Share

Bergerak liar lah, seperti wanita jalang Alena.

Asep menepuk pundak Hendarto dengan lembut, "kuatkan hatimu tuan."

Selesai mengatakan itu, Asep langsung pergi dan meninggalkan Hendarto sendirian.

Beberapa menit kemudian, Hendarto melihat Alena masuk dari pintu bersama Briyan. Namun Alena tidak melihat ayahnya, karena kaca itu hanya tembus dari dalam.

Briyan duduk di sofa, kedua kakinya terangkat ke atas meja. "Apa kamu masih ingin dengan janjimu?" ucapnya.

"Iya tuan, aku mengingatnya." Sahut Alena.

"Bagus." Puji Briyan, "kalau begitu, layani aku dulu sebelum bertemu dengan ayahmu." Lanjutnya.

Briyan meminta Alena memijat kedua kakinya dan membersihkan seluruh kukunya. Bukan hanya itu, dia juga meminta Alena untuk mengenakan pakaian minim lalu menyuruhnya menarik layaknya penari erotis.

Tentu Hendarto meneteskan air mata melihat putrinya diperlukan seperti itu. Sejak kecil, putrinya tidak pernah merasakan kebahagiaan. Alena tumbuh besar tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya. Bahkan setelah dia menikah pun, tidak mendapat kasih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status