Share

2 Pelepasan Benih

Keesokan harinya.

Siang itu Dokter Nadia turun tangan langsung terhadap Uuna yang sedang melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai tahapan awal.

Memang tidak banyak yang tahu inseminasi yang dilakukan terhadap Uuna, banyak pihak yang harus tutup mulut dan mata demi menjaga kesejahteraan mereka dan kelangsungan dari penerus Malik Hayes Corp.

Sejak hari itu dimana Uuna bersedia menyewakan rahimnya karena terdesak oleh biaya pengobatan ibunya, dengan terpaksa menyetujui semua yang ditawarkan oleh dokter Nadia walaupun hatinya menolak semua fakta yang ada. Di mana dia harus merelakan bayi yang ia kandang kepada orang lain yang bahkan Uuna sendiri tidak tahu jati dirinya. Uuna harus menelan pil pahit bahkan sebelum anak itu sendiri lahir ke dunia demi sang ibu yang sedang terbaring lemah di ranjang pesakitan.

Bukan hanya tes kesehatan yang dilakukan oleh Uuna, tapi juga tes IQ.

Keluarga Malik Hayes tidak ingin sembarangan memilih ibu dari keturunan mereka, walaupun dari latar bakalan yang sangat miskin, paling tidak wanita yang bersedia menyewakan rahimnya berpenampilan menarik dan memiliki IQ yang tinggi. Karena mereka tidak puas dengan selembar kertas yang mereka lihat, akhirnya Uuna menjalankan tes IQ ulang.

Mendapatkan hasil yang memuaskan, akhirnya sekarang Uuna menjalankan tes kesehatan guna menjalankan prosedur inseminasi buatan.

Berbagai pemeriksaan dilakukan, dari mulai memastikan tuba falopi dalam keadaan sehat. Karena tuba falopi salah satu kunci berhasil atau tidaknya inseminasi buatan itu sendiri.

Setelah memastikan bahwa tuba falopi sehat, dokter juga memeriksa saluran penghubung antara ovarium dan rahim yang harus terbuka (Tidak tersumbat) dan sehat.

Dokter Nadia memastikan semua dalam kondisi baik, agar inseminasi buatan ini tidak gagal. Setelah pemeriksaan ovarium, Nadia memeriksa kadar hormon pada angka normal dan memastikan kondisi rahim dalam keadaan siap dan kuat selama mengandung bayi.

Kini Uuna sedang berada di ruang dimana akan melakukan stimulasi ovarium, memberikan obat kesuburan. Memeriksa kondisi Uuna secara rutin melalui ultrasound dan tes darah.

Hampir setiap hari Uuna bolak-balik masuk ke ruangan di mana dokter Nadia akan memeriksa kesehatannya. Uuna bahkan diberi obat penyubur kandungan agar mendorong pelepasan hormon dari kelenjar pituitari yang merangsang tubuh untuk melepaskan hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel.

Uuna yang sangat merasa lelah dan muak dengan semua pemeriksaan kesehatan dan rangsangan yang dilakukan. Ia berjalan gontai sepanjang koridor rumah sakit saat akan pulang ke kosannya.

Namun, pandangan Uuna teralihkan ketika melihat seorang pria yang berpakaian sangat maskulin dan parlente dan dengan kacamata yang bertengger indah di hidung mancungnya.

Pria itu di kawal dari berbagai sisi oleh orang yang berpakaian serba hitam. Bahkan semua staf rumah sakit menunduk hormat ketika pria itu lewat.

Uuna hanya tercengang menyaksikan fenomena langka itu, detik berikutnya Uuna merasa kaget ketika seorang ibu yang sedang berlari mendorong tubuhnya hingga terlempar jauh dan mendarat tepat di dalam pelukan pria yang dikawal ketat bak artis terkenal.

Uuna hanya bisa tercengang dengan pupil mata yang membesar sempurna. Pria yang sedang memeluknya ini benar-benar nyaris tanpa celah, ketampanannya sudah tidak bisa diragukan lagi.

Wajahnya bak dewa Yunani yang pernah Uuna lihat di buku mitologi tentang kaum Yunani kuno.

Uuna menggelengkan kepalanya, "Bukan dewa Yunani, tapi perpaduan antara Tom Cruise dan Hrithik Roshan."

Belum juga puas Uuna memandangi pria yang nyaris sempurna itu, tubuhnya sudah melayang dan tersungkur di lantai dekat dengan kursi apotek. Bahkan kepalanya nyaris terbentur kursi yang terbuat dari stainless.

Uuna melirik sinis kepada pria berjas hitam yang telah melempar tubuhnya seperti sampah kotor.

"Wahh, sialan ini orang!" geram Uuna merasa sakit hati.

Namun, Uuna lebih sakit hati lagi ketika pria yang tadi memeluknya itu disemprot seluruh tubuhnya oleh parfum.

"Gila! Dikira aku Sigung kali, hewan paling bau sedunia sampai tubuh dia disemprot oleh parfum segalon. Aku tarik kata-kata aku yang bilang dia bak Dewa Yunani. Cih, dia gak lebih jelek dari badut Ancol. Sial, kenapa bisa ketemu orang seperti dia sih! Aarrgghh…! bisa sial nanti aku kalau seperti ini!"

Uuna terus memaki sambil membersihkan dirinya dan memeriksa apa ada bagian tubuhnya yang terluka.

Sedangkan pria yang dikawal ketat itu berjalan dengan sombongnya seolah tidak terjadi apa-apa. Melihat itu Uuna semakin geram dan mengutuk pria yang begitu sombong itu sepanjang perjalanan pulang.

Di ruangan Dokter Nadia.

Darren Hayes sedang memikirkan cara agar bisa mengeluarkan benihnya. Sementara seumur hidupnya ia tidak pernah merasakan apa itu yang namanya terangsang terhadap lawan jenis.

"Apa tidak ada cara lain untuk mengeluarkan benih itu dari tubuhku?" tanya Darren frustasi pada psikiater yang selalu menemaninya sedari kecil.

"Kamu harus melakukan sesuatu dengan tanganmu dan membayangkan seorang gadis Darren!" ucap Dokter Faisal yang merangkap sebagai psikiater Darren.

"Bagaimana aku bisa membayangkan, melihatnya saja sudah membuatku mual. Aarrgghh.. kenapa untuk memiliki keturunan saja sesulit ini...!" erangnya seraya mondar-mandir di ruangan yang tidak terlalu luas itu.

"Paling tidak cobalah dulu, kami akan menunggumu di luar jika terjadi sesuatu kamu bisa menekan tombol darurat itu." Ucap dokter Faisal menyerah dan meningkatkan Darren sendirian di ruangan dokter Nadia.

Darren berusaha keras mencari cara agar ia bisa ereksi dan mengeluarkan benihnya tanpa harus membayangkan wanita, tapi sialnya ia selalu gagal. Hampir satu jam Darren Hayes di ruangan dokter Nadia, tanpa sengaja tangannya menyentuh secarik kain berwarna pink muda.

Cukup lama Darren memainkan kain itu yang menyerupai saputangan. Ketika hidungnya terasa gatal Darren menggerakkan telunjuknya pada hidung yang menjulang tinggi seperti perosotan di taman kanak-kanak. Tangannya yang terus-menerus menggosok hidung, tiba-tiba Darren menghirup sebuah aroma yang masih asing di penciumannya, dan aroma itu membentuk sosok seorang gadis yang ia peluk tadi di depan resepsionis. Ingatan Darren menerawang jauh hingga berhenti pada bola mata yang ia tatap beberapa jam yang lalu. Bola mata yang membawa kedamaian pada hatinya. Bola mata berwarna coklat kehitaman itu seolah menariknya hingga ke ruang paling dalam yang pernah ia temui.

Untuk yang pertama kalinya Darren merasa sesuatu yang panas menjalar seluruh tubuhnya. Indra-indra yang bahkan tidak pernah ia rasakan dan masih sangat asing untuk ia cerna. Tanpa permisi Darren Hayes merasa gairah yang sangat bergejolak, dengan detak jantung yang berdegup kencang Darren membuka celana dan melakukan apa yang otaknya perintahkan.

Darren terus mengingat keindahan mata yang seolah menatapnya itu dengan sangat lembut. Ketika perasaan yang masih asing ia rasakan, hal itu membuat nafasnya memburu dan mengalirkan hawa panas, dan saat itu pula lah untuk pertama kalinya Darren merasakan orgasme nya. Darren melakukan pelepasan dan menyemburkan cairan bening yang pekat dari juniornya ke sebuah wadah yang sudah ada di meja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status