Setelah mengetahui jika hari ini Adi akan pulang, Mer merasakan hatinya begitu gelisah. Dia merasa belum siap untuk bertemu dengan suaminya, tetapi dia tidak bisa menghindar.Walau bagaimanapun juga Adi adalah suaminya, walaupun pria itu sudah beristri tetapi dia tidak bisa begitu saja terus berusaha untuk menghindari pria itu.Di saat bekerja saja Mer lebih sering melamun, alhasil Arga bahkan lebih sering menegur wanita itu. Beruntung Arga tidak memarahi Mer, tentunya hal itu terjadi karena Arga begitu paham dengan apa yang menimpa Mer saat ini."Bekerjalah dengan baik, untuk urusan pribadi bisa diselesaikan secara baik-baik." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Arga ketika Mer melamun, Mer mengangguk lalu kembali bekerja.Waktu terus saja berlalu, tetapi pikiran Mer tetap saja terpaku kepada suaminya. Hingga waktu istirahat tiba Mer yang merasa penasaran langsung mengecek keberadaan suaminya lewat GPS.Dahi Mer nampak berkerut dengan dalam karena ternyata Adi sudah berada di kedia
Kamu datang dengan membawa istri pertama kamu, hem?" tanya Mer yang sejak tadi melihat kegugupan di wajah suaminya.Mata Adi langsung membulat dengan sempurna mendengar apa yang dikatakan oleh istri keduanya tersebut, dia tidak menyangka jika Mer akan mengatakan hal itu.Lebih tepatnya Adi tidak menyangka jika Mer mengetahui dirinya yang sudah beristri sebelum memperistri Mer, Adi sungguh terlihat ketakutan saat ini.Jantung Adi berdetak dengan begitu kencang, tetapi sebisa mungkin dia mengontrol emosinya. Dia berusaha untuk bersikap senang mungkin."Maksud kamu apa, Yang?" tanya Adi dengan suaranya yang terdengar lebih tenang.Mer langsung tersenyum kecut mendengar pertanyaan dari suamimya, padahal Mer tadi bisa melihat dengan jelas jika suaminya tersebut terlihat begitu gugup dan juga ketakutan.Namun, kini raut wajah pria itu berubah menjadi lebih tenang. Bahkan, dengan mudahnya pria itu bertanya seperti itu. Mer tiba-tiba saja merasa mual, Ingin rasanya dia muntah di depan muka pr
Jika Adi sedang berusaha untuk menghubungi Mer, berbeda dengan Mer, wanita itu kini sedang berada di kostan milik kekasih dari adiknya, Johan. Tentunya di sana juga ada Johan, Mer sedang mengadu kepada Johan dan juga kekasih dari adiknya tersebut. Walaupun awalnya dia ingin merahasiakan hubungannya dengan Adi, tetapi nyatanya Mer tidak bisa.Mer tidak bisa memendam kesakitan itu sendirian, Mer tidak bisa memendam kekesalan dan kekecewaan terhadap Adi. Mer membutuhkan support dari orang-orang terdekat dan terkasihnya."Sialan! Jadi, dia sudah punya anak dan istri?" tanya Johan setelah Mer mengatakan semuanya kepada dirinya.Mer langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat, sungguh dia juga tidak menyangka jika Adi tega menikahi dirinya dengan cara berbohong."Hem!" jawab Mer dengan deheman saja, karena rasanya dia sudah tidak sanggup untuk berkata-kata lagi.Mer malah menangis di dalam pelukan Anggi, kekasih dari adiknya. Anggi dengan sabar mengelus lembut punggung wanita yang sedang
Mer melangkahkan kakinya menuju rumah Adi dengan dada yang berdebar dengan begitu kencang, walaupun dia bisa menunjukkan wajah santainya di hadapan Hanum, tetapi nyatanya tubuhnya seakan begitu lemas.Kalau saja dia tidak malu, rasanya dia ingin menangis guling-gulingan di atas lantai karena kini dia bisa melihat sendiri rupa istri pertama Adi dari dekat. Sangat cantik dan juga bentuk tubuhnya nampak seperti model, tinggi dan langsing.Berbeda dengan Mer, tinggi tubuhnya hanya seratus lima puluh enam senti. Tubuh Mer memang terlihat begitu langsing, tetapi dia memiliki pipi yang cabi dan wajah yang bulat.Johan dan juga Anggi terlihat setia mengekori langkah Mer yang berjalan menuju kamar utama, begitupun dengan Hanum yang ikut berjalan mengikuti Mer tetapi tanpa bersuara.Namun, walaupun Hanum tidak bersuara tetapi dia mengambil ponselnya yang ada di saku celananya dan mengirimkan pesan chat kepada Adi."Sayang! Ada istri kedua kamu di rumah, cepat pulang dan tolong jelaskan!" Hanu
Selepas kepergian dari Mer, Adi terlihat begitu kecewa sekali karena Mer mengatakan ingin berpisah dari dirinya. Adi tidak menyangka jika Mer akan langsung mengetahui semuanya, padahal dia sudah berusaha untuk menutupi pernikahan pertamanya dengan Hanum.Adi jadi berpikir, mungkin karena setelah menikah dia langsung pergi bersama dengan Hanum, maka dari itu Mer langsung mengetahui pernikahan yang sudah dia jalani bersama dengan Hanum.Adi bahkan langsung berpikir jika siapa yang dia lihat ketika di kampung halamannya adalah Mer, bukan orang lain atau wanita yang mirip dengan istri keduanya tersebut.Mer pasti mengikuti dirinya karena ingin mengetahui apa yang sudah terjadi sebenarnya, makanya dia pernah dua kali melihat Mer kala dia pulang kampung.Sungguh Adi berjanji di dalam hatinya tidak akan menceraikan Mer, karena pria itu kini benar-benar mencintai Mer. Katakanlah Adi merupakan pria yang gila karena mencintai dua perempuan.Namun, dia merasa tidak rela jika harus berpisah denga
Mer langsung melangkahkan kakinya menuju dapur, dia membuka lemari pendingin dan mencari bahan makanan yang ada di sana. Wanita itu tersenyum kala melihat banyaknya bahan makanan di sana.Namun, tidak lama kemudian senyum di bibirnya luntur karena dia merasa kebingungan harus memasak apa. Dia bingung karena lupa bertanya kepada Arga tentang makanan apa yang disukai oleh pria itu."Aih! Aku harus masak apa?" tanya Mer bingung.Namun, tidak lama kemudian dia menepuk jidatnya. Semua bahan makanan yang ada di dalam lemari pendingin tersebut adalah bahan yang dibeli oleh Arga, itu artinya semua yang ada di sana adalah makanan kesukaannya."Ck! Dasar bodoh," ujar Mer.Setelah mengatakan hal itu, Mer langsung mengambil bahan makanan yang ada di sana dan memasaknya dengan cekatan. Tentunya sebelum masak dia menyanggul rambutnya terlebih dahulu, karena takutnya ada rambut yang jatuh dan mengenai makanan.Arga yang baru saja datang malah terdiam di ambang pintu, dia memperhatikan Mer yang sedan
Pada akhirnya Mer dan juga Arga dengan cepat menyelesaikan acara makan malamnya, setelah itu Arga langsung duduk di ruang keluarga. Sedangkan Mer nampak merapikan meja makan.Selepas itu, Mer langsung menghampiri Arga yang menunggu dirinya di ruang keluarga. Dia duduk di salah satu sofa yang tidak jauh dari pria itu, dia tersenyum canggung lalu menundukkan wajahnya.Dia seolah bingung harus mengawali ucapannya dari mana, padahal pada kenyataannya Arga sudah sangat tahu jika Mer menginginkan perceraian dengan Adi.Wanita yang belum lama menikah dengan Adi itu merasa tidak tahan karena ternyata dia merupakan istri kedua, karena pada kenyataannya tidak ada wanita yang ingin dijadikan sebagai yang kedua.Wanita tentunya ingin diratukan, wanita ingin jadi satu-satunya yang dicintai oleh prianya. Wanita ingin menjadi satu-satunya istri dari suaminya."Jadi, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Bantuan seperti apa yang kamu minta dari aku?" tanya Arga setelah sekian lama diam.Mer yang mendapa
Cukup lama Mer berpikir dengan apa yang dikatakan oleh Arga, permintaan yang dirasa sangat aneh karena pria itu meminta dirinya untuk menikah dengan Arga setelah bercerai dari Adi.Mulut pria itu seakan begitu mudah untuk berucap tanpa memikirkan terlebih dahulu apa yang akan terjadi ke depannya, Mererasa sangat aneh dengan kelakuan dari pria itu.Lagi pula, bisa-bisanya pria itu meminta dirinya untuk menjadi kekasihnya. Bahkan, menjadi istrinya. Padahal,mereka tidak saling mengenal sebelumnya.Terlebih lagi Mer hanyalah wanita yang terlahir dari keluarga biasa, bagaimana bisa atasannya sendiri malah mengajak dirinya untuk menikah, pikirnya."Jadi,bagaimana? Mau aku bantu tidak proses perceraiannya? Kalau tidak mau, aku tidak rugi. Karena itu artinya kamu yang tidak akan bisa bercerai dari Adi," ujar Arga karena Mer tak kunjung memberikan jawaban.Mer benar-benar bimbang dengan pertanyaan dari Arga, tetapi sungguh dia tidak mau jika harus kembali kepada Adi. Walaupun pria itu berkata