri terpaku. Tubuhnya kaku. Wajahnya pucat. Ia mendengar dengan jelas nama Desti diucapkan dalam akad itu, da

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   008

    Di bandara, suasana ramai tak mampu mengalihkan perhatian dari sosok perempuan muda yang sedang hamil yang melangkah dengan langkah berat. Kanza turun dari pesawat dengan napas terengah dan ekspresi wajah yang mencerminkan lebih dari sekadar kelelahan. Rasa kesal yang sejak tadi mendidih dalam dadanya tak juga surut, bahkan setelah menjejak tanah kelahirannya kembali.Tomi dengan cekatan menggandeng lengan istrinya, menahan langkah Kanza yang mulai goyah.“Pelan-pelan, Sayang. Jangan dipaksakan,” bisik Tomi dengan lembut, tapi Kanza hanya membalas dengan helaan napas panjang yang dipenuhi rasa jengkel.“Kenapa Kak Ken nggak bilang apa-apa, Mas? Kenapa aku harus tahu dari Om Rayhan, dan bukan dari Kak Ken sendiri?” Kanza mendesis, nyaris berbisik, namun penuh emosi.Tomi mencoba tetap tenang, meski ia tahu ucapan apa pun mungkin akan akan menjadi pemicu ledakan emosi berikutnya.“Mungkin Kak Kenzo nggak mau ganggu kita, Kan. Kita kan baru bulan madu, dia mungkin... ya, nggak mau bikin

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   007

    Dan akhirnya hari itu tiba.Pernikahan yang katanya akan digelar secara sederhana dan bersifat private, nyatanya tetap tampak megah. Tak ada karpet merah atau gaung pesta besar di gedung mewah, tapi halaman belakang rumah Kenzo telah disulap menjadi taman elegan dengan dekorasi bunga segar, payung-payung putih yang melambai tertiup angin, diiringi musik klasik yang lembut.Sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang. Rayhan turun dengan langkah cepat mengabaikan istrinya yang terlihat berjalan kepayahan dengan kebaya dan Sepatu hak tingginya. Wajah Rayhan menegang, sorot matanya dingin dan tajam. Jasnya rapi, dasinya sempurna, tapi ada amarah yang tidak bisa disembunyikan dari caranya menatap rumah itu.Mata Rayhan menyapu seluruh sudut rumah yang telah dihias indah, melihat para tamu yang didominasi kerabat dan orang-orang terdekat keluarga Arsyad. Rayhan mendesah berat, seolah ada beban yang tidak mau menyingkir dari pundaknya."Kenapa dia belum datang…" gumam Rayhan pelan, hampir

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   006

    Dengan langkah tegap dan tatap mata yang tak berpaling, Kenzo menghampiri Desti. Di hadapan Rayhan, tanpa ragu, dia meraih tangan Desti dan menggenggamnya erat. Desti terkejut, tapi tak menarik diri, ia siap untuk mengikuti sandiwara Kenzo.“Aku harap Om Rayhan tidak lagi mengganggu hubungan kami. Yang perlu Om Rayhan ketahui, pernikahan kami dilandasi oleh cinta,” ucap Kenzo tegas, matanya menatap lurus ke arah sang paman.Rayhan mendengus sinis, menyandarkan tubuh ke sofa dengan tawa pelan yang penuh ejekan.“Cinta? Siapa yang ingin kau bohongi, Kenzo?” tanya Rayhan dengan nada dingin.Kenzo tak menjawab. Hanya menggenggam tangan Desti lebih kuat. Entah untuk meyakinkan hati Desti, atau sebuah bentuk intimidasi.Desti pun merasakan suasana yang semakin tegang. Dia tiak menduga akan berdiri di tengah perdebatan sengit antara Kenzo dan pamannya.“Dengan pernikahan ini, kalian hanya sedang membohongi diri sendiri,” lanjut Rayhan, dengan suara yang meninggi.“Om Rayhan terlalu banyak ik

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   005

    Setelah beberapa hari menjalani perawatan intensif yang, akhirnya dokter menyatakan kondisi Bayu sudah cukup stabil untuk melanjutkan pemulihan di rumah.Desti mengemasi barang-barang mereka perlahan. Perasaannya campur aduk, antara lega, khawatir, dan pasrah pada kehidupan barunya yang menanti. Sesekali ia mencium kening Bayu, mengelus rambut halus anaknya, bersyukur bahwa sang buah hati bisa melewati masa kritis.Saat ia menutup tas terakhir, langkah kaki terdengar dari luar. Seorang pria memasuki ruang rawat Bayu, mengenakan seragam yang sama dengan yang dipakai Tomi dahulu. Sikapnya kaku, formal, dan penuh hormat.“Dengan Bu Desti?” tanyanya sambil sedikit menunduk.Desti mengangguk ragu. “Ya, saya.” Belum pernah sebelumnya dia perlakukan penuh hormat seperti ini.“Saya ditugaskan oleh Tuan Kenzo untuk menjemput Bu Desti dan Bayu. Mobil sudah disiapkan. Silakan ikut bersama saya.”Desti menatap pria itu dengan heran. Belum sempat ia bertanya lebih lanjut, pria itu dengan sigap men

  • Janda Muda Tiba-tiba Jadi Istri Presdir   004

    Begitu enteng mulut Kenzo berucap. Seolah telah lupa jika dirinya dulu yang telah membuat Desti menjadi janda dengan memaksa Tomi untuk menikahi Kanza, adiknya. Dan kini, pria itu memintanya menjadi istri.“Mengapa aku harus menjadi istrimu?”Kenzo tersenyum menyiringai, menertawakan Desti yang baginya sedang jual mahal. “Tanyakan pada dirimu, adakah alasan yang logis kamu menolak lamaranku ini?”Ada banyak alasan, tapi tidak bisa Desti ungkapkan. Dari sikap kejam Kenzo, hingga perbedaan status sosial di antara mereka yang berbeda, bagai langit dan bumi.“Pilihan ada di tanganmu, jika kau menolak… maka kau bisa kembali ke kontrakanmu yang bobrok itu, dan berdoa agar anakmu bisa bertahan, karena aku akan menghentikan semua biaya pengobatannya."Tanpa sadar, Desti meneteskan air mata kala menyadari kelemahannya, kemiskinan yang menjerat hidupnya.“Aku menawarkan kesepakatan. Kau butuh uang untuk anakmu, aku butuh istri untuk...." Kenzo menjeda kalimatnya, tidak mungkin dia berkata jujur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status