Share

Bab 8

Penulis: Astuti Ayu
Pada hari pertama, Maira mengirim foto Henry mengupaskan udang untuknya. Vina membakar semua fotonya bersama Henry di sebuah tungku kecil.

Pada hari kedua, Maira mengirimkan foto dirinya berciuman dengan Henry di bawah pohon jeruk, sedangkan Vina menyuruh pelayannya merobohkan pohon ceri di belakang rumah.

Pada hari ketiga, Maira mengirimkan kumpulan rekaman Henry menyatakan cinta padanya, Vina langsung mencari semua surat cinta yang ditulis Henry untuknya.

Semua surat cinta itu sudah menguning termakan oleh waktu, tetapi tulisannya masih terlihat jelas.

Vina menyentuh tulisan tangan pada surat itu, kemudian tanpa ragu memasukkan semua surat ke dalam mesin penghancur.

Tepat di hari kepergian Vina, dini hari.

Vina membuka mata, dia melihat sosok Henry yang sudah berhari-hari tidak pulang sekarang berdiri di depan ranjang.

Henry berdiri di depan ranjang. Pria itu memegang ponsel Vina, saat melihat Vina terbangun, wajah pria itu tampak serius.

"Vina, barusan ada pesan di ponselmu yang memberi tahu bahwa proses penghapusan berhasil. Kamu menghapus apa?"

Vina terkejut mendengarnya.

Dia buru-buru merebut ponselnya, lalu menyalakan layar ponsel.

Itu adalah pemberitahuan bahwa proses penghapusan identitasnya berhasil.

Untunglah, ponsel Vina menggunakan kata sandi sehingga Henry tidak membaca pesan secara keseluruhan.

Vina merasa lega, lalu menjawab, "Bukan hal penting. Ada akun media sosialku yang diretas. Setelah berhasil kudapatkan kembali, akun itu kuhapus karena merasa nggak aman."

Henry merasa lega. Setelah itu, dia memeluk Vina sambil berkata dengan tersenyum, "Aku belikan makanan kesukaanmu, coba tebak apa?"

Vina tertegun sejenak, lalu menjawab, "Klepon dari Kota Cendana."

"Kok kamu tahu?" Henry merasa heran.

Bagaimana mungkin Vina tidak tahu?

Saat masih pacaran, setiap kali Henry membuat Vina marah, Henry pergi ke Kota Cendana untuk membeli klepon sebagai permintaan maaf.

Rasa manis klepon membuat Vina luluh hatinya.

Vina tidak suka perhiasan maupun mobil mewah, melainkan makanan ini.

Saat itu, Henry tersenyum. "Vina, aku nggak perlu susah-susah dalam membujukmu."

Vina menepuk kening Henry sambil berkata, "Bukan, tapi karena aku masih mencintaimu. Jadi, aku bisa maafkan kesalahanmu."

"Kalau aku sudah nggak mencintaimu lagi, meskipun kamu mati di depanku, aku nggak akan memaafkanmu."

Kenangan itu pelan-pelan menghilang. Henry mengeluarkan kotak klepon dari belakang, sambil berkata dengan tersenyum penuh cinta, "Ternyata aku nggak bisa membohongimu."

Mendengar itu, Vina tertawa dan berkata, "Benar, kamu nggak bisa membohongiku."

Henry merasa terkejut dan bergumam, "Vina …."

Vina tidak mengatakan apa-apa lagi, dia turun dari kasur, lalu mandi.

Selesai mandi, Vina melihat Henry pergi terburu-buru.

Vina terhenyak sesaat, lalu mengikuti Henry keluar.

Sampai di depan pintu, Vina terkejut karena dia melihat ada Maira tidak jauh dari sana.

Kenapa wanita itu berani sekali datang ke rumah?

Yang terkejut bukan hanya Vina, tetapi juga Henry.

Henry segera menghampiri Maira. Pria itu memegang tangan Maira, berkata dengan serius, "Kamu gila, ya? Kenapa kamu datang ke sini? Sudah kubilang, saat ada Vina di rumah, kamu nggak boleh datang ke sini!"

Mendengar teriakan Henry, Maira terkejut dan matanya berkaca-kaca. Sambil menarik ujung baju Henry, Maira berkata dengan wajah sedih, "Aku nggak bisa jauh darimu, anakmu juga."

Sambil berbicara, Maira menarik tangan Henry untuk mengelus perutnya.

"Jangan buat onar di sini. Aku akan minta asistenku mengantarmu pulang. Beberapa hari lagi, aku akan temani kamu dan anak kita."

Maira tidak mau pergi. Wanita itu memegang tangan Henry sambil berkata dengan suara manja, "Nggak mau. Aku nggak mau pergi dengan asistenmu. Aku mau kamu yang temani aku."

Setelah itu, Maira berjinjit dan menarik dasi Henry, lalu mencium bibirnya.

Awalnya, Henry ingin mendorongnya menjauh. Namun, karena Maira terus menciumnya, akhirnya Henry menyambut ciumannya sambil memeluknya dengan erat.

Mereka berdua berciuman mesra di halaman.

Saat hampir lepas kendali, Henry segera berhenti dan mendorong Maira. "Kamu harus pergi."

Mata Maira terlihat berkaca-kaca. Dia memeluk Henry sambil membisikkan sesuatu di telinganya.

Ekspresi wajah Henry langsung berubah.

Akhirnya, Henry berkata, "Oke, aku temani kamu hari ini. Naiklah ke mobil dulu, nanti aku menyusul."

Maira gembira karena mendapatkan yang dia inginkan. Wanita itu naik mobil sambil mengelus perutnya.

Saat melihat Henry akan masuk rumah, Vina langsung berbalik.

Tidak lama kemudian, Henry masuk dan mengatakan.

"Vina, awalnya aku ingin menemanimu hari ini. Sayangnya, aku barusan terima telepon bahwa ada urusan penting di kantor, terpaksa aku harus ke kantor. Kamu tunggu di rumah, ya. Selesai kerja, aku akan menemanimu sepanjang hari."

Henry panik menunggu respons Vina, tetapi Vina hanya menatapnya.

Tatapan mata Vina membuat Henry terkejut.

Sejak kapan tatapan mata Vina kosong seperti ini?

Sambil menelan ludah, Henry memanggil nama istrinya. "Vina …."

Sebelum kata-katanya selesai, Vina berkata dengan suara pelan, "Pergilah, urus pekerjaanmu."

Suaranya masih lembut seperti biasanya, tidak terlihat ada keanehan.

Akhirnya, Henry merasa tenang.

Henry mengelus kepala Vina, kemudian pergi.

Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil Henry yang melaju menjauh.

Senyuman Vina hilang, air mata mengalir di wajahnya.

Vina mengusap air matanya. Dia membuang klepon ke tong sampah. Dia membawa semua barang-barang keluar.

Vina memandang rumah ini untuk terakhir kalinya, lalu mengirimkan pesan terakhir kepada Henry.

"Waktu dua minggu tiba, kamu sudah boleh membuka hadiah ulang tahun pernikahan yang sudah kusiapkan sebelumnya untukmu."

Henry segera membalas pesannya.

"Sayang, aku akan segera pulang, nanti kita buka hadiah itu bersama."

Vina tertawa.

Buka bersama?'

Henry, kamu akan membukanya sendiri.'

Aku akan meninggalkanmu selamanya.'

Vina mengirimkan semua pesan dari Maira kepada Henry. Setelah itu, Vina mengeluarkan kartu ponselnya dan menghancurkannya.

Sesudah itu, Vina membawa barang-barangnya meninggalkan rumah.

Sinar matahari di luar sangat terik, hari yang indah.

Mulai sekarang, Vina akan menghilang selamanya ….

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
nita darmawan
kok gak bisa kebuka bab lanjutanny padahal udh beli koin
goodnovel comment avatar
Mey
menghilang aja Vina spy tau si suami brengsek
goodnovel comment avatar
Citra Mawar
bonus masih tapi kok tidak bisa buka bab berikutnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 27

    "Vina!“Henry terbangun dan menyebut nama Vina.Tuan Anton berjaga di sampingnya, wajahnya tampak muram."Henry, mulai sekarang, kamu harus fokus kerja, jaga kesehatanmu, jangan pergi mencari Vina lagi.""Uhuk, uhuk." Sambil terbatuk, Henry bertanya dengan suara serak, "Kenapa?""Dia adalah istriku. Aku belum tanda tangan surat cerai, kami belum cerai. Asalkan aku menunjukkan ketulusanku, Vina pasti mau memaafkan aku.""Hatinya lembut. Selama aku membujuknya dengan gigih, dia pasti mau memaafkan aku ….""Diam!" Tuan Anton menyela omongannya.Tuan Anton memutar ulang rekaman pembicaraannya dengan Vina.Suara Vina terdengar jelas dan mematahkan semangat Henry.Setelah rekaman itu habis, suasana di kamar masih hening.Beberapa lama kemudian, Henry bergumam tanpa henti, "Nggak mungkin … nggak mungkin … ini pasti bohong. Aku mau cari Vina! Aku harus ketemu Vina!""Aku mau memberitahunya bahwa dia adalah satu-satunya wanita yang kucintai, hanya dia seorang!"Henry turun dari ranjang, melepas

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 26

    "Maaf, aku nggak mau menikah denganmu. Kita putus saja, aku sudah nggak mencintaimu lagi."Di dalam mimpi, Vina melepaskan tangannya, lalu pergi menjauh."Vina! Jangan! Jangan tinggalkan aku!""Aku janji akan setia padamu. Kamu suka klepon dari Kota Cendana, aku akan belikan setiap hari. Aku akan berikan perhiasan, rumah, saham, tapi jangan tinggalkan aku, ya?"Henry memohon.Sayangnya, Vina tidak menoleh sedikit pun.Henry berusaha mengejar, tetapi gagal.Bahkan, cincin pertunangan mereka juga lenyap.Vina sudah meninggalkannya, wanita itu sudah tidak mencintainya lagi."Vina … Vina …."Henry memejamkan mata. Wajahnya memucat dan berkeringat. Henry menggigit bibir hingga bibirnya berdarah.Henry terus menggumamkan nama Vina.Tuan Anton mencemaskan kondisi cucunya.Tuan Anton meminta asisten mencari kontak Vina selama beberapa hari, akhirnya berhasil mendapatkan kontak terbaru Vina."Halo, Nona Vina, ini aku, kakeknya Henry. Kamu pernah melihatku saat kalian menikah."Vina baru saja me

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 25

    Demi membalas dendam untuk Vina, Henry menyerang keluarga teman-temannya yang menghina Vina.Sekarang ada kesempatan balas dendam, mana mungkin mereka lewatkan?Maira tidak peduli dirinya dimanfaatkan asal bisa balas dendam.Maira berpikir jika dirinya menderita, mana bisa dia biarkan Henry hidup bahagia?Tidak hanya melaporkan Henry, Maira juga membuat akun baru dan mulai siaran langsung untuk menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Henry kepada para netizen.Dalam sekejap, reputasi Grup Saputra kembali hancur.Reputasi Henry juga hancur.Henry diminta pulang untuk menjalani pemeriksaan. Oleh karena itu, dia tidak bisa lanjut mencari keberadaan Vina.Situasi perusahaan sedang kacau balau.Selain itu, muncul beberapa pengkhianat di perusahaan, menyebabkan kondisi Grup Saputra makin parah.Banyak perusahaan menanti kehancuran Grup Saputra.Meskipun Grup Saputra bisa bertahan, perusahaan pasti mengalami kerugian besar.Sebagai perusahaan terbesar, kesalahan kecil saja bisa mem

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 24

    Setelah terdiam sejenak, Henry meminta maaf."Vina, maafkan aku. Aku nggak semestinya berselingkuh. Aku sudah menggugurkan anak Maira dan memutuskan hubungan dengannya. Kumohon, maafkan aku, ya?""Aku bersedia melakukan apa pun, tapi jangan tinggalkan aku!"Henry memohon ampun, tetapi Vina hanya diam.Vina tertawa pelan, lalu berkata."Oke, aku memaafkanmu."Henry tidak menduga Vina akan menjawab begitu."Benarkah?"Tanpa memahami maksud dari jawaban Vina, Henry balik bertanya."Heh." Vina tersenyum sinis. "Bukankah ini adalah jawaban yang kamu inginkan? Sebelumnya, aku sudah memaafkanmu.""Sudah puas, 'kan? Kalau sudah puas, berhentilah menggangguku."Hanya mendengarnya minta maaf, tidak masalah bagi Vina.Namun, bukan berarti Vina mau kembali bersamanya lagi.Kaca yang sudah pecah, mana mungkin bisa utuh kembali?Meskipun pakai lem, bentuknya tidak akan sama seperti semula.Setelah itu, Vina langsung menutup telepon, dia tidak memberi kesempatan Henry meminta maaf lagi.Vina dulu per

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 23

    Henry merasa sangat bersalah.Andai ada kesempatan kedua, dia tidak akan mengulangi kesalahannya.Sayangnya, tidak ada kesempatan kedua.Dia berdiri di jalanan yang asing, tidak berdaya seperti anak kecil.Apakah masih mau terus mencari Vina?Itu pasti.Harus mencarinya ke mana dulu?"Halo, wanita di foto ini adalah istri saya. Istri saya pergi karena saya sudah membuatnya marah. Saya sedang mencarinya. Apa bisa memberi tahu saya kontaknya?Henry bertanya dengan serius.Pihak hotel merasa ragu sejenak. Ketika Henry memberinya uang, pihak hotel baru mau memberinya kontak Vina.Telepon sudah terhubung, tetapi tidak diangkat."Mungkin dia ada dalam pesawat."Henry menghibur diri.Untuk menunjukkan ketulusan hatinya meminta maaf, Henry mengunggah permintaan maaf di media sosial.Henry menceritakan semua kesalahannya secara detail dalam surat itu.Dia juga menuliskan bahwa dia sudah menyadari kesalahannya.Henry menunjukkan ketulusannya dengan mengunggah satu surat permintaan maaf setiap ha

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 22

    Ponsel di ranjang terus berbunyi. Para netizen mengirimkan foto dan titik lokasi Vina.Karena banyaknya informasi yang dia dapat, Henry bingung mana yang berguna dan mana yang tidak.Banyak yang mengincar imbalan. Meskipun banyak yang membantunya mencari informasi tentang Vina, pekerjaan ini masih belum tuntas.Saat ini, dia menjadi menyesal memakai cara ini.Namun, dia tidak punya cara lain!Selain meminta bantuan netizen mencari, Henry tidak punya cara lain untuk mencari keberadaan Vina.Henry duduk di ranjang dengan wajah putus asa.Saat ini, ada beberapa orang yang mengirimkan foto berbeda."Tuan Henry, ada yang melihat Vina berada di depan gereja Kota Asura. Saya sudah menyuruh orang mencarinya, tolong Anda segera ke sini."Setelah mendapat informasi itu, Henry menjadi percaya diri lagi.Kabar itu benar atau tidak, Henry ingin mencobanya.Dia tidak mau melewatkan harapan sekecil apa pun.Tanpa Vina, dia merasa tidak bisa bertahan hidup.Vina sudah bagaikan oksigen bagi Henry, dia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status