Share

Part 96 Membuka Toko Baru

"Permisi …."

Seorang pria dan wanita berdiri di depan pintu toko. Aku bisa bernapas lega ketika Riswan menarik diri. Dia beranjak membukakan pintu toko dan mempersilakan mereka masuk.

"Mari silakan," ajak Riswan begitu ramah seolah dia pemilik toko.

"Sebaiknya … kita bicara di ruang tamu saja ya, Pak, Bu," pintaku. Riswan sepertinya tersadar jika mereka tamuku.

"Boleh," sahut pria paruh baya itu mengajak istrinya serta, lalu mengikuti langkahku ke dalam rumah.

"Carisa, saya pimit dulu. Saya harus kembali ke kantor," kata Riswan.

"Agam … Om Riswan mau pulang," panggilku.

Putraku sudah melesat menghampirinya. Setelah mencium pipi kanan dan kiri Riswan, lalu beralih mencium punggung tangannya, Agam akhirnya merelakan dia pergi. Tangannya bahkan masih dadah-dadah meski mobil hitam itu sudah menghilang dari pandangan matanya.

"Sebentar ya, Pak, Bu. Saya ambilkan minum dulu," pamitku pada tamuku. Kupinta juga Agam memanggilkan Tita.

Tadinya aku ingin DP rumah subsidi. Akan tetapi, aku meliha
Rat!hka saja

Aditya datang lagi ... kira-kira bawa masalah apa lagi? Datang sendiri atau sama dedek bayi?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status