Share

Perkara Ayam Kecap

Bab 8

Pagi-pagi, Mas Arman sudah minta makan. Sedangkan aku belum menghangatkan ayam kecap yang diberikan Bu Raya kemarin.

Aku harus berjuang mengatasi rasa mual ini.

"Kamu kenapa sih? Sakit?" Mas Arman memasang tangannya di jidatku.

"Nggak, Mas. Cuma mual-mual aja dari kemarin," jawabku.

"Kamu masuk angin kali. Pakai minyak kayu putih aja! Nanti juga hilang," katanya.

Ia langsung memakan nasi dan ayam kecap tanpa dihangatkan.

"Angetin dulu, Mas!" saranku.

"Nggak usah, aku bekel satu lagi buat makan siangku di toko ya!" katanya.

"Ya udah bawa aja, Mas!"

"Alhamdulillah, biasanya aku cuma makan nasi sama tempe. Kali ini makan ayam. Tabunganmu sudah banyak ya, Dek? Sampe udah bisa beli ayam. Kecapnya jangan banyak-banyak, nanti habis lagi," imbuh Mas Arman.

Aku tersenyum kecut. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu. Belum sempat kujawab, aku sudah mual-mual lagi.

"Ya udah, Dek. Istirahat aja kamu, ya!" saran Mas Arman.

"Iya, Mas. Aku nggak mau ngerjain kerjaan rumah mulai sekarang! Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status