Share

Selamat datang di neraka yang sesungguhnya.

Dalam perjalanan menuju kediaman Wijaya, Asep memberanikan diri untuk bertanya.

"Tuan, mengapa anda selalu tidur di ruang kerja? Kenapa tidak tidur di kamar?"

"Sejak kapan kamu ingin tahu masalah pribadiku?"

Pertanyaan Briyan itu membuat Asep gugup, "maaf tuan," ucapnya.

Mobil mewah itu kembali hening, tetapi setelah 15 menit! Asep kembali membuka mulut.

"Tuan, apa saya boleh mengatakan sesuatu?"

"Hm" sahut singkat Briyan.

"Apa tidak sebaiknya tuan membawa pak Hendarto tinggal di kediaman Wijaya?"

Briyan yang tadinya menyandarkan kepala di sandaran mobil sambil memejamkan mata, tiba-tiba duduk tegap dengan mata terbuka sempurna.

"Maksud kamu?"

Asep terlihat ragu, tetapi diberikannya dirinya demi membantu Alena. "Begini tuan, jika pak Hendro tinggal di kediaman Wijaya! Dia bisa melihat seperti apa penderitaan putrinya atas kesalahan yang telah diperbuatnya di masa lalu."

Briyan terdiam sambil memikirkan ucapan Asep, "kamu ada benarnya juga, Asep," ucapnya setelah berpikir 5
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status