Share

2#Teman Baru

Membalas tatapan dengan kebingungan dan beberapa pertanyaan yang meledak-ledak di 

kepalanya.

Apa? Kenapa? Teriak sampai segitunya. Emangnya dia hantu apa? Tentu saja Kayla 

keberatan atas perilaku lelaki itu. 

Yang berteriak syok. Apa lagi yang diteriakin parno.

Pak Selamet menggebrak meja. "Anak baru, jangan berisik!" celetuknya mengejutkan 

mereka yang saling bertatapan. "Jika terulang lagi, saya tidak akan segan-segan 

mengeluarkan kalian berdua dari kelas!"

"Ba-ik pak," jawab Mexsi ba-bi-bu. Kembali menatap kesamping sebelah kanan, dengan 

tatapan tajam yang dingin dan membunuh.

Kayla pun menarik napas berat, menghembuskannya sekeras mungkin. Membuang 

muka. Tanpa harus menjawab pertanyaan orang yang baru saja dikenalnya, beberapa menit 

kemudian.

Astaga-naga! Gak salah liat? Ini cewek sampai ikut ke sini. Gue gak bisa tinggal diam!

SREEEET!

Menggeser bangku yang Mexsi duduki menjauh dari Kayla, Pak Selamet sudah tak 

mampu menahan amarah lagi. Darah di kepalanya bergejolak, hampir meledak keluar, 

kesabarannya kini mencapai batasan. Ia mendekati tempat duduk anak baru itu, wajahnya 

benar-benar memerah karena marah, sembari membawa penggaris kesayangannya. Untuk 

memukul bokong siswa yang melanggar peraturan dengan itu. Berdiri memelototi Mexsi, 

matanya hampir keluar, mulai mengelus-elus penggaris pelan. Siswa yang berada di sana 

bergidik merinding dan ngeri, sudah mengira-ngira apa yang akan terjadi pada nasib anak 

baru itu.

"Kalau tidak suka pelajaran Bapak... " mengatur pernapasannya. "KELUAAAR!"

Sebelum semua siswa yang berada dalam kelas menutup telinga.

"Bukannya gitu Pak." Mexsi menyipitkan matanya dengan sebaris kernyitan muncul 

dikening. "Saya gak bisa duduk di samping... " mengangkat ringan bahunya menatap tajam 

gadis yang duduk bersebelahan dengannya. "TOA BERJALAN."

Tawa satu kelas meledak. Kayla menundukkan kepala, pipinya memerah menahan malu.

Gila! Dia baru saja panggil gue apa? Toa berjalan? Panggilan semacam apa itu? Malu banget 

gue. Pikirnya sempat mengerjap-ngerjapkan mata.

Pak Selamet menggebrak meja, suasana menjadi hening kembali, menatap ke samping kiri 

paling pojok di barisan ketiga. "Mexsi pindah sana! Ke meja Tino." menunjukkan meja yang 

di maksud dengan memutar bola matanya. "Tina cepat pindah ke sini, mulai sekarang kalian bertukar tempat duduk."

Mereka berpindah posisi duduk. Tino di kenal dengan julukan tukang rusuh alias Raja Jail, 

suka menjaili teman-teman dan dicurigai tukang maling pulpen. Bahkan tukang gosip di 

kelas. Duduk bersebelahan dengan Mexsi, ia tertawa kecil.

Kayanya dengan dia duduk di sini rejeki nomplok. Pikir Tino sambil mengelus-elus dagunya yang mulus, tidak. Ada satu jenggut kecil di sana, jika memakai kacamata pembesar 

mungkin baru bisa terlihat jelas. Ia saudara sepupu dengan Tina, gadis yang terkenal 

super-duper cerewet yang duduk bersebelahan dengan Kayla, mereka saling berkenalan.

***

Teman yang baru Kayla kenal. Mengajaknya menuju ke kantin belakang sekolah. Diikuti Ino dikenal sebagai gadis yang paling pemalu dan pendiam, terkadang Tino suka menggodanya membuat Ino menahan napas sedetik lalu pergi menghindar. Tidak lupa Tina mengajak lelaki yang paling keren di sekolah, Padil ketua kelas yang paling digemari banyak orang, suka menolong siapa pun yang mengalami kesulitan, seratus persen ikhlas, tanpa pamrih, dia juga kandidat ketua OSIS.

Mereka duduk saling berhadapan, di salah satu kantin langganan Tina tidak lain ibu Ino.

"Mau pesan apa? Di sini banyak sekali makanan yang enak-enak, bakso, nasi goreng, pangsit, jus, es mambo masih banyak lagi. Yang paling gue demen di sini, bakso super jumbo dan jus melon yang manis, semanis senyuman gue. Hehehe," kata Tina pada Kayla dan Padil nyerocos, tak henti-hentinya cekikikan.

Lima menit kemudian...

Sampai membuat kedua orang itu bertanya di dalam hati, kapan bisa pesan? Kalau tak ada kata berhenti saat berbicara.

"Gue bakso aja deh," jawab Kayla secepat mungkin. 

"Nasi goreng super pedas," sahut Padil. 

"Oke! Pangeranku," menatap Padil malu-malu. "Pesanan kalian akan segera datang, tunggu aja. Tina yang berhati baik, seperti malaikat tak bersayap ini akan segera membawakan makanan yang kalian pesan." Tina akan pergi memesan.

Sosok lelaki yang berparas paling enek menurut Tina berlari ke arah mereka, duduk sambil mengambil tisu mengelap keringat di dahinya memandang Tina. 

"Gue gak di tanyain," celetuk Tino dengan sebelah kaki yang dilipat ke atas.

Tapi Tina tidak memedulikan saudaranya. 

Kayla dan Padil tertawa kecil membekap mulutnya sendiri.

"Ngeselin banget tuh anak!" lanjutnya.

Beberapa saat Tina kembali membawa bakso dan nasi goreng dibantu Ino. Tino akan bangkit dari tempat duduk. 

"Mau ke mana?" tanya Tina. "Nih udah gue pesenin makanan kesukaan lo. Mangkannya jadi anak tuh yang baik dikit kenapa, jangan bikin onar mulu." 

Menyodorkan semangkuk bakso super jumbo ke hadapan Tino, menatap saudaranya segan.

"Lo emang saudara gue yang paling pengertian," berdiri disamping Tina-"masalah itu biar waktu yang menjawab, udah lo makan aja." lanjutnya akan memeluk saudaranya namun Tina menghindar hanya manggut-manggut patuh, Tino tersenyum malu langsung duduk mengambil garpu dan sendok.

Meski mereka suka berantem gara-gara hal kecil tapi sebenarnya Tina dan Tino saling peduli. Mereka makan pesanan masing-masing.

Tina melontarkan sebuah pertanyaan, "Kayla, kenal ya sama Mexsi?" 

"Hmm... gak ko, baru kenal," ucap Kayla sedikit hati-hati menjawab pertanyaannya, takut dia salah pengertian. 

"Oh gitu, tapi ko dia kelihatannya kaya udah kenal lama sama lo, sampai teriak gitu?" pertanyaan Tina kembali dilontarkan. 

Kayla merasa sedang dipojokkan, ia akan menjawab secara jujur dan benar. "Kalau itu, gue juga gak tahu."

"Ah Tina, gitu aja dibikin repot," kata Tino menepuk pundak Tina pelan. "Ya kali, Mexsi mirip sama gue. Canda dia, gitu aja gak tahu." 

"Oh gitu, lo duduk sama dia. Kenapa gak ajak Mexsi ikut gabung sama kita, gue yakin! Lo pasti dicuekin, ya iyalah orang kaya lo gak mungkin- " 

"Udah Tina, kata nenek. Jangan makan sambil bicara, nanti keselek terus nyesel hahaha." Tino tertawa puas. 

"Udah! Jangan langsung keliatan sifat aneh kalian, malu sama anak baru. Butuh waktu biar paham kalian makhluk seperti apa? Iya kan, Kayla?" tanya Padil melirik ke arahnya. 

"I-iya." Kayla tersenyum kecil.

"Gue mau ke toilet sebentar," ucap Padil memberi tahu temannya. 

"Jangan lama-lama, aku rindu," ucap Tina. 

Padil langsung buang muka, mengambil langkah seribu. Kayla tertawa kecil, Tino menggeleng-gelengkan kepala. 

Segerombolan lelaki datang dari sudut kanan. Kawal, Kiwil dan Kawul. Mereka terkenal pembawa masalah. Berbeda dengan Tino mereka suka menyanyi di mana pun alias tak lihat situasi dan kondisi. Kiwil duduk menggebrak-gebrak meja dan Kawul menabuh galon dengan tangan kananya, mereka memainkan alat musik seadanya. 

Para siswa yang berada di sana tertawa datar secepatnya memakai headset, bahkan ada yang sampai memasukkan tisu makan ke dalam telinganya jika lupa membawa headset. Yang menjadi vokalisnya tidak lain ketua mereka si Kawal, lantunan lagunya mulai terdengar. "Judi tet... merusak keimanan. Judi tet... judi tet... teeet."

Terus saja seperti itu sampai kiamat, hampir semuanya merasa terganggu termasuk Kayla, baru pertama kalinya ia bertingkah seperti ini menutup kedua telinganya menahan kebisingan, menyerang telinganya secara bertubi-tubi. Saat itu pun ia bangkit dari tempat duduk tak tahan melangkah pergi.

Mexsi menuju kantin dan melihat suatu kejadian.

Kayla tak sengaja menabrak gadis yang membawa gelas berisi jus alpuket seketika menumpahi seragamnya. Sarah marah langsung mendorongnya sampai tersungkur di lantai. 

Mexsi terus mengamati. Gue yakin, Toa pasti balas menonjok.

"Lo punya mata gak?" teriak Sarah membuat semua orang yang berada di sana menatapnya. 

Kayla bangkit, Tina dan Ino membantunya berdiri. Sedangkan Tino melirik sebentar dengan tenang melanjutkan makan, sedangkan Padil belum kembali dari toilet. 

"Gue minta maaf, gue gak sengaja," kata Kayla mengatakannya dengan tulus, sambil mengangkat tangan kanannya. 

Mexsi menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak percaya apa yang ia dengar barusan seharusnya tidak pernah terdengar.

Aneh, kok mendadak Toa minta maaf? Kaya bukan Toa yang dia kenal, salah gak salah ya tetap cewek itu paling benar. Tapi kok... batin Mexsi terus mengamatinya. 

Cukup lama tangan Kayla tak disambut baik, ia menurunkan tangannya dengan sedikit sedih. Saat Sarah akan melayangkan telapak tangan ke wajah gadis yang menumpahkan jus kesukaannya. Kayla menutup mata, alis tertekuk takut, menunduk.

Seseorang berteriak. "GILA, TAMPAN BANGET!" 

Spontan Sarah menatap seseorang yang menjerit lalu mengalihkan pandangannya pada Mexsi. "Iiih tampan... "

Hampir saja sebuah tamparan melesat mengenai pipi Kayla. Ia pergi dari sana melewati Mexsi begitu saja tanpa menatapnya, sedangkan lelaki itu menatapnya dengan serius.

Sarah melangkah mendekat dan memegang lengan Mexsi sampai senyum-senyum sendiri tak karuan mirip orang gila. 

"Tampan siapa namanya? Rumahnya di mana? Kelas apa? Udah punya pacar belum? Kalau belum... aku mau kok jadi pacar kamu." 

Mexsi memegang tangannya menghempaskan ke udara. Ia melangkah pergi meninggalkan Sarah, bukannya marah! Sarah semakin penasaran dengan lelaki yang di anggapnya jual mahal. Baginya hal itu sebuah tantangan yang harus gadis itu taklukan, bagaimana pun caranya. 

             ...Flashback On... 

Duduk dengan santai saat Mexsi berada di kantin, tiba-tiba Toa berjalan tak sengaja menabrak gadis yang sedang membawa semangkuk spageti berlumuran saus tomat di atas nampan. Membuat seragamnya kotor terkena saus tomat, gadis yang menabraknya tidak meminta maaf sekali pun. Ia hanya melengos pergi.

Tak terima dia melempar spageti menimpuk kepala Toa, ia mendekat mengepalkan tangan kananya satu pukulan mengenai samping bibirnya. 

Langsung mengeluarkan darah, gadis yang meringis kesakitan membalas tonjokkan Toa. Sehingga mereka berdua saling hantam-menghantam dengan tangan kanannya, Mexsi hanya serius memperhatikan musuh bebuyutannya itu.

Salah satu penjaga kantin menghentikkan mereka, tetap saja Si Toa masih mengambil kesempatan menonjoknya. 

             ...Flashback Off...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lisuni98
Suka gak sama ceritanya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status