“Tidak! Aku tidak bisa memaafkanmu.”Jawaban Regita membuat Marvin cukup tercekat. Namun dia sadar diri bahwa kesalahan yang dia lakukan memang sangat besar. Wajar jika Regita tidak bisa dengan mudah memaafkannya begitu saja.“Jangan berpikir bahwa aku melakukan semuanya untukmu. Aku tidak menyingkirkan Callista dari hidupmu dengan tujuan agar aku bisa kembali lagi padamu,” ujar Regita menegaskan. Dia tidak ingin Marvin berpikir seperti itu setelah sempat mendengar obrolan Regita dengan Leonardo.“Kalau begitu katakan dengan jujur, Regita. Kenapa kamu melakukan semua itu untukku? Kenapa kamu menyelamatkanku dari jebakan Callista palsu itu?” tanya Marvin setengah mendesak. Dia benar-benar ingin tahu alasan Regita sebenarnya.“Aku tidak menyelamatkanmu. Aku juga mengkhianatimu dan membantu Recky untuk mendapatkan sebagian saham perusahaanmu,” elak Regita.“Aku sudah tahu semuanya, Regita. Carissa datang ke rumah dan berpamitan untuk kembali ke Australia. Dia menceritakan padaku bahwa re
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, Regita akhirnya boleh pulang ke rumah. Lebih tepatnya, Leonardo sudah setuju agar dia istirahat di rumah saja. Itu pun karena Regita sudah merengek bosan terus berada di tempat itu.Leonardo yang menjemput Regita dan membawanya pulang. Baru sampai di depan pintu rumah, Regita langsung dibuat heran dengan kejutan yang dia dapatkan.“Selamat datang kembali di rumah.”“Marvin? Kenapa kau ada di sini?” ujar Regita saat mendapati Marvin menyambutnya.Pria itu membalas dengan tersenyum tanpa beban. Bahkan lebih anehnya lagi, Marvin menyodorkan buket bunga kepada Regita. Regita tampak kebingungan untuk menerima bunga itu. Marvin pun langsung meraih tangan Regita agar menerimanya.“Katakan apa yang kau lakukan di rumahku?” tanya Regita mengulangi.“Oh ya aku belum memberitahu kabar gembira padamu,” ujar Marvin membuat Regita mengerutkan kening. Dia masih menunggu Marvin melanjutkan kata-katanya.“Mulai sekarang aku akan tinggal di rumah ini.”“Apa
Semenjak Marvin tinggal di rumah itu, hari-hari Regita benar-benar berbeda. Dia sendiri merasa aneh karena setiap waktu pria itu menghujaninya dengan kasih sayang dan perhatian. Terkadang dia bertanya dalam hati apakah benar sosok itu adalah Marvin.Kehadiran Marvin dan Nathan membuat hidup Regita kembali indah. Apalagi setiap hari pekerjaan Marvin hanya mengurusi Regita. Marvin tidak pergi ke kantornya. Bahkan saat Regita mempertanyakan hal itu, Marvin justru menjawabnya dengan sesuatu yang membuat hati Regita langsung berbunga. “Bagaimana dengan kondisi perusahaanmu? Kau tampak tidak pernah ke kantor lagi. Apa kau langsung mengabaikannya begitu saja?” tanya Regita.Sejujurnya dia merasa bersalah telah menyebabkan sebagian saham perusahaan Marvin jatuh ke tangan Recky. Dia juga sudah mendengar kabar dari kakaknya bahwa sekarag Recky lah yang memegang kuasa atas perusahaan itu. Selain dengan alasan kepemilikan sebagian saham perusahaan, Recky juga menghasud para pemangku kepentingan
“Sebenarnya apa alasan Kak Leon membiarkan Marvin tinggal di rumah ini dan berusaha mendekatiku lagi. Bukankah kau sangat membencinya karena dia sudah merusak kepercayaan kita?” tanya Regita pada suatu waktu ketika dirinya punya kesempatan untuk berbicara berdua dengan sang kakak.Regita menagih penjelasan dari Leonardo atas perubahan sikap kakaknya itu. Regita masih tidak mengerti karena Leonardo yang semula membenci Marvin dan sangat bersi keras menjauhkan Regita dari pria itu, kini justru berbalik seolah menjadi tim sukses Marvin dalam mendekati Regita lagi. Leonardo memberi tempat tinggal bagi Marvin dan mendukung setiap tindakan pria itu.“Apa aku harus menjawabnya?” tanya Leonardo.“Tentu saja. Aku butuh penjelasan,” jawab Regita teguh pendirian. Leonardo yang sudah tidak bisa menghindar akhirnya mengatakan segalanya pada Regita.Dia menceritakan saat dia tidak sengaja menemukan buku catatan Regita. Sekaligus dia meminta maaf karena sudah membaca isinya tanpa izin. Regita tidak
Sikap Regita membuat Marvin kecewa. Hampir saja dia menyerah dengan perjuangannya kalau bukan karena Leonardo yang menguatkannya. Leonardo menekan Marvin agar tidak menyerah hanya dengan perubahan sikap adiknya jika pria itu memang serius dengan janjinya pada Leonardo. Marvin memang sudah berjanji pada Leonardo untuk bersungguh-sungguh memperjuangkan Regita hingga Leonardo bersedia memberinya kesempatan dan menerima Marvin di rumahnya.“Wajar jika perasaan Regita berubah-ubah dan meragukanmu. Selain memang emosinya tidak stabil sebab kehamilan, dia juga memiliki trauma yang belum sembuh. Kau pernah mengkhianati kepercayaannya hingga dia tidak segampang itu mempercayaimu lagi,” kata Leonardo.Leonardo tidak berniat untuk membela sang adik. Dia hanya memberikan nasihat yang menurutnya baik. Dalam kondisi seperti itu, Regita tidak bisa dihadapi dengan emosi atau semakin menentangnya. Leonardo menyarankan Marvin agar menyikapi Regita dengan tenang dan bijak.Nasihat Leonardo diambil denga
Marvin terus berusaha mendekati Regita. Dia sering menggunakan alasan Nathan untuk hal itu. Semakin hari interaksi mereka pun semakin dekat. Marvin juga tampak sangat perhatian pada Regita yang kehamilannya semakin membesar. Dia selalu berusaha melakukan apa pun saat Regita merasa ngidam. Sikap Marvin membuat Regita benar-benar dimanjakan. Regita merasa nyaman karena ada seorang suami yang sangat mempedulikannya meskipun status mereka juga belum benar-benar jelas.Ya. Regita belum sepenuhnya memutuskan untuk kembali pada Marvin. Seolah Marvin masih berada dalam masa percobaan. Meski merasa sikap Marvin sudah berubah dan tampak sungguh-sungguh mulai menunjukkan kasih sayang, tapi masih ada hal lain yang menahan Regita untuk memutuskan kembali kepadanya.Marvin terus bersabar dalam perjuangannya mengambil kembali hati Regita. Tapi seorang yang berjuang juga ingin tahu hasilnya. Marvin merasa sudah harus memastikan keputusan Regita setelah sekian banyak usaha yang dia lakukan. Setidakn
“Kalau bukan karena memikirkan kebahagiaan Regita, mana mau aku membuang waktu memainkan permainan tidak berguna dengan bocah seperti ini,” keluh Leonardo.Pria itu tidak terbiasa berurusan dengan anak kecil. Tapi kini dia terpaksa harus menemani Nathan di rumah karena Marvin dan Regita sedang pergi berdua. Sejak tadi dia menemani Nathan mulai dari bermain kuda-kudaan sampai merangkai robot dari lego. Sungguh pekerjaan itu terasa sangat membosankan bagi Leonardo.“Rasanya lebih baik aku lembur dengan pekerjaan kantor dari pada harus mengurus anak seperti ini,” keluh pria itu.“Tidak boleh berkata seperti itu, Leon” sanggah Seravina yang datang dari arah dapur dengan membawakan dua piring nasi goreng untuk makan malam.Leonardo sengaja memanggil Seravina agar datang ke sana. Dia tidak ingin bosan sendirian jika hanya menghabiskan waktu berdua saja dengan Nathan. Seravina pun membantu menemani Nathan dan berinisiatif membuatkan makan malam untuk mereka berdua.“Apa kau tidak ingin punya
Leonardo langsung membawa Marvin ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan. Saat itu Marvin sudah kehilangan kesadaran. Luka tembaknya mengeluarkan banyak darah. Kejadian itu sempat menghebohkan hotel.Pihak hotel mengatakan akan melapor pada pihak yang berwajib agar kasus itu diselidiki dengan baik. Bagaimana pun juga mereka berusaha menjaga reputasi dengan mengusut kejadian buruk yang menimpa salah seorang pengunjungnya. Namun tentu saja Leonardo mencegah hal itu.Leonardo meminta pihak hotel agar tidak melaporkan dulu kejadian itu pada polisi. Bagaimana pun juga Leonardo tidak tahu seperti apa kebenarannya. Marvin sudah lebih dulu tak sadarkan diri tanpa sempat menjelaskan kejadian aslinya. Leonardo hanya mendengar Marvin sempat menyebut nama Regita sebagai pelaku penembakan itu.Tentu saja Leonardo tidak percaya apa yang dikatakan Marvin. Dia merasa adiknya tidak mungkin melukai Marvin sampai seperti itu. Leonardo memberi pengertian pihak hotel agar tidak terburu-buru mel